Anda di halaman 1dari 8

PEMBONGKARAN BANGUNAN KONSTRUKSI DRAINASE DI

DAERAH VIKTORIA (AUSTRALIA)

NAMA KELOMPOK 7:

 YOSI SERU (220213081)


 MAXI SAMPE PAEMBONAN (220213093)
 ERWIN ANUGRAH BONTONG (220213094)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2023
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pentingnya pembongkaran struktur drainase yang sudah tua atau tidak efektif di Australia
untuk mencegah bencana banjir dan memperbaiki sistem drainase yang ada.
Australia, seperti negara-negara lain di dunia, mengalami masalah yang serupa dengan sistem
drainase perkotaan yang tua dan tidak mampu menangani volume air hujan yang semakin
besar akibat perubahan iklim dan peningkatan urbanisasi. Sistem drainase yang tidak
memadai dapat menyebabkan banjir, kerusakan infrastruktur, dan bahkan bahaya bagi
kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, pembongkaran struktur drainase yang sudah tua atau tidak efektif
menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki sistem drainase di Australia. Namun,
pembongkaran tersebut harus dilakukan dengan benar dan memperhatikan aspek lingkungan,
seperti mitigasi risiko lingkungan selama pembongkaran dan pengelolaan limbah konstruksi
yang baik.
Dalam jurnal ini, penulis ingin memberikan pengalaman pembongkaran struktur drainase di
daerah Victoria, Australia, dan menyoroti pentingnya memperhatikan aspek-aspek
lingkungan selama pembongkaran. Diharapkan bahwa jurnal ini dapat memberikan masukan
bagi pembuat kebijakan dan praktisi di bidang konstruksi untuk melakukan pembongkaran
struktur drainase dengan aman dan efektif di Australia dan di tempat lain di dunia.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana teknik pembongkaran struktur drainase yang digunakan di daerah
Viktoria, Australia?
b. Apa saja kendala yang dihadapi selama pembongkaran struktur drainase berlangsung
di daerah Viktoria, Australia?
c. Bagaimana penilaian risiko lingkungan dilakukan selama pembongkaran struktur
drainase selama di daerah Viktoria, Australia?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan teknik pembongkaran struktur drainase yang digunakan di
daerah Victoria, Australia, termasuk alat dan metode yang digunakan dalam
pembongkaran.
2. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi selama pembongkaran struktur
drainase di daerah Victoria, Australia, seperti masalah teknis, logistik, dan
lingkungan.
3. Menganalisis penilaian risiko lingkungan selama pembongkaran struktur
drainase di daerah Victoria, Australia, termasuk penilaian terhadap dampak
lingkungan dan mitigasi risiko lingkungan.
4. Menganalisis pengelolaan limbah konstruksi selama pembongkaran struktur
drainase di daerah Victoria, Australia, termasuk pengumpulan, transportasi,
dan pembuangan limbah konstruksi.
5. Menyoroti implikasi hasil pembongkaran struktur drainase di daerah Victoria,
Australia terhadap praktisi dan pembuat kebijakan di bidang konstruksi di
Australia dan di tempat lain di dunia.

2. LANDASAN TEORI
2.1 Teknik Pembongkaran Bangunan Konstruksi Drainase
Dalam jurnal "A Case Study of Demolition in Urban Drainage in Australia", teknik
pembongkaran struktur drainase yang digunakan di daerah Victoria, Australia mencakup
beberapa teknik seperti penggunaan alat berat dan mesin, teknik pemotongan, teknik peledakan,
dan teknik lainnya. Berikut adalah beberapa teknik pembongkaran drainase yang dijelaskan
dalam jurnal tersebut:
a) Penggunaan Alat Berat dan Mesin: Pembongkaran drainase dilakukan dengan
menggunakan alat berat dan mesin seperti excavator, bulldozer, dan mesin penghancur
beton. Alat-alat tersebut digunakan untuk memecah struktur drainase menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil sehingga dapat dengan mudah diangkut dan dibuang.
b) Teknik Pemotongan: Teknik pemotongan digunakan untuk memotong struktur drainase
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga dapat diangkut dan dibuang dengan
mudah. Teknik pemotongan dapat dilakukan dengan menggunakan gergaji listrik, mesin
pemotong beton, atau alat pemotong hidraulik.
c) Teknik Peledakan: Teknik peledakan digunakan untuk menghancurkan struktur drainase
dengan menggunakan bahan peledak. Teknik peledakan hanya digunakan jika
pembongkaran dengan menggunakan alat berat dan mesin atau teknik pemotongan tidak
efektif atau tidak memungkinkan.
d) Teknik Lainnya: Selain teknik di atas, pembongkaran struktur drainase juga dapat
dilakukan dengan teknik lain seperti menggunakan bahan kimia untuk melemahkan
struktur beton, atau menggunakan alat pengikat untuk mengikat bagian-bagian struktur
agar dapat diangkut dan dibuang dengan mudah.
Pada umumnya, teknik pembongkaran drainase yang digunakan di daerah Victoria, Australia
didasarkan pada prinsip-prinsip keselamatan kerja, efisiensi, dan ramah lingkungan. Praktisi
konstruksi harus memastikan bahwa teknik pembongkaran yang digunakan tidak membahayakan
pekerja, lingkungan sekitar, serta harus memperhatikan peraturan dan persyaratan lingkungan
yang berlaku.

