Anda di halaman 1dari 15

Nama : Rifki Hendri Setiawan

NIM 34102200052
Mata Kuliah : Wacana
Dosen : Dr. Evi Chamalah, S.Pd.,

Wacana Berita Ganjar Pranowo Blunder Saat di UGM Menghina Presenter dan Jurnalistik
dalam Acara Mata Najwa pada Republika.co.id

Latar belakang
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) sebagai calon presiden Republik Indonesia (bacapres RI), menjadi
perbincangan hangat setelah pernyataannya dianggap kontroversial terkait profesi jurnalis dan MC
pada acara "Mata Najwa on Stage Yogyakarta" dengan tema "3 Bacapres Bicara Gagasan" di
Universitas Gajah Mada pada Selasa, 19 September 2023. Acara tersebut merupakan Kuliah Umum
Ganjar Pranowo yang dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum.
Pada saat berbicara di acara tersebut, Ganjar Pranowo secara terbuka menghina presenter
wanita, Najwa Shihab, yang memandu acara, dengan kata-kata yang dianggap merendahkan
seorang presenter dan jurnalis. Respons publik terhadap pernyataan tersebut cepat menyebar di
media sosial, dan banyak pihak, termasuk aktivis, mahasiswa, dan netizen, mengecam tindakan
Ganjar Pranowo, menilai bahwa perilakunya tidak pantas dan tidak mencerminkan sikap seorang
pemimpin.
Setelah mendapat tekanan dan kritik yang kuat, Ganjar Pranowo kemudian meminta maaf
secara terbuka atas pernyataannya yang dianggap menghina presenter tersebut. Dia menyatakan
bahwa pernyataannya tidak pantas dan tidak mencerminkan sikap yang seharusnya dimiliki oleh
seorang pemimpin. Dalam konteks ini, Najwa menjelaskan bahwa responsnya saat itu adalah
bagian dari tugas jurnalis untuk menjernihkan informasi dan menekankan bahwa profesi jurnalis
adalah sesuatu yang membanggakan.
Najwa berharap masyarakat dapat memahami isi pembicaraan dalam program tersebut tanpa
terjebak pada informasi yang tidak lengkap dan tanpa konteks yang jelas. Ia juga mengimbau agar
publik tidak hanya fokus pada potongan-potongan detil kontroversial dari percakapan, tetapi
melihat secara utuh gagasan dan visi programatik dari setiap calon presiden.
Saat itu, Ganjar menyarankan agar lulusan terbaik di kampus sebaiknya bekerja sebagai
dosen, bukan sebagai MC. Najwa menegaskan bahwa dirinya adalah seorang jurnalis, bukan MC,
dalam menjawab saran Ganjar. Meskipun Ganjar Pranowo telah meminta maaf, kontroversi ini
menyoroti
pentingnya etika dan sikap yang diharapkan dari seorang pemimpin, terutama dalam konteks acara
publik. Insiden ini tetap menjadi pembicaraan dan peringatan bagi para pemimpin tentang urgensi
berbicara dengan hormat dan beretika dalam segala situasi.
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian ini termasuk dalam study bagaimana analisis wacana kritis yang lebih benar-benar ada
dalam melihat kosa kata, Selain pada tataran kosakata, penelitian ini juga mengkaji hubungan antar
teks. Analisisnya adalah pada hubungan yang mengikat teks menjadi satu kesatuan dalam teks.
Fokus yang lain adalah pada hubungan teks dengan konteks sosial yang melatar belakangi
munculnya konflik dalam teks tersebut. Dalam tataran kritis ini menurut Foucault wacana bukanlah
sekedar serangkaian kata atau proposisi dalam teks.
Wacana ini membentuk seperangkat konstruk tertertentu yang membentuk realitas, artinya dari
