Makalah Ideopolstratak Oke
Makalah Ideopolstratak Oke
Oleh :
JIMMY ALFIAN CHANDRA
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah singkat ini. Shalawat dan
Salam penulis limpahkan kepada rasulullah SAW. Yang telah membawa risalah
suci kepada umat manusia melalui Al-Qur’An dan sunahnya.
Makalah singkat ini penulis selesaikan sebagai persyaratan untuk
mengikuti intermediate training yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa
Islam ( HMI ) Cabang Persiapan Kalianda.dalam makalah ini penulis ambil judul
“Implementasi Strategi Dan Taktik Sebagai Alat Perjuangan Organisasi”
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari semua pihak yang membaca
makalah ini guna menyempurnakan untuk selanjutnya. Dan penulis ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tulisan
singkat ini.
Akhirnya kepada Allah Jualah penulis berserah diri, semoga makalah ini
bermamfaat kepada semua pihak yang membacanya dan semoga kita dapat meraih
sukses dimasa yang akan datang.
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 4
2.1 Ideologi........................................................................................... 4
2.2 Politik Organisatoris....................................................................... 6
2.3 Strategi dan Taktik.......................................................................... 8
2.4 Hubungan Taktik dengan Strategi.................................................. 9
2.5 Stratak dan Organisasi.................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang
ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat
Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi
politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh
anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran
abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah
publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik.
Sejak awal HMI telah mencantumkan “Menegakkan dan mengembangkan
ajaran agama Islam” sebagai salah satu tujuannya, di samping “Mempertahankan
dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia”. Dengan demikian, Islam telah
dijadikan sebagai landasan organisasi. Dalam hal ini HMI tidak mendasarkan diri
pada “mazhab” tertentu, walau kemudian dalam pola pemikirannya HMI
cenderung sebagai kelompok intelektual muslim pembaharu.
Dari situ HMI menuangkan pemahaman keislamannya yang tertampung
dalam sebuah buku pedoman yang diberi nama Nilai Dasar Perjuangan (NDP).
NDP merupakan gambaran bagaimana seorang HMI memahami Islam
sebagaimana tercantum dalam Al-Quran.2 Secara doktrin, yang terkandung dalam
NDP bukanlah ajaran yang bertentangan dengan Islam, melainkan merupakan
formulasi kembali atas Al-Quran sehingga tertuang menjadi suatu kepribadian
bagi kader HMI dalam mewujudkan amanat Tuhan sebagai khalifah fil-ardhi.
NDP adalah landasan ideologis perjuangan HMI, sebagai ruh yang
mendorong moral pergerakan kader. Pemahaman terhadap NDP diharapkan dapat
2
Penjelasan mengenai ini dapat ditemukan di dalam Al Qur’an, Hadits serta literature-literatur
dalam Filsafat Islam
menumbuhkan kepercayaan diri kader akan keyakinan ilahiahnya, membangun
semangat humanisme dalam interaksi dengan sesama manusia, dan sebagai
sumber nilai moral yang mengiringi ilmu pengetahuan untuk diabdikan bagi
kemanusiaan. Dengan demikian nilai-nilai NDP bisa menjadi identitas yang khas
bagi kader-kader HMI.
Sehingga Ideologi HmI yang dibawa didalam diri kader – kadernya yang
selalu senantiasa untuk memperjuangkan Agama Islam dan Meningkatkan
Martabat bangsa Indonesia. Selama ini HMI dikenal dengan tradisi
pembaharuannya. Dalam pembaharuan akan selalu ada kritik dan otokritik
terhadap segala sesuatu yang ada. Hal ini memungkinkan adanya perbaikan dan
pengembangan ke arah yang lebih baik.
Meskipun NDP berpretensi ideologis, NDP tidak boleh diperlakukan
sebagai dogma yang taken for granted oleh kader-kader HMI. NDP bagi HMI
tidaklah sama dengan al-Quran bagi umat Islam. Bagaimana pun NDP adalah
buatan manusia. Karena itu meskipun perumusannya didasarkan pada wahyu yang
bersifat mutlak, NDP tak lebih dari sekadar hasil interpretasi manusia yang nilai
kebenarannya relatif.