2.2 Kendala Yang Dihadapi


Terdapat beberapa kendala yang dihadapi selama pembongkaran struktur drainase, yaitu:
a) Akses Terbatas: Beberapa lokasi pembongkaran terletak di daerah perkotaan yang
padat penduduk, sehingga akses untuk mengangkut alat berat dan material
pembongkaran menjadi terbatas. Hal ini membuat proses pembongkaran menjadi
lebih sulit dan memakan waktu lebih lama.
b) Keterbatasan Ruang: Pembongkaran struktur drainase dapat memakan ruang yang
cukup besar, terutama jika lokasinya berada di daerah yang padat penduduk atau
terletak di jalan utama. Keterbatasan ruang dapat menyebabkan terhambatnya lalu
lintas kendaraan dan mengganggu aktivitas sekitar.
c) Keselamatan Pekerja: Pembongkaran struktur drainase dapat berpotensi
membahayakan keselamatan pekerja. Hal ini terutama terjadi jika struktur yang
akan dibongkar telah mengalami kerusakan atau berada dalam kondisi yang tidak
stabil. Praktisi konstruksi harus memastikan keselamatan pekerja selama proses
pembongkaran.
d) Dampak Lingkungan: Pembongkaran struktur drainase juga dapat berdampak
negatif pada lingkungan sekitar, seperti polusi udara, kebisingan, dan limbah
konstruksi. Oleh karena itu, praktisi konstruksi harus memperhatikan dan
meminimalkan dampak lingkungan selama proses pembongkaran.
e) Biaya: Proses pembongkaran struktur drainase dapat memakan biaya yang cukup
besar, terutama jika lokasinya sulit dijangkau atau struktur yang akan dibongkar
memiliki tingkat kerusakan yang tinggi. Praktisi konstruksi harus
mempertimbangkan biaya yang diperlukan untuk pembongkaran agar tidak
melebihi anggaran yang telah ditetapkan.
2.3 Penilaian Risiko Lingkungan
Penilaian risiko lingkungan dilakukan selama pembongkaran struktur drainase di
daerah Victoria, Australia dengan menggunakan pendekatan manajemen risiko yang
terdiri dari tiga tahap utama, yaitu:
a) Identifikasi Risiko: Identifikasi risiko dilakukan dengan mengidentifikasi
kemungkinan terjadinya dampak lingkungan selama pembongkaran, seperti polusi
udara, kebisingan, dan dampak pada tanah. Praktisi konstruksi melakukan survei
lokasi dan menganalisis dampak yang mungkin terjadi selama pembongkaran.
b) Evaluasi Risiko: Evaluasi risiko dilakukan dengan mengevaluasi dampak
lingkungan yang diidentifikasi pada tahap pertama dan menghitung kemungkinan
terjadinya dampak tersebut. Dampak yang memiliki kemungkinan tinggi untuk
terjadi dan dampak yang signifikan dinilai lebih tinggi dalam evaluasi risiko.
c) Pengendalian Risiko: Setelah identifikasi dan evaluasi risiko dilakukan, praktisi
konstruksi mengembangkan strategi pengendalian risiko yang efektif dan
meminimalkan dampak lingkungan selama pembongkaran struktur drainase.
Strategi pengendalian risiko meliputi penggunaan alat dan teknik pembongkaran
yang sesuai, pemantauan kualitas udara dan tanah, serta pembuangan limbah yang
aman.
Dalam penilaian risiko lingkungan, praktisi konstruksi juga memperhatikan peraturan dan
standar yang berlaku di daerah Victoria, Australia, seperti Environment Protection Act 1970,
Victorian Waste Management Regulations 2008, dan Victorian Code of Practice for
Demolition. Selain itu, praktisi konstruksi juga melakukan komunikasi yang efektif dengan
pihak terkait, seperti otoritas lingkungan dan masyarakat setempat, untuk memastikan
keselamatan lingkungan dan kesehatan masyarakat selama proses pembongkaran.

3. HIPOTESIS DAN VARIABEL YANG DITELITI


Dalam jurnal "A Case Study of Demolition in Urban Drainage in Australia", tidak ada
hipotesis yang secara eksplisit dibuat. Namun, variabel-variabel yang diteliti meliputi:
1. Teknik pembongkaran: Teknik dan metode pembongkaran yang digunakan untuk
menghilangkan struktur drainase yang ada.
2. Dampak lingkungan: Dampak lingkungan selama dan setelah pembongkaran, termasuk
polusi udara, kebisingan, dampak pada tanah, dan dampak pada air.
3. Manajemen risiko lingkungan: Evaluasi dan pengendalian risiko lingkungan selama
pembongkaran, termasuk strategi pengendalian risiko dan kepatuhan terhadap peraturan
dan standar lingkungan yang berlaku.
4. Efisiensi biaya: Biaya yang dikeluarkan selama pembongkaran, termasuk biaya teknik
dan biaya manajemen risiko lingkungan.
Variabel-variabel tersebut dianalisis untuk mengetahui bagaimana pembongkaran
struktur drainase dapat dilakukan dengan efektif dan efisien secara lingkungan dan
finansial.