persepsi kita tentang suatu objek dibentuk dan dibatasi oleh pandangan (dominan) yang
medefinisikan sesuatu bahwa yang ini benar dan yang lain tidak. Wacana membatasi pandangan
kita mengenai suatu objek. Objek bisa jadi tidak berubah, tetapi aturan wacana itulah yang
membuat objek tersebut berubah. Dalam bentuk komunikasi massa melalui media sosial, di dalam
tayangan Tiktok tersebut. (Eriyanto, 2012, p. 74-75).
Althusser (dalam Eriyanto, 2012, p.19) menjelaskan wacana sebagai praktik dimana seseorang
diposisikan dalam posisi tertentu. Wacana berperan dalam mendefinisikan individu dan
memposisikan seseorang dalam posisi tertentu. Wacana tertentu membentuk subjek dalam posisi-
posisi tertentu dalam rangkaian hubungan dengan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengadopsi pendekatan deskriptif kualitatif, dengan fokus pada analisis data.
Dalam melakukan analisis data pada penelitian deskriptif kualitatif, beberapa langkah kunci
diterapkan bersama dengan evaluasi kekuatan dan kelemahan metodologi tersebut. Artikel ini
disusun melalui metode literature review berdasarkan artikel-artikel terkait penelitian deskriptif
kualitatif.
Prosedur penelitian dimulai dengan pengumpulan data, di mana data yang terkumpul
kemudian dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yakni teks berita dari akun TikTok POPULER_ID
dan berita dari REPUBLIKA.CO.ID. Selanjutnya, analisis dilakukan terhadap kedua jenis teks
untuk mengidentifikasi penggunaan sistem penilaiannya. Teks-teks tersebut kemudian dianalisis
dan diklasifikasikan guna memahami tujuan penulisan masing-masing. Hasil analisis data menjadi
dasar untuk menyusun simpulan dan temuan penelitian secara komprehensif. Dengan
pendekatan ini,
diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang mendalam terkait perbedaan dalam
pendekatan penilaian dan tujuan penulisan berita antara akun TikTok POPULER_ID dan
REPUBLIKA.CO.ID.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah video dan teks berita dari dua
media teknologi, yakni akun TikTok dari POPULER_ID dan teks berita dari REPUBLIKA.CO.ID
yang diunggah pada tanggal 21 September 2023. Pemilihan kedua media ini didasarkan pada
kesesuaian konteks judul berita yang sedang diteliti.
Dengan pendekatan ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang
berharga dalam pemahaman konten berita dari kedua media yang telah dipilih, serta
mengeksplorasi perbedaan pendekatan penilaian dan tujuan penulisan dalam konteks yang relevan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil analisis Vidio dan teks Berita Ganjar Pranowo Blunder saat di UGM menghina
presenterdan jurnlistik dalam acara Mata Najwa dari akun tiktok POPULER_ID dan teks berita dari
REPUBLIKA.CO.ID yang dikaitkan dengan ideologi kedua media tersebut ditemukan bahwa
berita dari REPUBLIKA.CO.ID bersikap lebih memberi apresiasi negatif kepada ganjar pranowo
terhadap steatmentnya
Analisis wacana kritis dengan pendekatan Fairclough
Dalam upayanya untuk menteoretisasikan konsep wacana, Norman Fairclough berusaha
menggabungkan tradisi seperti linguistik, tradisi interpretatif, dan sosiologi. Dalam teorinya,
Fairclough menawarkan model diskursus yang mencakup tiga dimensi: teks, praktik diskursif, dan
praktik sosial. Munfarida, E. (2014).

