AMANAT

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang dalam karya (Sudjiman,1992:57). Amanat dalam cerita biasanya
mencerminkan pandangan hidup pengarang, pandangan tentang nilai-nilai
kebenaran. Amanat yang disampaikan dalam cerita dapat bersifat implisit, dapat
pula bersifat ekslisit. Apabila anak-anak dapat isi cerita, amanat dapat saja
dinyatakan secara langsung, tetapi apabila guru menganggap penting, amanat
dapat dinyatakan di tengah-tengah cerita.

Amanat dapat dimunculkan melalui pertanyaan dan jawaban. Amanat

tidak bersifat terbatas, ia mencangkup segenap persoalan hidup dan kehidupam,
seluruh masalah yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Secara garis
besar pesoalan manusia itu dapat dibedakan menjadi persoalan manusia hubungan
dengan manusia lain bahkan lingkup sosiap hubungannya dengan alam, manusia
dengan turunannya, manusia dengan dirinya sendiri (Dipojdjojo,1986).

Karya sastra modern untuk orang dewasa biasanya tidak dibebani dengan
amanat,namun mereka di harapkan memahami dan menyimpulkan. Tetapi untuk
cerita anak-anak tidak berlaku hal seperti itu. Amanat untuk anak-anak harus ada
cerita di dalam dongeng, baik tampilkan secara eksplisit maupun impilisit, baik
dinyatakan oleh para tokoh ataupun pencerita.

Para pendongeng berusaha selalu memberikan amanat,karena amanat

merupakan yang mendasari karyanya, yakni gagasan yang mendasari sebagai
pendukung pesan. Amanat cerita anak biasanya bertolak belakang dengan sifat
dan perilaku tokoh yang ditampilkan.

Amanat dalam cerita mungkin perlu diulas ulang agar para guru tidak
terjatuh pada sisi cerita yang lain. Hal yang harus diketahui guru adalah bahwa
amanat yang terlalu mensarati atau membebani cerita kadang mengurangi pesona
cerita. Obsevasi menunjukkan, anak yang di beri cerita yang terlalu dekat dengan
permasalahannya menjadi kehilangan gairah untuk menyimak cerita dan mereka
dapat mengetahui dirinya sedang menjadi objek. Hal ini perlu dicermati guru
dalam memilih dan menampilkan amanat dalam cerita.