Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERUMUSAN MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAK

Mata Kuliah : Metode Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu: Ibu Rukhaini Fitri Rahmawati, M.PD.I.

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Nala Faricha Saiba (2240110065)


2. Nurul Kawakib (2240110074)
3. Najmatuz Zahiroh (2240110078)
4. Nur Laela Safitri (2240110095)

Kelas : C4BKI

BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2023
KATA PENGANTAR

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫ الَحْم ُد ِهلِل َر ِّب الَع اِلمْيَن َو ِبِه َنْسَتِع ْيُن َع َلى ُاُم وِر الُد ْنَيا َو الِّدْيِن َو الَّصالُة َو الَّسَالُم َع َلى َأْص َرِف اَألْنِبَياِء َو الُم ْر َس ِلْيَن‬, ‫الَح مُد هلِل‬
‫ أَّم ا َبْعُد‬. ‫َو َع َلى أِلِه َو الَّصْح ِبِه َأْج َم ِع ْيُن‬.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan kesehatan sehingga kami
sebagai pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Tak lupa juga, sholawat
serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga,
sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini berjudul “Perumusan Masalah Dan Tinjauan Pustaka”. Pemakalah


menyadari terselesaikannya makalah ini karena adanya dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu pemakalah mengucapkan banyak trimakasih kepada Ibu Rukhaini Fitri
Rahmawati, M.PD.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif serta
teman - teman.

Penulis sangat beraharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca, Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak lagi kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kudus, 23 Maret 2024

Pemakalah
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Identifikasi Masalah merupakan tahapan awal dalam sebuah penelitian di mana
peneliti mencari, meneliti, dan mencatat data dan informasi dari berbagai
sumber untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Bagian ini terdiri
dari dua komponen utama: mengidentifikasi akar penyebab masalah dengan
jelas dan mengembangkan pernyataan masalah secara rinci yang mencakup efek
masalah pada suatu fenomena. Masalah yang berkualitas memiliki nilai
penemuan yang tinggi, relevan dengan masyarakat, tidak merupakan
pengulangan penelitian sebelumnya, dan didukung oleh referensi teoritis yang
jelas. Identifikasi masalah dapat dilakukan melalui berbagai sumber, seperti
bacaan, pengamatan lapangan, pengalaman pribadi, pertemuan ilmiah,
pernyataan otoritas, dan wawancara atau kuesioner. Pemilihan masalah
penelitian memerlukan pertimbangan kelayakan dari sudut masalah itu sendiri
dan penelitinya, termasuk biaya, waktu, sarana, dan kemampuan keilmuan.
Langkah-langkah dalam membuat identifikasi masalah meliputi memahami
teori dan fakta terkait bidang atau topik tertentu, mengumpulkan literatur yang
tersedia, mengembangkan ide-ide melalui diskusi, dan menyusun ulang masalah
penelitian menjadi istilah ooperasional.

B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Permasalahan
2. Tinjauan Pustaka
3. Perumusan Masalah

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Identifikasi Permasalahan.
2. Mengetahui Tinjauan Pustaka.
3. Mengetahui Perumusan Masalah.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Identifikasi Permasalahan

a. Pengertian Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah adalah kegiatan untuk mencari, menemukan,


mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari
serangkaian Fenomena atau Data atau Fakta atau Teori yang telah dipaparkan
pada bagian latar belakang. Dengan kata lain, Identifikasi Masalah adalah suatu
upaya untuk menjelaskan permasalahan yang ada atau menentukan apa saja yang
menjadi inti dari sebuah penelitian sehingga dapat diukur dan diuji. Identifikasi
ini dilakukan sebagai langkah awal penelitian 1. Adapun pengertian identifikasi
masalah menurut para ahli 2 :

1) Suriasumantri

Menurut Suriasumantri, identifikasi masalah adalah tahap permulaan dari


penguasaan masalah di mana objek dalam suatu jalinan tertentu bisa kita
kenali sebagai suatu masalah.

2) Amien Silalahi

Menurut Amien Silalahi, identifikasi masalah merupakan usaha untuk


mendaftar sebanyak-banyaknya pertanyaan terhadap suatu masalah yang
sekiranya bisa ditemukan jawabannya.

