SKRIPSI
Disusun oleh:
NIM: 141224070
YOGYAKARTA
2019
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring dengan syukur ke hadirat TYME yang telah memberikan berkat dan
restunya hingga saat ini saya dapat menyelesaikan tugas akhir, karya ini saya
persembahkan bagi:
Kedua orang tua saya, Bapak Herman Magur dan Ibu Arce Ngajang, selalu setia
dan tak hentinya memberikan dukungan baik secara moril maupun materi selama
Saudara-saudara saya, Verer Magur, Felko Magur, Dessy Natalia, dan Dhyani
Jehan, Rini, Vellsy, dan Entri. Selalu memberikan semangat selama proses belajar
Teman-teman saya, Ina, Grace, Mecil, Irine, Kristy, kakak Melly, kakak Cilla, An,
Ririn, Dewy, Daris, Putri, Fitri yang selalu menularkan semangat kerja keras dan
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO:
(Penulis)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini,
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi universitas Sanata Dharma:
Nama : Benedikta Maretcain Magur
NIM : 141224070
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma. Skripsi saya berjudul:
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 21 Oktober 2019
Yang menyatakan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Penelitian ini membahas referensi eksofora dan endofora pada artikel opini
dalam harian Kompas edisi Januari-Februari 2018. Tujuan penelitian ini yaitu, (1)
mendeskripsikan jenis-jenis referensi eksofora dan endofora pada artikel opini
dalam harian Kompas edisi Januari-Februari 2018, dan 2) memaparkan fungsi-
fungsi referensi eksofora dan endofora pada artikel opini dalam harian Kompas
edisi Januari-Februari 2018.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian
ini adalah artikel opini yang terdapat dalam harian Kompas edisi Januari-Februari
2018 yang merupakan sumber tertulis atau media cetak. Metode penyediaan data
yang digunakan adalah metode studi dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu teknik catat. Metode analisis data
yang digunakan adalah metode agih yaitu, metode yang alat penentunya ada di
dalam bahasa yang diteliti.
Pada artikel opini harian Kompas edisi Januari-Februari 2018 yang telah
dianalisis, peneliti menemukan adanya penggunaan jenis referensi eksofora dan
jenis referensi endofora. Penggunaan jenis referensi pada artikel opini harian
Kompas edisi Januari-Februari 2018 lebih banyak muncul referensi eksofora
daripada referensi endofora. Terbukti dengan ditemukannya referensi eksofora
sejumlah 52 referensi dan referensi endofora sejumlah 51 referensi. Jenis referensi
eksofora yang ditemukan dalam artikel opini harian Kompas edisi Januari-
Februari 2018 yaitu (1) referensi persona, (2) referensi demonstratif, dan (3)
referensi waktu. Jenis referensi endofora yang ditemukan dalam artikel opini
harian Kompas edisi Januari-Februari 2018 yaitu (1) referensi anafora dan (2)
referensi katafora. Fungsi referensi dalam penelitian ini, ditentukan oleh jenis
referensi dan konteks tuturan yang dapat ditemukan melalui latar belakang
pengetahuan peneliti dan peristiwa/kejadian yang memiliki kaitan dengan isi
tuturan. Dengan begitu, setiap jenis referensi memiliki fungsi rujukan yang
berbeda-beda yang disesuaikan dengan jenis referensi dan konteks tuturan itu.
Peneliti menemukan 5 fungsi referensi yaitu (1) fungsi pengacuan anaforis, (2)
fungsi pengacuan katafori, (3) fungsi pengacuan eksofora, (4) fungsi
penunjukkan, dan (5) fungsi penanda hubungan waktu.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
judul Referensi Eksofora dan Endofora pada Artikel Opini dalam Harian
Kompas Edisi Januari-Februari 20218. Tugas akhir dalam bentuk skripsi ini
sebagai syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan meraih gelar sarjana
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dan
dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
2. Rishe Purnama Dewi, S. Pd., M. Hum., selaku Kaprodi PBSI yang telah
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Kedua orang tua saya, Bapak Herman Magur dan Ibu Arce Ngajang,
selalu setia dan tak hentinya memberikan dukungan baik secara moril
maupun materi selama proses belajar dan penyelesaian tugas akhir ini.
9. Teman-teman saya, Ina, Grace, Mecil, Irine, Kristy, kakak Melly, kakak
Cilla, An, Ririn, Dewy, Daris, Putri, Fitri yang selalu menularkan
semangat kerja keras dan pantang menyerah selama proses belajar dan
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Masih
penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
MOTTO .................................................................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................................... ix
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................ 99
Data Triangulasi
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini merupakan bab pendahuluan, yang di dalamnya memuat enam hal,
yaitu (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat
melalui media dan menimbulkan efek tertentu. Komunikator sebagai orang yang
Proses komunikasi itu sendiri dilakukan bukan tanpa maksud, tetapi terdapat
komunikasi dapat terjadi apabila ada proses interaksi antara individu dengan
Komunikasi yang terjadi dalam bentuk tulis yang dalam hal ini merujuk pada
tataran wacana.
dengan benda (orang, tumbuhan, dan sesuatu lainnya) yang dirujuknya. Dilihat
dari acuannya referensi di bagi menjadi dua yaitu referensi endofora dan eksofora,
interpretasi terhadap kata yang relasinya terletak dan tergantung pada konteks
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang berada dalam teks. Dengan kata lain, endofora adalah penunjuk atau
satuan lingual referensi eksofora dan endofora karena wacana merupakan salah
satu jenis bahasa tulis yang digunakan oleh para penulis untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep ataupun perasaan. Wacana dapat berupa sebuah novel,
buku, artikel, dan pidato. Eriyanto (2006:3) menyatakan bahwa wacana sebagai
proposisi lain, kalimat satu dengan kalimat yang lain, membentuk satu kesatuan.
Pengertian satu kalimat dihubungkan dengan kalimat lain dan tidak ditafsirkan
satu per satu kalimat saja. Sebagai sebuah teks, wacana bukan urutan kalimat yang
begitu saja.
sebaga alat komunikasi. Analisis wacana dalam studi linguistik pada unit kata,
frase, atau kalimat semata tanpa melihat keterkaitan di antara unsur tersebut.
dan pengertian. Analisis wacana termasuk suatu kajian yang meneliti atau
menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk lisan
maupun tulisan. Data dalam analisis wacana dapat berupa teks, baik lisan ataupun
tulis. Salah satu objek kajian analisis wacana secara tulisan dapat diambil dari
kabar juga memuat artikel-artikel, kolom, resensi buku, rubrik, opini. Salah satu
surat kabar yang memuat mengenai opini yaitu harian Kompas yang merupakan
salah satu harian nasional terbesar di Indonesia. Harian Kompas merupakan surat
kabar harian atau diterbitkan setiap hari dan biasa memuat berita-berita atau
artikel opini yang terkini dan aktual. Sebuah wacana referensial, dalam
setidaknya memiliki pengetahuan tentang dunia atau isi yang terdapat dalam
wacana.
makna dari tuturan tersebut (Riyanto, 2015: 72). Berikut data referensi waktu
yang dimuat dalam harian Kompas edisi 23 Januari 2018. “Tahun lalu 2,1 juta
ton”. Rujukan kalimat ini berkaitan dengan dukungan harga bagi para petani.
sejak tahun 1970-an. Pada tahun 2017 pengadaan beras/gabah sebanyak 2,1 ton.
Hal ini menunjukkan, dalam referensi baik itu referensi eksofora dan endofora
mengetahui atau memahami apa yang dimaksud dari si pembicara atau penulis
luas dengan dunia luar. Pada penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pada artikel opini. Wacana dalam surat kabar tersebut didefinisikan
sebagai sebuah cerita yang formatnya singkat, dan berisi tentang artikel opini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
artikel opini yang terkini dan aktual. Penulis akan membahas satuan lingual
referensi eksofora dan endofora. Karena penulis ingin mengetahui sebarapa besar
Penulis memilih harian Kompas karena pada artikel opini tersebut terdapat
pengetahuan bahasa yang luas. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini,
baik pembaca dan para penulis dapat mengetahui penggunaan referensi eksofora
dan referensi endofora pada harian Kompas. Penelitian pada harian Kompas edisi
dan endofora khususnya tentang jenis-jenis dan fungsi-fungsi yang terdapat dalam
harian tersebut.
(1) Apa sajakah jenis-jenis referensi eksofora dan endofora pada artikel opini
(2) Apa sajakah fungsi-fungsi referensi eksofora dan endofora pada artikel
Tujuan penelitian ini selaras dengan rumusan masalah yang sudah dipaparkan
di atas yaitu:
Penelitian referensi eksofora dan endofora dalam artikel opini pada harian
manfaat praktis. Adapun manfaat secara teoretis dan praktis sebagai berikut.
a) Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dari hasil penelitian ini di antaranya dapat
media cetak. Manfaat lain yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat
menjadi salah satu sumber referensi yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
b) Manfaat Praktis
memberikan manfaat praktis. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk meningkatkan kualitas artikel opini yang diterbitkan atau dituliskan. Setiap
editor di harian Kompas diharapkan lebih menyeleksi dalam memilih artikel opini
yang sesuai dengan penggunaan referensi eksofora dan endofora pada harian
Kompas. Selain itu pula, bagi para pembaca, peneliti berharap penelitian ini dapat
eksofora dan endofora pada bagian artikel kolom pada harian Kompas.
Agar memiliki konsep yang sejalan dalam berbagai istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, penulis memberikan definisi istilah. Adapun batasan istilah
(1) Sintaksis
Menurut Ramlan (2005: 18). Sintaksis ialah bagian atau cabang ilmu bahasa
yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Berdasarkan
pemaparan pakar ini adalah sintaksis membicarakan apa saja yang berkaitan
dengan wacana, kalimat, klausa dan frase misalnya struktur maupun fungsi.
(2) Referensi
Menurut Yule (2015: 192) referensi sebagai sebuah tindakan agar bahasa
memahami sesuatu. Yang ingin disampaikan oleh pakar ini adalah sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tindakan atau tuturan yang digunakan dapat dipahami oleh penulis atau pendegar
adalah penunjuk atau interpretasi terhadap kata yang relasinya terletak atau
kata yang berada dalam teks (Achmad dan Abdullah, 2013: 141). Dengan kata
lain, referensi endofora adalah penunjuk atau referensinya berada dalam teks atau
bersifat tekstual.
Menurut Kuncoro (2009) dalam Rahardi (2012: 29) artikel opini atau opini
adalah tulisan lepas yang dibuat seseorang lazimnya bukan orang yang berada
dalam redaksi media yang bersangkutan untuk mengupas masalah aktual dan/atau
dijelaskan oleh pakar ini adalah yang menulis artikel opini bukan saja bagi orang-
orang yang berada di redaksi tetapi bagi kaum awam pun bisa, asal masalah yang
Sistematika penyajian dalam skripsi ini terbagi menjadi lima bab yaitu, bab I
pendahuluan, bab II kajian teori, bab III metodologi penelitian. Setiap bab terdiri
yang relevan, 2) kajian pustaka, selanjutnya bab III menguraikan tentang 1) jenis
penelitian, 2) sumber data, 3) data dan objek penelitian, 4) metode dan teknik
pengumpulan data, 5) instrumen penelitian, 6) metode dan teknik analisis data dan
dan 2) saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN TEORI
Pada bab kajian teori ini dipaparkan 1) penelitian yang relevan dan 2)
landasan teori. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni, defenisi sintaksis
secara umum, defenisi referensi eksofora dan endofora secara umum, dan jenis-
jenis referensi eksofora dan endofora Adapun penjabaran kajian teori tersebut
Penelitian tentang referensi eksofora sudah banyak dilakukan oleh peneliti lain.