NDP bolehlah dikatakan sebagai satu usaha berupa landasan filosofis untuk
mencapai Yang Mutlak, Kebenaran, yaitu Tuhan itu sendiri. Keberadaan NDP
harus disikapi secara kritis. Cak Nur sendiri, selaku salah seorang perumus NDP,
ketika ditanya apakah NDP masih relevan dengan kondisi sekarang ataukah perlu
diganti, mengatakan bisa saja, asal tingkat intelektualitasnya tidak lebih rendah
dari yang ada sekarang.3
Ideologi adalah landasan gerak, dalam arti yang lebih luas ideologi dapat
dikatakan sebagai seperangkat nilai-nilai berdasarkan pandangan dunia
(pandangan hidup) untuk mengatur kehidupan Negara dalam segi-seginya dan
yang disusun dalam sebuah konstitusi berikut peraturan-peraturan dan
implementasinya.
Pada wilayah ideologi, Tauhid jelas haruslah menjadi dasar utamanya
(sumber). Bagaimana pemahaman kader maupun manusia secara umum tentang
Tauhid menjadi dasar dari epistemologinya. Sehingga dengan pengetahuan yang
3
Mantan Ketua Umum PB HMI Periode 1951-1953, Ketua Dewan Pembimbing dan Penasehat
PB HMI tahun 1964-1966, Ketua Umum Koordinasi Nasional KAHMI tahun 1977-1980,
bersumber dari Tauhid tersebut akan dapat menghasilkan pandangan dunia yang
objektiv. Selanjutnya pandangan dunia atau cara memahami realitas tersebut yang
nantinya sebagai perangkat ideology. Jika lebih disederhanakan lagi, ideologi
sangatlah penting dalam perjuangan politik, sebab ideology sebagai landasan
setiap gerak yang akan diaktualisasikan.
Saat ini kita tahu bahwa terdapat banyak sekali ideologi raksasa yang
dengan segala varianya juga memiliki orientasi dalam pencapaian tujuan
(liberalism, kapitalisme, sosialisme dll). Maka sebagai landasan gerak yang
universal dan baku Tauhid adalah rujukan atau sumber utama ideologi yang jelas,
permanent dan selalu relevan.
Disisi Lain Rasulullah SAW menyampaikan “Ilmu tanpa amal adalah dosa,
demikian pula amal tanpa ilmu.” Jika kita kaitkan dengan perjuangan politik,
maka politik adalah merupakan sebuah amal, jika tidak disertai dengan ilmu maka
akan sia-sia. Dalam sebuah perjuangan politik, strategi dan taktik adalah ilmunya,
selain landasan tauhid sebagai dasar ideology dan juga pengetahuan mengenai
ilmu politik itu sendiri.
Strategi adalah memanfaatkan pertempuran untuk mengakhiri peperangan,
taktik adalah penggunaan kekuatan untuk memenangkan suatu pertempuran.
Sedangkan menurut Mao Tse Tung strategi adalah untuk menguasai suatu
peperangan secara keseluruhan, sedangkan taktik adalah untuk melakukan
kampanye (yang merupakan bagian dari peperangan)5. Namun yang perlu juga
kita garis bawahi di sini adalah strategi dan taktik dalam politik tidak dapat
meliputi sampai tercapainya tujuan, sebab strategi hanya meliputi jangka waktu
tertentu. Dalam pandangan HMI, seperti yang diungkapkan oleh Dahlan
Taktik strategis adalah taktik mengenai suatu kejadian politik, namun kejadian
itu menentukan bagi seluruh rencana strategis, dengan kata lain taktik ini adalah
taktik utama/prioritas. Stratak hanya boleh dipelajari oleh pejuang tulen yang telah
memiliki kesadaran ideologi dan organisasi serta sanggup berfikir politis realistis.
