Mustafa Maulana 0730021000036 Teknik Pertambangan Industri pertambangan memiliki berbagai dampak yang signifikan terhadap lingkungan, yaitu:
Kerusakan Ekosistem: Aktivitas pertambangan
seringkali mengganggu ekosistem alami, seperti hutan, sungai, dan padang rumput, menyebabkan hilangnya habitat dan keanekaragaman hayati. Pencemaran Udara dan Air: Proses penambangan dan pengolahan mineral dapat melepaskan polutan berbahaya ke udara dan air, termasuk partikel debu, logam berat, dan bahan kimia beracun. Degradasi Tanah: Penambangan bisa merusak struktur tanah dan kualitasnya, mengakibatkan erosi tanah dan penurunan kesuburan, serta mempengaruhi kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Penggunaan Air yang Berlebihan: Pertambangan sering memerlukan akses besar terhadap air untuk operasinya, yang dapat menyebabkan penurunan ketersediaan air bagi komunitas lokal dan ekosistem. Kerusakan Lanskap: Kegiatan penambangan sering mengubah lanskap secara drastis, termasuk pembukaan tambang terbuka yang besar dan penumpukan limbah tambang (tailings) yang mengubah morfologi alami. Kerusakan Sosial dan Budaya: Industri pertambangan dapat menyebabkan konflik dengan komunitas lokal karena pencemaran lingkungan, penyalahgunaan tanah, dan kerusakan budaya tradisional. Emisi Gas Rumah Kaca: Proses pertambangan dan pengolahan mineral dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), yang berkontribusi terhadap perubahan iklim global. Kerusakan Kesehatan Masyarakat: Pencemaran air dan udara dari industri pertambangan dapat menyebabkan masalah kesehatan masyarakat, termasuk penyakit pernapasan, keracunan logam berat, dan gangguan hormonal.
Upaya mitigasi, seperti penggunaan teknologi ramah
lingkungan, pengawasan ketat, dan partisipasi komunitas lokal, dapat membantu mengurangi dampak negatif industri pertambangan terhadap lingkungan.