Jadi, identifikasi masalah adalah upaya untuk menguasai masalah


dengan membuat daftar sebanyak-banyaknya pertanyaan yang bisa ditemukan.

b. Bagian Identifikasi Masalah


1
ALI AZHAR, ‘MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH’, 2018, p. 11
<https://aliazharlubis.blogspot.com/2018/01/makalah-identifikasi-masalah-metodologi.html>.
2
Aby Kembar, ‘Makalah Pengertian Identifikasi Masalah’, 2019, p. 12
<https://iain-samarinda.academia.edu/abdulhalim/Papers>.
Ada dua bagian dalam identifikasi masalah. Dalam identifikasi masalah
tidak hanya mengasal, tetapi identifikasi masalah harus memuat dua bagian,
yaitu3:

1) Identifikasi dengan jelas akar penyebab masalah

Mengidentifikasi suatu masalah harus memuat akar penyebab yang jelas.


Di dalamnya memuat asal-muasal masalah terjadi. Misalnya, membahas
masalah kemiskinan. Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, harus
menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan seperti
sempitnya lapangan pekerjaan, rendahnya upah, dan sebagainya.

2) Pengembangan pernyataan masalah secara rinci yang mencakup efek


masalah yang mencakup pada suatu fenomena

Setelah menjelasan penyebab masalah, harus mengembangkan efek atau


dampak masalah tersebut secara lebih luas. Mengambil contoh
sebelumnya, harus menerangkan dampak kemiskinan untuk kondisi
perekonomian dalam lingkup nasional. Jadi tidak hanya sebatas
menjelaskan penyebab masalah, identifikasi masalah juga berisi tentang
dampak masalah terhadap suatu fenomena tertentu.

c. Sumber Permasalahan

Masalah dapat dikatakan berkualitas jika: pertama, memiliki nilai


penemuan yang tinggi. Kedua, masalah terseut sedang dihadapi oleh masyarakat.
Ketiga, bukan pengulangan terhadap penelitian sebelumnya, serta keempat,
memiliki referensi teoritis yang jelas. Oleh karena itulah, tahap pertama dalam
penelitian adalah merumuskan permaslahan. Masalah yang baik dapat diperoleh
dari berbagai sumber. Sumber penelitian dapat muncul dari pengalaman pribadi
atau orang lain4.

3
Salmaa, ‘Identifikasi Masalah: Definisi, Bagian, Cara Membuatnya’, Deepublish, 2023
<https://penerbitdeepublish.com/identifikasi-masalah/>.
4
Dodiet Aditya Setyawan, ‘M a s a l a h p e n e l i t i a N’, 2014, 1–11.
Permasalahan dapat juga muncul setelah studi literatur dari beberapa hasil
penelitian (karya ilmiah), buku-buku teks dan lain-lain. Untuk meningkatkan
kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti, dan harus giat untuk
mencari masalah dan sumber-sumbernya, adapun yang menjadi sumber utama
permasalahan adalah5:

1) Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian

Seseorang peneliti harus rajin membaca, terutama jurnal-jurnal penelitian atau


laporan penelitian. Pada umumnya penelitian ilmiah jarang menjawab
permasalahan dengan tuntas. Bahkan suatu penelitian itu memberi
rekomendasi tertentu untuk diteliti lebih lanjut.

2) Pengamatan Sepintas/Fakta di lapangan

Mungkin seorang ahli ketika melakukan perjalanan dinas melihat suatu gejala
yang tidak sehat dan yang perlu dipecahkan. Dan untuk memecahkan masalah
harus diadakan penelitian terlebih dahulu.

3) Pengalaman Pribadi

Dari pengalaman pribadi seorang yang berminat dalam penelitian mungkin


muncul suatu pernyataan yang mendorong untuk melakukan penelitian.

4) Pertemuan Ilmiah: Seminar, Diskusi, Lokakarya, Konferensi dan lain-lain

Pertemuan ilmiah mungkin membawa makalah-makalah yang memecahkan


permaslahan menurut bidangnya masing-masing. Mungkin saja masalah itu
perlu diteliti dari segi ilmu yang lain.

5) Pernyataan Pemegang Otoritas

Sering dalam ceramah atau pernyataan seorang pejabat tinggi maupun


pernyataan para ahli-ahli tertentu yang disiarkan melalui media masa
mengenai suatu permasalahan. Sehingga peneliti tertugah untuk menelitinya.