4. CARA PENELITIAN DAN METODE ANALISIS


4.1 Cara Penelitian
1. Studi Kasus: Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, yang
mengumpulkan data dari pengamatan langsung dan wawancara dengan
berbagai pihak terkait.
2. Pengumpulan Data: Data dikumpulkan melalui wawancara dengan berbagai
pihak terkait, termasuk kontraktor, insinyur, dan pemilik proyek.
3. Analisis Data: Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif.
4.2 Metode Analisis
Metode analisis yang dapat dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis
kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan menghitung
parameter teknis yang terkait dengan demolisi bangunan dan saluran air seperti waktu,
biaya, dan sumber daya yang digunakan. Sedangkan analisis kualitatif dapat dilakukan
dengan memperhitungkan faktor-faktor non-teknis seperti keamanan, kenyamanan, dan
dampak lingkungan.

5. PENYAJIAN HASIL PENELITIAN


Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pembongkaran di saluran drainase perkotaan termasuk kondisi fisik saluran, kebutuhan untuk
mengganti atau memperbaiki infrastruktur yang sudah tua, serta peningkatan kapasitas sistem
drainase. Selain itu, keterlibatan masyarakat dan koordinasi antara berbagai pihak juga
mempengaruhi efektivitas tindakan pembongkaran tersebut. Selama proses pembongkaran,
terdapat beberapa tantangan yang harus diatasi, seperti masalah keamanan dan dampak
lingkungan.

6. PROSPEK PENGEMBANGAN PENELITIAN LANJUT


Terdapat beberapa prospek pengembangan penelitian lebih lanjut yang dapat dilakukan
berdasarkan artikel jurnal "A Case Study of Demolition in Urban Drainage in Australia", di
antaranya:
1. Studi perbandingan dengan lokasi lain: Artikel tersebut memfokuskan pada
pembongkaran saluran drainase perkotaan di Australia, sehingga prospek pengembangan
penelitian selanjutnya dapat mencakup studi perbandingan dengan lokasi lain di seluruh
dunia. Hal ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi pembongkaran saluran drainase perkotaan.
2. Analisis dampak lingkungan: Penelitian selanjutnya dapat melakukan analisis dampak
lingkungan dari pembongkaran saluran drainase perkotaan. Hal ini dapat memberikan
informasi yang berharga bagi pembuat kebijakan dan pengambil keputusan untuk
mengembangkan strategi dan rencana untuk pengelolaan saluran drainase yang lebih
efektif dan berkelanjutan.
3. Studi tentang material alternatif: Salah satu faktor utama yang mempengaruhi
pembongkaran saluran drainase perkotaan adalah korosi dari material saluran tersebut.
Oleh karena itu, prospek pengembangan penelitian dapat mencakup studi tentang
material alternatif yang lebih tahan terhadap korosi dan lebih tahan lama.
4. Pengembangan teknologi: Teknologi baru dapat membantu dalam memperbaiki dan
memperkuat saluran drainase perkotaan. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat
mencakup pengembangan teknologi yang lebih efektif dan inovatif untuk memperbaiki
dan memperkuat saluran drainase perkotaan.

7. KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka yang dilakukan dalam artikel jurnal "A Case Study of Demolition in
Urban Drainage in Australia" meliputi sejumlah sumber literatur yang relevan dan terkait dengan
topik penelitian. Beberapa di antaranya adalah:
1. "Urban Drainage" oleh David Butler dan John Davies: Buku ini membahas tentang
prinsip-prinsip dasar dan teknologi yang terlibat dalam perencanaan dan manajemen
saluran drainase perkotaan.
2. "Managing Urban Stormwater" oleh Robert Pitt dan Santosh Pingale: Buku ini
membahas tentang manajemen air hujan perkotaan dan teknologi terbaru yang digunakan
untuk mengurangi dampak negatif dari air hujan pada lingkungan.
3. "Urban Drainage Modelling" oleh David Butler dan John Davies: Buku ini membahas
tentang teknik pemodelan dan simulasi dalam pengelolaan saluran drainase perkotaan.
4. "Corrosion of Steel in Concrete: Prevention, Diagnosis, Repair" oleh Amir Poursaee:
Buku ini membahas tentang korosi baja dalam beton dan teknologi untuk mencegah,
mendiagnosis, dan memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
5. "A Framework for the Development of Asset Management Plans for Urban Drainage
Systems" oleh Neil Armitage: Makalah ini membahas tentang pengembangan rencana
pengelolaan aset untuk sistem drainase perkotaan yang efektif dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai