Anda di halaman 1dari 7

ANALISA KASUS PELANGGARAN AUDIT PADA PERUSAHAAN

(STUDY KASUS PADA PT. GARUDA INDONESIA )

1
Novi Aulia
Universitas Negeri Makassar
noviauliahkm@gmail.com

Kata Kunci: ABSTRACT

Pelanggaran, Pelanggaran audit umumnya terjadi dalam Perusahaan,


Audit, PT. sebuah pelanggran audit akan memberikan dampak
Garuda Indonesia negative bagi jalannya sebuah Perusahaan, entah itu
berupa pengenaan sanksi atau bahkan hukuman yang lebih
berat lainnya. Sebuah pelanggaran audit dapat berupa
pelanggaran pada laporan keuangan, laporan oprasiuoanl,
atau kurangnya etika audit pada seorang akuntan.
Fenomena tersebut seperti terjadi pada Garuda Indonesia
Airlines (Persero) yang melanggar Peraturan Bapepam No.
G. Garuda Indonesia Airlines (Persero) Tbk dinyatakan
melanggar Peraturan OJK Nomor 29/POJK. Sehingga pada
penelitian ini menggunakan metode deksriptif kualitatif untuk
analisis kasus dengan menggunakan cara menjelaskan dari
penelitian yang pernah ada mengenai auditor PT Garuda
yang mengaudit perusahaan tersebut melanggar kewajiban
prinsip integritas, objektivitas, perilaku profesional, dan
kompetensi yang diatur dalam kode etik auditor.
Pelanggaran prinsip ini diwujudkan dalam persetujuan
standar audit atas pelaporan keuangan yang dimanipulasi
untuk menyesuaikan aktivitas manajemen laba, yang juga
menunjukkan adanya tekanan dari pemangku kepentingan
lainnya.

Keywords: ABSTRACTS

Violations, Audit, Audit violations will have a negative impact on the running of
PT. Garuda a company, whether in the form of sanctions or even more
Indonesia severe penalties. An audit violation can be a violation of
financial reports, operational reports, or a lack of audit ethics
in an accountant. This phenomenon is like what happened to
Garuda Indonesia Airlines (Persero) which violated Bapepam
Regulation No. G. Garuda Indonesia Airlines (Persero) Tbk
was declared to have violated OJK Regulation Number
29/POJK. So this research uses a qualitative descriptive
method for case analysis by using explanations from
previous research regarding PT Garuda auditors who
audited the company violating the obligations of the
principles of integrity, objectivity, professional behavior and
competence as regulated in the auditor's code of ethics.
Violations of this principle are manifested in the approval of
audit standards for financial reporting that is manipulated to
adjust earnings management activities, which also indicates
pressure from other stakeholders.

A. PENDAHULUAN
Audit adalah sebuah pemeriksaan yang di lakukan oleh auditor atas laporan yang di
lakukan oleh seorang pegawai. Audit meliputi laporan keuangan, oprasional, dan lain
sebagainya. Menurut Alvin A. Arens, et. Al (2015), menyatakan bahwa audit adalah
sebuah suatu pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan
dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. (Ii,
2019) oleh sebab itu sebuah laporan, khususnya pada lpaoran keuangan harus
benar – benar di teliti oleh seorang auditor yang kompeten dan independen dalam
melaksanakan pekerjaan auditnya, seorang akuntan publik harus menggunakan
standar audit yang ditetapkan oleh IAPI sebagai pedoman. Standar dan aturan yang
telah ditetapkan oleh IAPI wajib dilaksanakan oleh semua akuntan publik di
Indonesia. Laporan yang telah di teliti oleh seorang auditor umumnya di gunakan
untuk memutuskan sebuah keputusan dari sebuah perusahaan.
Seiring berkembangnya perekonomian, kebutuhan akan kualitas laporan keuangan
yang baik semakin dibutuhkan oleh masyarakat atau seluruh pengguna informasi.
Laporan keuangan yang diterbitkan juga harus mencerminkan keadaan yang
sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan oleh perusahaan.
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan media informasi yang merangkum semua
aktivitas perusahaan dan biasanya dilaporkan atau disajikan dalam bentuk laporan neraca
dan laporan laba rugi pada saat tertentu atau waktu tertentu, dan pada akhirnya digunakan
sebagai alat informasi dalam mengambil kebijakan atau keputusan bagi para pemakai
laporan keuangan sesuai dengan kepentingannya masing-masing. (AR Agustini, 2016).
Oleh sebab itu perusahaan akan terus melakukan Upaya apapaun untuk
meningkatkan eksistensi Perusahaan tersebut agar tetap baik, salah satunya
dengan bekerja sama. Sayangnya adanya kerja sama tersebut di jadikan peluang
oleh oknum Perusahaan atau auditor yang tidak memiliki integras untuk memenuhi
keinginan mereka, meskipun apa yang mereka lakukan adalah sebuah pelanggaran.
Kasus Pelanggaran Audit merupakan hal yang dapat merugikan banyak pihak,
kasus pelanggaran audit dapat berupa kecurangan laporan keuangan, pelanggaran
oprasional, atau pelanggaran – pelanggaran lain yang dapat mempengaruhi laporan
audit dari sebuah perusaahan. Selain itu pelangggaran audit juga dapat berupa
pelanggaran yang di lakukan oleh seorang auditor dimana ia tidak melaksankan
etika audit dengan baik. Kasus pelanggaran audit salah sataunya terjadi pada PT.
Garuda Indonesia.
Ditahun 2019 terdapat kasus manipulasi keuangan pada PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk (GIAA) yang cukup menggemparkan. Kasus ini bermula adanya
kejanggalan dalam laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tahun
2018. Adanya dugaan pelanggaran berat oleh akuntan publik terhadap opini
Laporan Auditor Independen (LAI). PPPK sebagai lembaga yang berada di Bawah
Kemenkeu menilai Kanser belum sepenuhnya mematuhi Standar Akuntansi 315
terkait Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui
Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya.(Merangin, 2018)
Sebab adanya pemalsuan laporan keuangan PT Garuda Indonesia terjadi karena
adanya pelanggaran terhadap opini laporan auditor independen (LAI) dan auditor
yang terlibat, maka auditor perlu memperhatikan kualitas auditnya. mereka Auditor
harus memberikan opini atas kewajaran pelaporan keuangan dari sudut pandang
independen yang melayani kepentingan berbagai pemangku kepentingan.
Pelanggan puas dengan pekerjaan mereka dan Terus menggunakan jasa auditor
yang sama di masa depan.(Merangin, 2018)

