Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN TERKINI TENTANG KEBIJAKAN TERKAIT

PROFESI BIDAN

Profesi Bidan
Sesuai dengan Undang-Undang No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, bidan
dalam menjalankan praktik profesinya sesuai pasal dibawah ini:
1. Pasal 11:
1) Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam:
a. Tenaga medis
b. Tenaga psikologi klinis
c. Tenaga keperawatan
d. Tenaga kebidanan
e. Tenaga kefarmasian
f. Tenaga kesehatan masyarakat
g. Tenaga kesehatan lingkungan
h. Tenaga gizi
i. Tenaga keterapian fisik
j. Tenaga keteknisian medis
k. Tenaga teknik biomedika
l. Tenaga kesehatan tradisional
m. Tenaga kesehatan lain-lain
2) Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga medis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf (a) terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan
dokter gigi spesialis
3) Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga psikologi klinis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (b) adalah psikologi klinis
4) Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) terdiri atas berbagai jenis perawat
5) Dan seterusnya...

2. Pasal 60:
Tenaga kesehatan bertanggung jawab untuk:
a. Mengabdikan diri sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki
b. Meningkatkan kompetensi
c. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika profesi
d. Mendahulukan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi atau kelompok
e. Melakukan kendali mutu pelayanan dan kendali biaya dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan.

3. Pasal 61:
Dalam menjalankan praktik, tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan langsung
kepada penerima pelayanan kesehatan harus melaksanakan upaya terbaik untuk
kepentingan penerima pelayanan kesehatan dengan tidak menjanjikan hasil.
Bidan dalam menjalankan praktiknya, wajib memiliki kompetensi, kualifikasi melalui
sertifikasi/standarisasi, registrasi, dan pemberian lisensi yang diakui oleh pemerintah dan
organisasi profesi.

 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang tenaga kesehatan
berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional untuk dapat
menjalankan praktik (UU 36/2014 tentang tenaga kesehatan).
Kompetensi bidan sudah mendapatkan pengesahan menjadi standar profesi bidan no
369/Kepmenkes/2007 Standar Profesi Bidan, mengaharuskan seorang bidan:
a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu dasar dan
ilmu kesehatan masyarakat yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi
sesuai dengan budaya serta menerapkan etika profesi (general competencies).
b. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada wanita prakonsepsi, keluarga berencana
(KB).
c. Mampu memberikan asuhan dan konseling selama kehamilan.
d. Mampu memberikan asuhan selama persalinan dan kelahiran.
e. Mampu memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui
f. Mampu memberikan asuhan pada bayi baru lahir
g. Mampu memberikan asuhan pada bayi, balita dan anak prasekolah
h. Mampu memberikan asuhan pada keluarga, kelompok dan masyarakat dengan
memperhatikan budaya setempat
i. Mampu memberikan asuhan pada wanita dengan gangguan pada sistem reproduksi.

 Kualifikasi
Kualifikasi tenaga kesehatan berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 2014 tentang
tenaga kesehatan pada pasal 9, yang dimaksud tenaga kesehatan harus memliki
kualifikasi min D3 kecuali tenaga medis. Hal ini berlaku juga untuk tenaga bidan yang
boleh memberikan pelayanan langsung kepada kllien/pasien, adalah bidan yang minimal
pendidikannya adalah lulusan D3 kebidanan.

 Sertifikasi
Bidan yang akan menjalankan praktik dan atau pekerjaan keprofesiannya harus
kompeten yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi. Sertifikat
tersebut diperoleh melalui proses sertifikasi yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi,
dan pelaksanaannya bekerjasama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau
lembaga sertifikasi yang terakreditasi (UU No. 36 tahun 2014 pasal 21 ayat 2). Sertifikat
kompetensi diberikan pada lulusan akademi kebidanan, sedangkan sertifikat profesi
diberikan kepada lulusan sarjana ditambah program profesi kebidanan selama 1 tahun.
Kebijakan uji kompetensi dan penerbitan sertifikasi kompetensi (UU No. 12/2012
tentang pendidikan tinggi dan UU No. 36/2014 tentang tenaga kesehatan). Uji
kompetensi yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan (perguruan tinggi) bekerjasama
dengan organisasi profesi atau badan terakreditasi.

Sesuai dengan UU RI No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan Bab IV bahian
kedua “pengadaan” pasal 21 (1) mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa
pendidikan vokasi dan profesi harus mengikuti uji kompetensi secara nasional.
Mahasiswa pendidikan vokasi dan profesi yang lulus uji kompetensi memperoleh
sertifikat kompetensi dan sertifikat profesi.

Anda mungkin juga menyukai