A. dimensi tektual (Mikrostruktural)


1. Representasi
Wacana berita di atas digunakan untuk menggambarkan pernyataan kontroversial
Ganjar Pranowo yang menciptakan ketegangan dan perdebatan dengan Najwa Shihab.
Fokus utama wacana ini adalah klarifikasi yang diberikan oleh Najwa Shihab terhadap
pernyataan Ganjar yang dianggap melecehkan profesi jurnalis.
1. pada kutipan “Jurnalis Senior Najwa Shihab mengklarifikasi soal potongan video
bacapres Ganjar Pranowo yang seolah melecehkan profesi wartawan dalam program Mata
Najwa di Universitas Gadjah Mada (UGM).” Dalam konteks pernyataan Najwa Shihab
terkait potongan video bacapres Ganjar Pranowo, kata "mengklarifikasi" menggambarkan
tindakan untuk menyampaikan penjelasan lebih lanjut terkait konteks sebenarnya dari
peristiwa tersebut.
2. pada kutipan “Jadi bukan soal tersinggung, biasa saja, agar tidak ke mana-mana.
Pernyataan Ganjar Pranowo maksudnya tentang pentingnya institusi pendidikan, untuk
mendapatkan orang-orang terbaik," kata Najwa saat dimintai tanggapan terkait polemik
pernyataan soal
profesi jurnalis di Jakarta, Kamis.”
Kata "pentingnya" dalam konteks pernyataan Ganjar Pranowo yang diungkapkan oleh
Najwa Shihab dapat dianggap sebagai bentuk representasi yang menunjukkan penekanan
atau pemberian nilai signifikan terhadap peran institusi pendidikan dalam mencari dan
menghasilkan individu berkualitas. Pemilihan kata ini mencerminkan pandangan bahwa
pendidikan memiliki peran yang krusial dalam menciptakan sumber daya manusia yang
unggul dan berkompeten.

3. pada kutipan Menurut Najwa, konteks pembicaraan Ganjar adalah pentingnya dunia
pendidikan diisi oleh orang-orang baik dan yang terbaik. Sebab, hal itu akan meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia, sehingga sumber daya manusia (SDM) Indonesia semakin
meningkat. Dalam konteks pernyataan Najwa Shihab mengenai pembicaraan Ganjar
Pranowo, kata "pembicaraan" dapat dianggap sebagai bentuk representasi yang
menunjukkan fokus pada topik atau isu tertentu yang dibicarakan oleh Ganjar Pranowo.
Representasi ini mencerminkan penekanan pada pesan atau gagasan yang ingin
disampaikan oleh Ganjar Pranowo terkait dengan pentingnya dunia pendidikan diisi oleh
orang-orang baik dan yang terbaik.

4. pada kutipan Dalam program itu, Ganjar menyarankan agar lulusan terbaik di kampus
sebaiknya bekerja sebagai dosen, bukan bekerja di bidang lain.
Kata "menyarankan" dalam konteks pernyataan Ganjar Pranowo dapat dianggap sebagai
bentuk representasi yang mengindikasikan saran atau pandangan yang diberikan oleh
Ganjar terkait pilihan karier lulusan terbaik. Representasi ini mencerminkan bahwa Ganjar
Pranowo mengemukakan pandangannya atau memberikan saran kepada lulusan terbaik
bahwa sebaiknya mereka mempertimbangkan untuk bekerja sebagai dosen, bukan di bidang
lain.

5. pada kutipan Dalam konteks itu, Najwa menjelaskan saat itu ia merespons pernyataan
Ganjar karena ingin mengetahui yang dimaksud dari Ganjar. Sebab, pernyataan itu bisa
disalahpahami oleh publik. Kata "merespons" dalam konteks pernyataan Najwa Shihab
dapat dianggap sebagai bentuk representasi yang menunjukkan tindakan tanggapan atau
reaksi terhadap pernyataan Ganjar Pranowo. Representasi ini mencerminkan keinginan
Najwa untuk memberikan klarifikasi atau pemahaman lebih lanjut terhadap pernyataan
Ganjar, dengan tujuan mencegah kemungkinan salahpaham atau interpretasi yang keliru
oleh publik.

6. pada kutipan "Saya tentu perlu merespons saat itu, karena tugas jurnalis, menjernihkan
apa yang mungkin masih abu-abu. Makanya saya katakan bahwa profesi jurnalis itu
membanggakan," katanya menegaskan. Kata "menjernihkan" dalam pernyataan Najwa
Shihab dapat dianggap sebagai bentuk representasi yang menunjukkan tujuan untuk
mengklarifikasi atau menyederhanakan informasi yang mungkin masih samar atau ambigu.
Representasi ini mencerminkan peran jurnalis dalam membawa kejelasan atau penjelasan
yang lebih detail
terhadap suatu topik atau pernyataan yang mungkin dapat menimbulkan kebingungan atau
kesalahpahaman.

