Anda di halaman 1dari 7

Lampiran B: IBU – Hazard Analysis Procedure

Pengantar

Analisis bahaya adalah prosedur penilaian bahaya di tempat kerja dengan mempertimbangkan
potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan dan pelaksanaan tugas-tugas, termasuk
identifikasi, mitigasi, pengendalian dan komunikasi bahaya.

Prosedur ini mengatur persyaratan IBU tentang Analisis Bahaya.

Prosedur ini tidak berlaku untuk tinjauan desain HES fasilitas, Integrated Hazard Identification
Studies (iHAZID) atau studi penilaian risiko lainnya sebagaimana diatur di dalam IBU HES Risk
Management OE Process.

Prosedur ini berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan Chevron dan delegasinya,
serta kontraktor di dalam Chevron Upstream & Gas.

Prosedur

Merupakan tanggung jawab Person Managing Control of Work untuk memastikan bahwa tingkat
Hazard Analysis yang tepat dilakukan untuk semua aktivitas kerja dalam lingkup proses MSW.
Langkah-langkah berikut menjelaskan prosedur analisis bahaya.
Step 1: Gunakan Tabel 7 di bawah ini untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang
berhubungan dengan aktivitas pekerjaan yang akan dilakukan.
Tabel 7. Persyaratan IBU Hazard Analysis
Potensi
Kegiatan Persyaratan Hazard Analysis
Bahaya
 Kegiatan SIMOPs Tinggi  Dokumentasi Planning Phase
 1 kegiatan yang membutuhkan 2 Hazard Analysis (PPHA)
atau lebih permit dan/atau  Dokumentasi onsite Job
dokumentasi rencana kerja (seperti: Safety Analysis (JSA)
hot work di area terbatas, hot work  Individual Hazard
selama operasi penyelaman, dll.) Assessmenttanpa
 Bypassing critical protection dokumentasi (seperti:Think
 Kegiatan Commercial Diving Incident Free (TIF); Personal
 Kegiatan dalam ruang terbatas Safety Plan, dan/atau tool
(confined space)dengan kondisi lain didalamHuman
bahaya khusus Performance (HP) toolbox)
 Pekerjaan pada peralatan
bertegangan listrik lebih dari 50 Volt
 Kegiatan penggalian yang
memerlukan system pelindung
(seperti: shoring, bracing, sloping,
dll.)
 Hot work dalam area Hazardous
(Classified)
 Hot workdidalam tangki atau bejana
(vessel)
 Hot tapping
 Kegiatan yang memerlukan Positive
Physical Isolation (PPI)
 Complicated, complex, heavy,
blinddan/atau personnel liftyang
menggunakan man riding basket
 Kegiatan yang memerlukan
pemantauan/pengujian gas dengan
peralatan portabel secara terus
menerus
 Setiap kegiatan yang melibatkan
bahan peledak (seperti: perforating,
dll.)
 Setiap kegiatan yang memerlukan
persetujuan Manager Chevron
(seperti: Facility Manager, Operation
Manager, dll.)
 Kegiatan yang hanya memerlukan  Dokumentasi onsite Job
izin kerja umum/general permit to Safety Analysis (JSA)
work(seperti: pengoperasian  Individual Hazard
vacuum truck, pengujian gas Assessmenttanpa
dengan peralatan portabel, dokumentasi (seperti:Think
Medium
mendirikan, memodifikasi atau Incident Free (TIF); Personal
membongkar perancah, kegiatan Safety Plan, dan/atau tool
yang memerlukan system pelindung lain didalamHuman
jatuh personal, dll.) Performance (HP) toolbox)

 Kegiatan yang tidak memerlukan  Verbal (undocumented)


permit dan berpotensi kecil onsite Job Safety Analysis
menimbulkan kecelakaan serius (JSA)
(seperti yang disampaikan melalui  Undocumented Individual
IMS IT Tool; Safety alert & Bulletin, Low Hazard Assessment (e.g.
MIS; Incident Share, dll.) Think Incident Free (TIF);
Personal Safety Plan, and/or
other tools in the Human
Performance (HP) toolbox)