Penelitian ini pun sangat beragam sesuai dengan permasalahan yang diamati. Hal
(2014) dalam jurnalnya yang berjudul „Jenis, Fungsi, dan Peta Pengacuan
Eksofora Dalam Wacana Opini Jawa Pos Edisi September-Oktober 2013‟. Hasil
penelitian ini mendeskripsikan (1) jenis pengacuan eksofora, (2) fungsi dan (3)
peta eksofora.
yang dilakukan oleh Sugeng Riyanto (2015) dalam judul „Bentuk Pengacuan
Dalam Wacana Media Massa Cetak‟ dalam jurnal penelitiannya peneliti lebih
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
mendeskripsikan (1) bentuk pengacuan pada wacana surat kabar, (2) referensi
pengacuan eksofora dalam wacana yang tedapat dalam media cetak khususnya
surat kabar. Tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Fiandatika Irawati (2014)
membahas tentang referensi secara umum dalam bentuk media cetak, sekaligus
membahas tentang salah satu bagian referensi endofora, bersifat kataforis dan
referensi eksofora.
mengangkat tentang referensi eksofora dan endofora pada harian Kompas yang
mana pada penelitian ini penulis ingin menyusun tentang penggunaan referensi
eksofora dan endofora tentang jenis beserta contoh yang terdapat pada artikel
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian mengenai
11
etimologi, kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari sun yang berarti
„dengan‟, dan kata tattein yang berarti „menempatkan‟. Maka kata suntattein
berarti menempatkan kata atau ilmu tentang penempatan kata atau ilmu tata
sebuah kalimat. Sejalan dengan itu, Ramlan (2005: 18) sintaksis ialah bagian
atau cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat,
klausa dan frase. Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa ahli
diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sintaksis adalah suatu cabang
12
sebagai cabang ilmu yang berkaitan dengan frasa, klausa dan kalimat. Begitu
banyak tulisan yang dapat ditemui dan mengangkat permasalahan perihal sintaksis
menunjuk atau mengacu kata, frasa, atau mungkin juga satuan gramatikal yang
lain. Pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang
berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain (suatu
acuan) yang mendahului atau mengikutinya (Baryadi, 2002: 18; Sumarlan, dkk.,
referensi suatu tuturan adalah pihak pembicara sendiri, sebab hanya pihak
pembicara yang paling mengetahui hal yang diujarkan dengan dirujuk oleh
ujarannya.
adalah pihak pembicara itu sendiri, karena hanya pihak pembicara yang paling
mengetahui hal yang diujarkan dengan hal yang dirujuk oleh ujarannya. Pembaca
atau pendengar hanya dapat menerka hal yang dimaksud (direferensikan) oleh
pembicara dalam ujarannya itu. Terkaan itu relatif, bisa benar dan bisa pula salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(Lubis dalam Achmad dan Abdullah, 2013: 141). Dalam hal ini, teori Lubis
pihak pembicara itu sendiri, bukan pembaca atau pendengar. Karena dalam hal
ini, pembaca dan pendengar hanya bisa menerka atau menebak fungsi dari si
Hal ini dipertegas oleh teori referensi yang disampaikan Yule (2015:191)
menyatakan referensi kata-kata itu sendiri tidak mengacu pada apapun, tetapi
oranglah yang yang membuat acuan. Jadi kita harus memahami referensi atau
referensi berarti sebuah rujukan atau acuan untuk menentukan sebuah hubungan
yang dimaksud dari pihak pembicara dan penulis. Dengan kata lain, hal ini berarti
referensi dapat diterka atau ditebak apabila referensinya atau pemahaman yang
sama bila maksudnya sama. Sebaliknya, bila pemahaman dari pembaca atau
pendengar dengan si pembicara berbeda maka terkaan tersebut akan salah untuk
dimengerti.
Dilihat dari acuannya, referensi dibagi atas dua bagian yaitu referensi
Endofora adalah referensi yang bersifat tekstual. Artinya referensi atau acuannya
terdapat dalam teks atau wacana. Dalam endofora acuannya terbagi atas dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bagian, yaitu acuan anafora (anaphora) dan katafora (kataphora). Agar lebih jelas
dapat dilihat dalam bagan menurut Purwo (1984: 22-105), di bawah ini!
15
atau situasi baik dari lingkungan, masyarakat dan lain-lain. Tetapi tidak hanya
sekedar situasional saja tetapi eksofora juga mengaitkan langsung antar teks
dengan sesuatu yang ditunjuk di luar teks. Agar lebih jelas perhatikan contoh
di bawah ini.
Pengacuan atau acuan pada contoh (a) yakni, kata ini menujukkan
pada sesuatu, yaitu rumah. Rumah yang dimaksud adalah tempatnya dan
Karena yang menunjuk bahwa kata rumah merupakan tempat tinggal, tempat
orang berteduh dan lain-lain dan rujukan atau acuan tersebut berada di luar
teks dan merupakan terkaan. Jadi dalam hal ini referensi eksofora itu
mengaitkan langsung antara teks dengan sesuatu yang ditunjuk di luar teks
tersebut.
Sedangkan pengacuan atau acuan atau rujukan pada contoh (b) kata
lima tahun lalu menunjukkan pada referensi waktu khususnya dalam hal
referensi waktu tahunan. Lima tahun lalu yang dimaksudkan adalah yang
mana bila dihitung dari tahun pemberitaan dalam koran kejadian atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
rujukannya berada di luar teks. Artinya rujukannya tidak terdapat dalam teks
dan tersirat. Hal tersebut merupakan terkaan yang dipahami oleh pendengar
a. Referensi Persona
Lyons dalam Purwo (1984: 22) kata Latin persona ini merupakan
terjemahan dari kata Yunani prosopon, yang artinya “topeng” (topeng yang
dipakai oleh seorang pemain sandiwara), dan yang juga berat peranan atau
watak yang dibawakan oleh pemain drama. Pemilihan istilah ini oleh ahli
bahasa waktu itu disebabkan oleh adanya kemiripan antara peristiwa bahasa
Purwo (1984: 22-24) mengatakan bahwa referen yang ditunjuk oleh kata
peserta tindak ujaran. Muljana (1969:276) menyebut kata ganti persona itu
memakai istilah kata ganti diri karena fungsinya yang menggantikan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
orang. Bahasa Indonesia mengenal kata ganti persona menjadi tiga yakni kata
ganti persona pertama, kata ganti persona kedua, dan kata ganti persona
ketiga. Ketiga kata ganti persona itu hanya kata ganti persona pertama dan
kedua yang hanya menyatakan orang. Kata ganti persona ketiga dapat
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu referensi persona pertama (tunggal yaitu
aku, daku, ku-, -ku, saya, dan jamak yaitu kita bentuk inklusif dan kami bentuk
ekslusif), referensi persona dua (tunggal yaitu engkau, -kau, dikau, kamu, -mu,
Anda, dan jamak yaitu kalian), dan referensi persona ketiga (tunggal yaitu ia,
dia, beliau, -nya, dan jamak yaitu mereka dan -nya), namun tidak ditemukan
karena memiliki rujukan yang ada di dalam teks baik merujuk pada konstituen
pertama jamak dijelaskan oleh Becker dan Okka dalam Purwo (1984: 24)
dikenal dengan bentuk ekslusif (gabungan antara persona pertama dan ketiga),
dan bentuk inklusif (gabungan antara persona pertama dan kedua) bentuk
adalah kita. Agar lebih memahami referensi eksofora persona, lihat contoh ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(1) “Saya tidak tahu persis apakah mereka memahami bahwa ISDS sudah
diatur dalam UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal?
Tepatnya Pasal 32 Ayat 4.”
(2) “Anda dapat mencoba agar lebih tertarik”
Pada kalimat di atas, kata saya dan Anda merujuk di luar bahasa atau
luar teks yang diucapkan oleh penutur atau penulis. Kata saya dan kata Anda
persona pertama, yang menunjuk pada diri orang yang mengajak bicara/mitra
tutur dan kata Anda merupakan referensi persona kedua atau kata ganti orang
kedua, yang menunjuk pada diri orang yang diajak bicara/mitra tutur, yang
b. Referensi Demonstratif
begini, dan begitu. Referensi demonstratif memiliki rujukan pada lokasi atau
tempat yang letaknya dekat dengan penutur/penulis atau bisa pula dekat
dengan mitra tutur/pembaca, bisa juga dekat dengan seorang lain yang
dibicarakan dalam topik tuturan. Sejalan dengan itu demonstratif adalah jenis
luar wacana. Dari sudut bentuk, dapat dibedakan antara (1) demonstratif
dasar, seperti itu dan ini, (2) demontrativa turunan, seperti berikut, sekian, (3)
rujukan atau acuannya berada di dalam dan di luar wacana dan terdiri dari
19
demonstratif merupakan acuan atau rujukan yang anteseden berada dalam dan
di luar wacana, yang bentuknya dibedakan dalam tiga bagian dan memiliki
rujukan pada lokasi atau tempat yang dekat dengan mitra tutur/pembaca tetapi
bisa juga dekat dengan seorang yang lain yang dibicarakan dalam topik. Agar
lebih jelas dapat dilihat pada contoh kalimat referensi demonstratif berikut.
Kata ini bersifat referensi karena untuk mengetahui tempat yang dimaksud
adalah tempat persona itu berada, maka tempat itu sendiri wajib disebut
bersama personanya.
c. Referensi Waktu
Fillmore dalam Purwo (1984: 58) mengatakan bahwa ada dua pengertian
tentang gerak yang dihubungkan dengan waktu: kita yang bergerak melewati
waktu (dalam hal ini waktu dianggap sebagai hal yang diam), atau waktu yang
bergerak menuju ke arah kita dan melewati kita. Referensi eksofora waktu
yang termasuk referensi waktu yaitu hari ini, Senin lalu, kali ini, sekarang,
pekan lalu, dua pekan lalu, September mendatang, Mei lalu, bulan lalu, waktu
itu, selama ini, saat itu, kini, saat ini, tahun ini, tahun depan, tahun lalu, masa
20
merayakannya”
Pada kalimat di atas terdapat kata yang referensi yaitu bulan depan yang
merujuk di luar bahasa. Bulan depan pada kalimat di atas merujuk pada bulan
Maret, karena jika penutur mengucapkan kata tersebut pada tahun Februari
maka bulan depan merujuk bulan Maret, jika penutur mengucapkan kata
tersebut di bulan Desember maka bulan depan merujuk pada bulan Januari.
berada dalam teks atau tekstual (Lubis, 2015: 34). Sejalan dengan pengertian
adalah hal atau fungsi yang menunjuk kembali pada hal-hal yang ada dalam
dua jenis referensi endofora yaitu referensi anaphora (anaphora) dan katafora
(kataphora).
21
endofora rujukan atau acuan berada di dalam teks/ tersurat dan terbagi dalam
berada si sebelah kiri. Referensi anafora adalah hubungan antara bagian yang
satu dengan bagian lainnya dalam teks. Hubungan ini menunjukkan pada
itu Alwi, dkk (1998:43) berpendapat bahwa anafora adalah peranti dalam
bahasa untuk membuat rujuk silang dengan hal atau kata yang telah
dinyatakan sebelumnya. Peranti itu dapat berupa kata ganti persona seperti
dia, mereka, nomina tertentu, konjungsi, keterangan waktu, alat dan cara.
referensi endofora yang bersifat tekstual atau rujukannya berada dalam teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Selain itu referensi anafora menunjukkan hubungan silang dengan hal atau
kata yang telah dinyatakan sebelumnya dan letaknya berada disebelah kiri.
Berikut ini salah satu contoh untuk memperjelas adanya referensi anafora.
demikian? Karena Kata ia mengacu pada Bung Karno yang berada pada awal
kalimat dan kata dia pada kalimat kedua mengacu pada Andri, yaitu nama
yang telah disebutkan sebelumnya yang terdapat pada kalimat sebelumnya. Ini
terlihat bahwa pola pengacuannya masih merujuk atau acuannya pada sesuatu
b. Referensi katafora
anteseden yang akan disebutkan sesudahnya (Abdullah, 2012: 142). Selain itu,
Purwo (1984: 104) menjelaskan bahwa suatu bentuk yang mengacu pada
23
Kata ia dan dia merujuk kepada sesuatu yang disebut sesudahnya atau
berikutnya dan berada disebelah kanan. Pada contoh (1) yaitu kata ia menjelaskan
kata Lina yang artinya rujukannya terdapat pada kata Lina yang mana pada kata ia
itu masih abstrak, maka dapat disimpulkan bahwa Lina adalah seorang penari
balet. Begitupun pada contoh (2) kata dia merujuk pada si Indra. Artinya baik
Kuncoro (2009: 32) dalam (Rahardi, 2012: 29) memaparkan artikel opini
atau opini adalah tulisan lepas yang dibuat seseorang–lazimnya bukan orang yang
dan/atau masalah kontroversial tertentu. Pakar ini menekankan ada dua hal yang
perlu di perhatikan dalam artikel opini, yaitu haruslah memuat hal-hal yang
pemberitaan itu atau hal yang dibahas itu haruslah aktual atau suatu kejadian yang
banyak. Aktual bersifat kekinian atau baru. Selanjutnya kontroversial adalah suatu
perdebatan, pertentangan, atau masalah yang diangkat mengenai suatu hal yang
terjadi dalam masyarakat dan biasanya mengenai pendapat atau sudut pandang.
tersebut memberikan argumen-argumen yang kuat dan harus dibuat dan dapat
dan tak lupa memasukan fakta atau data-data yang menjadi dasar sebuah artikel
opini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Hal tersebut dipertegas oleh teori opini yang disampaikan Kusmana (2014:
25) bahwa opini disajikan secara subjektif dalam mengamati suatu persoalan
pendapat yang mengacu pada fakta, peristiwa atau pemikiran logis penulis.
Artinya dalam artikel opini harus memuat atau berisi argumen-argumen yang
dapat dipertanggungjawabkan yang tentunya dengan data yang kuat yaitu aktual
dan kontroversial.
Artikel opini dan kolom mirip tapi tak sama. Artinya, walaupun artikel
opini dan artikel kolom tersebut mirip tetapi dua hal tersebut sangatlah berbeda.
Dalam artikel kolom lebih singkat, padat, ringkas dibandingkan dengan artikel
opini yang lebih panjang. Tetapi bukan hanya dari formatnya saja perbedaan
artikel opini dan artikel kolom melainkan dari gaya bahasa yang digunakan. Kalau
dalam artikel opini gaya bahasanya lebih bersifat baku, sedangkan artikel kolom
lebih bersifat fleksibel dan lentur. Selain itu, kalau dalam artikel kolom lebih
menggunakan tulisan subjektif penulis atau pendapat penulis lebih banyak tetapi,
dalam artikel opini penulisannya lebih banyak memuat fakta dan pendapat penulis
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III merupakan bab metodologi penelitian yang di dalamnya berisi lima
hal, yaitu (1) jenis penelitian (2) sumber data, (3) data dan objek penelitian (4)
metode dan teknik pengumpulan data, (5) instrumen penelitian, (6) metode dan
teknik analisis data, dan (7) triangulasi. Ketujuh hal di atas akan dijelaskan satu
melalui dua metode yakni melalui metode penelitian kualitatif dan metode
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan definisi yang diberikan
oleh dua ahli di atas. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data berupa
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
referensi eksofora dan referensi endofora pada harian Kompas edisi Januari-
Februari 2018. Data-data tersebut akan dideskripsikan secara apa adanya atau
sesuai dengan yang terlihat. Sugiyono (2005: 21) menambahkan dalam penelitian
penlitian.
Dalam penelitian ini, penggunaan referensi eksofora dan endofora pada harian
Berkaitan dengan sumber data, menurut Lofland (1984: 47) dalam Moleong
(2012: 157), sumber data utama salam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sejalan
dengan pendapat terdahulu Arikunto, (2010:172). Sumber data adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh. Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan
adalah artikel opini yang terdapat dalam harian Kompas edisi Januari-Februari
Data dan objek penelitian merupakan dua hal yang berbeda. Data sebagai
bahan penelitian yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah) yang ada karena
27
unsur lain yang membentuk data, yang disebut konteks (objek penelitian).
Sudaryanto (1990) dalam Mahsun (2007: 19) pada dasarnya data tidak lain
adalah realisasi komposisi struktural dari objek penelitian plus konteks. Sejalan
dengan pengertian tersebut, kemudian Noor (2011: 137) menyatakan bahwa data
adalah informasi yang diterima sebagai suatu kenyataan atau fenomena empiris,
maupun dalam bentuk kata-kata baik lisan ataupun tertulis yang pada dasarnya
eksofora dan endofora yang terdapat dalam harian Kompas sebagai sumber
tertulis. Objek penelitian ini yaitu referensi eksofora dan endofora yang terdapat
Pengumpulan data pada suatu penelitian adalah suatu hal yang sangat penting.
Menurut Noor (2011: 138), teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan
28
dua saja, yaitu “metode simak” dan “metode cakap”; dan tekniknya pun
“teknik dasar” dan “teknik lanjutan”. Dalam teknik pengumpulan data, peneliti
kalimat yang termuat dalam referensi eksofora dan endofora dala artikel opini
Dalam praktiknya, teknik yang digunakan pada penelitian ini, yaitu teknik
catat. Teknik catat dapat dilakukan pencatatan pada kartu data yang segera
yang semakin canggih, pencatatan tersebut tidak hanya menggunakan alat tulis
yang lama seperti bolpoint atau buku melainkan dapat digunakan dengan
menggunakan komputer/laptop atau alat yang lebih canggih dengan akurasi yang
tayangan.
data. Penelitian ini adalah penelitian sendiri. Artinya baik dalam pengumpulan
data maupun menganalisis data peneliti mengerjakan sendiri tanpa ada bantuan
dari orang lain. Moleong (2008: 168) menambahkan dengan tegas bahwa
29
pelapor penelitian.
menemukan kaidah dalam tahap analisis data ada dua, yaitu metode padan dan
metode agih. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode agih. Metode agih
disebut teknik bagi unsur langsung atau teknik BUL. Disebut demikian karena
cara yang digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi satuan lingual
datanya menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan
dimaksud. Adapun alat penggerak bagi alat penentu atau perantinya ialah daya
bagi yang bersifat intutif, atau secara singkat: intuisi tentu saja intuisi kebahasaan
atau intuisi lingual sedangkan alat (penentu)-nya adalah jeda, baik jeda silabik
atau sendi maupun yang sintaktik atau ruas. Jadi, mampu tidaknya si peneliti
membagi data secara baik menjadi beberapa unsur, mula-mula bergantung kepada
kadang dibutuhkan juga alat bantu, antara lain unsur suprasegmental tekanan dan
Furchan (1982: 475) langkah pertama yang harus dilakukan peneliti dalam
menganalisis data yang dilakukan adalah melihat kembali usulan penelitian guna
memeriksa rencana penyajian data data dan pelaksanaan data. Berikut hal-hal
yang akan peneliti kembangkan dalam teknik analisis data adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a. Identifikasi
mengindentitikasi berdasarkan data yang ada dan teori yang relevan yang telah
ditemukan. Misalnya, saat peneliti menemukan kata atau kalimat yang sekiranya
sesuai dengan teori yang relevan sehingga ia mendapatkan ciri penanda yang
terdapat dalam kata atau kalimat tersebut maka identifikasi tersbut juga baik
untuk diterapkan. Identifikasi akan dilihat dari hasil analisis kebutuhan, hasil tes
objektif, dan hasil kuesioner yang lainnya untuk melihat frekuensi membaca
b. Klasifikasi
seluruh hasil instrumen berdasarkan kriteria tertentu. Dalam klasifikasi ini maka
hasil data yang diperoleh akan disusun secara bersistem dalam kelompok atau
kaidah yang telah ditetapkan. Dengan adanya klasifikasi ini, pengolahan dan
analisis data menjadi lebih mudah dilakukan. Klasifikasi juga dapat digunakan
untuk mendeskripsikan hasil data atau kalimat yang diperoleh saat penelitian
data yang digunakan untuk memperoleh bentuk nyata dari responden. Hal ini
dilakukan agar penelitian ini mudah dipahami baik oleh peneliti itu sendiri
maupun oleh orang lain yang telah tertarik dengan penelitian ini. Penggambaran
data harus disesuaikan dengan sumber data dan data yang diperoleh. Deskripsi
data dalam penelitian ini akan digambarkan dengan cara mengelompokkan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang ada dan mengkajinya berdasarkan teori yang relevan serta sejuh mana
tingkat kesantunan itu terdapat atau tidak yang terdapat dalam data yang telah
c. Interpretasi/Pemaknaan
Dalam hal ini, peneliti harus memaknai data yang diperoleh sebelumnya yang
data ini digunakan untuk menganalisis data yangtelah ditemukan. Tindak lanjut
berbagai data yang telah diperoleh dari lapangan. Furchan (1982: 480-483)
menyampaikan beberapa hal atau prinsip dalam menafsirkan atau memaknai data
sebagai berikut.
yang sesungguhnya dilakukan oleh peneliti. Dengan selalu ingat akan terdiri
dari apa sajakah data yang diperoleh peneliti serta apa yang mungkin dapat
32
Jika kita melakukan penyelidikan secar tersirat, hal tersebut masih bersifat
dugaan bukan hal yang pasti. Oleh karena itu, kita wajib menerima data yang
kita peroleh dan menafsirkannya tanpa menghiraukan data itu. Jika hasil itu
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam hal penelitian
33
Bapak A. Danang Satria Nugraha, M.A, dosen Program Studi Pendidikan Bahasa
karena alasan pengalaman dan kompetensinya terkait dengan bidang yang dikaji
oleh peneliti.
Dalam triangulasi data adapun langkah yang harus ditempuh oleh peneliti
yaitu:
(2) Triangulator menerima dan memeriksa hasil kerja yang dilakukan peneliti.
peneliti.
BAB IV
Bab ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses penelitian
yang telah dilaksanakan meliputi deskripsi data, hasil analisis data dan
jenis referensi eksofora dan endofora dan fungsi referensi eksofora dan endofora.
Hasil analisis data memaparkan data-data yang didapat melalui proses penelitian
dalam artikel opini pada harian Kompas edisi Januari sampai dengan Februari
2018 dan pembahasa berisi uraian penjelasan yang berkaitan dengan hasil
penelitian serta kaitannya dengan landasan teori. Berikut deskripsi data, hasil
dan endofora pada artikel opini dalam harian Kompas edisi Januari sampai dengan
Februari 2018. Data pada penelitian ini berupa data tertulis. Sumber data
sejumlah 62 opini. Harian Kompas terbit setiap hari (Senin-Minggu), namun opini
di harian Kompas tidak terbit setiap hari, ada yang terbit Senin sampai Sabtu. Baik
bulan Januari hingga Februari 2018 opini selalu terbit pada hari Senin sampai
Sabtu. Adapun bila ada hari libur nasional maka, harian Kompas tidak akan
menerbitkan korannya. Seperti pada bulan Januari harian Kompas tidak terbit
pada tanggal 1 Januari 2018 dan pada bulan Februari 2018, hari libur nasional
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
terdapat pada tanggal 16 Februari yang merupakan hari raya Imlek. Jadi harian
Halaman artikel opini di harian Kompas terletak di halaman yang sama setiap
terbitnya. Artikel opini terletak di halaman enam dan tujuh. Artikel opini dalam
harian Kompas selalu mengkritisi atau membahas berita yang sedang hangat-
hangatnya, walaupun ada beberapa berita atau topiknya yang diangkat atau
kejadiannya sudah lama terjadi tetapi masih menarik atau hangat diperbincangkan.
Topik atau beruta yang diangkat tidak hanya semata-mata tentang politik atau
kejadian yang terjadi di Indonesia atau dalam negeri saja, melainkan masalah-
masalah yang terjadi di luar negeri pula. Topiknya pun tidak hanya
peringatan hari besar, dan lain-lain, jadi topik setiap opini yang ditulis oleh
penulis berbeda-beda setiap harinya. Artikel opini di harian Kompas ditulis oleh
seseorang yang memang ahli atau seseorang yang mewakili setiap lembaga atau
perusahaan tempat penulis bekerja, yang mana formatnya di bawah nama penulis
pada artikel opini. Penulis opini juga harus memiliki pengetahuan yang luas, serta
ahli dalam permasalahan yang sedang dibahas atau topik yang dibahas.
akan membahas topik yang berkaitan dengan ekonomi, tetapi bila penulis tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
diri sebagai mitra tutur dari penulis opini, maka peneliti (mitra tutur) menafsirkan
Peneliti menemukan dua jenis referensi pada rubrik opini di harian Kompas
ungkapan referensi yang ada di dalam tuturan memiliki rujukan di luar tuturan itu.
dalam-tuturan memiliki arti bahwa ungkapan referensi yang ada dalam tuturan
endofora dibagi menjadi dua yaitu referensi anafora dan referensi katafora.
