Anda di halaman 1dari 10

PERTIMBANGAN DAN PERMASALAHAN PEMAKAIAN ALAT INTERSEPTIK ORTODONSI SECARA DINI PADA

ANAK MASA TUMBUH KEMBANG

Iwa Sutardjo RS

Abstract
Growth and development prosesses is potencially affected by serrounding environment, and easily
disturbed by any foreign stimulations. Intesceptic orthodontic applinces is one of the many physical
environments which have the ability to change oral cavity environment. Result of the interaction may
produce a non stable or even stable effect, depanding on individual’s growth and development
processes early interseptic treatment in children is adviced, it can be used to evoid dento cranial
growth and development disturbances. It is recuired to understand bio-mechanic appliences system
before interseptic orthodontic treatment is applied. The use of fixed or removable appliences in
children requires a specifi management.

Keywords : interseptic orthodontic, interseptic applience.

Makna kepuasan emosional anak di kembang wajah anak sulit untuk dilakukan.
Era Globalisasi semakin kompleks, dan Biarpun sulit, jika permasalahan hambatan
akhirnya dapat berpengaruh terhadap proses tumbuhkembang dapat teridentifikasi dan
tumbuh-kembang. Jika pengaruh ini tidak terdeteksi seawal mungkin, akan segera
dikendalikan seawal mungkin, akan berakibat dapat diambil tindakan pencegahan dan
cacat fisik dan akhirnya terjadi konflik atau perawatan kelainan wajah anak seawal
emosional yang berkelanjutan (cacat sosial). mungkin (Pencegahan atau Perawatan
Tuntutan perubahan penampilan akan wajah Ortodontik)(Kiem,2001).
anak yang sehat dan cantik di era Globalisasi, Dalam menentukan tindakan
semakin hari semakin bervariasi, padahal pelayanan ortodontik seawal mungkin dalam
para klinikus di lapangan (terutama Dokter masa tumbuh-kembang anak di Era
Gigi Spesialis Kesehatan Gigi Anak) belum Globalisasi, banyak faktor yang perlu
dapat mengimbangi tuntutan perubahan mendapatkan pertimbangan secara seksama,
tersebut.. Keadaan wajah yang tidak sesuai karena: 1) Anak masih dalam proses
dengan harapan anak atau orang tua, dapat Modifikasi Tumbuh-Kembang, Kerjasama yang
berakibat adanya hambatan komunikasi atau Iabil, dan Memerlukan Biomekanikal dan
kontak sosial dengan teman sebayanya atau Manajemen Pengelolaan Khusus (McNamara
lingkungan (Iwa-sutardjo, 1996-b). Agar dan Brudon, 1994), 2) Demografi Bidang
hambatan komunikasi akibat penampilan Kesehatan, (Ketidakseimbangan penyebaran
wajah yang jelek tidak terjadi (tidak terjadi tenaga medis) (Iwa-Sutardjo, 1996-b,) 3)
lebih parah), diperlukan adanya tindakan Otoritas dan Pelayanan Kontemporer
pencegahan dan perawatan seawal (Kadangkala pemegang otoritas
mungkin baik dari aspek fisik dan psikis secara kepemimpinan bidang kesehatan gigi dan
terpadu (Burns, 1988). mulut di lapangan kurang responsif terhadap
Permasalahan yang akan terjadi perubahan IPTEK )(Anonim, 1983; Anonim,
lebih rumit, sebab anak masih dalam proses 2000).dan 4) Persepsi Para Tenaga Medis Gigi
tumbuh kembang yang bersifat labil, dan dan Mulut (Gimul) (Persepsi masalah waktu
anak selalu mengalami perubahan fisik dan dan kegunaan tindakan ortodontik anak
atau psikis, perubahan ini disebabkan adanya yang berbeda-beda) (Putri-Kusuma-Wardhani
interaksi antar faktor bawaan dan lingkungan dkk., 2000; Iwa-Sutardjo. 2003).
(Van der Linden, 1980). Faktor lingkungan Di Era Globalisasi, permintaan dan
internal dan eksternal dapat saling pelayanan ortodontik anak terus mengalami
berinteraksi berpengaruh terhadap proses peningkathn dari waktu ke waktu, seakan-
tumbuh-kembang. Faktor lingkungan dalarn akan tidak ada hentinya. Asal mulanya,
kehidupan anak selalu memacu adanya permintaan dan pelayanan lebih terfokus
perubahan fisilk dan atau psikhis dalam waktu pada tindakan bidang kuratif ortodontik
relatif singkat dari seluruh aspek terhadap malposisi-maloklusi gigi geligi tetap,
kehidupannya (Iwa-Sutardjo, 2000). akan tetapi masa kini lebih banyak
Perubahan yang terjadi pada anak dapat permintaan dan pelayanan beralih pada
bersifat sementara atau tetap, hal ini bidang pencegahan (preventif) dan
tergantung dari intensitas dan waktu perawatan dini (interseptik) ortodontik
terjadinya interaksi tumbuh-kembang. Jika (Mundiyah-Muhtar, 1999). Dalam masalah
terjadi interaksi pada saat pembelahan sel pelayanan ortodontik pada anak,
akan terjadi perubahan wajah yang menetap menunjukkan pola manajemen pelayanan
sedangkan terjadi saat pembesaran sel akan yang berbeda-beda; baik dalam tahap
terjadi perubahan yang bersifat sementara pelayanan preventif, interseptik maupun
(Pinkham, 1994). Anak masih dalam proses kuratif ortodontik (Alexander, 1986).
tumbuh-kembang, sehingga untuk Sebenarnya, pengembangan IPTEK ortodontik
memprediksi kejadian akhir proses tumbuh- anak, khususnya dalam bidang preventif dan
Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 8 No. 1 2011 : 1-10