Step 2: Jika diperlukan sebagaimana dalam Tabel 7 di atas,gunakan form standar IBU Planning
Phase Hazard Analysis (PPHA) atau MSW Permit to Work IT tool untuk melakukan PPHA
sesuai petunjuk yang tercantum di bawah ini.
1. Dokumentasikan data awal yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan,
termasuk namun tidak terbatas pada:
a. Uraian singkat pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Identifikasi peralatan yang sedang digunakan.
c. Identifikasilokasi pekerjaan.
d. Identifikasi alat pelindung diri (APD) umum, tindakan pencegahan dan pengamanan
yang diperlukandalam pekerjaan.
e. Daftar perkakas/peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan (seperti
crane, alat berat bermotor, dll)
f. Daftar prosedur operasi dan/atau pemeliharaan yang diperlukan untuk pekerjaan
yang akan dilakukan
g. Daftar izin dan/atau dokumentasi rencana kerja yang diperlukan untuk pekerjaan
yang akan dilakukan.
h. Tentukan kebutuhan untuk tanggap darurat dan/atau penyelamatan teknis.
i. Tentukan apakah operasi simultan (SIMOP) berlaku. Jika ya, jelaskan kegiatan
secara singkat.
j. Tentukan apakah diperlukan sumber daya tambahan. Jika ya, jelaskan tambahan
tersebut secara singkat.
k. Anggota team PPHA.
2. Diskusikan dan dokumentasikan tugas-tugas yang berhubungan dengan pekerjaan yang
akan dilakukan.
3. Diskusikan dan dokumentasikan semua bahaya yang berhubungan dengan setiap
langkah kerja, termasuk namun tidak terbatas pada:
a. Dapatkan anggota tim mengalami cedera serius atau fatal? Bagaimana dan
mengapa? (seperti kegagalan sistem, prosedur tidak lengkap, kesalahan manusia,
dll).
b. Apa yang bisa rusak? (seperti fasilitas, peralatan, bejana, dll) Bagaimana dan
mengapa? (seperti kegagalan sistem, prosedur tidak lengkap, kesalahan manusia,
dll).
c. Potensi loss ofcontainment? (seperti tumpahan/pelepasan gas atau cairan)
Bagaimana dan mengapa? (seperti kegagalan sistem, prosedur tidak lengkap,
kesalahan manusia, dll).
d. Tinjaudan bahas situasi penghentian pekerjaan (SWA) yang didokumentasikan di
dalam IBU Permit to Work Proceduredan IBU MSW Standards.
4. Diskusikan dan dokumentasikan bagaimana semua bahaya yang teridentifikasi akan
dikendalikan (misalnya eliminasi bahaya, mitigasi bahaya, dll) dan evaluasi efektivitas
pengaman/safeguard (sesuai dengan Tabel 8), termasuk namun tidak terbatas pada:
a. Jelaskan pengamannya.
b. Tentukan kemungkinan insiden terjadi dengan pengaman yang ada (yaitu mungkin,
sesekali, tidak mungkin).
c. Apa kemungkinan terparah dari insiden dengan pengaman yang ada? (yaitu kecil,
sedang, besar)
d. Gunakan Tabel 8 di bawah ini untuk menentukan kebutuhan pengaman tambahan
dan/atau persetujuan dari manager Chevron tingkat tinggi (seperti manajer fasilitas,
manajer operasi, dll).
i. Hijau = Job dapat dilakukan sesuai rencana setelah PPHA disetujui oleh Person
Managing Control of Work (tanda tangan basah).
ii. Kuning = Job dapat dilakukan dengan kewaspadaan setelah PPHA disetujui
olehPerson Managing Control of Work(tanda tangan basah).
iii. Merah = Job tidak dapat dilakukan sampai:
1. Pertama, pengaman tambahan harus diterapkan.
2. Kemudian, gunakan Tabel 8 untuk menilai kembali PPHA.
 Jika masih Merah atau pengaman tambahan tidak dapat diterapkan,
pekerjaan hanya dapat dilakukan setelah PPHA disetujui (tanda tangan
basah) oleh Person Managing Control of Work dan manager Chevron
tingkat tinggi (seperti manajer fasilitas, manajer operasi, dll).
Tabel 8. Tabel Kriteria Keputusan Pengendalian Bahaya IBU
Tingkat Keparahan / Probable Severity
Kecil Sedang Besar
(seperti:first aid, (seperti:cedera/ (seperti: beberapa
pelindung/safeguard terpasang untuk mengendalikan bahaya