Berikut tabel jumlah referensi yang ditemukan pada harian Kompas edisi Janiuari-
Februari 2018 yang akan dianalisis dan dibahas pada sub bab berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Referensi Eksofora
1. Referensi Waktu 17
2. Referensi Demonstratif 7
3. Referensi Persona 28
Jumlah 52
Referensi Endofora
1 Referensi Anafora 43
2 Referensi Katafora 8
Jumlah 51
Total 103
referensi dari artikel opini di harian Kompas edisi Januari-Februari 2018 sebanyak
38
temuan peneliti tersebut dapat disimak uraiannya pada sub bab selanjutnya.
eksofora dan endofora dalam artikel opini di harian Kompas edisi Januari-Februari
2018. Data pokok pada penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang memuat
referensi eksofora dan endofora kemudian data pokok tersebut disesuaikan dengan
Dalam artikel opini yang terdapat dalam harian Kompas edisi Januari-
dan endofora berjumlah 102 referensi. Jumlah tersebut dirasa dapat menjawab dua
pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah di penelitian ini. Hasil dari
kalimat tersebut didapat berdasarkan seleksi data sebagai salah satu proses analisis
referensi endofora. Jenis referensi eksofora adalah referensi yang acuan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Hasil analisis data yang ditemukan pada artikel opini dalam harian
memiliki tiga jenis yakni referensi persona, referensi demonstratif, dan referensi
waktu. Selain jenis referensi eksofora, adapun jenis referensi endofora terbagi atas
dua jenis yaitu referensi anafora dan referensi katafora. Berikut akan diuraikan
mengenai jenis referensi eksofora dan jenis referensi endofora yang ada dalam
di harian Kompas edisi Januari hingga Februari 2018, peneliti menemukan jenis
adalah kata atau frasa yang rujukannya berada di luar teks/tidak ungkapkan secara
Purwo yang berjudul Deiksis dalam Bahasa Indonesia referensi eksofora dibagi
menjadi tiga yaitu referensi eksofora persona, referensi eksofora demonstratif, dan
40
kata ganti persona berganti-ganti tergantung pada peranan yang dibawakan oleh
peserta tindak ujaran. Slametmuljana (1969:276) menyebut kata ganti persona itu
memakai istilah kata ganti diri karena fungsinya yang menggantikan diri orang.
Bahasa Indonesia mengenal kata ganti persona menjadi tiga yakni kata ganti
persona pertama, kata ganti persona kedua, dan kata ganti persona ketiga. Ketiga
kata ganti persona itu hanya kata ganti persona pertama dan kedua yang hanya
menyatakan orang. Kata ganti persona ketiga dapat menyatakan orang maupun
benda termasuk juga binatang. Referensi persona dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu referensi persona pertama (tunggal yaitu aku, daku, ku-, -ku, saya, dan jamak
yaitu kita bentuk inklusif dan kami bentuk ekslusif), referensi persona dua
(tunggal yaitu engkau, -kau, dikau, kamu, -mu, Anda, dan jamak yaitu kalian), dan
referensi persona ketiga (tunggal yaitu ia, dia, beliau, -nya, dan jamak yaitu
mereka dan -nya), namun tidak ditemukan karena memiliki rujukan yang ada di
dalam teks baik merujuk pada konstituen sebelah kiri maupun merujuk pada
rujukan pada orang yang diajak berbicara/mitra tutur. Secara khusus referensi
persona pertama jamak dijelaskan oleh Becker dan Okka dalam Purwo (1984: 24)
41
dikenal dengan bentuk ekslusif (gabungan antara persona pertama dan ketiga), dan
bentuk inklusif (gabungan antara persona pertama dan kedua) bentuk ekslusif
dalam bahasa Indonesia adalah kami, sedangkan bentuk inklusifnya adalah kita.
persona kedua, dan referensi persona ketiga. Berikut pemaparan referensi eksofora
Seperti yang sudah dijelaskan oleh Purwo (1984: 22) mengandaikan dalam
sebuah drama bahwa orang yang sedang berbicara mendapat peranan yang disebut
persona pertama. Chaer (2011: 91) kata ganti orang pertama yaitu kata yang
menggantikan diri orang yang berbicara. Kata ganti persona pertama dibagi
menjadi dua yaitu persona tunggal dan persona jamak. Becker dan Okka dalam
Purwo (1984: 24) menunjukkan pengertian jamak dalam bahasa Jawa Kuna
ditandai dengan pemarkah jamak (seperti banyak, semua). Karena itulah bahasa
dan ketiga), dan bentuk inklusif (gabungan antara persona pertama dan kedua)
inklusifnya adalah kita. Chaer (2011: 91) bahwa kata benda yang menyatakan
yang lazin disebut kata ganti. Kata ganti orang pertama yaitu kata yang
menggantikan diri orang yang berbicara, yang termasuk kata ganti orang pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yaitu saya, aku (-ku, ku-, daku), kami, dan kita (Chaer, 2011: 91). Jadi, kata ganti
persona pertama tunggal antara lain saya, aku (-ku, ku-, daku), sedangkan kata
ganti persona pertama jamak antara lain kami, dan kita, seperti yang sudah
referensi persona pertama yang rujukannya pada persona yang sedang berbicara.
Berikut akan diuraikan satu persatu hasil temuan referensi pada rubrik opini di
a. Saya
merupakan salah satu jenis kata ganti orang yang menggantikan diri orang
yang berbicara (Chaer, 2011: 91). Kata ganti saya dalam penggunaannya
dengan orang baik yang belum di kenal, orang yang lebih tua, maupun
dengan orang yang dihormati, dan lain-lain. Jadi, kata saya merupakan salah
satu referensi persona pertama tunggal karena menunjuk pada seorang diri
penutur. Contoh data berikut adalah kalimat yang memuat atau mengandung
(2W) Saya tidak tahu persis apakah mereka memahami bahwa ISDS
sudah diatur dalam UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal? Tepatnya Pasal 32 Ayat 4.
(Kompas, 15 Februari 2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Sama hal dengan data (1W), kalimat pada data (2W) mengandung jenis
adalah penulis/pembicara.
b. Kita
Kata kita merupakan salah satu bagian dari referensi persona pertama,
orang yang berbicara dengan jumlah yang berbicara (Chaer, 2011: 91). Dalam
referensi kata kita merupakan jenis ekslusif yaitu gabungan antara persona
44
Kalimat pada data (3W) di atas mengandung jenis kita yang merupakan
referensi persona pertama jamak bentuk inklusif. Kata kita data (3W)
menggantikan gabungan dari persona satu dan persona dua (persona pertama
bentuk inklusif). Kata “kita” pada data (3W) disebut sebagai kemunculan
referensi eksofora persona pemarkah jamak bentuk inklusif. Pada data (3W)
merujuk pada referensi persona pertama jamak inklusif yang merujuk pada
penulis artikel dan pembaca artikel opini. Jadi, penulis menggunakan kata
pembaca.
c. Kami
Kata kami merupakan salah satu bagian dari referensi persona pertama,
orang yang berbicara dengan jumlah yang berbicara (Chaer, 2011: 91).
Disebut kata ganti orang pertama jamak karena menggantikan diri orang yang
berbicara yang jumlahnya lebih dari satu orang. Dalam referensi kata kami
merupakan bentuk inklusif yaitu gabungan antara persona pertama dan kedua.
45
ekslusif. Kata kami data (4W) menggantikan gabungan dari persona satu
dan persona tiga (persona pertama bentuk ekslusif) atau penutur yang
kami ketika mengajak berbicara baik lisan maupun tulisan dengan mitra
tutur/pembaca.
Seperti yang sudah dijelaskan oleh Purwo (1984: 22) mengandaikan dalam
jelasnya referensi persona kedua memiliki rujukan pada pada pendengar atau
pembaca. Hal ini sejalan dengan pandangan Chaer (2011: 91) menyatakan bahwa
kata benda yang menyatakan orang sering kali digantikan kedudukannya di dalam
pertuturan dengan sejenis kata yang lazim disebut kaga ganti. Kata ganti orang
kedua yaitu kata yang menggantikan diri orang yang diajak bicara. Dalam hal ini,
orang yang diajak bicara oleh pembicara/penulis adalah pembaca. Chaer (2011:
92) pun menunjukkan bahwa yang termasuk kata ganti orang kedua adalah kamu
(-mu), engkau (kau, dikau), Anda, kalian. Persona kedua dibagi menjadi persona
kedua tunggal (merujuk pada satu orang yang diajak berbicara atau merujuk mitra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
tutur/pembaca) berupa kamu (-mu), engkau (kau, dikau), dan Anda. Sedangkan
persona kedua jamak (merujuk pada lebih dari satu orang yang diajak berbicara
atau lebih dari satu orang) yang berupa kalian. Berikut akan didisajikan beberapa
a. Anda
Kata Anda merupakan bagian dari kata ganti orang kedua yaitu kata yang
menggantikan diri orang yang diajak bicara/mitra tutur. Kata Anda digunakan
kepada orang yang belum dikenal dan diperkirakan usia sebaya atau dalam
situasi resmi. Seperti halnya pada opini di harian Kompas yang bersifat
macam latar belakang pendidikan. Selain itu, penulis opini juga belum atau
ganti Anda untuk menyebut mitra tutur. Kata Anda disebut persona kedua
koran dibaca oleh satu orang, maka agar lebih dekat penulis menggunakan
kedua tunggal.
47
ganti orang kedua, yakni orang yang diajak berbicara atau biasa disebut
sebagai mitra tutur atau pembaca yang jumlahnya satu orang. Jadi, jenis
Anda pada data (5W) merujuk pada pembaca rubrik opini harian Kompas
pembicaraan. Referensi demonstratif merujuk pada lokasi atau tempat yang lebih
dikhususkan pada pronominal (kata ganti) demonstratif yang merujuk pada tempat
yang letaknya jauh, sedang, atau dekat dengan penutur maupun mitra tutur.
Referensi demonstratif mencakup ini, itu, begini, dan begitu. Berikut akan
a. Ini
Kata ini dengan fungsi untuk menunjuk benda yang dekat dari pembicara
(Chaer, 2011: 111). Perhatikan contoh data berikut yang mengandung referensi
demonstratif.
karena terdapat kata ini. Referensi ini disebut kemunculan referensi karena
48
tempat tinggal penulis (Teuku Kemal Fasya) dan rakyat baik perepuan
b. Itu
Kata itu dengan fungsi untuk menunjuk benda yang jauh dari pembicara
(Chaer, 2011: 112). Perhatikan contoh data berikut yang mengandung referensi
demonstratif.
karena terdapat kata itu. Referensi itu disebut kemunculan referensi karena
rujukannya adalah demonstratif. Rujukan data (7W) jenis itu yaitu bait suci
Rujukan waktu diungkapkan dengan berbagai ragam kata seperti hari ini, kali
ini, sekarang, pekan lalu, dua pekan lalu, waktu itu, selama ini, saat itu, kini,
saat ini, tahun ini, tahun depan, tahun lalu, dua tahun lalu, pada masa itu, dan
49
waktu diikuti kata ini, itu, dan sekarang, seperti pekan lalu, hari ini, sekarang,
dan sebagainya. Imbuhan ini, itu, dan sekarang membantu mitra tutur dalam
memahami rujukan dari jenis referensi waktu. Purwo (1984: 71) kata sekarang
bertitik labuh pada saat si pembicara mengucapkan kata itu (dalam kalimat),
atau yang disebut saat tuturan. Purwo (1984: 81) leksem waktu yang
yang rujukan/referensinya berada di luar teks/luar tuturan atau berada di luar topik
pembicaraan. Referensi waktu merujuk pada waktu yang yang ada di luar
jangka minggu.
minggu).
50
minggu karena terdapat bentuk minggu lalu. Kata minggu lalu disebut
merupakan minggu maka kata minggu lalu masuk dalam kategori referensi
waktu minggu. Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa data (8W)
telah dijelaskan bahwa bentuk kata minggu lalu mempunyai rujukan dan
konteks yang berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa jenis minggu lalu
yang rujukan/referensinya berada di luar teks/luar tuturan atau berada di luar topik
rujukannya tidak diungkapkan secara langsung oleh penutur dan khusus merujuk
pada bulan.
bulan).
rujukan bulan karena terdapat bentuk Oktober lalu. Kata Oktober lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
disebut referensi waktu rujukan bulan karena rujukannya adalah waktu yang
dan merujuk pada jangka waktu bulan. Purwo (1984: 62) untuk mengukur
waktu yang sudah lampau juga dipakai rangkaian dengan kata lalu. Maka
rincinya Oktober lalu dapat diketahui merujuk pada waktu sebelum data
(9W) dituliskan/diterbitkan.
yang rujukan/referensinya berada di luar teks/luar tuturan atau berada di luar topik
tahun).
rujukan tahun karena terdapat jenis tahun lalu. Kata tahun lalu disebut
referensi waktu rujukan tahun karena rujukannya adalah waktu yang sudah
terjadi sebelum diterbitkan. Seperti yang dikatakan Purwo (1984: 62) untuk
mengukur waktu yang sudah lampau juga dipakai rangkaian dengan kata
lalu. Maka rincinya tahun lalu dapat diketahui merujuk pada waktu sebelum
52
(rujukan tahun).
(11W) Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan sibuk di tahun ini sampai
tahun depan.
