NIM: 231710101125
KELAS: TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN- B
4. Mengapa dibutuhkan waktu lebih lama untuk memanaskan es batu dibandingkan air
dengan jumlah yang sama?
Untuk memanaskan es batu dibandingkan dengan air dengan jumlah yang sama,
waktu yang dibutuhkan lebih lama untuk memanaskan es batu, karena es batu
memiliki energi panas yang lebih rendah daripada air
alam pembandingan yang dilakukan, gelas berisi es batu menghasilkan lebih sedikit
energi panas daripada gelas berisi air, Ketika es batu diubah menjadi air, energi panas
yang disimpan dalam es batu akan dibuangkan sebagai panasan, yang menghambat
waktu pemanasan Dalam oven microwave, gelombang mikro akan menyerap oleh
molekul air, lemak, gula, dan molekul lain di dalam makanan, menghasilkan getaran
atau gesekan yang dapat menghasilkan panas, Karena es batu memiliki energi panas
yang lebih rendah daripada air, makanan yang mengandung es batu akan memerlukan
waktu yang lebih lama untuk mencapai tingkat pemanasan yang diinginkan
Gelombang mikro dapat mengubah makanan secara kimiawi, tetapi proses ini
mungkin lebih lama dan tidak selalu efektif, Gelombang mikro bekerja dengan
memancarkan radiasi gelombang yang menyerap energi dari molekul air, lemak, dan
gula dalam makanan Namun, gelombang mikro tidak akan secara langsung mengubah
komposisi kimiawi makanan.Makananan yang mengandung bahan kimia lainnya,
seperti plastik, karet, dan pupuk, dapat menghasilkan bahan-bahan yang lebih
berbahaya saat diolah dengan gelombang mikro Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa pemanasan makanan dengan gelombang mikro dapat menciptakan partisi
analit dari bahan-bahan yang lebih berbahaya Meskipun gelombang mikro dapat
mengubah makanan secara kimiawi, proses ini mungkin lebih lama dan tidak selalu
efektif. Selain itu, pemanasan makanan dengan gelombang mikro dapat menciptakan
bahan-bahan yang lebih berbahaya, yang mungkin mengakibatkan dampak
lingkungan dan kesehatan
Merebus: Oven microwave dapat digunakan untuk merebus air atau cairan
lainnya, seperti susu, untuk membuat teh, kopi, atau sup instan dengan cepat.
Mengukus: Oven microwave dilengkapi dengan wadah khusus yang dapat
digunakan untuk mengukus makanan. Proses pengukusan ini mempertahankan
nutrisi dalam makanan lebih baik daripada metode memasak konvensional.
untuk memasak makanan cepat saji seperti popcorn, kentang goreng, atau
makanan beku lainnya yang dirancang khusus untuk dipanaskan dalam oven
Membuat makanan cepat saji: Oven microwave dapat digunakan microwave.
Jadi, penting untuk selalu memeriksa label dan petunjuk penggunaan plastik sebelum
menggunakan dalam oven microwave. Jika plastik tidak dilabeli sebagai "microwave-
safe", sebaiknya jangan digunakan dalam oven microwave. Lebih baik menggunakan
wadah khusus yang terbuat dari kaca, porselen, atau keramik yang tahan terhadap
panas dan aman digunakan dalam oven microwave. Selain itu, penting juga untuk
tidak menggunakan plastik pembungkus atau tutup plastik yang tidak ditujukan untuk
digunakan dalam oven microwave. Plastik semacam itu dapat meleleh atau melebur
saat terkena panas, dan dapat menyebabkan kontaminasi makanan.
9. Sebuah pizza tipis dipanaskan mengguanakan oven microwave di atas wadah yang
dibuat tidak berputar. Jika diketahui frekuensi pada oven microwave tersebut sebesar
915MHz, berapakah jarak terdekat antara dua titik panas yang akan terlihat pada
pizza?
Diketahui : f = 915 MHz = 915 x 106 Hz
Ditanya : Berapa jarak terdekat antara dua titik panas yang akan terlihat pada pizza?
(D)
Dijawab : Panjang gelombang dapat dihitung :
𝑐
λ=𝑓
dimana
c merupakan kecepatan cahaya (sekitar 3 x 108 m/s)
f merupakan frekuensi (dalam Hz)
3 𝑥 108 𝑚/𝑠
λ=
915 x 106 Hz
λ ≈ 0,327 𝑚
𝜆 0,327 𝑚
D= 2
= 2
≈ 0,1635 𝑚
Jadi, jarak terdekat antara dua titik panas pada pizza yang dipanaskan dalam oven microwave
tersebut adalah sekitar 0,165 m atau 16,35 cm.
10. Buatlah review dari artikel atau jurnal atau youtube mengenai pemanfaatan teknologi
microwave pada bidang pengolahan pangan dan hasil pertanian, sertakan sumbernya!
REVIEW JURNAL
PENDAHULUAN
Jagung merupakan salah satu komoditas pangan yang memiliki kandungan gizi cukup
memadai. Menurut Badan Pusat Statistik, Gorontalo merupakan salah satu penghasil
jagung terbesar di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari data BPS pada tahun 2015
dimana produksi jagung yang dihasilkan sebanyak 643.513 ton pipilan kering.
Berdasarkan hasil survey konsumen yang dilakukan, di gorontalo, pada umumnya
jagung hanya diolah untuk dikonsumsi langsung dalam bentuk beras jagung, milu
siram, binte bilahuta, dan berbagai produk olahan jagung lainnya.
Pemanfaatan Jagung sebagai bahan baku telah banyak dilakukan, namun ada beberapa
produk olahan jagung yang kurang diminati di masyarakat. Oleh karena itu, dilakukan
kajian preferensi konsumen terhadap produk pangan non beras, Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa mie merupakan produk pangan yang paling sering dikonsumsi
oleh sebagian besar konsumen baik sebagai makanan sarapan maupun sebagai
selingan (Juniawati, 2003) sehingga hal ini dapat dijadikan acuan untuk
mengembangkan industri berbasis jagung dengan meningkatkan nilai tambah jagung
sebagai bahan baku pembuatan mie
Penelitian pembuatan mie jagung sebelumnya telah banyak dilakukan dengan
berbagai metode modifikasi pati. Hal ini dilakukan agar pati jagung memiliki
karakteristik sifat fungsional yang mendekati gandum. Metode modifikasi yang
banyak dilakukan yaitu dengan modifikasi pati dengan teknik HMT, enzim, maupun
dengan asam. Oleh karena itu, pada penelitian ini modifikasi pati jagung dilakukan
dengan menggunakan teknik microwave dimana waktu yang diperlukan relative
singkat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa microwave dapat
memodifikasi pati jagung dalam waktu yang singkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis kadar air, dan lemak menurun serta kandungan karbohidrat yang meningkat.
Hasil pengujian organoleptic terhadap sifat fisik mie jagung tertinggi juga diperoleh
pada perlakuan microwave.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi jagung tahun 2015 sebanyak 643.513 ton
pipilan kering. https://gorontalo.bps.go.id/pressrelea se/2016/07/01/342/ produksi-
jagungtahun-2015-sebanyak-643-513-tonpipilan-kering.html [September 2018].