Disusun oleh:
1. Nadia Fadhila 223131105
2. Jenny Melia Tamsir 223131110
3. Febria Nur Hidayah Heristiana 223131122
4. Tantrianti Harnanto 223131125
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga kita masih diberikan kesehatan dan semoga selalu dalam
keadaan iman dan taqwa. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman yang gelap tanpa
ilmu, ke zaman yang terang benderang karena ilmu-ilmu yang beliau ajarkan sejak
zaman sahabat hingga sampai kita saat ini melalui hadits dan sunnahnya, semoga kita
mendapatkan syafa’atnya dan diakui sebagai ummatnya kelak.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunia-Nya
kepada kita khususnya kepada penulis, sehingga dengan itu bisa terselesaikannya
makalah yang berjudul Model Pembelajaran Sudut. Dengan penulisan makalah ini
sangat diharapkan para pembaca dapat mengetahui sedikit banyak pembahasan
mengenai hakikat dan ragam bahasa.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Pengertian Model Pembelajaran Sudut..............................................................................3
B. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Sudut..............................................................3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan belajar dan pembelajaran anak usia dini memiliki model
pembelajaran yang berbagai macam. Model pembelajaran merupakan suatu rancangan
untuk menggambarkan rincian dan penciptaan lingkungan yang menjadikan anak untuk
berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan/ perkembangan pada diri
anak. Sehingga dalam sebuah model pembelajaran ada beberapa komponen prosedur
dan strategi penting untuk menciptakan situasi kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat mendorong siswa lebih aktif, kreatif dan
berkarakter. Setiap lembaga PAUD memiliki cara dan model dalam proses
pembelajarannya. Semua model mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
meningkatkan potensi dan kompetensi anak baik kognitif, efektif, psikomotorik, dan
karakternya.
Model pembelajaran biasanya digunakan pada jenjang PAUD atau TK. Model-
model pembelajaran dalam PAUD diantaranya yaitu model klasikal, model kelompok,
model sudut, model area dan model sentra/ BCCT. Model-model tersebut pada dasarnya
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung bagaimana
pelaksanaannya dan kesesuaian model pembelajaran dengan sekolah yang menerapkan.
Salah satunya yaitu model pembelajaran sudut yang memberikan kesempatan kepada
anak didik untuk belajar dekat dengan kehidupan sehari-hari. Model ini bersumber pada
teori pendidikan dan perkembangan Montessori. Model ini juga membutuhkan waktu
yang lama sehingga proses pembelajaran kurang efisien dan efektif. Dan disini akan
membahas tentang model pembelajaran sudut.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Model pembelajaran sudut mulai dikenalkan pada kurikulum TK Tahun 1976. Asal
dari kata sudut adalah cosy corner yang artinya adalah tempat yang menyenangkan.
Biasanya cosy corner terdapat di rumah dimana biasanya anak dan orang tua bergaul
dengan akrab. Begitu pula sudut yang ada di lembaga PAUD memang dirancang untuk
menimbulkan suasana yang menyenangkan dan akrab dengan teman-teman sehingga
diharapkan anak nyaman berasa di sekolah. Sehingga dapat digambarkan bahwa model
pembelajaran sudut adalah suatu rancangan pembelajaran di dalam kelas yang didisain
sedemikian rupa sama dengan lingkungan di rumah.
Model Pembelajaran Sudut adalah pendekatan pengajaran di mana kegiatan belajar
mengajar didasarkan pada sudut-sudut kegiatan yang mengikuti minat anak. Ini mirip
dengan model pembelajaran area, tetapi fokusnya adalah pada sudut-sudut kegiatan
yang berubah sesuai dengan tema atau sub tema yang dibahas. Alat-alat yang tersedia di
sudut-sudut kegiatan harus beragam dan dapat diganti-ganti secara teratur. Metode
pembelajaran Sudut mengikuti langkah-langkah yang serupa dengan metode
pembelajaran area, dengan penekanan pada minat anak. Jumlah sudut yang digunakan
dalam satu hari bisa bervariasi antara 2 hingga 5 sudut, sesuai dengan rencana program
pembelajaran. Contoh sudut-sudut yang umum digunakan meliputi Sudut Ketuhanan,
Sudut Keluarga, Sudut Alam Sekitar dan Pengetahuan, Sudut Pembangunan, dan Sudut
Kebudayaan.
Model pembelajaran sudut memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
belajar secara langsung dari kehidupan sehari-hari. Prinsip dasarnya adalah
menggunakan sudut-sudut ruangan sebagai tempat pembelajaran yang dilengkapi
dengan media-media tertentu untuk mendukung proses pembelajaran. Konsep ini
terinspirasi dari teori pendidikan dan perkembangan Montessori. Dalam model ini,
program pembelajaran difokuskan pada lima hal, yaitu:
1. Praktik kehidupan. Dalam praktik kehidupan, anak-anak diajarkan berbagai
keterampilan dan kemandirian sehari-hari, termasuk mengikat tali sepatu,
menyiapkan bekal makanan mereka, pergi ke toilet tanpa bantuan, dan
membersihkan diri ketika mereka menumpahkan sesuatu.