(Kompas, 10 Januari 2018)
rujukan tahun karena terdapat jenis tahun depan. Kata tahun depan
penutur atau muncul setelah data (11W) diterbitkan. Seperti yang dikatan
Purwo (1984: 61) bahwa sebagai lawan kata depan dan datang
dipergunakan kata lalu untuk merujuk pada kata lampau, sehingga dapat
dilogika bahwa kata depan dan datang untuk merujuk pada waktu yang
akan datang. Maka rincinya tahun depan dapat diketahui merujuk pada
(12W) Di tahun ini, ada delapan perwira TNI dan tujuh aparat Polri
yang mengikuti pilkada.
(Kompas, 20 Januari 2018)
tahun karena terdapat jenis tahun ini. Kata tahun ini merupakan referensi
waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada
tahun. Adanya imbuhan ini pada tahun ini menunjukkan bahwa waktu yang
ditunjuk berada pada waktu/jangka waktu yang sama/ waktu sekarang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
sedang terjadi atau ditahun yang sama dengan dituturkan atau dituliskan
data (12W). Purwo (1984: 81) leksem waktu yang dirangkaikan dengan
dengan kata ini merujuk (secara luar-tuturan) pada waktu sekarang. Maka
jika diperinci data (12W) memiliki rujukan tahun 2018 karena berada
2018.
(rujukan tahun).
tahun karena terdapat jenis kini. Kata kini merupakan referensi waktu
rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun.
Kata kini memiliki persamaan dengan ini menunjukkan bahwa waktu yang
sedang terjadi atau ditahun yang sama atau waktu dengan dituturkan atau
dituliskan data (13W). Purwo (1984: 81) menjelaskan bahwa leksem waktu
pada waktu sekarang. Jadi, data (13W) memiliki rujukan pada tahun 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bahasa secara linier adalah kemungkinan adanya konstituen tertentu yang sudah
dengan bentuk pronominal entah tidak. Dengan begitu dapat diketahui bahwa
endofora adalah kata atau frasa yang rujukannya berada dalam pembicaraan atau
berada dalam teks. Purwo (1984: 104) membagi referensi endofora menjadi dua
(Purwo, 1984: 104). Maksudnya adalah konstituen berada di sebelah kiri yaitu
kiri).
rujukan dari referensi endofora anafora persona berada di dalam teks yang
mengacu pada konstituen di sebelah kiri atau sebelum kata yang mengandung
referensi muncul dan dikhususkan merujuk pada insan atau persona. Referensi
55
hanya kata ganti persona ketiga yang dapat menjadi pemarkah anafora dan
katafora. Menurut Chaer (2011: 92), kata ganti orang ketiga yaitu menggantikan
diri orang yang dibicarakan. Yang termasuk kata ganti diri orang ketiga adalah ia,
dia, -nya, beliau, dan mereka. Kata ganti orang ketiga terdapat kata ganti orang
ketiga tunggal dan jamak. Kata ganti orang ketiga tunggal dapat berupa ia, dia, -
nya, dan beliau, sedangkan kata ganti orang ketiga jamak dapat berupa mereka.
a. Ia
Kata ganti ia merupakan salah satu bagian dari kata ganti orang ketiga,
yaitu menggantikan diri orang yang dibicarakan (Chaer, 2011: 92). Hal ini
sejalan dengan Purwo (1984: 22) yang mengandaikan dalam bentuk sandiwara
bahwa persona ketiga merupakan orang yang tidak hadir dalam tempat
dekat dengan tempat pembicaraan (tetapi tidak terlibat dalam pembicaraan itu
sendiri secara aktif). Kata ganti ia merupakan bentuk persona ketiga tunggal.
(14W) Bung Karno merasa tidak cukup mendirikan kelompok studi. Pada
4 Juli 1927, ia mendirikan Partai Nasional Indonesia.
(Kompas, 8 Januari 2018)
(15W) Syahdan, ada seorang pemuda miskin yang sangat ingin punya
sepeda. Karena profesinya “hanya” seorang pengarang, ia harus
mencari akal untuk mencapai cita-citanya.
(Kompas, 9 Janauri 2018)
persona dengan bentuk ia. Kata ia pada data (14W) disebut referensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(14W) dan kata ia pada data (16W) rujukannya berupa persona ketiga
tunggal. Jika dikaitkan dengan teori referensi bahwa kata ia pada data
persona dengan bentuk ia. Kata ia pada data (15W) disebut referensi
(15W) dan kata ia pada data (15W) rujukannya berupa persona ketiga
tunggal. Jika dikaitkan dengan teori referensi bahwa kata ia pada data
rujukan dan konteks yang berbeda, sehingga bisa dikatakan bahwa bentuk
57
konteks tuturan. Jadi, meskipun memiliki kata referensi yang sama yakni
b. Dia
Kata ganti dia untuk menyatakan diri orang ketiga atau orang yang
dibicarakan, yang dapat digunakan sebagai variasi kata ganti ia (Chaer, 2011:
97). Purwo (1984: 22) yang mengandaikan dalam bentuk sandiwara bahwa
persona ketiga merupakan orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya
pembicaraan (tetapi menjadi bahan pembicaraan) atau yang hadir dekat dengan
tempat pembicaraan (tetapi tidak terlibat dalam pembicaraan itu sendiri secara
aktif). Kata ganti dia merupakan bentuk persona ketiga tunggal. Perhatikan
persona dengan bentuk dia. Kata dia pada data (16W) disebut referensi
58
(16W) dan kata dia pada data (16W) rujukannya berupa persona ketiga
tunggal. Jika dikaitkan dengan teori referensi bahwa kata dia pada data
yaitu Elon Musk. Rujukan data (16W) dapat diketahui karena disampaikan
anafora persona dengan bentuk dia. Kata dia pada data (17W) disebut
(17W) dan kata dia pada data (17W) rujukannya berupa persona ketiga
tunggal. Jika dikaitkan dengan teori referensi bahwa kata dia pada data
artikel tersebut.
(16W) dan data (17W) memiliki kata referensi berupa dia memiliki
59
(diucapkan/dituliskan).
persona dengan bentuk Beliau. Kata Beliau pada data (18W) disebut
pada data (18W) dan kata Beliau pada data (18W) rujukannya berupa
kata Beliau pada data (18W) memiliki rujukan pada seseorang yang
d. – nya
Kata ganti –nya untuk menyatakan diri orang ketiga atau orang yang
bahwa persona ketiga merupakan orang yang tidak hadir dalam tempat
60
dekat dengan tempat pembicaraan (tetapi tidak terlibat dalam pembicaraan itu
sendiri secara aktif). Jenis –nya dapat berbentuk persona ketinga tunggal
dan persona ketiga jamak (Chaer, 2011: 108-109). Dari sekilan banyak kata
ganti persona ketiga, bentuk –nya dapat mengacu nomina bukan insan dan
nomina insan. Jadi, pada bagian ini kata ganti –nya mengacu pada nomina
insan/persona.
(19W) Hal ini menyebabkan harga saham Amazon naik tajam dan
membuat Jeff Bezos, CEO-nya, menjadi orang terkaya di dunia
dengan nilai kekayaan mendekati 100 miliar dollar AS di atas Bill
Gates, Warren Buffets, ataupun Mark Zuckerberg.
(Kompas, 8 Januari 2018).
persona dengan bentuk -nya. Kata -nya pada data (19W) disebut referensi
(19W) dan kata -nya pada data (19W) rujukannya berupa persona ketiga
tunggal. Jika dikaitkan dengan teori referensi bahwa kata –nya pada data
61
e. Mereka
Kata ganti mereka untuk menyatakan diri orang ketiga, atau orang yang
dibicarakan, yang jumlahnya lebih dari satu orang, dapat digunakan terhadap
siapa saja dan oleh siapa saja (Chaer, 2011: 98). Purwo (1984: 22) yang
yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan (tetapi menjadi bahan
pembicaraan) atau yang hadir dekat dengan tempat pembicaraan (tetapi tidak
terlibat dalam pembicaraan itu sendiri secara aktif). Kata ganti mereka
persona dengan bentuk mereka. Kata mereka pada data (20W) disebut
(20W) dan kata mereka pada data (20W) rujukannya berupa persona
ketiga jamak. Jika dikaitkan dengan teori referensi bahwa kata mereka
62
dengan jumlah yang lebih dari satu orang yang dibicarakan oleh penulis
persona dengan bentuk mereka. Kata mereka pada data (21W) disebut
(21W) dan kata mereka pada data (21W) rujukannya berupa persona
ketiga jamak. Jika dikaitkan dengan teori referensi bahwa kata mereka
dengan jumlah lebih dari satu orang yang dibicarakan oleh penulis
(20W) dan data (21W) memiliki kata referensi berupa mereka memiliki
(diucapkan/dituliskan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
endofora. Jadi, rujukan dari referensi endofora anafora bukan persona berada di
dalam teks yang mengacu pada konstituen di sebelah kiri atau sebelum kata
insan atau bukan persona (dapat berupa hewan, tumbuhan, tempat, dan apapun
ketiga yang dapat menjadi pemarkah anafora. Selain itu, dijelaskan pula bahwa
persona ketiga dapat merujuk pada nomina insan dan nomina bukan insan.
Namun, untuk referensi anafora bukan persona pada bagian kata ganti persona
tiga, hanya mencakup kata ganti dia, ia, dan –nya. Selain referensi anafora
bukan persona yang mencakup kata ganti dia, ia, dan –nya, terdapat pula
dan itu) dan lokatif (misalnya sana). Kata demikian, begitu, dan tersebut juga
dapat digunakan dalam referensi anafora bukan persona. Jadi, peneliti akan
a. Sana
Secara umum kata sana merupakan kata penunjuk tempat. Kata sana
ruang/tempat (lokatif). Namun, kata sana juga dapat masuk dalam referensi
64
dalam referensi anafora bukan persona kata sana memiliki rujukan di dalam teks
yang letaknya sebelum kata yang referensi muncul. Purwo (1984: 131), bahwa
dalam bahasa Indonesia diantara ketiga kata penunjuk tempat (di sini, di situ,
dan di sana) hanya kata di sana yang dapat dipergunakan sebagai pemarkah
anafora tempat.
persona.
persona dengan jenis di sana. Jenis di sana pada data (22W) disebut
data (22W) merujuk pada sekolah. Pada opininya, sebelum penulis (Robert
b. –nya
Menurut Chaer (2011: 92), kata ganti –nya untuk menyatakan diri orang
ketiga atau orang yang dibicarakan. Purwo (1984: 22) yang mengandaikan
dalam bentuk sandiwara bahwa persona ketiga merupakan orang yang tidak
65
atau yang hadir dekat dengan tempat pembicaraan (tetapi tidak terlibat dalam
pembicaraan itu sendiri secara aktif). Bentuk –nya dapat berbentuk persona
ketiga tunggal dan persona ketiga jamak (Chaer, 2011: 108-109). Purwo (1984:
114-115) bahwa bentuk –nya yang merujuk pada bukan insan atau bukan
persona terbagi menjadi bentuk –nya persona tiga tunggal dan bentuk –nya
persona tiga jamak. Jadi, pada bagian ini kata ganti –nya mengacu pada nomina
bukan insan/persona.
persona dengan jenis -nya. Kata –nya pada data (23W) disebut referensi
(23W) dan kata -nya pada data (23W) memiliki rujukan berupa kata ganti
ketiga tunggal (merujuk pada satu hal) yang bukan insan/bukan persona.
Jadi, kata -nya pada data (23W) memiliki rujukan pada sesuatu bukan
66
bentuk persona hanya kata ganti persona ketiga yang dapat menjadi
pemarkah anafora dan katafora. Menurut Chaer (2011: 92), kata ganti
termasuk kata ganti diri orang ketiga berupa ia, dia, -nya, beliau, dan
mereka. kata ganti orang ketiga juga dibagi menjadi dua yaitu kata
ganti ketiga tunggal (ia, dia, -nya, dan beliau) dan kata ganti ketiga
a. Mereka
Kata ganti mereka untuk menyatakan diri orang ketiga, atau orang
yang dibicarakan, yang jumlahnya lebih dari satu orang, dapat digunakan
terhadap siapa saja dan oleh siapa saja (Chaer, 2011: 98). Purwo (1984:
(tetapi menjadi bahan pembicaraan) atau yang hadir dekat dengan tempat
67
persona dengan jenis mereka. Kata mereka pada data (24W) disebut
Polri.
rujukan yang berbeda kata mereka pada data (24W) disebut referensi,
(diucapkan/dituliskan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
b. –nya
Kata ganti –nya untuk menyatakan diri orang ketiga atau orang
tidak terlibat dalam pembicaraan itu sendiri secara aktif). Bentuk –nya
(Chaer, 2011: 108-109). Dari sekian banyak kata ganti persona ketiga,
bentuk –nya dapat mengacu nomina bukan insan dan nomina insan. Jadi,
pada bagian ini kata ganti –nya mengacu pada nomina insan/persona.
persona dengan jenis -nya. Kata –nya pada data (25W) disebut referensi
69
setelah jenis -nya muncul di data (25W). Jadi, kata -nya pada data (25W)
persona dengan jenis -nya. Kata -nya pada data (26W) disebut referensi
setelah jenis -nya muncul di data (26W). Jadi, kata -nya pada data (26W)
diketahui pula bahwa data (26W) setelah jenis -nya, penulis (M. Alfan
Airlangga Hartanto.