5
AZHAR.
6) Wawancara atau kuesioner

memanfaatkan wawancara dan angket atau kuesioner. Misalnya, melalui


wawancara kamu dapat menemukan masalah yang dihadapi masyarakat
tertentu.

d. Pemilihan Masalah

Dalam dunia nyata banyak masalah yang harus diselesaikan dengan segera
dalam waktu tertentu, namun tidak semua masalah tersebut dapat diangkat
menjadi masalah penelitian. Oleh karena identifikasi masalah merupakan hal yang
sangat penting untuk dilakukan. Perlu diperhatikan beberapa pertimbangan dalam
memilih masalah yang akan digunakan sebagai dasar penelitian. Pertimbangan
pemilihan masalah ini dapat dilakukan dengan 2 arah yaitu6 :

1) Dari Arah Masalahnya

Pertimbangan kelayakan berdasarkan arah masalah atau sudut obyektifnya


atau nilai penelitiannya. Apakah penelitian memberikan sumbangan kepada
pengembangan dan penerapan IPTEKS atau pemecahan masalah praktis ?

2) Dari Arah Penelitinya

Pertimbangan berdasarkan kelayakan dan kesesuaian penelitinya menyangkut


kelayakan biaya, waktu, sarana, dan kemampuan keilmuan.

e. Cara Membuat Identifikasi Masalah

Sebelum mengidentifikasi apa masalah yang digunakan, peneliti perlu


melakukan beberapa hal seperti memahami teori, fakta, dan ide tentang bidang
atau topik tertentu yang dipilih peneliti, penelitian harus diperoleh melalui jurnal,
majalah, dan buku baru, lalu Peneliti baru dapat menyusun survei saran untuk
penelitian lebih lanjut yang diberikan pada akhir laporan penelitian dan tinjauan
proyek penelitian. Tujuannya agar proses identifikasi matang, ketika
mengidentifikasi masalah juga tidak boleh sembarangan, ada beberapa hal yang
harus diperhitungkan. Kemudian, identifikasi masalah tidak boleh hanya fokus
6
Kembar.
pada masalah atau tantangan saja. identifikasi harus didasarkan pada pengamatan
empiris, seperti data dan informasi yang diperoleh dari survei, wawancara, dan
studi dari berbagai sumber7. Setelah menemukan masalah atau topik menarik, baru
dilanjut cara membuat identifikasi permasalahan yaitu8 :

1) Identifikasi masalah secara umum

Langkah awal, kamu harus mendefinisikan masalah secara umum untuk


mengidentifikasi masalah penelitian.

Misalnya, kamu bisa mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban dari


pertanyaan semacam ini: apakah berita negatif lebih menarik minat orang
dibandingkan berita yang positif?

Kemudian, pertanyaan tersebut dipersempit lagi dengan pertanyaan, “Apakah


berita negatif seperti perampokan, korupsi menarik minat orang lebih dari
berita positif seperti pertumbuhan ekonomi negara?

2) Memahami sifat masalah

Cara terbaik untuk memahami masalah adalah melakukan diskusi. Jadi


berdiskusilah dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan yang baik
perihal masalah yang kamu teliti.

3) Kumpulkan literatur yang tersedia

Mengumpulkan semua penelitian terkait dengan masalah akan dikaji juga


menjadi cara membuat identifikasi masalah. Langkah ketiga ini akan
membantu kamu untuk mempersempit masalah, mengidentifikasi kesenjangan
penelitian, memberikan ide-ide baru di bidang terkait, dan menentukan desain
penelitian.

4) Mengembangkan ide-ide melalui diskusi

7
Ismail Suardi Wekke, ‘Memulai Identifikasi Masalah Penelitian’, May, 2018
<https://doi.org/10.31227/osf.io/v6u9g>.
8
Salmaa.
Peneliti harus mendiskusikan masalahnya dengan rekan dan orang lain yang
memiliki pengalaman yang cukup di bidang yang sama atau setidaknya pernah
menangani masalah yang sama.

5) Menyusun ulang masalah penelitian

Identifikasi masalah berikutnya adalah baca dan susun kembali masalah


penelitian menjadi istilah operasional.

Misalnya, mengutip dari penelitianilmiah.com, pertanyaan penelitian awal


adalah mengapa produktivitas di Jepang jauh lebih tinggi daripada di India?

Setelah masalah dipahami, literatur yang dibutuhkan sudah ada, dan diskusi
tentang masalah telah dilakukan maka pertanyaan disusun, “Faktor-faktor apa
yang bertanggung jawab atas produktivitas tenaga kerja yang lebih tinggi dari
industri manufaktur di Jepang selama dekade 1971 hingga 1980 dibandingkan
industri manufaktur di India?”.

2. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau disebut juga tinjauan pustaka (literature review)
merupakan sebuah aktivitas untuk meninjau atau mengkaji kembali berbagai
literatur yang telah dipublikasikan oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya
terkait topik yang akan kita teliti9. Dalam rangkaian proses penelitian, baik
sebelum, ketika atau setelah melakukan penelitian, peneliti biasanya diminta
untuk menyusun tinjauan pustaka umumnya sebagai bagian pendahuluan dari
usulan penelitian ataupun laporan hasil penelitian.
John W. Creswell menejelaskan bahwa tinjauan pustaka (literature review)
adalah ringkasan tertulis mengenai artikel dari jurnal, buku, dan dokumen lain
yang mendeskripsikan teori serta informasi baik masa lalu maupun saat ini,
mengorganisasikan pustaka ke dalam topik dan dokumen yang dibutuhkan untuk
proposal penelitian10.

9
Titien Diah Soelistyarini, ‘Pedoman Penyusunan Tinjauan Pustaka Dalam Penelitian Dan Penulisan Ilmiah’,
Universitas Airlangga, 2013, 1–6
<https://www.academia.edu/7304163/Pedoman_Penyusunan_Tinjauan_Pustaka_dalam_Penelitian_dan_Pen
ulisan_Ilmiah>.
Taylor dan Procter menjelaskan bahwa tinjauan pustaka atau disebut juga
kajian pustaka (literature review) merupakan sebuah aktivitas untuk meninjau atau
mengkaji kembali berbagai literatur yang telah dipublikasikan oleh akademisi atau
peneliti lain sebelumnya terkait topik yang akan kita teliti11.
Shavelson dan Towne menjelaskan bahwa menyusun sebuah tinjauan
pustaka sama halnya dengan menyarikan berbagai hasil penelitian terdahulu untuk
mendapat gambaran tentang topik atau permasalahan yang akan diteliti sekaligus
untuk menjawab berbagai tantangan yang muncul ketika memulai sebuah
penelitian12.
Dengan demikian tinjauan pustaka merupakan usaha yang dilakukan oleh
peneliti untuk mencari dan menghimpun berbagai informasi yang berkaitan dan
relevan dengan topik atau masalah yang sedang ditelitinya, guna memperoleh
berbagai teori yang akan digunakan sebagai landasan atau pedoman bagi
penelitian yang dilakukannya serta memperoleh berbagai informasi tentang
penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan
dilakukan.

b. Fungsi Tinjauan Pustaka


Tinjauan pustaka atau literature review menjadi bagian penting dalam
sebuah penelitian. Bagian ini dapat membantu peneliti untuk menentukan teori
dan menyelesaikan masalah. Punaji Setyosari literature review memiliki beberapa
fungsi, yaitu13;
1) Membantu peneliti untuk membatasi bidang kajian
2) Membantu peniliti menempatkan masalah sesuai perspektif
3) Menghindari replikasi tentang penelitian serupa sebelumnya.
4) Mengaitkan ide dan teori dengan penerapan
5) Memahami struktur isi.

 Menurut Zubaidah (2007) bahwa fungsi kajian Pustaka meliputi14:

10
Muhammad Ishtiaq, ‘Book Review Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative and
Mixed Methods Approaches (4th Ed.). Thousand Oaks, CA: Sage’, English Language Teaching, 12.5 (2019), 40
<https://doi.org/10.5539/elt.v12n5p40>.
11
Ishtiaq.
12
Ishtiaq.
13
Soelistyarini.
14
Ishtiaq.
1) Mengetahui Sejarah masalah penelitian
2) Membantu memilih prosedur
3) Memahami latar belakang teoritis masalah penelitian
4) Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya
5) Menghindari duplikasi
6) Memberikan pembenaran pemilihan masalah penelitian.
Menurut Amirin memaparkan bahwa kajian pustaka juga digunakan untuk
menyeleksi masalah-masalah yang akan diangkat menjadi topik penelitian serta
untuk menjelaskan kedudukan masalah dalam tempatnya yang lebih luas.
Konstruksi teoritik yang ada dalam kajian pustaka akan memberikan landasan
bagi penilitian. Sehingga sumbangan kajian pustaka pada penelitian dapat
dijelaskan sebagai berikut15:
1) Konstruksi Teoritik Sebagai Dasar.
Penelitian apa pun tidak terlepas dari kerangka teori. Penelitian tidaklah
berarti tanpa teori sama sekali. Paling tidak sebagai pasangan atau pedoman
untuk memberikan asumsi atau postulat, prinsip, teori, konsep, proposisi, dan
defenisi operasional.
2) Konstruksi Teoritik sebagai Tolak ukur.
Penelitian tindakan berupaya untuk meningkatkan kinerja pembelajaran atau
proses kegiatan pembelajaran sehingga perlu sarana untuk mengontrol baik
tidaknya prosedur yang digunakan. Kerangka teori dapat membantu sebagai
ukuran patokan (standar atau tolak ukur) yang dimaksuud.
3) Konstruksi Teoritik sebagai Sumber Hipotesa.
Hipotesa pada umumnya dimunculkan dari kajian teori. Teori-teori yang
diragukan akan dicoba dan diuji kembali sehingga terbentuklah hipotesa.
Dasar rasional mengapa harus diuji kembali karena pembuktian secara teoritis
harus diimbangi dengan pembuktian secara empiris.