interseptik ortodontik telah sejalan dengan Batasan pengertian tumbuh adalah suatu
program pemerintah dalam bidang keadaan ukuran komponen tubuh meniadi
pelayanan kesehatan gimul secara lebih besar atau bertambah secara selaras
berjenjang dan terpadu; akan tetapi dan seimbang (misalnya: bertambahnya
pelaksanaan di lapangan masih terjadi ukuran berat badan, tinggi badan, tinggi
permasalahan yang kompleks. Kalau kita wajah, lebar wgjatl, lingkaran kepala dll.);
analisis permasalahan tersebut secara etika sedangkan kembang adalah suaru keadaan
dan otoritas kebenaran keilmuan, ternyata proses pematangan fungsi komponen tubuh
manajemen pelayanan ortodontik anak saat dalam fungsi individu secara selaras dan
ini, masih diaplikasikan berdasarkan nilai seimbang (misalnya: gerakan halus-kasar,
prioritas keberadaan fasilitas, bukan emosi, sosial, perilaku, bicara dll.). Sebenarnya
kebenaran otoritas keilmuan. Perlu diingat pengertian tumbuh dan kembang tidak
bahwa anak memiliki tingkat kemampuan dapat dipisah-pisahkan secara-tegas, karena
dalam pemahaman dan penghayatan satu sama lain saling berpengaruh. Hal ini
maksud serta tujuan pelayanan ortodontik memberi petunjuk, tepatlah bahwa tumbuh-
yang bervariasi, sebenarnya hal ini kembang merupakan suatu proses majemuk
merupakan modal dasar dalam menentukan yang riskan akan pengaruh lingkungan.
pola manajemen pelayanan ortodontik pada Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
anak yang bersifat bertahap (Iwa-Sutardjo, tumbuh-kembang kompleks kraniofasial
2002-b). (wajah) anak secara optimal, agar kelak tidak
menghambat jalannya tindakan ortodontik,
ANAK DAN KEBUTUHAN DASAR TUMBUH- maka diperlukan adanya pemahaman
KEMBANG terlebih dahulu lingkup kebutuhan dasar itu
Ruang lingkup pengertian dan sendiri. Pada dasarnya kebutuhan dasar
pemahaman anak cukup bervariasi, ada tumbuh-kembang secara umum tidak jauh
yang mendasarkan pembatasan anak ke berbeda dengan kebutuhan dasar tumbuh-
dalam aspek umur kronologis, umur psikologis, kembang kompleks dentokraniofasial.
kebutuhan (fungsional, sosial dan politik) dan Adapun kebutuhan dasar tumbuh-kembang
tumbuh-kembang. Perbedaan dasar anak adalah: (Soedjatmiko, 2000; Iwa-
pegangan batasan iersebut memberi arti Sutardjo,2003).
betapa rumitnya permasalahan anak dalam 1. Kebutuhan Fisis Biomedis (berupa:
proses kehidupan ini. Keterkaitan dengan hal ASI, nutrisi, imunisasi pengobatan,
tersebut di atas, jelaslah bahwa pemahaman hygiene, sanitasi, olah raga, aktivitas
dan ruang lingkup anak dalam proses dll.). Kebutuhan dasar ini sangat erat
tindakan ortodontik sangat besar artinya, dengan kualitas proses metabolisme
karena setiap intervensi ortodontik yang akan dalam tubuh dan kematangan
dilakukan, selalu berhadapan dengan jaringan.