(25W) dan data (26W) memiliki kata/jenis referensi berupa -nya karena
beda. Dengan adanya konteks dan rujukan yang berbeda kata -nya pada
data (25W) dan data (26W) disebut referensi, terutama referensi katafora
persona karena memiliki rujukan berupa insan atau persona yang berada
memiliki kata referensi yang sama yakni kata -nya, data (25W) dan data
berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
merujuk pada bukan insan atau bukan persona (dapat berupa hewan,
pemarkah katafora adalah kata ini, begini, yakni, dan yaitu. Selain itu,
(27W) Kita semua yang akan melengkapi sejarah Indonesia tahun 2018
ini: apakah secara ekstenal kita mampu menyelenggarakan
olahraga Asia dengan lancar dan semarak serta
memperlihatkan prestasi olahraga yang tidak memalukan dalam
berhadapan dengan negara lain?
(Kompas, 10 Januari 2018)
persona dengan jenis ini. Kata ini pada data (27W) disebut referensi
71
insan/bukan persona yang berada setelah jenis ini muncul di data (27W).
Jadi, kata ini pada data (27W) memiliki rujukan berupa bukan insan/bukan
Dapat diketahui pula bahwa data (30W) setelah jenis ini, penulis
menyebut bahwa agar berjalan dengan lancar maka kita semua melengkapi
berhadapan dengan negara lain. Jenis ini pada data (30W) merupakan
fungsi referensi yang didasarkan pada jenis referensi yang ditemukan. Purwo
dituturkannya kata itu. Berikut peneliti deskripsikan fungsi rujukan referensi yang
72
gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual
lain (atau suatu acuan) yang mendahuluinya atau mengikutinya. Masih menurut
satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang
mendahuluinya, atau mengacu anteseden di sebelah kiri, atau mengacu pada unsur
yang telah disebut terdahulu. Berikut ini adalah contoh kalimat yang di dalamnya
Data (1F):
Bung Karno merasa tidak cukup mendirikan kelompok studi. Pada 4 Juli
1927, ia mendirikan Partai Nasional Indonesia.
(Kompas, 8 Januari 2018)
Data di atas jika dikaitkan dengan teori referensi, jenis ia pada data (1F).
Fungsi dari kata ia merujuk pada Bung Karno. Fungsi referensi data (1F) dapat
Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila melalui opini harian Kompas
edisi 8 Januari 2018 kepada pembaca. Kemunculan data (1F) memiliki kaitan
dengan mendirikan kelompok studi dan Partai Nasional Indonesia pada tanggal 4
Juli 1927. Penulis (Asep Salahudin) mengungkapkan bahwa Bung Karno yang
tanggal 4 Juli 1927. Partai sebagai alat melipatgandakan gagasan agar semakin
masif, sistemik dan cepat sampai ke masyarakat. Selain itu, sebelum kalimat (1F)
muncul, telah disebutkan nama Bung Karno, sehingga dapat dijadikan rujukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
kata ungkapan referensi muncul yang berupa persona/insan. Jadi jenis ia data (1F)
Data (2F):
Data (2F) jika dikaitkan dengan teori referensi, jenis mereka pada data
(2F) berfungsi merujuk pada anggota TNI dan anggota Polri. Fungsi referensi data
imparsial melalui opini harian Kompas edisi 17 Januari 2018 kepada pembaca.
Kemunculan data (2F) memiliki kaitan dengan aturan UU TNI dan Polri
para anggota TNI dan anggota Polri mengundurkan diri. Penulis (Al Araf)
kampanye, sebelum para anggota TNI dan anggota Polri mengundurkan diri.
Selain itu, sebelum kalimat (2F) muncul, telah disebutkan nama anggota TNI dan
anggota Polri, sehingga dapat dijadikan rujukan karena referensi anafora persona
yang berupa persona/insan. Jadi jenis mereka pada data (2F) bermakud merujuk
74
Data (3F):
Mereka akan selalu kangen pada sekolah karena di sana sungguh menjadi
taman bagi siswa untuk bermain.
(Kompas, 15 Januari 2018)
Data (3F) jika dikaitkan dengan teori referensi, fungsi referensi di sana
pada data (3F) merujuk pada sekolah tempat para siswa dan guru melaksanakan
proses belajar mengajar. Fungsi referensi data (3F) dapat diketahui karena
Bintaro dalam opini harian Kompas edisi 15 Januari 2018 kepada pembaca.
kemunculan data (3F) berkaitan dengan rahasia mengajar kreatif yang mana
Bala) mengungkapkan bahwa para siswa akan merasa kangen pada sekolah
karena sungguh menjadi taman bagi siswa untuk bermain. Selain itu, sebelum
bukan persona/bukan insan. Jadi, jenis di sana pada data (3F) bermakud
merujuk pada sekolah tempat para siswa dan guru melaksanakan proses belajar
mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Data (4F):
Data (4F) jika dikaitkan dengan teori referensi, referensi –nya pada data
(4F) berfungsi merujuk pada PTN-BH. Fungsi referensi data (4F) dapat diketahui
dan Bisnis Universitas Gadjah Mada melalui opini di harian Kompas edisi 3
Februari 2018 kepada pembaca. Kemunculan data (4F) memiliki kaitan dengan
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) pada akhir 2017, akan
mendapat “kado” dari Direktorat Jenderal Pajak Keuangan. Penulis (Didi Achjari)
Pengusaha Kena Pajak (PKP) oleh direktorat jenderal pajak, yang nantinya akan
bermanfaat dalam kebutuhan akan faktur pajak ini karena PTN-BH bisa
melakukan usaha sebagai salah satu sumber penerimaan. Selain itu, sebelum
insan. Jadi, jenis -nya pada data (4F) merujuk pada PTN-BH.
pada satuan lingual lain yang mengikutinya, atau mengacu anteseden di sebelah
kanan, atau mengacu pada unsur yang disebut kemudian (Sumarlam, 2003:24).
Berikut ini adalah contoh kalimat yang didalamnya terdapat fungsi pengacuan
kataforis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Data (5F):
Data (5F) jika dikaitkan dengan teori referensi, jenis mereka pada data
(5F) berfungsi merujuk pada Letnan Jenderal Edi Rahmayadi, Irjen Anton
Charliy, Irjen Safaruddin dan Irjen Murad Ismail. fungsi referensi data (5F) dapat
Laboratorium Ilmu Politik Universitas Andala melalui opini harian Kompas edisi
1 Februari 2018 kepada pembaca. Kemunculan data (5F) memiliki kaitan dengan
sejumlah perwira tinggi aktif dari TNI dan Polri akan mewarnai jalannya pilkada
perwira tinggi aktif dari TNI dan Polri akan mewarnai jalannya pilkada serentak
2018 nanti. Terjunnya perwira aktif TNI dan Polri menjadi polemik tersendiri
lantaran status mereka sebagai alat negara (TNI dan Polri) yang masih aktif).
Selain itu, pada kalimat “Mereka, misalnya...” terdapat referensi mereka yang
referensi muncul yang berupa persona/insan. Jadi, jenis mereka pada data (5F)
berfungsi merujuk pada Letnan Jenderal Edi Rahmayadi, Irjen Anton Charliy,
77
Data (6F):
Data (6F) jika dikaitkan dengan teori referensi, jenis -nya pada data (6F)
berfungsi merujuk pada Airlangga Hartarto. Fungsi referensi data (6F) dapat
Kompas edisi 20 Februari 2018 kepada pembaca. Kemunculan data (6F) memiliki
kaitan dengan kepengurusan baru Partai Golkar telah terbentuk dan diumumkan
oleh ketua umum yaitu Airlangga Hartarto. Penulis (M. Alfan Alfian)
pada kalimat “Kepengurusan baru Partai Golkar telah terbentuk dan diumumkan
referensi muncul yang berupa persona/insan. Jadi, jenis -nya pada data (6F)
78
Data (7F):
Kita semua yang akan melengkapi sejarah Indonesia tahun 2018 ini:
apakah secara ekstenal kita mampu menyelenggarakan olahraga Asia
dengan lancar dan semarak serta memperlihatkan prestasi olahraga yang
tidak memalukan dalam berhadapan dengan negara lain?
(Kompas, 10 Januari 2018)
Kata ini pada data (7F) memiliki rujukan berupa bukan insan/bukan
Asia dengan lancar dan semarak serta memperlihatkan prestasi dan tidak
memalukan. Rujukan data (7F) dapat diketahui karena disampaikan oleh Asvi
Warman Adam seorang sejarawan LIPI yang merupakan penulis opini di harian
Kompas edisi 10 Januari 2018 kepada pembaca. Kemunculan data (7F) berkaitan
berjalan dengan lancar maka kita semua melengkapi sejarah Indonesia secara
berprestasi yang tidak memalukan ketika berhadapan dengan negara lain. Dapat
diketahui pula bahwa data (7F) setelah jenis ini, penulis (Asvi Warman Adam)
dengan lancar maka kita semua melengkapi sejarah Indonesia secara eksternal
tidak memalukan ketika berhadapan dengan negara lain. Jadi, jenis ini pada data
(7F) berfungsi merujuk pada menyelenggarakan olahraga Asia dengan lancar dan
semarak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pengacuan yang acuannya berada atau terdapat di luar teks wacana. Berikut ini
Data (8F):
Saya tidak tahu persis apakah mereka memahami bahwa ISDS sudah
diatur dalam UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal?
Tepatnya Pasal 32 Ayat 4.
(Kompas, 15 Februari 2018)
Kata saya merupakan referensi persona pertama. Data (8F) jika dikaitkan
dengan teori referensi, jenis saya berfungsi yang merujuk pada penutur/penulis
dari data (8F) yaitu Muhammad Iqbal Hasan yang merupakan seorang Pemerhati
Internasional: Kandidat Doktor Ilmu Hukum UPH melalui opini harian Kompas
edisi 15 Februari 2018 kepada pembaca. Fungsi referensi data (8F) juga diperkuat
dengan kalimat data (8F) yang berupa yaitu Muhammad Iqbal Hasan yang
(CEPA)). Jadi, jenis saya data (8F) berfungsi merujuk pada Muhammad Iqbal
80
Data (9F):
Itulah yang patut dicamkan semua dosen PTN/PTS kita.
(Kompas, 14 Februari 2018)
pemarkah jamak bentuk inklusif. Data (9F) jika dikaitkan dengan teori
referensi, jenis kita berfungsi merujuk pada penulis dan pembaca dari data (9F)
di rubrik pendapat Kompas edisi 14 Februari 2018 yaitu Apridar seorang Guru
opini di harian Kompas edisi 14 Februari 2018 dan pembaca opini di harian
Kompas edisi 14 Februari 2018. Fungsi referensi dapat diketahui karena data
(9F) ditulis/disampaikan oleh Apridar seorang Guru Besar Ekonomi dan Rektor
Kemunculan data (9F) berkaitan dengan tidak semua dosen yang memiliki
kompetensi sebagai pendidik. Namun, jika semua dosen merenung akan itikadnya
merawat anak sendiri. Itulah yang patut dicamkan semua dosen di PTN/PTS
berasal dari Indonesia) bahwa Indonesia (negara penulis dan pembaca) tidak
semua dosen yang memiliki kompetensi sebagai pendidik. Jadi, jenis kita data
(9F) berfungsi merujuk pada Apridar seorang Guru Besar Ekonomi dan Rektor
Februari 2018 dan pembaca opini harian Kompas edisi 14 Februari 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Data (10F):
penulis/pembicara yang jumlahnya lebih dari satu. Data (10F) bila dikaitkan
dengan teori referensi, jenis kami berfungsi mengacu pada penulis dari data (10F)
di opini harian Kompas edisi 9 Januari 2018 yaitu Muhammad Chatib Basri
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia melalui opini harian Kompas edisi 9
Chatib Basri) yang mewakili teman seprofesinya menjelaskan tren globalisasi dan
Serikat, Eropa, Australia, Indonesia dan lain-lain. Jadi, jenis kami data (10F)
82
Data (11F):
Jika Anda sedang kehausan di halte bus transjakarta dan kebetulan ada
mesin minuman, Anda memasukkan koin ke dalam mesin itu.