spill< 5 bbl ke tanah recordable injury, cedera sekaligus,


atau spill< 1 bbl ke kebakaran, spill 5-50 bbl cedera/sakit yang
Kemungkinan terjadinya kecelakaan dengan system

air, dll.) ke tanah atau spill 1-10 memerlukan


bbl ke air, dll.) perawatan Rumah
Sakit, meninggal,
ledakan, spill> 50 bbl
ke tanah atau spill >
10 bbl ke air, dll.)

Mungkin
(seperti: kecelakaan pernah
terjadi pada fasilitas ini dan/
atau sangat mungkin terjadi
setiap saat di fasiilitas ini atau
fasilitas lain)

Sesekali
(seperti kecelakaan pernah
terjadi pada fasilitas yang
serupa dan mungkin terjadi
pada fasilitas ini atau fasilitas
lain)

Tidak Mungkin
(seperti: Dengan praktek dan
prosedur saat ini, kecelakaan
berkemungkinan kecil terjadi
pada fasilitas ini atau fasilitas
lain)

**Note: Hot tapping, hot work saatpenyelaman, penggunaan bahan peledak saat menyelam,
menyelam di ruang tertutup/terbatas, masuk ke suasana inert selalu membutuhkan persetujuan
tingkat tinggi dari manager Chevron (seperti manajer fasilitas, manajer operasi, dll.).
Step 3: Jika diperlukan sesuai Tabel 7, gunakan formulir standar IBU Job Safety Analysis (JSA)
untuk melakukan dokumentasi onsite JSA sebelum melakukan pekerjaan sebagaimana
petunjuk yang tercantum di bawah ini:
1. Dokumentasikan informasi terkait dengan langkah kerja khusus yang harus dilakukan
(jika PPHA telah dilakukan, manfaatkan informasi PPHA ), termasuk namun tidak
terbatas pada:
a. Uraian singkat langkah kerja yang akan dilakukan.
b. Tanggal.
c. Lokasi tugas yang akan dilakukan.
d. Tentukan alat pelindung diri (APD) khusus yang diperlukan untuk melakukan tugas.
e. Anggota team yang mempersiapkan JSA.
f. Daftar prosedur operasi dan/atau pemeliharaan yang diperlukan untuk melakukan
tugas.
g. Daftar izin dan/atau dokumentasi rencana kerja yang diperlukan untuk melakukan
tugas.
h. Tentukan kebutuhan untuk tanggap darurat dan/atau teknik penyelamatan yang
diperlukan untuk tugas tersebut.
i. Jelaskan perkakas dan/atau peralatan penting yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas.
2. Diskusikan dan dokumentasikan langkah-langkah kerja terkait dengan tugas yang akan
dilakukan.
3. Diskusikan dan dokumentasikan semua bahaya yang berhubungan dengan setiap
langkah, termasuk namun tidak terbatas pada:
a. Dapatkan anggota tim mengalami cedera serius atau fatal? Bagaimana dan
mengapa? (seperti kegagalan sistem, prosedur tidak lengkap, kesalahan manusia,
dll).
b. Apa yang bisa rusak? (seperti fasilitas, peralatan, bejana, dll) Bagaimana dan
mengapa? (seperti kegagalan sistem, prosedur tidak lengkap, kesalahan manusia,
dll).
c. Potensi loss ofcontainment? (seperti tumpahan/pelepasan gas atau cairan)
Bagaimana dan mengapa? (seperti kegagalan sistem, prosedur tidak lengkap,
kesalahan manusia, dll).
d. Uraikan potensi bahaya benda jatuhberhubungan dengan setiap langkah kerja.
e. Identifikasi langkah-langkah penting di dalam JSA yang mengharuskan penghentian
pekerjaan ketika ada perubahan dan/atau penyimpangan dari langkah kerja yang
direncanakan.
4. Diskusikan dan dokumentasikan bagaimana semua bahaya yang teridentifikasi akan
dikendalikan (misalnya eliminasi bahaya, mitigasi bahaya, mengamankan potensi
bahaya benda jatuh, dll).
5. Dokumentasikan petugas yang bertanggung jawab melaksanakan setiap
pengaman/safeguard
6. Dokumentasikan petugas yang bertanggung jawab untuk memverifikasi bahwa semua
pengaman sudah ada sebelum melakukan tugas.
7. Diskusikan dan dokumentasikan potensi skenario yang mengharuskan penghentian
pekerjaan dan penggunaan Stop Work Authority ketika:
a. Satu atau lebih Tenets of Operation tidak diikuti.
b. Seseorang dalam tim kerja memiliki kekhawatiran tentang tugas yang sedang
dilakukan.
c. Setiap saat lingkup pekerjaan berubah.
8. Diskusikan dan dokumentasikan pertanyaan terkait penilaian kinerja manusia, termasuk
namun tidak terbatas pada:
a. Kondisi mental pekerja (seperti kelelahan, semangat, motivasi, dll).
b. Modus kinerja (yaitu yang berbasis keterampilan, berbasis aturan, berbasis
pengetahuan).
c. Perangkap kesalahan (yaitu stres, beban kerja yang tinggi, tekanan waktu,
komunikasi yang buruk, bimbingan kerja tidak jelas, terlalu percaya diri, pertama kali
menjalankan tugas, gangguan, hari pertama kembali setelah hari libur, akhir shift
kerja).
9. Tinjau dan komunikasikan JSA (dalam bahasa yang sesuai bagi tenaga kerja) untuk
semua pekerja yang terlibat, termasuk namun tidak terbatas pada:
a. Personil Operations.
b. Personil Maintenance.
c. Personil yang terlibat dalam kegiatan SIMOP secara bersamaan.
10. Dokumentasi dengan tandatangan basah dalam JSA yang menyatakan bahwa setiap
anggota tim kerja telah memahaman isi JSA.
a. Semua anggota tim kerja baru yang datang setelah JSA dilakukan harus mereview
JSA bersama dengan onsite Person Managing Control of Work dan menyatakan
telah memahami isi JSA (dengan tandatangan basah).
b. Jika petugas pengawas berubah selama waktu kerja berlangsung, personil
pengawas baru harus meninjau JSA dan menyatakan memahami isi JSA (dengan
tanda tangan basah).
11. Dokumentasikan persetujuan JSA melalui tanda tangan basah sebelum pekerjaan
dimulai.
a. Onsite Person Managing Control of Workharus menyetujui JSA.
b. Pihak lain yang menyetujui (seperti SME, Supervisor Chevrondan kontraktor, dll.)
didokumentasikan dalam PPHA.
12. Simpan onsite JSA di tempat kerja bersama dengan lembar kerja lain sesuai IBU Permit
to Work Procedure.
Step 4: Jika aktivitas kerja, seperti Tabel 7, memungkinkan JSA verbal (tanpa dokumentasi),
ikuti petunjuk di bawah in.
1. Diskusikan lingkup tugas dengan tim kerja di jobsite.
2. Diskusikan potensi bahaya yang berhubungan dengan tugas.
3. Diskusikan bagaimana potensi bahaya akan dikendalikan.
4. Laksanakan pengamanan.
5. Diskusikan factor yang mempengaruhi kinerja, termasuk namun tidak terbatas pada:
a. Kondisi mental pekerja (seperti kelelahan, semangat, motivasi, dll).
b. Modus Kinerja (yaitu yang berbasis keterampilan, berdasarkan aturan, berbasis
pengetahuan).
c. Perangkap kesalahan (yaitu stres, beban kerja yang tinggi, tekanan waktu,
komunikasi yang buruk, bimbingan kerja tidak jelas, terlalu percaya diri, pertama kali
menjalankan tugas, gangguan, hari pertama kembali setelah hari libur, akhir shift
kerja).
6. Diskusikan perkakas, peralatan, prosedur dan PPE yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
7. Evaluasi kembali tugas untuk memastikan bahwa tugas tersebut memang tidak
memerlukan JSA yang didokumentasikan (sejalan dengan persyaratan pada Tabel 7).
8. Diskusikan potensi skenario yang mengharuskan penghentian pekerjaan dan JSA yang
didokumentasikan.

Step 5:Penilaian bahaya perorangan (Individual Hazard Assessment/IHA)yang tidak


didokumentasi,merupakan tanggung jawab setiap anggota tim kerja untuk menjaga
kewaspadaan pribadi terhadap bahaya dan pengaman yang terkait, sebelum dan selama
melaksanakan pekerjaan. Gunakan alat kinerja manusia (human performance tool) untuk
melakukan IHA.
1. Pertimbangkan hal berikut terkait IHA sebelum melakukan pekerjaan:
a. Apakah Anda memahami tugas dan bagaimana melakukannya dengan selamat?
b. Apakah Anda telah merencanakan semua langkah dalam tugas?
c. Apakah Anda telah mengidentifikasi semua bahaya yang terkait dengan tugas?
d. Apakah Anda telah mempertimbangkan bagaimana Anda akan mengontrol semua
bahaya yang berhubungan dengan tugas?
e. Apakah Anda memerlukan bantuan untuk melakukan tugas ini dengan selamat
(misalnya tambahan orang, perkakas, peralatan, prosedur, dll)?
2. Apakah Anda terlatih dan yakin bahwa Anda dapat melakukan tugas dengan selamat,
termasuk namun tidak terbatas pada:
a. Pengetahuan procedural (seperti operasi, pemeliharaandll.).
b. Pengetahuan tentang perkakas dan peralatan (pengetahuan operasional).
3. Pertimbangkan bagaimana Anda akan melakukan tugas tersebut
a. Apakah Anda mampu memberikan perhatian penuh pada tugas Anda?
b. Apakah Anda sudah mengidentifikasi kondisi di mana Anda akan menghentikan
pekerjaan?
c. Apakah Anda akan melakukan tugas seperti yang direncanakan?
i. Jika ya, pastikan semua pengaman dan kewenangan sudah ada dan lanjutkan
pekerjaan.
ii. Jika tidak, carilah bantuan tambahan dari:
1. Anggota team kerja lainnya.
2. Pengawasdan/atauPerson Managing Control of Work.
iii. Gunakan tool Human Performance (sepertiSTAR,Self-Check,Step-by-Step, dll.).
Step 6:Tutup dokumen JSA pada bagian 'Task Completion & Lessons Learned Discussion' dari
formulir JSA seperti petunjuk di bawah ini.
1. Diskusikan tugas yang telah selesai.
2. Dokumentasikan hasil diskusi pada form JSA, termasuk namun tidak terbatas pada:
a. Apa yang sudah berjalan dengan baik?
b. Peluang untuk perbaikan (misalnya penggunaan prosedur tambahan, langkah tugas
yang terlupakan, bahaya yang terabaikan, kehilangan tanda tangan dan/atau
persetujuan, dll).
3. Kembalikan semua dokumentasi (misal JSA, PPHA, paket dokumen pekerjaan) ke
control room atau tempat sentralisasi lainnya untuk:
a. Update secara elektronik (jika menggunakan MSW Permit to Work IT Tool).
b. Maksud penyimpanancatatan.

Note:Peninjauan JSA terfokus secara berkala harus dilakukan sesuai dengan IBU MSW
Leadership Engagement Prosedur.

Anda mungkin juga menyukai