7. pada kutipan Najwa berharap masyarakat memahami apa yang menjadi isi pembicaraan
dalam program tersebut. Sehingga, tidak berpolemik dengan adanya informasi yang tidak
lengkap dan tidak jelas konteksnya. Kata "berpolemik" dalam konteks pernyataan Najwa
Shihab dapat dianggap sebagai bentuk representasi yang menunjukkan potensi terjadinya
perdebatan atau konflik dalam masyarakat sebagai respons terhadap informasi yang tidak
lengkap atau kurang jelas konteksnya. Representasi ini mencerminkan kekhawatiran Najwa
terhadap kemungkinan timbulnya perdebatan atau ketidaksepakatan di kalangan masyarakat
akibat ketidakjelasan atau ketidaktahuan mengenai isi pembicaraan dalam program tersebut.

2. Relasi

Wacana dalam teks berita menggambarkan


klarifikasi yang diberikan oleh Jurnalis Senior Najwa Shihab terkait kontroversi yang
muncul akibat pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam program Mata
Najwa di Universitas Gadjah Mada (UGM). Najwa Shihab menjelaskan bahwa pernyataan
Ganjar yang sempat memunculkan polemik seolah melecehkan profesi jurnalis sebenarnya
terjadi dalam konteks pembahasan tentang pentingnya dunia pendidikan di Indonesia.

Pada pemberitaan “Ganjar Pranowo Blunder Saat di UGM Menghina Presenter dan
Jurnalistik dalam Acara Mata Najwa” Republika memiliki narasumber yaitu urnalis Senior
Najwa Shihab dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Najwa Shihab memberikan
klarifikasi terkait pernyataan Ganjar Pranowo yang dalam program Mata Najwa on Stage di
Kampus UGM, Yogyakarta, memunculkan polemik terkait saran agar lulusan terbaik
sebaiknya bekerja sebagai dosen, bukan di bidang lain seperti menjadi MC. Ganjar
Pranowo menjadi narasumber utama dalam kontroversi ini karena pernyataannya yang
menyarankan agar lulusan terbaik menjadi dosen dan bukan bekerja di bidang lain.
Pernyataan tersebut menjadi viral di media sosial dan memicu reaksi dari Najwa Shihab
serta publik pada umumnya.

3. Identitas

Republika.co.id sebagai media pemberitaan online yang selalun mengunggah informasi


terbaru mengenai berita-berita faktual yang masih hangat-hangatnya. Peneliti menganalisis
berita yang berjudul “Benarkah Ganjar Lecehkan Profesi Jurnalis? Ini Klarifikasi Najwa
Shihab”. Republika.co.id mencoba menjabarkan apa yang sebenarnya terjadu dalam acara
tersebut. Adapun kutipan-kutipan narasumber yang tertulis dalam berita tersebut sebagai
berikut: Kutipan langsung:
1. "Jadi bukan soal tersinggung, biasa saja, agar tidak ke mana-mana. Pernyataan Ganjar
Pranowo maksudnya tentang pentingnya institusi pendidikan, untuk mendapatkan orang-
orang terbaik," Dari Najwa Shihab.
2. "Saya tentu perlu merespons saat itu, karena tugas jurnalis, menjernihkan apa yang
mungkin masih abu-abu. Makanya saya katakan bahwa profesi jurnalis itu
membanggakan," Ungkap Ganjar.

3. "Saya senang dengan antusiasme publik terhadap berbagai isi dialog kemarin, tapi juga
berharap publik jangan terjebak hanya fokus ke potongan-potongan detil dan kontroversial
dari percakapan. Tapi sesuai tujuan awal acara ini diadakan, bisa melihat secara utuh
gagasan - gagasan atau visi programatik dari tiap bacapres," jelas Najwa.

4. "Siapa Mas MC? Saya Jurnalis, bukan MC" jawab Najwa.