(Kompas, 18 Januari 2018)
persona kedua tunggal. Data (11F) jika dikaitkan dengan teori referensi, jenis
Anda berfungsi merujuk pada pembaca opini harian Kompas edisi 18 Januari
Januari 2018 kepada pembaca. Kemunculan data (11F) berkaitan dengan mesin
minuman yang terdapat di halte bus transjakarta dan minuman dapat keluar
edisi 18 Januari 2018 agar jika berada di halte transjakarta dan merasa kehausan
bisa memasukkan koin ke mesin minuman maka minuman akan keluar. Jadi, jenis
Anda data (11F) berfungsi merujuk pada pembaca opini harian Kompas edisi 18
Januari 2018.
yang memiliki rujukan pesona pertama (tunggal dan jamak) dan memiliki rujukan
persona kedua (tunggal dan jamak), hanya memiliki fungsi referensi pada
pertama (tunggal dan jamak) dan memiliki rujukan persona kedua (tunggal dan
jamak), tetap intinya referensi persona berfungsi merujuk pada orang/insan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
berupa penutur dan mitra tutur. Jadi, dapat diketahui bahwa referensi persona
referensi (reference) sebagai lokasi dan identifikasi orang, objek, peristiwa, proses
atau kegiatan yang sedang dibicarakan atau yang sedang diacu dalam
hubungannnya dengan dimensi ruang dan waktunya, pada saat dituturkan oleh
penunjukkan.
Data (12F):
demonstratif yang rujukan pada tempat. Data (12F) jika dikaitkan dengan teori
referensi, jenis ini berfungsi merujuk pada tempat yang tidak dituliskan/diucapkan
langsung oleh penulis, sehingga pembaca harus memahaminya sendiri dan data
(12F) dengan jenis ini berfungsi merujuk pada republik Indonesia. Fungsi
referensi data (12F) dapat diketahui karena ditulis/disampaikan oleh Teuku Kemal
harian Kompas edisi 29 Januari 2018 kepada pembaca. Kemunculan data (12F)
yang diamati penulis (Teuku Kemal Fasya) memiliki kaitan dengan permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
seksual yang dialami kaum perempuan dan miskin yang terjadi di Indonesia. Jadi,
Data (13F):
penutur/penulis tetapi tidak diungkapkan secara langsung oleh penulis. Data (13F)
jika dikaitkan dengan teori referensi, jenis itu berfungsi merujuk pada tempat yang
memahaminya sendiri dan data (13F) dengan jenis itu berfungsi merujuk pada bait
suci. Fungsi referensi data (13F) dapat diketahui karena ditulis/disampaikan oleh
Anwar Tjen seorang Pendeta Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) melalui
opini di harian Kompas edisi 6 Januari 2018 kepada pembaca. Kemunculan data
(13F) memiliki kaitan dengan permasalahan umat Yahudi yang dikisahkan penulis
dibangun umat Yahudi oleh pasukan Titus pada 70 Masehi. Yang tersisa hanya
85
Penulis (Anwar Tjen) seorang Pendeta Gereja Kristen Protestan Indonesi (GKPI)
mengisahkan bait suci kedua yang dihancurkan oleh pasukan Titus pada 70
Masehi. Permasalahan tersebut terjadi di Jerusalem. Jadi jenis itu data (13F)
pernyataan, apakah terjadi pada masa lampau, sekarang, atau masa yang akan
datang. Fungsi penanda hubungan waktu tidak hanya dilihat dari penggunaan kala
Data (14F):
Harian Kompas minggu lalu menulis berita yang memberi harapan,
bahwa tahun ini tingkat kemiskinan di Indonesia akan dibawah 10 persen.
(Kompas, 11 Januari 2018)
referensi waktu yang merujuk pada mingguan. Data (14F) jika dikaitkan dengan
teori referensi, jenis minggu lalu berfungsi merujuk pada satu minggu sebelum
tanggal 11 Januari 2018 dan jika diperinci dan dihitung mundur mulai tanggal 11
Januari 2018 akan berada ditanggal 4 Janauri 2018. Fungsi referensi data (14F)
1998-1999 melalui opini harian Kompas edisi Kamis, 11 Januari 2018 kepada
pembaca. Kemunculan data (14F) berkaitan dengan berita yang memberi harapan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
tahun ini kemiskinan di Indonesia akan dibawah 10 persen. Hal ini terbukti dari
tugasnya dengan baik. Jadi, jenis minggu lalu pada data (14F) berfungsi merujuk
pada 4 Januari 2018 memuat berita mengenai tahun ini kemiskinan d Indonesia
Data (15F):
Mulai akhir Oktober lalu, pemerintah melancarkan program wajib e-toll
untuk penggunaan jalan tol yang menimbulkan banyak pembahasan pro
dan kontra.
(Kompas, 8 Januari 2018)
referensi waktu yang merujuk pada bulan yang tidak diungkapkan secara langsung
oleh penutur/penulis. Data (15F) jika dikaitkan dengan teori referensi, jenis
Oktober lalu terdapat kata lalu yang menunjukkan waktu yang sudah terjadi,
maka Oktober lalu data (15F) berfungsi merujuk pada bulan Oktober 2017.
Singapore melalui opini harian Kompas edisi 8 Januari 2018 kepada pembaca.
Kemunculan data (15F) memiliki kaitan dengan program wajib e-toll untuk
program wajib e-toll untuk pengguna jalan tol, program penggunaan program
penggunaan bila dihitung dari bulan Januari 2018 maka program tersebut sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
berjalan tiga bulan, karena mulai program ini sejak Oktober lalu. Jadi, jenis
Data (16F):
Bedanya, lima tahun lalu segenap politikus bersaing klaim atas jasa
menetapkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan
hendak mengguyur semiliar rupiah tiap desa.
(Kompas, 8 Januari 2018)
Data (16F) memiliki jenis referensi berupa lima tahun lalu merupakan
referensi waktu yang merujuk pada tahun dengan rujukan tidak diungkapkan
langsung oleh penulis/penutur. Data (16F) jika dikaitkan dengan teori referensi,
jenis lima tahun lalu terdapat kata lalu yang menunjukkan waktu yang sudah
terjadi, maka lima tahun lalu berfungsi merujuk pada tahun/lima tahun sebelum
data (16F) dituturkan/diterbitkan yaitu tahun 2013. Fungsi referensi data (16F)
Sosiolog Pedesaan melalui opini harian Kompas edisi 8 Januari 2018 kepada
sejak akhir tahun 2017 sudah digalang afiliasi partai melalui rapat massa kepala
desa, hingga pengurus badan usaha milik desa (BUMDes). Penulis (Ivanovich
Agusta) mengungkapkan bahwa adanya tanda-tanda sejak akhir tahun 2017 sudah
digalang afiliasi partai melalui rapat massa kepala desa, hingga pengurus badan
usaha milik desa (BUMDes). Sebelumnya, lima tahun lalu (2013) segenap
2014 tentang Desa dan hendak mengguyur semiliar rupiah tiap desa. Jadi, jenis
lima tahun lalu data (16F) berfungsi merujuk pada tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Data (17F):
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan sibuk di tahun ini sampai tahun
depan.
(Kompas, 10 Januari 2018)
referensi waktu yang merujuk pada tahun dengan rujukannya tidak diungkapkan
teori referensi, jenis tahun depan terdapat kata depan atau ke depan yang
menunjukkan waktu yang akan datang atau setelah sebuah tuturan diucapkan pada
waktu tertentu, maka tahun depan berfungsi merujuk pada tahun setelah
dituturkan/diterbitkan data (17F) yaitu tahun 2019. Fungsi referensi data (17F)
Janauri 2018 kepada pembaca. Kemunculan data (17F) memiliki kaitan dengan
adanya perhelatan besar, yaitu pemilihan serentak di 171 daerah yang mencakup
bahwa adanya perhelatan besar, yaitu pemilihan serentak di 171 daerah yang
Pemilu/Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun depan (2019). Jadi, jenis tahun depan
Data (18F):
89
Data (18F) memiliki kata referensi berupa tahun ini merupakan referensi
waktu yang memiliki rujukan pada tahun dengan rujukan tidak diungkapkan
secara langsung oleh penutur/penulis. Data (18F) jika dikaitkan dengan teori
referensi, jenis tahun ini terdapat kata ini dengan waktu yang ditunjuk berada pada
waktu/jangka waktu yang sama/ waktu sekarang yang sedang terjadi atau ditahun
yang sama dengan dituturkan atau dituliskan data (18F). Kata tahun ini data (18F)
berfungsi merujuk pada tahun 2018. Fungsi referensi data (18F) dapat diketahui
Ekonomi dan Perdagangan Kedutaan China untuk Indonesia melalui opini harian
Kompas edisi 17 Januari 2018 kepada pembaca. Kemunculan data (18F) memiliki
kaitan dengan ekspo impor Internasonal akan diadakan di Shanghai, China yang
China yang dimulai dari tanggal 5 sampai 8 November 2018. Dalam kegiatan
ekspo tersebut akan dilakukan pameran jasa dan barang, antara lain peralatan
pintas dan peralatan canggih, barang pakaian dan konsumsi, produk makanan dan
pertanian, desain kreatif dan lain-lain. Jadi jenis tahun ini data (18F) berfungsi
Data (19F):
Data (19F) memiliki kata referensi berupa kini merupakan referensi waktu
yang memiliki rujukan pada tahun dengan rujukan tidak diungkapan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
langsung oleh penutur/penulis. Data (19F) jika dikaitkan dengan teori referensi,
jenis kini memiliki persamaan dengan kata ini yang jika dikaitkan dengan waktu,
memiliki fungsi rujukan pada waktu/jangka waktu yang sama/ waktu sekarang
yang sedang terjadi atau ditahun yang sama dengan dituturkan atau dituliskan data
(19F). Kata kini berfungsi merujuk pada tahun 2018 (tepatnya peringatan Sumpah
Pemuda 28 Oktober pada tahun 2018 mencapai usia 90 tahun). Fungsi referensi
data (19F) dapat diketahui karena ditulis/disampaikan oleh Asvi Warman Adam
seorang sejarawan LIPI melalui opini harian Kompas edisi 10 Januari 2018
Sumpah Pemuda 28 Oktober pada tahun 2018 mencapai usia 90 tahun. Penulis
(Asvi Warman Adam) mengungkapkan bahwa bila dihitung dari tahun 2018 ke
belakang, maka peringatan Sumpah Pemuda 90 tahun tersebut adalah tahun 1928.
Jadi, jenis kini data (19F) berfungsi merujuk pada tahun 2018.
4.3 Pembahasan
Penelitian ini dengan judul “Referensi Eksofora dan Endofora Pada Artikel
Opini dalam Harian Kompas Edisi Januari – Februari 2018” memiliki dua
rumusan masalah yaitu (1) apa sajakah jenis-jenis referensi eksofora dan endofora
pada artikel opini dalam harian Kompas edisi Januari-Februari 2018 dan (2) apa
sajakah fungsi-fungsi referensi eksofora dan endofora pada artikel opini dalam
harian Kompas edisi Januari-Februari 2018. Dapat diketahui bahwa sumber data
penelitian ini berasal dari opini dalam harian Kompas edisi Januari-Februari 2018,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
referensi.
Menurut Kuncoro dalam Rahardi (2012: 29), bahwa artikel opini atau opini
adalah tulisan lepas yang dibuat seseorang – lazimnya bukan orang yang berada
sederhana dapat diketahui bahwa dua buah tuturan yang berbeda mengandung
jenis referensi yang sama, tetap memiliki rujukan yang berbeda karena jenis
Sesuai dengan rumusan masalah pada penelitian ini, yang sudah disebutkan di
atas, dalam menemukan jenis referensi, peneliti menggunakan teori acuan dari
teori referensi Bambang Kaswanti Purwo yang berjudul Deiksis dalam Bahasa
Rincian jenis referensi tersebut sebagai berikut. Referensi eksofora terbagi atas
buah, persona pertama jamak eksklusif 1 buah, persona kedua tunggal 1 buah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
demonstratif 7 buah, referensi waktu rujukan hari 1 buah, referensi waktu rujukan
minggu 1 buah, referensi waktu rujukan bulan 3 buah, referensi waktu rujukan
tahun 12 buah. Referensi endofora terbagi atas referensi anafora dan katafora.
