Disusun Oleh:
Kelompok 2
Kelas : C4BKI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan kesehatan sehingga kami
sebagai pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Tak lupa juga, sholawat
serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga,
sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Penulis sangat beraharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca, Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak lagi kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Identifikasi Masalah merupakan tahapan awal dalam sebuah penelitian di mana
peneliti mencari, meneliti, dan mencatat data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Bagian ini terdiri
dari dua komponen utama: mengidentifikasi akar penyebab masalah dengan
jelas dan mengembangkan pernyataan masalah secara rinci yang mencakup efek
masalah pada suatu fenomena. Masalah yang berkualitas memiliki nilai
penemuan yang tinggi, relevan dengan masyarakat, tidak merupakan
pengulangan penelitian sebelumnya, dan didukung oleh referensi teoritis yang
jelas. Identifikasi masalah dapat dilakukan melalui berbagai sumber, seperti
bacaan, pengamatan lapangan, pengalaman pribadi, pertemuan ilmiah,
pernyataan otoritas, dan wawancara atau kuesioner. Pemilihan masalah
penelitian memerlukan pertimbangan kelayakan dari sudut masalah itu sendiri
dan penelitinya, termasuk biaya, waktu, sarana, dan kemampuan keilmuan.
Langkah-langkah dalam membuat identifikasi masalah meliputi memahami
teori dan fakta terkait bidang atau topik tertentu, mengumpulkan literatur yang
tersedia, mengembangkan ide-ide melalui diskusi, dan menyusun ulang masalah
penelitian menjadi istilah ooperasional.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Permasalahan
2. Tinjauan Pustaka
3. Perumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Identifikasi Permasalahan.
2. Mengetahui Tinjauan Pustaka.
3. Mengetahui Perumusan Masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Identifikasi Permasalahan
1) Suriasumantri
2) Amien Silalahi
c. Sumber Permasalahan
3
Salmaa, ‘Identifikasi Masalah: Definisi, Bagian, Cara Membuatnya’, Deepublish, 2023
<https://penerbitdeepublish.com/identifikasi-masalah/>.
4
Dodiet Aditya Setyawan, ‘M a s a l a h p e n e l i t i a N’, 2014, 1–11.
Permasalahan dapat juga muncul setelah studi literatur dari beberapa hasil
penelitian (karya ilmiah), buku-buku teks dan lain-lain. Untuk meningkatkan
kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti, dan harus giat untuk
mencari masalah dan sumber-sumbernya, adapun yang menjadi sumber utama
permasalahan adalah5:
Mungkin seorang ahli ketika melakukan perjalanan dinas melihat suatu gejala
yang tidak sehat dan yang perlu dipecahkan. Dan untuk memecahkan masalah
harus diadakan penelitian terlebih dahulu.
3) Pengalaman Pribadi
5
AZHAR.
6) Wawancara atau kuesioner
d. Pemilihan Masalah
Dalam dunia nyata banyak masalah yang harus diselesaikan dengan segera
dalam waktu tertentu, namun tidak semua masalah tersebut dapat diangkat
menjadi masalah penelitian. Oleh karena identifikasi masalah merupakan hal yang
sangat penting untuk dilakukan. Perlu diperhatikan beberapa pertimbangan dalam
memilih masalah yang akan digunakan sebagai dasar penelitian. Pertimbangan
pemilihan masalah ini dapat dilakukan dengan 2 arah yaitu6 :
7
Ismail Suardi Wekke, ‘Memulai Identifikasi Masalah Penelitian’, May, 2018
<https://doi.org/10.31227/osf.io/v6u9g>.
8
Salmaa.
Peneliti harus mendiskusikan masalahnya dengan rekan dan orang lain yang
memiliki pengalaman yang cukup di bidang yang sama atau setidaknya pernah
menangani masalah yang sama.
Setelah masalah dipahami, literatur yang dibutuhkan sudah ada, dan diskusi
tentang masalah telah dilakukan maka pertanyaan disusun, “Faktor-faktor apa
yang bertanggung jawab atas produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi dari
industri manufaktur di Jepang selama dekade 1971 hingga 1980 dibandingkan
industri manufaktur di India?”.
2. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau disebut juga tinjauan pustaka (literature review)
merupakan sebuah aktivitas untuk meninjau atau mengkaji kembali berbagai
literatur yang telah dipublikasikan oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya
terkait topik yang akan kita teliti9. Dalam rangkaian proses penelitian, baik
sebelum, ketika atau setelah melakukan penelitian, peneliti biasanya diminta
untuk menyusun tinjauan pustaka umumnya sebagai bagian pendahuluan dari
usulan penelitian ataupun laporan hasil penelitian.