Kutipan tidak langsung


1. Jurnalis Senior Najwa Shihab mengklarifikasi soal potongan video bacapres Ganjar
Pranowo yang seolah melecehkan profesi wartawan dalam program Mata Najwa di
Universitas Gadjah Mada (UGM).
2. Menurut Najwa, konteks pembicaraan Ganjar adalah pentingnya dunia pendidikan diisi
oleh orang-orang baik dan yang terbaik.

3. Dalam program itu, Ganjar menyarankan agar lulusan terbaik di kampus sebaiknya
bekerja sebagai dosen, bukan bekerja di bidang lain.

4. Menurut Ganjar, yang penting saat ini semua sepakat, tiap profesi, baik jurnalis, MC,
politikus, guru dan dosen, juga profesi lain, punya peran pentingnya masing-masing.

B. Dimensi Praktik Produksi Teks (Meso-struktural)

Analisis Mesostruktural membahas dimensi yang terkait dengan proses produksi dan konsumsi
teks. Dalam analisis Mesostruktural, interpretasi dilakukan terhadap bagaimana wacana diproses,
termasuk penggunaan wacana, profil media, prosedur editor, dan cara kerja media dalam
memproduksi teks. Dalam konteks ini, fokusnya adalah pada elemen-elemen organisasional dan
struktural yang memengaruhi cara teks diproduksi, disunting, dan disebarkan oleh media. Analisis
Mesostruktural membantu memahami konstruksi dan pengaruh konteks produksi terhadap teks,
serta bagaimana teks tersebut diarahkan dan diterima oleh konsumen atau audiens.

Republika.co.id didirikan pada tanggal 17 Agustus 1995, dua tahun setelah peluncuran Harian
Republika, dan merupakan portal berita yang menyajikan informasi dalam bentuk teks, audio, dan
video dengan menggunakan teknologi hipermedia dan hiperteks. Republika.co.id sekarang menjadi
portal berita yang dapat diandalkan berkat kemajuan teknologi informasi dan perkembangan sosial
media. Ini menyajikan berbagai fitur baru yang merupakan kombinasi komunikasi media digital dan
menyajikan informasi yang terus diperbarui melalui berbagai kanal. Republika.co.id tidak hanya
menyediakan informasi tetapi juga menerima komunitas. Republika.co.id sekarang juga tersedia
dalam bahasa Inggris.

Harian Umum Republika memiliki visi untuk menjadikan sebagai sumber informasi yang dapat
diandalkan yang mengutamakan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas, dan
profesional. Selain itu, memiliki prinsip dalam upayanya untuk menjaga persatuan negara dan
kepentingan umat Islam, berdasarkan pemahaman bahwa Rahmatan Lil Alamin adalah rahmat bagi
semua makhluk di Bumi.

Realisasi dari visi Republika.co.id dapat dilihat melalui judul “Ganjar Pranowo Blunder Saat di
UGM Menghina Presenter dan Jurnalistik dalam Acara Mata Najwa” berita yang membahas
seputar klarifikasi yang dilakukan oleh Jurnalis Senior Najwa Shihab terkait pernyataan
kontroversial yang diucapkan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam program Mata
Najwa on Stage di Kampus UGM, Yogyakarta, pada tanggal 19 September. Klarifikasi Najwa
Shihab dilakukan untuk menjelaskan konteks sebenarnya dari pernyataan Ganjar yang terkesan
melecehkan profesi jurnalis.

C. Dimensi Praktik Sosial Budaya (Makrostruktural)

Pada analisis makrostruktural, Dalam menganalisis wacana berita mengenai blunder Ganjar Pranowo
di UGM yang menghina presenter dan jurnalis dalam acara Mata Najwa di Republika.co.id, kita
dapat melihatnya melalui tiga tingkat yang telah disebutkan, yaitu tingkat situasional, institusional,
dan sosial antara lain yaitu:

 Tingkat Situasional (Proses Produksi dan Konteks Masyarakat):


Proses Produksi: Dalam konteks produksi berita ini, perlu diperhatikan bagaimana wartawan atau
penulis berita mengkonstruksi narasi seputar blunder Ganjar Pranowo. Pemilihan kata, framing, dan
pengorganisasian informasi merupakan bagian dari proses produksi yang dapat memengaruhi
interpretasi pembaca.
Konteks Masyarakat: Situasi di UGM dan acara Mata Najwa menjadi landasan penting. Bagaimana
Ganjar Pranowo merespons, bagaimana interaksi antara presenter dan jurnalis berlangsung, serta
bagaimana dinamika masyarakat dalam mengonsumsi informasi tersebut menjadi aspek penting
dalam mengidentifikasi konteks situasional.