Seorang yang penakut, menghindari resiko dan lebih mengedepankan kepentingan
pribadi dari pada kepentingan perjuangan tidak usah mempelajari strata, akan sia-
sia, kasihan strataknya. Sebaliknya, orang yang yang berkesadaran ideology serta
organisasi haruslah mempelajari strategi dan taktik, sehingga dia tidak akan
sembrono dalam bergerak, tidak anarkhis, tidak nyelonong saja serta tidak
bertindak radikal ekstrem yang ngawur dan nekad.7
2.5 Stratak dan Organisasi
Stratak adalah cara menggunakan oranisasi organisasi untuk mencapai
sasaran perjuangan. Garis dari setiap strata harus disesuaikan dengan kondisi
organisasi, kesuksesan strata akan semakin memperkuat organisasi, begitu juga
6
A. Dahlan Ranuwiharjo, SH, Menuju Pejuang Paripurna, Ternate, KAHMI Maluku Utara, 2000,
hlm 87
7
Sun Tzu Wu, The Art of War, Singapura, 1985
Mao Tse Tung. (1963).
sebaliknya. Semakin berkurang kekuatan organisasi, semakin tidak mampu
organisasi itu melaksankan stratak yang besar, semakin kecil stratak yang dapat
dilaksanakan oleh organisasi semakin jauh organisasi tersebut dari tujuan
perjuangan politiknya. Stratak tidak mampu berdiri sendiri, melainkan dia hanya
alat pelaksana bagi tujuan ideology.
1. Tugas Stratak
Menciptakan, memelihara, dan menambah syarat-syarat yang akan
membawa kepada tujuan (machts-vorming dan machts-aanwending)adalah tugas
stratak. Dengan kata lain, tugas stratak adalah untuk mempertahankan dan
menambah kekuatan serta posisi sendiri, di samping itu juga untuk
menghancurkan dan mengurangi kekuatan serta posisi lawan.8
4. Hukum-hukum Stratak
1. Kwantitas.
Jumlah yang besar akan mengalahkan jumlah yang kecil. Pihak
yang berjumlah kecil tidak boleh menyerang musuh yang berjumlah
besar. Jika musuh yang berjumlah besar menyerang pihak yang berjumlah
kecil hendaknya menyingkir. Musuh yang berjumlah besar tidak dapat
dihancurkan sekaligus, melainkan sedikit demi sedikit dan secara terus
menerus.
10
Nasehat dari para Pujanga Jawa intisari Kitab Jawa Kuno; Serat Wedhatamadan Serat Wotgaleh
11
lain yang semakin sulit dan perlu adanya pemerataan untuk mewujudkan Keadilan
12
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
6. Pejuang Paripurna
Setiap manusia dilahirkan sebagai pemimpin di muka bumi ini, utamanya
adalah sebagai wakil Tuhan. Sebagai pemimpin dan juga wakil Tuhan seharusnya
manusia dalam menjalankan segala gerak dan langkah perjuangannya dilandasi
dari ke-Tauhid-an. Setiap pemimpin haruslah memahami, meresapi dan
menghayati enam syarat perjuangan politik yang telah disebutkan di atas, selain
juga harus mampu menanganinya.13
Pejuang paripurna haruslah selesai pada wilayah Iman dan ilmu, setidaknya
memiliki kapasitas pada dua wilayah tersebut, sehingga dalam pengamalannya
tidak lagi keliru. Keparipurnaannya didasarkan pada bagaimana ia mampu untuk
berfikir, berjuang dan bekerja secara maksimal. Pola berfikir dan bertindak seperti
itu akan semakin mendekatkan organisasi kepada tujuan perejuangannya.14
Dalam setiap perjuangan politiknya, pejuang paripurna haruslah memiliki
beberapa landasan dan nilai-nilai dasar sebagai berikut;
1. Landasan dari nilai-nilai dasar,
a. Tauhid.
b. Risalah.
c. Kekhalifahan.
2. Nilai-nilai dasar,
a. Persamaan derajat manusia.
b. Musyawarah.
c. Hak-hak demokrasi.
d. Keadilan.
e. Kepentingan umum.
f. Mencegah kedholiman tas manusia.
g. Hak atas hidup
12
Mantan Ketua Umum PB HMI Periode 1951-1953, Ketua Dewan Pembimbing dan Penasehat
PB HMI tahun 1964-1966, Ketua Umum Koordinasi Nasional KAHMI tahun 1977-1980,
13
A. Dahlan Ranuwiharjo, SH, Menuju Pejuang Paripurna, Ternate, KAHMI Maluku Utara, 2000,
hlm 37
14
A. Dahlan Ranuwiharjo, SH, Menuju Pejuang Paripurna, Ternate, KAHMI Maluku Utara, 2000,
hlm 87
h. Hak bagi si miskin.
i. Hak antara pemimpin dan yang dipimpin.hak minoritas.