 Dengan demikian tinjauan Pustaka berfungsi kepada peneliti ini untuk;


1) Peniliti akan mengetahui batas cakupan permasalahan
2) Peneliti dapat mendapatkan pertanyaan secara porspektif
3) Peneliti dapat membatasi pertanyaan penelitian yang diajukan
4) Peneliti dapat menentukan konsep yang berkaitan erat dengan permasalahan.
15
Ishtiaq.
5) Peneliti dapat mengetahui dan menilai hasil penelitian sejenis yang mungkin
kontradiktif antar penelitian
6) Peneliti dapat menentukan pilihan metode penelitian yang tepat unutk
memecahkan permasalahan
7) Dapat dicegah/dikurangi replikasi yang kurang bermanfaat dengan penelitian
yang ada sebelumnya
8) Peneliti dapat lebih yakin dalam menginterprestasi hasil penelitian yang akan
dilakukan.

c. Tinjauan Pustaka Untuk Studi Kuantitatif.


Penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti hipotesis, pertanyaan spesifik,
pemikiran tentang sebab akibat, serta pengujian teori) menggunakan strategi
penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik.
Penelitian ini menggunakan data berupa angka untuk menemukan keterangan
tentang apa yang ingin diketahui16. Penelitian kuantitatif mengarahkan masalah-
masalah penelitian yang memerlukan suatu deskripsi suatu penjelasan tentang
hubungan antarvariabel. Berikut terdapat beberapa tinjauan Pustaka dalam
penelitian kuantitatif sebagai berikut17;
1) Penelitian kuantitatif: memiliki sifat yang khusus, dan statis. Alur dari
penelitian kuantitatif sendiri sudah direncanakan sejak awal dan tidak dapat
diubah lagi.
2) Analisis data: dapat dianalisis pada tahap akhir sebelum laporan
3) Istilah subjek penelitian: memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan
responden
4) Cara memandang fakta: berada pada objek penelitian diluar sana. Peneliti
harus netral dan tidsk memihak. Apapun yang ditemukan di lapangan, itulah
fakta. Penelitian kuantitatif berangkat dari teori menuju data
5) Pengumpulan data: pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
serangkaian instrument penelitian berupa tes/kuesioner.

16
2019 Sugiyono, ‘Prof_dr_sugiyono_metode_penelitian_kuant.Pdf’, 2009.
17
Sugiyono.
6) Representasi data: hasil penelitian kuantitatif dipresentasikan dalam bentuk
hasil perhitungan dianggap sebagai fakta yang sudah terkonfirmasi dan sangat
ditentukan oleh validitas dan reliabritas instrument yang digunakan
7) Implikasi hasil riset: hasil berupa fakta\teori yang berlaku secara umum
(generalized)
8) Macam metode: eksperimen, survey, kolerasi, regresi, analisi jalur, expost
facto
9) Tujuan penelitian: menjelaskan hubungan antar variable, menguji teori,
melakukan generalisasi fenomena social yang diteliti
10) Jenis data: Numerik dan Statistik.