B. METODE
Metode penelitian mengacu pada intrumen yang akan di gunakan oleh seorang
peneliti dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
pendekatannya merupakan sebuah penejelasan bukan angka. Berdasarkan Bodan
dan Taylor (dalam Moleong, 2012: 3), pendekatan secara kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis maupun lisan
dari orang atau sumber yang diamati. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah
penelitian kualitatif deskriptif. Pada penelitian kualitatif tidak merumitkan perhitungan
angka pada statistika sosial namun lebih ditekankan pada data dari hasil observasi
dan wawancara peneliti dengan narasumber yang diterjemahkan dalam tulisan baku.
Tipe penelitian deskriptif yaitu dengan memaparkan ubjek penelitian, tipe penelitian
ini didasarkan pada pertanyaan dasar yaitu “bagaimana”. Pada penelitian ini metode
kualitatif deskriptif memudahkan penulis untuk meneliti bagaimana gaya hidup Anton
Ismael membentuk proses Kreativitas dirinya.(Calvin & Sukendro, 2019)
Pada penelitian kulitatif deskriptif berfokus atas permasalahan yang di bahas pada
penulisan, dalam metode ini terdapat banyak pendekatan di antaranya :
1. Observasi, misalnya dengan datang langsung ke tempat kejadian atau lapangan.
2. Wawanacara, bertanya pada narasumber atau orang yang bersagkutan.
3. Mempelajari dokumen atau file.
Dengan menggunakan pendekatan tersebut, peneliti dapat menentukan hasil yang
di butuhkan. (Ahmad, 2017) Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
mempelajari dokumen, yaitu dengan mencari penelitian yang berkaitan dengan
kasus audit yang di alami oleh PT. Garuda Indonesia.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


