Anda di halaman 1dari 7

TINGKAT KESADARAN SISWA SMA MAARIF NU PANDAAN

TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH:
 ALDI CANDRA IRAWAN (01)
 DELLA DWI AFIANTI (05)
 FIRMANSYAH (08)
 M.ROIDIS SILMI (12)
 M. ARVANDA IZZA WARDHANA (19)
 SHAFFA FAUZIAH ROHMAH (26)

SMA MAARIF NU PANDAAN


2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Kebersihan lingkungan sekolah merupakan aspek yang penting untuk


menciptakan kesehatan lingkungan sekolah. Karena bila lingkungan sehat maka semua
makhluk hidup yang ada disekelilingnya juga akan dapat bernafas dengan baik.
Terutama siswa akan dapat menerima pelajaran dengan baik. Karena bila ruangan kelas
bersih maka udara akan sejuk. Oleh karena itu otak akan menjalankan fungsi dan
kegunaannya dengan sempurna.
Menurut UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa “kesehatan sekolah
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar tumbuh dan berkembang
secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas”.
Lingkungan sekolah yang sehat sangat diperlukan guna mendukung proses
kegiatan belajar mengajar dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, tidak
hanya pada murid , guru dan staf sekolah lainya, akan tetapi meluas sampai masyarakat
di luar lingkungan sekolah. Diluar lingkungan sekolah, anak sekolah diharapkan dapat
berperan sebagai agen perubahan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.
Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana sekolah yang memadai, seperti penyediaan
air bersih, pemanfaatan jamban, perilaku cuci tangan pakai sabun dan sebagainya.
Sekolah sebagai sarana pendidikan formal di SMA MAARIF NU PANDAAN ini,
sudah sepatutnya menjadi tempat yang nyaman untuk belajar agar ilmu dapat terserap
maksimal oleh siswa. Walaupun kebersihan sering kali dianggap tidak penting namun hal
kecil tersebut dapat berdampak besar terhadap proses belajar mengajar di sekolah.
Sekolah yang kotor maka kegiatan belajar mengajar akan terganggu, sekolah akan
menjadi sarang penyakit, sekolah ibarat rumah yang kedua apabila kebersihannya
kurang maka warga sekolah akan terancam kesehatannya.
Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menimbulkan
dampak seperti menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik.
Faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar mengajar, juga
kesehatan warga sekolah. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan sehat sangat
diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar. Fasilitas Sanitasi atau kesehatan
lingkungan yang tidak memadai merupakan faktor risiko terjadinya berbagai gangguan
kesehatan termasuk kecelakaan dan berbagai penyakit berbasis lingkungan.
Menurut Dina Andriani dkk (2012), Kesehatan lingkungan sekolah bertujuan
untuk meningkatkan, mewujudkan derajat kesehatan dan pengembangan siswa secara
optimal. Dengan demikian, untuk mencapai kesehatan siswa secara optimal dapat
dilakukan melalui program UKS, diantaranya: 1). Lingkungan kehidupan sekolah yang
sehat (health school living), 2). Pendidikan kesehatan (health education),
3). Usaha pemeliharaan kesehatan di sekolah (health service in school). Program ini
harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan dengan tujuan untuk
meningkatkan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat dan bersih.
Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan diatas proposal ini bertujuan
tentang mengetahui tingkat kesadaran siswa SMA Ma’arif NU Pandaan Kebersihan
Lingkungan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencari akar permasalahan yang
terjadi terhadap kesadaran siswa tentang kebersihan lingkungan, dengan harapan hasil
penelitian ini dapat menjadi pedoman untuk menemukan cara yang efektif agar siswa
lebih termotivasi dalam kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan sekolah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang,
rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut
a. Bagaimana tingkat kesadaran siswa SMA Ma’arif NU Pandaan terhadap
kebersihan lingkungan?
3. Tujuan penelitian
a. Mendeskripsikan tingkat kesadaran siswa SMA Ma’arif NU Pandaan terhadap
kebersihan lingkungan
4. Manfaat penelitian
 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan khususnya untuk menambah kajian yang berkaitan dengan
kesadaran siswa terhadap kebersihan lingkungan. selain itu, hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai reforensi ilmiah untuk penelitian sejenis
selanjutnya.
 Manfaat Praktis
a. Bagi Guru:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan guru dalam upaya
kebersihan lingkungan, sehingga dapat menyusun bahan ajar yang sesuai dan
efektif.
b. Bagi Sekolah:
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan rasa
peduli siswa SMA MAARIF NU PANDAAN terhadap kebersihan lingkungan .
c. Bagi Penelitian:
Hasil penelitian ini akan menjadi tahu dan akan memberikan kesadaran bagi
semua siswa SMA MAARIF NU PANDAAN untuk membuang sampah pada
tempatnya di dilingkungan sekolah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 . DEFINISI KEBERSIHAN LINGKUNGAN
Menurut Sukmadinata (2009: 164), “lingkungan sekolah memegang perananan
penting bagi perkembangan belajar para siswanya”.Sedangkan menurut Sabdulloh (2010:
196) bahwa: Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara sengaja dirancang dan
dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat seperti harus berjenjang dan
berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal dan sekolah adalah lembaga
khusus, suatu wahana, suatu tempat untuk menyelenggarakan pendidikan, yang di
dalamnya terdapat suatu proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Sejalan dengan pendapat Dalyono (2009: 59) bahwa, Keadaan sekolah tempat turut
mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian
kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah,
pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi
keberhasilan anak. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara sengaja
dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat seperti harus berjenjang dan
berkesinambungan sehingga disebut pendidikan formal. Selain itu sekolah
menyelenggarakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Lingkungan
sekolah juga menyangkut lingkungan akademis, yaitu sarana dan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, berbagai kegiatan kurikuler, dan lain sebagainya (Syaodih,2004: 164).
Lingkungan sekolah terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik. Sedangkan menurut
Rukmana dan Suryana (2006: 69) menyebutkan bahwa lingkungan fisik tempat belajar
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar anak. Guru harus dapat menciptakan
lingkungan yang membantu perkembangan pendidikan peserta didik. Lingkungan fisik
meliputi ruang tempat berlangsungnya pembelajaran, ruang kelas, ruang laboratorium,
ruang serbaguna/aula. Pengaturan tempat duduk meliputi pola berderet atau berbaris
belajar, pola susun berkelompok, pola formasi tapal kuda, damn pola lingkaran atau persegi.
Ventilasi dan pengaturan cahaya dan pengaturan penyimpanan barang-barang. Sedangkan
lingkungan non fisik meliputi kondisi sosio-emosional. Kondisi sosio emosional dalam kelas
akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan
siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran.
Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi tipe kepimimpinan, sikap guru, suara
guru, pembinaan hubungan baik (raport) dan kondisi organisasional. Berdasarkan pendapat
di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah meliputi semua hal yang
berpengaruhdan membentuk pola perilaku dan pribadi individu siswa saat menjalani proses
belajar mengajar di sekolah, baik itu lingkungan sosial amupun lingkungan nonsosial.
2 . Indikator Tingkat Kesadaran Terhadap Kebersihan Lingkungan
Menurut Rukmana dan Suryana (2006: 69) menyebutkan bahwa lingkungan fisik
tempat belajar memberikan pengaruh terhadap hasil belajar anak. Guru harus dapat
menciptakan lingkungan yang membantu perkembangan pendidikan peserta didik.
Lingkungan fisik meliputi ruang tempat berlangsungnya pembelajaran, ruang kelas, ruang
laboratorium, ruang serbaguna/aula.
Sedangkan menurut Menurut Tu’u (2004: 18) faktor lingkungan sekolah sebagai
berikut:
a. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada
anak didik. Dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki, guru dapat menjadikan siswa
menjadi individu yang cerdas dan disiplin.
b. Sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pembelajaran merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata rapi, ruang
perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, tersedianya
buku-buku pelajaran, media/alat bantu belajar merupakan komponen yang penting untuk
mendukung kegiatan-kegiatan belajar.
c. Kondisi gedung
Diantaranya ventilasi udara yang baik, sinar matahari dapat masuk, penerangan
lampu yang cukup, ruang kelas yang luas, kondisi gedung yang kokoh. Apabila suasana ruang
gelap, ruangan sempit, tidak ada ventilasi dan gedung rusak akan menjadikan proses belajar
yang kurang baik sehingga memungkunkan proses belajar menjadi terhambat. Pengaturan
tempat duduk meliputi pola berderet atau berbaris belajar, pola susun berkelompok, pola
formasi tapal kuda, damn pola lingkaran atau persegi. Ventilasi dan pengaturan cahaya dan
pengaturan penyimpanan barang-barang.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indikator lingkungan sekolah dalam
penelitian ini adalah hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, ruang dan
tempat belajar siswa, fasilitas kelas, alat pembelajaran , perpustakaan sekolah sebagai
penunjang pembelajaran, ventilasi kelas dan penerangan kelas
BAB III
METODE
1 . Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang berjenis school survey. Frankel
dan Wallen (dalam Arifin,2012:64) menjelaskan bahwa penelitian survei merupakan
penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakannya
melalui angket atau wawancara untuk menggambarkan berbagai aspek populasi. Jenis
penelitian school survey dipilih karena sejalan dengan tujuan penelitian ini, yakni
mendeskripsikan Tingkat Kesadaran Siswa SMA MA’ARIF NU PANDAAN Terhadap
Kebersihan Lingkungan.
2 . Populasi dan Sampel
a . Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA MAARIF NU
PANDAAN tahun pelajaran 2021/2022. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 149
siswa dari kelas IX IPS.
b. Sampel
Populasi dalam penelitian ini hanya diambil sebagian untuk dijadikan sampel
sumber data . Sampel diambil secara acak. Masing-masing kelas diambil 10

3 . Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini berupa link angket google form yang digunakan
untuk menjawab rumusan masalah. Link angket yang diberikan berupa angket terstruktur
dengan bentuk jawaban tertutup. Terdapat 10 pertanyaan dalam angket , yaitu sebagai
berikut:
1. Apakah anda pernah membuang sampah sembarangan?
2. Apakah anda pernah membuang sampah pada tempatnya?
3. Apakah anda pernah melihat siswa membuang sampah sembarangan?
4. Apakah anda pernah melihat siswa membuang sampah pada tempatnya?
5. Apa perlu kita menjaga kebersihan ?
6. Apakah kita perlu buang sampah pada tempatnya ?
7. Apakah terjadi banjir jika kita buang sampah sembarangan?
8. Haruskah kita melarang orang buang sampah sembarangan ?
9. Haruskah kita membiarkan orang membuang sampah sembarangan?
10. Apakah kita sehat jika ada sampah?
Rincian butir pertanyaan dalam angket dapat dilihat pada link

Anda mungkin juga menyukai