Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Makalah antologi
BAB I
PENDAHULUANA.
Latar Belakang
Karena sifat yang operasional tersebut, ilmu pengetahuan tidakmenempatkan diri dengan
mengambil bagian dalam pengkajian halhalnormatif. Ilmu pengetahuan hanya membahas segala
sisi yang sifatnya positifsemata. Hal-hal yang berkaitan dengan kaedah, norma atau aspek
normatiflainnya tidak dapat menjadi bagian dari lingkup ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dihasilkan dari perilaku berpikir manusia yangtersusun secara akumulatif dari
hasil pengamatan atau penelitian. Berpikirmerupakan kegiatan penalaran untuk mengeksplorasi
suatu pengetahuan atau pengalaman dengan maksud tertentu. Makin luas dan dalam
suatu pengalamanatau pengetahuan yang dapat dieksplorasi, maka makin jauh proses berpikir
Untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dari proses berpikir yang benar,dalam arti sesuai dengan
tujuan mencari ilmu pengetahuan, maka
seorang pengamat atau peneliti harus menggunakan penalaran yang benar dalam berpikir. Hasil p
enalaran itu akan menghasilkan kesimpulan yang dianggapsahih dari sisi keilmuan. Secara
definisi, nalar merupakan kemampuan ataudaya untuk memahami informasi dan menarik
kesimpulan. Dengan nalartersebut, seseorang akan menyajikan gagasan atau pendapat secara
tertib,runtut, teratur dan mengikuti struktur yang sifatnya logis (mantik). Dengannalar, ilmu
dapat berfungsi menjelaskan, meramalkan dan mengendalikankeadaan atau kejadian.
Pada dasarnya terdapat dua bentuk penalaran yakni deduksi daninduksi. Deduksi berpangkal
pada suatu pendapat umum, berupa teori, hukumatau kaedah dalam menyusun suatu penjelasan
tentang suatu kejadian khususatau dalam menarik suatu kesimpulan. Deduksi bertujuan untuk
mencarikesahihan (validitas) suatu informasi, bukan pada kebenarannya.
Induksi berpangkal pada sejumlah fakta empirik untuk menyusun suatu penjelasanumum, teori
atau kaidah yang berlaku secara umum di masyarakat. Karenatidak mungkin untuk mengamati
keseluruhan fakta yang ada, terutama padafakta yang muncul dikemudian hari, kesimpulan
induktif hanya dapatmencapai kebenaran yang sifatnya probabilistik. Kesahihan pendapat
induktifditentukan secara mutlak oleh kebenaran fakta yang dijadikan
pangkal penalaran. Namun demikian, induksi memiliki peluang untuk menciptakanteori baru.
Jika induksi dan deduksi dapat digabungkan menjadi satu kesatuan
struktur penalaran, maka penalaran akan menghasilkan manfaat yang lebih besar bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Filsafat itu meliputi berbagai macam permasalahan. Adapun masalahutama yang harus kita
bahas adalah masalah kenyataan, tentang realitas,tentang yang nyata dari sesuatu. Yang menjadi
titik persoalan ialah kita harusmemecahkan permasalahan realitas secara tepat, karena konsepsi
kita tentangrealitas mengontrol pertanyaan kita tentang dunia ini. Dan tanpa adanya pertanyaan,
kita jelas tidak akan memperoleh jawaban dari mana kita nantinyaakan membina kumpulan ilmu
pengetahuan yang kita miliki dan menetapkandisiplin tentang masalah masalah pokoknya.
Ontologi adalah ilmu yang mengkaji apa hakikat ilmu atau pengetahuanilmiah yang sering kali
secara populer banyak orang menyebutnya dengan
ilmu pengetahuan, apa hakikat kebenaran rasional atau kebenaran deduktif dankenyataan empiris
yang tidak terlepas dari persepsi ilmu tentang apa
dan bagaimana. Ontologi ilmu membatasi diri pada ruang kajian keilmuan yangdapat dipikirkan
manusia secara rasional dan bisa diamati melalui panca inderamanusia. Sementara kajian objek
penelaahan yang berada dalam batas prapengalaman (seperti penciptaan manusia) dan pasca-
pengalaman (sepertisurga dan neraka) menjadi ontologi dari pengetahuan lainnya di luar ilmu.
Berdasar pada latar belakang inilah, penulis membuat makalah dengan judul
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis menyusun beberapa topik pembahasan
sebagai berikut