PT Garuda Indonesia merupakan salah satu emiten yang mengalami permasalahan
dalam audit laporan keuangan tahun buku 2018.Kasus PT Garuda Indonesia
bermula dari laporan keuangan tahun 2018 yang dipublikasikan di Bursa Efek
Indonesia pada 1 April 2019. Kronologis penipuan yang dilakukan PT. Garuda
Indonesia (Persero) Tbk adalah:
Pada tanggal 31 Oktober 2018, Manajemen Garuda dan PT.Mahata Aero Teknologi
(Mahata) telah menandatangani perjanjian kerja sama untuk penyediaan layanan
konektivitas dalam penerbangan, hiburan dalam penerbangan dan manajemen
konten, menyimpulkan. Hal ini terakhir diubah dengan Amandemen II tanggal 26
Desember 2018. Kontrak tersebut berlaku selama 15 tahun. Berdasarkan Catatan
Laporan Keuangan No.47(e), Mahata menanggung seluruh biaya penyediaan,
pelaksanaan, pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran dan
servis, termasuk jika terjadi kerusakan, penggantian dan/atau Dinyatakan bahwa
beban akan dibayar. Perbaikan peralatan konektivitas udara dan layanan hiburan.
Manajemen pesawat dan konten.
Garuda mengakui pendapatan yang diterimanya dari kontrak dengan Mahata
sebagai pendapatan dari imbalan hibah Garuda kepada Mahata. Manajemen
Garuda mengakui pendapatan dari kontrak ini sebesar $239,94 juta, dimana $28
juta merupakan bagi hasil yang diterima dari PT.Sriwijaya Air: Kontraknya belum
putus dan Mahata diketahui belum melakukan pembayaran hingga akhir tahun
anggaran 2018, meski sudah memasang peralatan di Citylink. Selain itu, Perjanjian
Mahata yang ditandatangani pada tanggal 31 Oktober 2018 tidak memuat ketentuan
pembayaran yang jelas dan tidak menentukan metode pembayaran yang tepat serta
jaminan berdasarkan perjanjian tersebut. Mahata hanya mengajukan janji membayar
ganti rugi sesuai alinea terakhir halaman pertama surat Mahata tertanggal 20 Maret
2019. tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik dan dikenakan
sanksi administratif berupa denda sebesar Rp. 100 jt. Garuda Indonesia Airlines
(Persero) Tbk juga dikenakan sanksi administratif sebesar Rp 100 juta karena
melanggar Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.
Tanggung Jawab Direksi Atas Pelaporan Keuangan Sanksi administratif secara
tanggung renteng dan sendiri-sendiri sebesar Rp2 juga dikenakan. $100 juta
diberikan kepada seluruh anggota Dewan Direksi dan komite PT. Garuda Indonesia
(Persero) Tbk. yang menandatangani laporan tahunan PT.Garuda Indonesia Airlines
(Persero) Tbk dinyatakan melanggar Peraturan OJK Nomor 29/POJK.004/2016
tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik sehingga tidak berlaku
untuk periode tahun 2018. (BINUS UNIVERSITY, n.d.)
Berdasarkan analisis kasus PT Garuda, auditor yang mengaudit perusahaan
tersebut melanggar kewajiban prinsip integritas, objektivitas, perilaku profesional,
dan kompetensi dalam kode etik auditor. Prinsip integritas akuntan profesional yang
mencerminkan sikap terbuka dan jujur dalam seluruh hubungan profesional dan
bisnis dilanggar dalam laporan keuangan yang disusun oleh PT Garuda. Integritas,
yaitu bersikap jujur terhadap keadaan perusahaan dan selalu mengatakan
kebenaran, justru diabaikan. dan prinsip objektivitas, yang mengarahkan auditor
untuk tidak membedakan perlakuan profesional berdasarkan dampak yang mungkin
mengesampingkan pertimbangan yang tepat.
Pelanggaran terhadap prinsip ini ditunjukkan dengan penolakan terhadap standar
audit terkait pelaporan keuangan yang dimanipulasi untuk memenuhi aktivitas
manajemen laba, yang juga mengindikasikan adanya tekanan dari pemangku
kepentingan lainnya. Pelanggan dan pemberi kerja menuntut prinsip kompetensi dan
pertimbangan profesional. Hubungan antara kompetensi dengan pengetahuan dan
keterampilan menjamin pelayanan profesional. Kompetensi melibatkan kehati-
hatian profesional dalam mengoptimalkan kompetensi yang ada untuk menghindari
kesalahan yang merugikan. Kehati-hatian ini membuat auditor bekerja lebih hati-hati
dan tekun sesuai dengan standar yang berlaku.
Dalam kasus PT Garuda, laporan laba rugi dipalsukan sehingga melanggar prinsip
yang bertujuan untuk menjamin hasil pekerjaan auditor. Hal ini menimbulkan
ketidakpercayaan masyarakat terhadap auditor terhadap pekerjaan auditnya.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, akuntan profesional harus memelihara dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tingkat
keunggulan yang dapat diterima. Pemberian pelayanan harus dibarengi dengan
pemenuhan standar profesi dan teknis, serta peningkatan kewaspadaan dan kehati-
hatian dalam bertindak dan mengambil keputusan agar tugas dilaksanakan dengan
lebih hati-hati hingga tercapai tingkat kemahiran. Selain berpegang pada standar
profesional, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia juga memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang ditentukan dalam Undang-Undang Pasar
Modal dan mengikat perusahaan tertentu.
Dalam kasus PT Garuda, auditor melakukan pelanggaran hukum karena tidak
mematuhi Kode Etik Profesi dan persyaratan hukum dalam pelaksanaan tugasnya.
Sikap tersebut menunjukkan kelemahan auditor dalam menjaga dan mengevaluasi
sikap profesional yang harus dijaga oleh para profesi audit. Prinsip kehati-hatian
yang mengedepankan perilaku kehati-hatian dalam menyampaikan hasil pelayanan
tidak diterapkan oleh auditor PT Garuda. Analisis klasifikasi transaksi tampaknya
merupakan kebalikan dari cara kerja prinsip tersebut. Selain itu, auditor yang
mengaudit PT Garuda juga melanggar beberapa standar auditing (SA). Kesalahan
dalam pencatatan pendapatan dan piutang oleh auditor membuat auditor tidak
mungkin menilai sifat atau materialitas transaksi secara akurat. Jumlah yang dicatat
auditor sebagai pendapatan pada tahun 2018 harus tetap dianggap sebagai piutang.
Daripada melaporkan laporan keuangan penting, perusahaan memilih untuk
melaporkan yang memberikan bukti pelanggaran Standar Auditing 315. Selain itu,
pelanggaran Standar Auditing 500 juga dapat dihukum, yang menunjukkan bahwa
perlakuan akuntansi masih kurang dimanfaatkan, dinilai melalui bukti audit. Karena
klasifikasi yang salah, Auditing Standard 560 untuk peristiwa kemudian tidak dapat
dilaksanakan karena tidak memperhitungkan hal-hal setelah tanggal neraca.
Mengingat kesalahan pengakuan atau persepsi dapat diperbaiki atau ditemukan
sebelum RUPS, maka muncul kesimpulan analitis yang melimpahkan tanggung
jawab atas kelalaian RUPS kepada auditor PT Garuda.
Faktanya, akuntan dapat mengumpulkan bukti audit melalui konfirmasi atau
dokumentasi. Cara pandang ini jika ditangani dengan baik dapat mempengaruhi
perbedaan pendapat. Yang menarik dari cerita ini adalah Departemen Keuangan
menetapkan Auditing Standard 700 dilanggar karena auditor tidak mengeluarkan
opini.Gugatan yang dihadapi perseroan terjadi dalam kurun waktu tiga bulan,
dengan jangka waktu gugatan mulai tanggal 1 April 2019 hingga penjatuhan sanksi
pada tanggal 28 Juni 2019.Sanksi tersebut dijatuhkan Kementerian Keuangan
(Kemenkoew) saat konferensi pers dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (Karen
et al., 2022)

D. KESIMPULAN
PT. Garuda Indonesia telah melakukan pelanggran audit yang menyebabkan
Garuda Indonesia Airlines (Persero) Tbk juga dikenakan sanksi administratif sebesar
Rp 100 juta karena melanggar Peraturan Bapepam No. G. Tanggung Jawab Direksi
atas Pelaporan Keuangan sebesar Rp 2 juga akan dikenakan sanksi administratif
berdasarkan tanggung jawab renteng dan ganda.
Garuda Indonesia Airlines (Persero) Tbk dinyatakan melanggar Peraturan OJK
Nomor 29/POJK. belum dapat ditentukan) Berdasarkan analisis kasus, auditor PT
Garuda yang mengaudit perusahaan tersebut melanggar kewajiban prinsip
integritas, objektivitas, perilaku profesional, dan kompetensi yang diatur dalam kode
etik auditor. Pelanggaran prinsip ini diwujudkan dalam persetujuan standar audit
atas pelaporan keuangan yang dimanipulasi untuk menyesuaikan aktivitas
manajemen laba, yang juga menunjukkan adanya tekanan dari pemangku
kepentingan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S. (2017). Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode Penelitian
Kualitatif, 3(17), 43. http://repository.unpas.ac.id/30547/5/BAB III.pdf
AR Agustini. (2016). Sedangkan menurut S. Munawir dalam bukunya yang berjudul “
Analisis Laporan Keuangan “ (2010 : 5) mengemukakan definisi laporan
keuangan sebagai berikut : 8–30.
BINUS UNIVERSITY. (n.d.). ANALISIS KASUS FRAUD GARUDA INDONESIA.
Bina Nusanatar University. https://accounting.binus.ac.id/2021/12/20/analisis-
kasus-fraud-garuda-indonesia/
Calvin, C., & Sukendro, G. G. (2019). Gaya Hidup dan Kreativitas (Studi Deskriptif
Kualitatif pada Anton Ismael). Koneksi, 3(1), 170.
https://doi.org/10.24912/kn.v3i1.6200
Ii, B. A. B. (2019). Bab ii. 2015, 5–16.
Karen, K., Yenanda, K., & Evelyn, V. (2022). Analisa Pelanggaran Kode Etik
Akuntan Publik Pada Pt Garuda Indonesia Tbk. SIBATIK JOURNAL: Jurnal
Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan, 2(1), 189–
198. https://doi.org/10.54443/sibatik.v2i1.519
Merangin. (2018). Bab I ْ ُ ‫با حض خِ ي‬. Galang Tanjung, 2504, 1–9.

Anda mungkin juga menyukai