John W. Creswell menejelaskan bahwa tinjauan pustaka (literature review)
adalah ringkasan tertulis mengenai artikel dari jurnal, buku, dan dokumen lain
yang mendeskripsikan teori serta informasi baik masa lalu maupun saat ini,
mengorganisasikan pustaka ke dalam topik dan dokumen yang dibutuhkan untuk
proposal penelitian10.
9
Titien Diah Soelistyarini, ‘Pedoman Penyusunan Tinjauan Pustaka Dalam Penelitian Dan Penulisan Ilmiah’,
Universitas Airlangga, 2013, 1–6
<https://www.academia.edu/7304163/Pedoman_Penyusunan_Tinjauan_Pustaka_dalam_Penelitian_dan_Pen
ulisan_Ilmiah>.
Taylor dan Procter menjelaskan bahwa tinjauan pustaka atau disebut juga
kajian pustaka (literature review) merupakan sebuah aktivitas untuk meninjau atau
mengkaji kembali berbagai literatur yang telah dipublikasikan oleh akademisi atau
peneliti lain sebelumnya terkait topik yang akan kita teliti11.
Shavelson dan Towne menjelaskan bahwa menyusun sebuah tinjauan
pustaka sama halnya dengan menyarikan berbagai hasil penelitian terdahulu untuk
mendapat gambaran tentang topik atau permasalahan yang akan diteliti sekaligus
untuk menjawab berbagai tantangan yang muncul ketika memulai sebuah
penelitian12.
Dengan demikian tinjauan pustaka merupakan usaha yang dilakukan oleh
peneliti untuk mencari dan menghimpun berbagai informasi yang berkaitan dan
relevan dengan topik atau masalah yang sedang ditelitinya, guna memperoleh
berbagai teori yang akan digunakan sebagai landasan atau pedoman bagi
penelitian yang dilakukannya serta memperoleh berbagai informasi tentang
penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan
dilakukan.
10
Muhammad Ishtiaq, ‘Book Review Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative and
Mixed Methods Approaches (4th Ed.). Thousand Oaks, CA: Sage’, English Language Teaching, 12.5 (2019), 40
<https://doi.org/10.5539/elt.v12n5p40>.
11
Ishtiaq.
12
Ishtiaq.
13
Soelistyarini.
14
Ishtiaq.
1) Mengetahui Sejarah masalah penelitian
2) Membantu memilih prosedur
3) Memahami latar belakang teoritis masalah penelitian
4) Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya
5) Menghindari duplikasi
6) Memberikan pembenaran pemilihan masalah penelitian.
Menurut Amirin memaparkan bahwa kajian pustaka juga digunakan untuk
menyeleksi masalah-masalah yang akan diangkat menjadi topik penelitian serta
untuk menjelaskan kedudukan masalah dalam tempatnya yang lebih luas.
Konstruksi teoritik yang ada dalam kajian pustaka akan memberikan landasan
bagi penilitian. Sehingga sumbangan kajian pustaka pada penelitian dapat
dijelaskan sebagai berikut15:
1) Konstruksi Teoritik Sebagai Dasar.
Penelitian apa pun tidak terlepas dari kerangka teori. Penelitian tidaklah
berarti tanpa teori sama sekali. Paling tidak sebagai pasangan atau pedoman
untuk memberikan asumsi atau postulat, prinsip, teori, konsep, proposisi, dan
defenisi operasional.
2) Konstruksi Teoritik sebagai Tolak ukur.
Penelitian tindakan berupaya untuk meningkatkan kinerja pembelajaran atau
proses kegiatan pembelajaran sehingga perlu sarana untuk mengontrol baik
tidaknya prosedur yang digunakan. Kerangka teori dapat membantu sebagai
ukuran patokan (standar atau tolak ukur) yang dimaksuud.
3) Konstruksi Teoritik sebagai Sumber Hipotesa.
Hipotesa pada umumnya dimunculkan dari kajian teori. Teori-teori yang
diragukan akan dicoba dan diuji kembali sehingga terbentuklah hipotesa.
Dasar rasional mengapa harus diuji kembali karena pembuktian secara teoritis
harus diimbangi dengan pembuktian secara empiris.
16
2019 Sugiyono, ‘Prof_dr_sugiyono_metode_penelitian_kuant.Pdf’, 2009.
17
Sugiyono.