Referensi anafora terbagi atas referensi anafora persona 34 buah, dan referensi
anafora bukan persona 9 buah, referensi katafora terbagi atas referensi katafora
merupakan acuan atau rujukan berada di dalam teks atau tekstual. Referensi
dalam teks. Seperti yang diketahui, referensi endofora anafora adalah rujukannya
berdasarkan konteks tuturan yang terdapat pada artikel opini dalam harian
eksoforis, fungsi penunjukkan, dan fungsi penanda hubungan waktu. Fungsi yang
paling banyak ditemukan adalah fungsi pengacuan anaforis. Hal ini dapat dilihat
dari artikel opini dalam harian Kompas edisi Januari-Februari 2018 bahwa
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan memaparkan dua hal pokok yaitu; (1) simpulan dan (2)
saran. Simpulan berisis rangkuman secara keseluruhan isi dari penelitian ini.
Saran berisi hal-hal relevan yang perlu diperhatikan pada penelitian selanjutnya,
baik bagi peneliti jurusan Bahasa Sastra Indonesia maupun peneliti lainnya.
5.1 Simpulan
dna endofora dalam artikel opini pada harian Kompas edisi Januari-Februari 2018,
1. Jenis-jenis referensi yang terdapat dalam artikel opini pada harian Kompas
referensi endofora memiliki dua bentuk yang ditemukan dalam artikel opini
pada harian Kompas edisi Januari–Februari 2018 yaitu referensi anafora dan
muncul dari referensi berdasarkan konteks tuturan yang terdapat pada artikel
opini dalam harian Kompas edisi Januari-Februari 2018. Lima fungsi yang
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pengacuan anaforis. Hal ini dapat dilihat dari artikel opini dalam harian
5.2 Saran
1. Penelitian ini memberikan masukan kepada para wartawan atau jurnalis yang
media massa khususnya artikel opini dalam harian Kompas lebih bervariasi
sintaksis khususnya, dan linguistik pada umumnya agar tidak tertinggal atau
terlupakan seiring berjalannya waktu. Karena ilmu bahasa tidak seperti hal-
hal yang sering kita lihat pada saat ini, yakni trending pada masanya dan
95
konteks yang ada. Dengan begitu, para pengajar segaligus dapat menjelaskan
96
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2011. Tata bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Irawati, Fiandatika. “Jenis, Fungsi, dan Peta Pengacuan Eksofora dalam Wacana
Opini Jawa Pos Edisi September-Oktober 2013”
(http://eprints.ums.ac.id/30545/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdf)
(10/09/2017)
HP, Achmad & Alek Abdullah. 2013. Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
97
Muljana, Slamet. 1969. Kaidah Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.
Rahardi, R. Kunjana. 2012. Menulis Artikel Opini dan Kolom di Media Massa.
Yogyakarta: Penerbit Erlangga.
Rani, Abdul, dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam
Pemakaian. Jawa Timur: Bayumedia Publishing.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.
Sumarlam, dkk. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka
Cakra.
98
Yogyakarta
Dengan hormat,
Saya, Benedikta Maretcain Magur, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma sedang menyusun skripsi yang berjudul
Referensi Eksofora dan Endofora pada Artikel Opini Dalam Sutat Kabar Haria~ Kompas
Edisi Januari - Februari 2018.
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon kesediaan Bapak untuk berkenan menjadi
triangulator skripsi saya.
Demikian surat ini saya buat, atas dan kesediaan kerjasama Bapak saya ucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
Mengetahui,
Kaprocli,
99
100
101
102
103
104
105
106
107
sudah dan
sedang
melaksanakan
pilkada.
29. 05/RPPT: Bulan Saya – Jeffry Referensi
Oktober 2017, ketika Frieden anafora. Penulis
saya berbicara untuk (keterangan: dan Jeffry
sebbuah konferensi di kalimat tersebut Frieden
Harvard University, saya bersifat anaforis) membahas
sempat berdiskusi mengapa tren
panjang dengan Jeffry anti globalisasi
Frieden, guru besar dan politik
ekonomi politik di identitas
Harvard.a meningkat dan
berkembang di
banyak negara,
termasuk
Amerika Serikat
(AS), Eropa,
Australia,
Indonesia dan
negara lain.
30. 06/RPPT: Karena itu, Saya (keterangan: Referensi
saya lebih sepakat kalimat tersebut anafora. Penulis
dengan Kementerian bersifat anaforis)
Dalam Negeri
(Kemendagri) yang
menginginkan target
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
partisipasi di atas 78
persen.
31. Referensi 01/RPPJI: Lalu, apa saja Kita (Keterangan: Referensi
persona pertama tantangan bangsa kita di kalimat tersebut persona
jamak (jamak tahun politik? rujukan atau pertama jamak
dalam bentuk acuannya tersirat). inklusif. Bangsa
inklusif yaitu Indonesia/
kita). penulis dan
pembaca
32. 02/RPPJI: Sebelum itu, Kita (Keterangan: Referensi
juga sudah banyak kita kalimat tersebut persona
lihat dan bahas tentang rujukan atau pertama jamak
semakin maraknya acuannya tersirat). inklusif.
transaksi daring, salah Pengguna
satu perkembangan dari daring/ penulis
penggunaan teknologi dan pembaca
digital dalam
perdagangan, pembelian
melalui elektronik atau
online.
33. 03/RPPJI: Jelaslah, sel Kita (Keterangan: Referensi
otak kita beroperasi kalimat tersebut persona
dengan membentuk rujukan atau pertama jamak
kaitan yang sangat acuannya tersirat). inklusif.
kompleks dengan Manusia/
puluhan ribu “tetangga” penulis dan
dan “teman” –nya. pembaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
hukum.
63. 11/RA: Itikad tidak baik Setya Novanto Referensi
itu dapat terlihat ketika (SN) – nya anafora. Setya
Setya Novanto (SN) (keterangan: Novanto (SN)
berkali-kali mangkir dari kalimat tersebut berkali-kali
panggilan pemeriksaan, bersifat anaforis) mangkir dari
melarikan diri hingga panggilan
masuk daftar pencarian pemeriksaan,
orang, dan diduga melarikan diri
merekayasa kecelakaan hingga masuk
yang menimpanya pada daftar
16 November 2017. pencarian
orang, dan
diduga
merekayasa
kecelakaan
yang
menimpanya
pada 16
November
2017. SN juga
berkali-kali
menyatakan
dirinya tak
bersalah dan
menolak untuk
bersikap
kooperatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
dalam proses
hukum.
64. 12/RA: Sebagai PKP, PTN-BH – Referensi
PTN-BH bisa mitranya anafora.
mengeluarkan faktur (keterangan: Sebagai PKP,
pajak untuk mitranya. kalimat tersebut PTN-BH bisa
bersifat anaforis) mengeluarkan
faktur pajak
untuk mitra
PTN-BH.
65. 13/RA: Elon Musk, Elon musk – dia Referensi
seorang miliarder (keterangan: anafora. Elon
sekaligus pemilik kalimat tersebut Musk
teknologi tinggi bersifat anaforis) berargumen,
terkemuka Tesla, otak dengan
menggaungkan komputer
kebutuhan integritas harus
manusia dengan mesin. dipersatukan
Dia berargumen, otak secara intensif;
dengan komputer harus jika tidak,
dipersatukan secara berbagai
intensif; jika tidak, penemuan
berbagai penemuan menjadi tak
menjadi tak ada ada
relevansinya. relevansinya.
66. 14/RA: Andai kata Mahasiswa – dia Referensi
mahasiswa gagal (keterangan: anafora.
menjadi guru, maka dia kalimat tersebut Andai kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
122
123
124
125
martabat yang
wajib
dilindungi.
73. 21/RA: Dalam konteks Google, Referensi
ini, studi ekonomi-politik Facebook, Anafora.
media belakangan kian Amazon, dan Google,
memperhitungkan Microsoft – Facebook,
keberadaan raksasa Merekalah Amazon, dan
digital seperti Google, (keterangan: Microsoft
Facebook, Amazon, kalimat tersebut merupakan
dan Microsoft. bersifat anaforis). kekuatan
Merekalah kekuatan utama dalam
utama dalam kontestasi kontestasi
media global. media global.
74. 22/RA: Pidato tersebut Joseph Kennedy Referensi
segera dilawan beberapa III – Ia. anafora.
menit kemudian oleh (keterangan: Joseph
anggota Kongres, Joseph kalimat tersebut Kennedy III
Kennedy III. Ia dengan bersifat anaforis). dalam
teguh meyakinkan publik pidatonya
bahwa keharuman nama dengan teguh
Amerika dalam sejarah menyakinkan
selama ini dibangun juga publik bahwa
lewat keragaman keharuman
berbagai elemen bangsa nama Amerika
yang membentuknya, dalam sejarah
yang hanya bisa selama ini
dibangun lewat sikap dibangun juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
127
128
129
130
131
132
133
Ia menjadikan kemerdekaan
kemerdekaan Palestina Palestina
sebagai prioritas. sebagai
prioritas.
89. 37/RA: Mustahil Belanda – Referensi
memaksa Belanda mereka anafora.
mengakui kemerdekaan (Keterangan: Mustahil
Indonesia sejak 17 Kalimat tersebut memaksa
Agustus 1945 karena itu bersifat anaforis). Belanda
berarti, kegiatan tentara mengakui
mereka di Indonesia kemerdekaan
tahun 1945-1949 Indonesia
termasuk kejahatan sejak 17
perang. Agustus 1945
karena itu
berarti,
kegiatan
tentara
Belanda di
Indonesia
tahun 1945-
1949 termasuk
kejahatan
perang
90. 38/RA: Mereka akan Sekolah – di Referensi
selalu kangen pada sana (keterangan: anafora.
sekolah karena di sana Kalimat tersebut Sekolah
sungguh menjadi taman bersifat anaforis). sungguh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
135
136
137
kita menjadu
manusia yang
lebih luhur.
97. 02/RK: “Buat saya cinta Saya – Bung Referensi
Tanah Air pada umat Karno katafora. Bagi
manusia,” demikian kata (keterangan: Bung Karno
Bung Karno mengutip kalimat tersebut cinta Tanah
Mahatma Gandhi. bersifat kataforis). Air pada umat
manuasia
98. 03/RK: Di dalam Pemerintahannya Referensi
pemerintahannya, – Trump katafora. Di
Trump tidak (Keterangan: dalam
menghormati asas pokok kalimat tersebut pemerintahan
Undang-undang Dasar bersifat kataforis). Trump tidak
Amerika Serikat, menghormati
separation of powers, asas pokok
pemisahan kekuasaan, Undang-
yang menjamin hak undang Dasar
eksekutif, legislatif, dan Amerika
yudikatif. Serikat,
separation of
powers,
pemisahan
kekuasaan,
yang
menjamin hak
eksekutif,
legislatif, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
yudikatif.
99. 04/RK: Kepengurusan -nya – Airlangga Referensi
baru Partai Golkar telah Hartarto katafora.
terbentuk dan Kepengurusan
diumumkan oleh ketua baru telah
umumnya, Airlangga terbentuk dan
Hartarto, 22 Januari diumumkan
2018. ketua umum
Partai Golkar,
Airlangga
Hartarto.
100. 05/RK: Belakang kita -nya – Presiden. Referensi
menyaksikan dalam (Keterangan: katafora.
berbagai pidatonya kalimat tersebut Belakang kita
kesungguhan Presiden bersifat kataforis). menyaksikan
untuk membangun jalan dalam berbagai
pikiran bangsa. pidato
Presiden dan
kesungguhan
untuk
membangun
jalan pikiran
bangsa.
101. 06/RK: Dalam penelitian Mereka - Andre Referensi
mereka mengenai EEJ di Borges dan katafora.
Brasil dan Chile, Andre Mathiu Turgeon Dalam
Borges dan Mathiu (Keterangan: penelitian
Turgeon (2017) kalimat tersebut Andre Borges
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
140
141
memperlihatka
n prestasi
olahraga yang
tidak
memalukan
dalam
berhadapan
dengan negara
lain?
Keterangan:
RPKT : Referensi Persona Kedua Tunggal
RW : Referensi Waktu
RA : Referensi Anafora
RD : Referensi Demonstratif
RK : Referensi Katafora
RPPT : Referensi Persona Pertama Tunggal
142
Mengetahui
Peneliti,
Menyetujui,
Triangulator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
BIOGRAFI PENULIS
Endofora pada Artikel Opini dalam Harian Kompas Edisi Januari – Februari
2018.