 Tingkat Institusional (Pengaruh Institusi Internal dan Eksternal):


Internal: Analisis pada tingkat institusional melibatkan pemeriksaan peran institusi seperti
Republika.co.id dan Mata Najwa. Bagaimana pilihan editorial dan kebijakan internal media
tersebut memengaruhi representasi berita.
Eksternal: Institusi eksternal seperti UGM dan institusi politik juga memiliki peran. Bagaimana
UGM menanggapi insiden ini dan apakah ada dampak politik yang dapat memengaruhi narasi.

 Tingkat Sosial (Sistem Politik, Ekonomi, Budaya):

Sistem Politik: Analisis pada tingkat ini melibatkan pemahaman terhadap bagaimana wacana ini
dapat mencerminkan atau memengaruhi dinamika politik pada tingkat makro. Apakah ada implikasi
politik dari blunder Ganjar Pranowo, dan bagaimana itu tercermin dalam penyajian berita.
Sistem Ekonomi: Faktor ekonomi juga dapat memainkan peran, misalnya, melalui iklan atau
hubungan dengan pihak-pihak ekonomi tertentu. Apakah ada kepentingan ekonomi yang
memengaruhi produksi dan presentasi berita ini.
Sistem Budaya: Nilai-nilai budaya juga dapat tercermin dalam wacana ini. Bagaimana representasi
budaya tertentu muncul dalam berita, dan bagaimana hal itu memengaruhi cara masyarakat
memahami dan merespons peristiwa tersebut.

Melalui pendekatan ini, kita dapat menggali lebih dalam bagaimana produksi, representasi, dan
penerimaan berita blunder Ganjar Pranowo di UGM terjadi dalam konteks proses produksi,
pengaruh institusional, dan dinamika sosial masyarakat secara makro.