3
2. Pendidikan kesadaran sensori. Di sini anak dilatih untuk peka. menggunakan
lima indra yang mereka miliki.
3. Seni berbahasa. Anak-anak didorong untuk mengungkapkan diri secara verbal.
Mereka juga belajar membaca, mengeja, tata bahasa, dan menulis.
4. Matematika dan bentuk geometris. Anak-anak diajarkan tentang angka, baik itu
dengan menggunakan tangan maupun dengan alat.
5. Budaya Pendidikan budaya di sini mencakup geografi, hewan, waktu, sejarah,
musik, gerak, sains, dan seni.
Alat-alat yang disediakan dalam model pembelajaran ini harus beragam untuk
mengakomodasi minat yang berbeda-beda pada anak-anak. Mereka juga harus sering
diganti, sesuai dengan tema dan sub-tema yang sedang dibahas. Alat-alat yang
diperlukan untuk pembelajaran dalam kelompok dengan sudut-sudut kegiatan disusun
secara tertata di dalam ruangan atau kelas, sesuai dengan sifat dan tujuan kegiatannya.
Berikut adalah sudut-sudut kegiatan yang dimaksud:
1. Sudut keluarga: alat-alat yang disediakan antara lain adalah meja, kursi, meja-
kursi makan, peralatan makan, tempat tidur dan kelengkapannya, lemari pakian,
lemari dapur, rak piring, papan cucian, serbet, celemek, dan boneka.
2. Sudut alam sekitar dan pengetahuan: alat-alat yang disediakan antara lain adalah
aquarium beserta kelengkapannya, timbangan, biji-bijian dengan tempatnya,
batu-batuan, gambar proses per- tumbuhan binatang, gambar proses
pertumbuhan tanaman, benda-benda laut seperti kulit kerang, meja untuk tempat
benda- benda yang menjadi objek pengetahuan dan alat-alat untuk menyelidiki
alam sekitar.
3. Sudut pembangunan: alat-alat yang disediakan antara lain alat- alat untuk
permainan kontruksi, seperti balok-balok bangunan, alat pertukangan, rakrak
tempat balok, macam-macam kendaraan kecil, permainan lego, menara gelang,
permainan pola, dan kotak menara.
4. Sudut kebudayaan: alat-alat yang disediakan antara lain adalah peralatan
musik/perkusi, rak-rak buku/perpustakaan, buku- buku bergambar (seri
binatang, seri buah-buahan, seri bunga-bunga). Alat-alat untuk penganalan
bentuk, warna, dan simbol- simbol.
5. Sudut ketuhanan: alat-alat yang disediakan antara lain adalah maket-maket
rumah ibadah (masjid, gereja, pura, dan vihara), peralatan ibadah, alat-alat lain
yang sesuai untuk menjalankan ibadah agama, dan gambar-gambar keagamaan.
Dalam model ini, anak-anak dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok,
biasanya tiga atau empat kelompok, yang disesuaikan dengan minat dan jumlah anak.
Setiap kelompok terlibat dalam kegiatan yang berbeda-beda. Salah satu kelompok
berinteraksi langsung dengan pendidik dengan tujuan untuk mengevaluasi kemampuan
anak secara individu, khususnya dalam pemahaman konsep dan materi yang memiliki
4
tingkat kesulitan. Proses ini dilakukan secara bergantian sehingga setiap peserta didik
memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan pendidik. Sementara itu, kelompok lain
terlibat dalam kegiatan mandiri yang dapat dilakukan tanpa pengawasan
langsung dari pendidik.
5
5. Agar pembelajaran berlangsung secara sistematis
6. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
7. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas bahwa proses belajar mengajar
merupakan kegiatan yang bersifat sistem, yang melibatkan banyak komponen di
dalamnya. Oleh karena itu sangat diperlukan perencanaan yang jelas agar semua
komponen itu dapat berfungsi dengan baik. Sehubungan dengan hal ini, Hendiyat
Soetopo (1984: 143) mengatakan bahwa dalam perencanaan pembelajaran terdapat
uraiar kegiatan secara perinci, sehingga memudahkan dalam mencapai tujuan belajar
mengajar. Selanjutnya Suryosubroto (1990: 41) mengemukakan bahwa manfaat
perencanaan pembelajaran itu adalah:
1. Menjabarkan kegiatan dan pembelajaran yang akan disajikan.
2. Memberikan arah tugas yang harus ditempuh guru dalam proses
belajar mengajar,
3. Mempermudah guru dalam melaksanakan tugas.
6
perasaan berat dan ringan, variasi bentuk dan ukuran, sensasi tekstur halus dan kasar,
tinggi-rendah suara, berbagai aroma dari berbagai benda, dan mencicipi berbagai rasa
dari benda-benda yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
c. Sudut Matematika (Pre Math and Perception Corner)
Di sudut ini, matematika diperkenalkan kepada anak-anak melalui konsep-konsep
matematika yang jelas dan menarik, dimulai dari hal-hal yang konkret hingga abstrak.