 Menurut Creswell terdapat beberapa tinjauan pustaka dalam penelitian kuantitatif


dalam berikut18:
1) Jumlah literatur yang dikutip pada awal penelitian: substantial (besar)
2) Penggunaan literatur pada awal penelitian: memberikan alasan untuk arah
penelitian
3) Penggunaan literatur diakhir studi: mengkonfirmasi atau menyangkal prediksi
sebelumnya dari literatur.

d. Cara Penyusunan Tinjauan Pustaka


Untuk menyusun sebuah tinjauan pustaka yang baik ada beberapa tahapan
yang harus dilalui seorang peneliti. Cresswell menyatakan bahwa terdapat lima
langkah dalam melakukan tinjauan pustaka19:
1) Kunci yang digunakan dalam pencarian literatur
2) Menemukan literatur tentang suatu topik dengan berkonsultasi dengan
beberapa jenis bahan dan basis data, termasuk yang tersedia di perpustakaan
akademik dan di internet.
3) Mengevaluasi secara kritis dan memilih literatur untuk diriview
4) Atur literatur yang telah Anda pilih dengan mengabstraksi atau mencatat
literatur dan mengembangkan diagram visualnya.
5) Tulis tinjauan pustaka dengan melaporkan ringkasan literatur untuk
dimasukkan dalam laporan penelitian Anda.

18
Ishtiaq.
19
Ishtiaq.
Margono menjelaskan bahwa untuk mengenal pustaka atau sumber-sumber
data yang dapat dijadikan acuan terdapat patokan- patokan dasar yang harus
diperhatikan oleh peneliti sebagaimana berikut20:
1) Mempelajari hasil apa yang telah atau pernah didapat oleh orang lain dalam
bidang penelitian yang bersangkutan.
2) Mempelajari metode penelitian yang telah digunakan, termasuk metode
pengambilan sampel, metode pengumpulan data, sumber data, satuan-satuan
ukuran dan kriteria-kriteria.
3) Mempelajari metode penelitian yang telah digunakan, termasuk metode
pengambilan sampel, metode pengumpulan data, sumber data, satuan-satuan
ukuran dan kriteria-kriteria.
4) Mempelajari faktor-faktor deskriptif dan historis yang ada dan merupakan
latar belakang dari problema yang akan dating.
5) Mempelajari analisis deduktif dari problema yang telah dikerjakan orang lain.

Setelah menemukan pustaka yang relevan, langkah berikutnya dalam proses


penyusunan tinjauan pustaka adalah mengembangkan argumen. Langkah ini
merupakan langkah perencanaan dimana peneliti dituntut untuk mengembangkan
argumen melalui 2 (dua) tahapan, yakni melakukan survei terhadap berbagai
literatur yang telah dikumpulkan dan selanjuntnya mengkritisinya. Dua tipe
argumen yang harus dikembangkan adalah21:
1) Argumen temuan (argument of discovery), mengembangkan temuan yang
memaparkan apa yang peneliti ketahui saat ini terkait bidang penelitian yang
diminati;
2) Argumen dukungan (argument of advocacy), menganalisis dan mengkritisi
pengetahuan yang didapat dari pengembangan argumen temuan guna
menjawab masalah penelitian.

Langkah selanjutnya adalah melakukan survei dan kritik terhadap literatur-


literatur berdasarkan kedua macam argumen yang telah kita kembangkan
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk meninjau kembali berbagai pustaka yang ada

20
Soelistyarini.
21
Soelistyarini.
terkait topik penelitian kita dan untuk melakukan penilaian secara kritis pada
setiap literatur tersebut untuk menganalisis isinya yang meliputi unsur-unsur
penting dalam tiap penelitian, yakni latar belakang, tujuan, masalah penelitian,
sampel, metodologi, temuan kunci, simpulan dan rekomendasi22.

3. Perumusan Masalah

a. Pengertian Perumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif yaitu merumuskan
pertanyaan atau pernyataan yang saling berkaitan dengan yang lainnya secara jelas
dan spesifik mengenai hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti.
Rumusan masalah harus memuat variabel-variabel yang akan diteliti serta
hubungan atau perbedaan yang akan diuji dalam penelitian tersebut. Rumusan
masalah yang baik akan membantu peneliti untuk fokus pada tujuan penelitian dan
mengarahkan langkah-langkah penelitian selanjutnya.
Perumusan masalah merupakan salah satu dari tahapan penelitian dan
menempati kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa
penetapan masalah maka kegiatan penelitian akan sia-sia dan tidak akan tercapai
hasil. Mengingat pentingnya perumusan masalah dalam kegiatan penelitian
menimbulkan anggapan bahwa kegiatan perumusan masalah merupakan separuh
dari kegiatan penelitian itu sendiri23.