KESIMPULAN
Dalam wacana berita mengenai blunder Ganjar Pranowo di UGM yang menghina presenter dan
jurnalis dalam acara Mata Najwa, yang dipublikasikan di Republika.co.id, dapat diambil beberapa
kesimpulan penting:
1. Pengaruh Proses Produksi Terhadap Narasi:
Proses produksi berita memiliki peran krusial dalam membentuk narasi berita. Pemilihan kata,
framing, dan penyusunan informasi oleh Republika.co.id berkontribusi pada interpretasi masyarakat
terhadap blunder Ganjar Pranowo.
2.Pentingnya Konteks Situasional dan Institusional:
Konteks situasional, terutama kejadian blunder di UGM, memainkan peran penting dalam
penyusunan berita. Respons institusional dari UGM dan media, termasuk Mata Najwa, memberikan
warna tersendiri dalam pemahaman publik terhadap insiden tersebut.
3.Dinamika Pengaruh Institusi:
Pengaruh institusi, baik internal maupun eksternal, tercermin dalam berita ini. Kebijakan editorial
Republika.co.id dan respons dari UGM sebagai institusi pendidikan, bersama dengan peran media
Mata Najwa sebagai institusi jurnalistik, membentuk cara berita ini dipresentasikan.
4.Interaksi Sosial dan Politik:
Wacana ini mencerminkan interaksi kompleks antara faktor sosial dan politik. Implikasi politik dari
blunder Ganjar Pranowo dapat tercermin dalam berita, memperlihatkan bahwa berita tidak hanya
merupakan cerminan kejadian, tetapi juga dapat membentuk persepsi politik masyarakat.
5.Pengaruh Sistem Budaya dan Nilai-Nilai:
Nilai-nilai budaya dan norma sosial ikut memengaruhi cara berita ini dipahami oleh masyarakat.
Representasi budaya tertentu dapat muncul dalam wacana, memberikan dimensi tambahan dalam
interpretasi masyarakat terhadap peristiwa tersebut.
Kesimpulannya, wacana berita blunder Ganjar Pranowo di UGM pada Republika.co.id
mencerminkan kompleksitas proses produksi berita, pengaruh institusi, dan interaksi dinamis antara
faktor sosial, politik, dan budaya. Pemahaman masyarakat terhadap peristiwa tersebut tidak hanya
tergantung pada apa yang terjadi, tetapi juga pada bagaimana berita itu disajikan dan
diinterpretasikan melalui berbagai konteks yang melibatkan proses produksi, institusi, dan dinamika
sosial masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Munfarida, E. (2014). Analisis wacana kritis dalam perspektif Norman Fairclough. KOMUNIKA: Jurnal
Dakwah Dan Komunikasi, 8(1), 1-19. DOI:https://doi.org/10.24090/komunika.v8i1.746
Reziana, E., & Sobur, A. (2023). Praktik Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Pembangunan
Bendungan Bener, Desa Wadas, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Jurnal Riset Jurnalistik dan
Media Digital, 39-44. DOI: https://doi.org/10.29313/jrjmd.v3i1.1789
A. Fathurizki, R. Mei, and U. Malau, “Pornografi Dalam Film: Analisis Resepsi Film ‘Men, Women &
Children,’” J. ilmu Komun., vol. 2, no. 1, pp. 19–35, 2018
K. Puspitasari, “Kapabilitas Dan Kepemimpinan Anies Baswedan Dalam Penanganan Banjir Jakarta Di
Detik.Com Dan Kompas.Com,” J. Ilmu Komun., vol. 18, no. 2, p. 221, Aug. 2020, doi:
10.31315/jik.v18i2.3505.
Irawati, R. A., Sujatna, E. T. S., & Yuliawati, S. (2023). Strategi ketidaksantunan sarkasme warganet pada
kolom komentar Instagram Ganjar Pranowo. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan
Pengajarannya, 6(3), 911-930.https://doi.org/10.30872/diglosia.v6i3.739
Ritonga, S. (2017). Analisis Tokoh (Najwa Shihab) Berdasarkan Teori Komunikasi Antarpribadi. JURNAL
SIMBOLIKA Research and Learning in Communication Study, 3(2), 71-
77.DOI: 10.31289/simbollika.v3i2.1452
Halimah, S. N., & Hilaliyah, H. (2019). Gaya bahasa sindiran Najwa Shihab dalam buku catatan
Najwa. Deiksis, 11(02), 157-165.DOI: http://dx.doi.org/10.30998/deiksis.v11i02.3648

Fiorentina, R., Mayasari, M., & Hariyanto, F. (2018). Analisis Framing Pemberitaan “Reuni Akbar
212”(Analisis Framing Model Robert N Entman Media Online kompas. com dengan republika. co.
id Edisi 26 November 2017–9 Desember 2017). Jurnal Politikom Indonesiana, 3(2), 84-
93.DOI: https://doi.org/10.35706/jpi.v3i2.1657
Cenderamata, R. C., & Darmayanti, N. (2019). Analisis Wacana Kritis Fairclough pada Pemberitaan
Selebriti di Media Daring. Literasi: Jurnal Bahasa Dan Sastra Indonesia Serta Pembelajarannya,
3(1), 1-8. DOI: http://dx.doi.org/10.25157/literasi.v3i1.173

MASTUTI, R., & Pratiwi, R. Z. B. (2023). CYBERBULLYING DALAM PEMBERITAAN KASUS


BUNUH DIRI SULLI EKS F (X) PADA TIRTO. ID PERIODE OKTOBER 2019 (Analisis
Framing Menurut Robert N. Entman) (Doctoral dissertation, UIN Surakarta). Doi :
http://eprints.iain- surakarta.ac.id/7154/1/Full%20Teks_161211017_REFI
%20MASTUTI.pdf

Anda mungkin juga menyukai