Anak-anak belajar memahami konsep dasar kuantitas/jumlah dan hubungannya dengan
lambang-lambang, serta mempelajari angka-angka yang lebih besar dan operasi
matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian secara alami.
Selain itu, di sudut ini, anak-anak dapat belajar matematika melalui pengukuran, seperti
mengukur jarak, literan, dan mengukur objek berdasarkan ukuran besar dan kecil.
d. Sudut Bahasa (Language and Vocabulary Corner)
Di sudut ini, anak-anak belajar mendengarkan dan menggunakan kosakata yang
tepat untuk segala kegiatan, mempelajari nama-nama susunan, bentuk geometris,
komposisi, tumbuhan, dan lain-lain. Selain itu, mereka juga diperkenalkan pada
komposisi/susunan kata, kalimat, dan cerita.
e. Sudut Kebudayaan (Culture and Library Corner)
Di sudut ini, anak-anak diperkenalkan pada bidang studi seperti Geografi, Sejarah,
ilmu tentang tumbuhan, dan ilmu pengetahuan yang sederhana. Mereka belajar secara
individual, dalam kelompok, dan melalui diskusi mengenai dunia sekitar mereka pada
masa kini dan masa lalu. Pengenalan terhadap tumbuhan dan kehidupan hewan, serta
pengalaman sederhana dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan alam juga menjadi
bagian dari kegiatan ini. Selain itu, anak-anak juga diperkenalkan pada masakan khas
daerah melalui kegiatan memasak.
Sudut-sudut yang disebutkan saling terkait dan dibuka bersama setiap harinya.
Anak-anak diberi kebebasan untuk memilih sudut yang paling diminati oleh mereka.
Mereka juga dapat berpindah ke sudut lain tanpa diwajibkan untuk menguasai sudut
sensorik atau kemampuan di sudut sebelumnya. Sudut latihan kehidupan praktis
dianggap sebagai fondasi yang mendasar bagi sudut-sudut lainnya. Hal ini berarti anak-
anak yang lebih muda lebih banyak bermain di dua sudut tersebut. Selama hari sekolah,
anak-anak diperkenalkan pada aktivitas yang membantu mereka menikmati dan
mengembangkan keahlian sosial mereka. Di Indonesia, sudut ketuhanan juga
ditambahkan untuk mengenalkan nilai-nilai dan kegiatan praktis dalam kegiatan agama.
7
a) Kegiatan Awal (± 30 menit):
- Bernyanyi, berdoa, mengucap salam.
- Membicarakan tema/sub tema dan diskusi tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
- Melakukan kegiatan fisik/motorik.
b) Kegiatan Inti (± 60 menit):
- Guru dan anak-anak membicarakan tugas-tugas di sudut-sudut kegiatan.
- Guru menjelaskan kegiatan di setiap sudut yang diprogramkan.
- Anak-anak bebas memilih sudut kegiatan sesuai minatnya dan dapat
berpindah-pindah tanpa ditentukan oleh guru.
c) Istirahat/Makan (± 30 menit):
- Kegiatan makan bersama untuk menanamkan pembiasaan yang baik
seperti mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, berbagi bekal
dengan teman, dan merapikan alat-alat makan.
- Waktu setelah makan dapat digunakan untuk bermain di dalam atau di luar
kelas.
d) Kegiatan Akhir (± 30 menit):
Kegiatan akhir dilakukan secara klasikal, misalnya dengan bercerita, bernyanyi,
gotong royong membersihkan kelas, diskusi tentang kegiatan sehari, informasi
kegiatan esok hari, berdoa, dan mengucapkan salam.
Penilaian dilakukan selama kegiatan berlangsung dengan mencatat
perkembangan peserta didik dan program kegiatan sebagai dasar penilaian.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
9
kegiatan seperti mempelajari nama-nama susunan, bentuk geometri,dan lainnya, yang
terakhir ada sudut kebudayaan, anak-anak diperkenalkan pada bidang studi seperti
Geografi, Sejarah, ilmu tentang tumbuhan, dan ilmu pengetahuan yang sederhana.
Mereka belajar secara individual, dalam kelompok, dan melalui diskusi mengenai dunia
sekitar mereka pada masa kini dan masa lalu.
DAFTAR PUSTAKA
BastianAdolf, & Reswita. (2022). Model Dan Pendekatan Pembelajaran . Jawa Barat: C
V. Adanu Abimata.
10
Siska AngrainiElya , & Nasriah. (2023). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Anak U
sia Dini. Jakarta: Kencana.
yuniatari. (2020). Implementasi Model Pembelajaran Kelompok, Sudut, Area, dan Sentr
aPembelajaran Anak Usia Dini. Islamic Edukids: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 2716-2516.
11