Dengan beberapa hal tersebut di atas, maka hasil dari perjuangan polotik
akan dapat memberikan manfaat yang besar serta tidak sia-sia, akan mampu
menciptakan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.15
15
A. Dahlan Ranuwiharjo, SH, Menuju Pejuang Paripurna, Ternate, KAHMI Maluku Utara, 2000,
hlm. 105
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Taktik strategis adalah taktik mengenai suatu kejadian politik, namun
kejadian itu menentukan bagi seluruh rencana strategis, dengan kata lain
taktik ini adalah taktik utama/prioritas.
2. Stratak hanya boleh dipelajari oleh pejuang tulen yang telah memiliki
kesadaran ideologi dan organisasi serta sanggup berfikir politis realistis.
Seorang yang penakut, menghindari resiko dan lebih mengedepankan
kepentingan pribadi dari pada kepentingan perjuangan tidak usah
mempelajari strata, akan sia-sia, kasihan strataknya. Sebaliknya, orang
yang yang berkesadaran ideology serta organisasi haruslah mempelajari
strategi dan taktik, sehingga dia tidak akan sembrono dalam bergerak,
tidak anarkhis, tidak nyelonong saja serta tidak bertindak radikal ekstrem
yang ngawur dan nekad.
3. Ideopolitorstratak HMI sekarang masih bisa diaplikasikan dan bahkan
masih sangat relevan untuk memperjuangkan martabat bangsa karena
sejak awal HMI telah mencantumkan “Menegakkan dan mengembangkan
ajaran agama Islam dan mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat
Indonesia” sebagai salah satu tujuannya.
4. HMI mempunyai peran dan berpartisipasi aktif, konstruktif bersama-sama
pemerintah Indonesia menciptakan kondisi yang kondusif dalam semua
aspek kehidupan bangsa. HMI harus bekerjasama dengan pemerintah, dan
berani mengambil sikap kooperatif dan kritis terhadap pemerintah dalam
melayani rakyatnya. Kebijaksanaan harus sesuai dengan ajaran Islam
( yang komperhensif, dinamis, progresif dan adil) yang memihak kepada
kepentingan rakyat menyerukan dan amal ma’ruf nahi munkar. HMI juga
5. harus berpartisifasi aktif dalam meningkatkan harkat martabat peradaban
bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan, ekonomi, kebudayaan
sosialpolitis dan dimensi lainnya untuk mencapai amanat pancasila dan
UUD 45, yakni masyarakat adil dan makmur. Maka dari itu semua jelaslah
HMI mempunyai peran serta dalam pembangunan Bangsa dan Negara ini.
Untuk melaksanakan pembangunan, faktor yang sangat diperlukan adalah
ilmu pengetahuan dan mengetahui medan perjuangan.
3.2 Saran
HMI merupakan kawah candradimuka untuk mengkader calon-calon
pemimpin bangsa yang akan menjalankan percaturan politik di negeri ini.
Kehidupan politik Indonesia sangatlah penuh tantangan, apabila tidak didasari
oleh strategi dan taktik yang matang, maka akan dengan mudah dikalahkan oleh
lawan politik. Sedangkan strategi dan taktik yang matang tanpa didasari oleh
ideologi ketauhidan akan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai
dengan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, sebagai kader HMI harapan umat
dan bangsa alangkah lebih baiknya menjadikan strategi politik yang dijalankan
oleh Nabi Muhammad sebagai contoh dalam menjalankan karir politik di masa
sekarang maupun masa yang akan datang.
DAFTAR FUSTAKA
AF, Ahmad Gaus. Api Islam Nurcholish Madjid. Jakarta: Kompas, 2010.
Zulkifli, Arif, dkk. Sukarno: Paradoks Revolusi Indonesia. Jakarta: KPG, 2010.