b. Peran Perumusan Masalah


Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif merupakan langkah awal
untuk mengembangkan kerangka konsep, melakukan konseptualisaasi dan
operasionalisasi, dan menentukan desain studi. Selain itu, perumusan masalah
penelitian juga berperan dalam memprediksi keberhasilan penelitian. Adapun
peran lain dari perumusan masalah adalah sebagai berikut24:
1) Perumusan masalah merupakan langkah awal yang menentukan bagi
penyusunan metodologi berikutnya. Dalam hal ini perumusan masalah

22
Treat J et al James W, Elston D, ‘TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN’,
Andrew’s Disease of the Skin Clinical Dermatology., 20AD, 16–117.
23
Mahdiyah, ‘Perumusan Masalah Penelitian’, Studi Mandiri Dan Seminar Proposal Penelitian, 2015, 1–32.
24
Putri Handayani, ‘Perumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan, Manfaat, Dan Ruang Lingkup
Penelitian’, Perumusan Masalah Penelitian, 2018, 1–15.
berperan sebagai petunjuk dalam merumuskan kerangka teoritis, merumuskan
hipotesis, sampai kepada mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti.
2) Perumusan masalah yang baik akan menggiring peneliti dalam memprediksi
keberhasilan penelitian yang akan dilakukan. Analisis keberhasilan penelitian
penting untuk dilakukan untuk mengantisipasi kendala yang mungkin dihadapi
oleh peneliti.
3) Perumusan masalah yang baik menjadi faktor yang menentukan dalam
menetapkan judul dan tujuan penelitian.
4) Perumusan masalah penelitian dapat menggambarkan orisinalitas dari
penelitian yang akan dilakukan.

c. Langkah-langkah Perumusan Masalah


1) Tahap persiapan, pada tahap ini dirumuskan pernyataan analisa situasi yang
berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti (menentukan fokus
penelitian), mengidentifikasi kesenjangan, menyusun tinjauan pustaka dan
ramifikasi masalah.
2) Tahap konfirmasi awal rumusan masalah, pada tahap ini peneliti diminta
untuk mencari berbagai kemungkinan faktor yang berkaitan dengan fokus
untuk menilai apakah rumusan masalah yang disusun pada tahap persiapan
telah memenuhi kriteria perumusan masalah yang baik. Pada tahap ini terdapat
beberapa pertanyaan mendasar yang dapat dijadikan panduan dalam mereview
perumusan masalah, yaitu25:
a) Apakah ada formulasi yang adekuat?
b) Apakah rumusan masalah sulit dijawab?
c) Apakah pertanyaan penelitian sudah baik?
d) Apakah penelitian dapat dilaksanakan?
3) Tahap Konfirmasi akhir, tahap ini peneliti diminta untuk mendiskusikan hasil
rumusan permasalahan penelitian yang telah disusun pada tahap konfirmasi
awal kepada siapa saja yang dirasa kompeten di bidang ilmu yang akan
diteliti.
4) Tahap Formulasi akhir, pada tahapan ini diformulasikan kembali
permasalahan penelitian dan latar belakang yang telah dikonsultasikan dan
didiskusikan kepada pihak yang berkompeten pada tahap konfirmasi akhir.
25
Jevi Nugraha, ‘Rumusan Masalah Penelitian’, Merdeka.Com, 2021.
Hasil akhir tahap ini adalah tersusunnya kalimat rumusan masalah yang
selanjutnya akan digunakan dalam penelitian.
 Disebutkan juga langkah-langkah perumusan masalah sebagai berikut26:
1) Menentukan fokus penelitian
2) Mencari berbagai kemungkinan faktor yang berkaitan dengan fokus
tersebut (subfokus)
3) Melakukan telah pada faktor-faktor yang terkait dengan masalah yang
dikaji, selanjutnya menetapkan factor mana yang dipilih
4) Mengaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus
penelitian

Pemilihan kalimat rumusan masalah tersebut, disesuaikan dengan tujuan


penelitian yang akan dicapai dan tentu saja juga disesuaikan dengan jenis data
yang diperoleh.