6) Representasi data: hasil penelitian kuantitatif dipresentasikan dalam bentuk
hasil perhitungan dianggap sebagai fakta yang sudah terkonfirmasi dan sangat
ditentukan oleh validitas dan reliabritas instrument yang digunakan
7) Implikasi hasil riset: hasil berupa fakta\teori yang berlaku secara umum
(generalized)
8) Macam metode: eksperimen, survey, kolerasi, regresi, analisi jalur, expost
facto
9) Tujuan penelitian: menjelaskan hubungan antar variable, menguji teori,
melakukan generalisasi fenomena social yang diteliti
10) Jenis data: Numerik dan Statistik.
18
Ishtiaq.
19
Ishtiaq.
Margono menjelaskan bahwa untuk mengenal pustaka atau sumber-sumber
data yang dapat dijadikan acuan terdapat patokan- patokan dasar yang harus
diperhatikan oleh peneliti sebagaimana berikut20:
1) Mempelajari hasil apa yang telah atau pernah didapat oleh orang lain dalam
bidang penelitian yang bersangkutan.
2) Mempelajari metode penelitian yang telah digunakan, termasuk metode
pengambilan sampel, metode pengumpulan data, sumber data, satuan-satuan
ukuran dan kriteria-kriteria.
3) Mempelajari metode penelitian yang telah digunakan, termasuk metode
pengambilan sampel, metode pengumpulan data, sumber data, satuan-satuan
ukuran dan kriteria-kriteria.
4) Mempelajari faktor-faktor deskriptif dan historis yang ada dan merupakan
latar belakang dari problema yang akan dating.
5) Mempelajari analisis deduktif dari problema yang telah dikerjakan orang lain.
20
Soelistyarini.
21
Soelistyarini.
terkait topik penelitian kita dan untuk melakukan penilaian secara kritis pada
setiap literatur tersebut untuk menganalisis isinya yang meliputi unsur-unsur
penting dalam tiap penelitian, yakni latar belakang, tujuan, masalah penelitian,
sampel, metodologi, temuan kunci, simpulan dan rekomendasi22.
3. Perumusan Masalah
22
Treat J et al James W, Elston D, ‘TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN’,
Andrew’s Disease of the Skin Clinical Dermatology., 20AD, 16–117.
23
Mahdiyah, ‘Perumusan Masalah Penelitian’, Studi Mandiri Dan Seminar Proposal Penelitian, 2015, 1–32.
24
Putri Handayani, ‘Perumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan, Manfaat, Dan Ruang Lingkup
Penelitian’, Perumusan Masalah Penelitian, 2018, 1–15.
berperan sebagai petunjuk dalam merumuskan kerangka teoritis, merumuskan
hipotesis, sampai kepada mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti.
2) Perumusan masalah yang baik akan menggiring peneliti dalam memprediksi
keberhasilan penelitian yang akan dilakukan. Analisis keberhasilan penelitian
penting untuk dilakukan untuk mengantisipasi kendala yang mungkin dihadapi
oleh peneliti.
3) Perumusan masalah yang baik menjadi faktor yang menentukan dalam
menetapkan judul dan tujuan penelitian.
4) Perumusan masalah penelitian dapat menggambarkan orisinalitas dari
penelitian yang akan dilakukan.
26
Handayani.
27
Handayani.
28
Mahdiyah.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variable atau lebih. Jadi dalam penelitian ini seorang peneliti tidak membuat
suatu perbandingan pada sampel yang lain, dan juga tidak mencari hubungan
variabel tersebut dengan variabel yang lain. Dalam hal ini peneliti hanya
menjabarkan atau mendeskripsikan data hasil penelitian, bisa dengan bantuan
tabel dan diagram atau grafik, sehingga hasil temuan tersebut menjadi lebih
mudah dipahami oleh pembaca. Penelitian semacam ini dinamakan penelitian
deskriptif.
2) Rumusan masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan (komparasi) keberadaan satu variabel atau lebih pada dua
atau lebih sampel yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa dinilai dari metode,
perlakuan lain atau pada waktu yang berbeda.
3) Rumusan masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif atau
timbal balik.
KESIMPULAN
Handayani, Putri, ‘Perumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan, Manfaat, Dan Ruang
Lingkup Penelitian’, Perumusan Masalah Penelitian, 2018, 1–15
Soelistyarini, Titien Diah, ‘Pedoman Penyusunan Tinjauan Pustaka Dalam Penelitian Dan
Penulisan Ilmiah’, Universitas Airlangga, 2013, 1–6
<https://www.academia.edu/7304163/Pedoman_Penyusunan_Tinjauan_Pustaka_dalam_
Penelitian_dan_Penulisan_Ilmiah>