Merumuskan masalah yang sudah teridentifikasi dalam suatu penelitian


tidak mudah. Ketika rumusan masalah tidak jelas, maka penelitian menjadi sulit
dipahami. Terlebih bila masalah penelitian sering sekali dikacaukan dengan
kekeliruan penulisan rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab peneliti untuk memahami atau menjelaskan masalah tersebut. Belum lagi
kompleksivitas ini ditambah dengan keharusan peneliti untuk mendorong audiens
agar tertarik dan mau lebih jauh membaca dan melihat manfaat atau pentingnya
penelitian27.

d. Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian


Berbagai pola atau model yang bisa ditiru peneliti tentang bagaimana
penulisan rumusan masalah penelitian berdasarkan berbagai jenis penelitian.
Namun, sebelum memperkenalkan model penulisan rumusan masalah penelitian
ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan perbedaan masing-masing pengertian dan sifat
jenis penelitian tersebut28.
1) Rumusan masalah deskriptif

26
Handayani.
27
Handayani.
28
Mahdiyah.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variable atau lebih. Jadi dalam penelitian ini seorang peneliti tidak membuat
suatu perbandingan pada sampel yang lain, dan juga tidak mencari hubungan
variabel tersebut dengan variabel yang lain. Dalam hal ini peneliti hanya
menjabarkan atau mendeskripsikan data hasil penelitian, bisa dengan bantuan
tabel dan diagram atau grafik, sehingga hasil temuan tersebut menjadi lebih
mudah dipahami oleh pembaca. Penelitian semacam ini dinamakan penelitian
deskriptif.
2) Rumusan masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan (komparasi) keberadaan satu variabel atau lebih pada dua
atau lebih sampel yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa dinilai dari metode,
perlakuan lain atau pada waktu yang berbeda.
3) Rumusan masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif atau
timbal balik.
KESIMPULAN

Identifikasi Masalah adalah kegiatan untuk mencari, menemukan, mengumpulkan,


meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari serangkaian Fenomena atau Data
atau Fakta atau Teori yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang. Tinjauan pustaka
atau disebut juga tinjauan pustaka (literature review) merupakan sebuah aktivitas untuk
meninjau atau mengkaji kembali berbagai literatur yang telah dipublikasikan oleh akademisi
atau peneliti lain sebelumnya terkait topik yang akan kita teliti. Rumusan masalah dalam
penelitian kuantitatif yaitu merumuskan pertanyaan atau pernyataan yang saling berkaitan
dengan yang lainnya secara jelas dan spesifik mengenai hubungan antara variabel-variabel
yang akan diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

AZHAR, ALI, ‘MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN IDENTIFIKASI DAN


PERUMUSAN MASALAH’, 2018, p. 11
<https://aliazharlubis.blogspot.com/2018/01/makalah-identifikasi-masalah-
metodologi.html>

Handayani, Putri, ‘Perumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan, Manfaat, Dan Ruang
Lingkup Penelitian’, Perumusan Masalah Penelitian, 2018, 1–15

Ishtiaq, Muhammad, ‘Book Review Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative,


Quantitative and Mixed Methods Approaches (4th Ed.). Thousand Oaks, CA: Sage’,
English Language Teaching, 12.5 (2019), 40 <https://doi.org/10.5539/elt.v12n5p40>

James W, Elston D, Treat J et al, ‘TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,


DAN MODEL PENELITIAN’, Andrew’s Disease of the Skin Clinical Dermatology.,
20AD, 16–117

Kembar, Aby, ‘Makalah Pengertian Identifikasi Masalah’, 2019, p. 12 <https://iain-


samarinda.academia.edu/abdulhalim/Papers>

Mahdiyah, ‘Perumusan Masalah Penelitian’, Studi Mandiri Dan Seminar Proposal


Penelitian, 2015, 1–32

Nugraha, Jevi, ‘Rumusan Masalah Penelitian’, Merdeka.Com, 2021

Salmaa, ‘Identifikasi Masalah: Definisi, Bagian, Cara Membuatnya’, Deepublish, 2023


<https://penerbitdeepublish.com/identifikasi-masalah/>

Setyawan, Dodiet Aditya, ‘M a s a l a h p e n e l i t i a N’, 2014, 1–11

Soelistyarini, Titien Diah, ‘Pedoman Penyusunan Tinjauan Pustaka Dalam Penelitian Dan
Penulisan Ilmiah’, Universitas Airlangga, 2013, 1–6
<https://www.academia.edu/7304163/Pedoman_Penyusunan_Tinjauan_Pustaka_dalam_
Penelitian_dan_Penulisan_Ilmiah>

Sugiyono, 2019, ‘Prof_dr_sugiyono_metode_penelitian_kuant.Pdf’, 2009

Wekke, Ismail Suardi, ‘Memulai Identifikasi Masalah Penelitian’, May, 2018


<https://doi.org/10.31227/osf.io/v6u9g>

Anda mungkin juga menyukai