permasalahan proses biomekanis rongga 2. Kebutuhan Psikologis ( berupa Emosi-
mulut dan lingkungan fisiko-bio-psiko-sosial Sosial-Moral-Asih yaitu: (a) Interaksi
yang selalu berubah, dan semua ini anak dengan ibu/pengganti
merupakan bagian dari proses ibu/bapak' (b) Interaksi anak
tumbuhkembang. Proses tumbuh-kembang dengan kakak/adiMeman). Secara
merupakan masalah yang selalu menjadi tidak langsung, kebutuhan dasar ini
topik pembicaraan yang cukup aktual dalam memberi pengaruh sebagai
kehidupan manusia. Hal ini disebabkan "Stimulator" terhadap perubahan fisik
semua otung, baik yang terlibat langsung anak.
dalam proses tumbuh-kembang (misal: orang 3. Kebutuhan Kognitif (berupa:Asah,
tua, guru, psikolog dan tim kesehatan) yaitu: stimulasi dari ibu-bapak -
maupun yang terlibat tidak langsung (misal: keluarga - teman - guru - pertugas
pemerintah dan lingkungan fisik), semua ikut kesehatan – masyarakat untuk hidup
bertanggung jawab dalam permasalahan sehat). Kebutuhan dasar ini sangat
dan solusi yang terjadi selama proses tumbuh besar hubungannya dengan tingkat
kembang. Mereka semua mempunyai kemampuan pemahaman dan
kewajiban untuk mempersiapkan, motivasi anak akan kebutuhan
mengembangkan dan mendidik anak-anak hidup sehat seutuhnya.
agar kelak menjadi manusia sehat jasmani
dan rohani serta berguna bagi agama, nusa TUMBUH-KEMBANG KOMPLEKS DENTO-
dan bangsa (Sudjatmiko, 2000). Kalau kita kaji KRANIOFASIAL
secara subsiansial masalah tumbuh-kembang, Kraniofasial merupakan kesatuan
temyata tumbuh-kembang merupakan ciri komponen-komponen jaringan lunak dan
utama dari pengertian anak itu sendiri. keras yang menyusun wajah secara
Tumbuh-kembang merupakan proses keseluruhan dan kesatuan komponen-
perubahan yang berkesinambungan sejak komponen ini tidak lepas dari keterkaitannya
konsepsi sampai tercapainya umur remaja, dengan kranium; sedangkan kompleks dento-
dan bersifat: multifaktorial, berspektrum luas, kraniofasial merupakan kesatuan komponen-
serta pola yang bervariasi. Akan tetapi komponen wajah bawah yang melibatkan
keadaan ini semua belum dapat dilelaskan keadaan gigi geligi dan jaringan rongga
tuntas secara ilmiah (Iwa-Sutardjo, 2003). mulut lainnya, serta tidak lepas dari

2
Pertimbangan Dan Permasalahan Pemakaian….(Iwa S)

keterkaitan dengan wajah keseluruhan dan Frankel, 1989). Bagian wajah yang sangat erat
kranium. perlu kita ketahui bahwa kepala keterkaitan dalam tindakan ortodontik adalah
manusia tersusun jaringan keras dan lunak, wajah bagian bawah, karena wajah bawah
dan jaringan keras yang merupakan pondasi melibatkan keberadaan gigi dan mulut.
dari bentuk kepala terdiri atas dua kelompok sedangkan bagian wajah tengah dan atas
tulang yaitu: tulang kranium (sebanyak 8 dapat pengaruh tidak sekuat wajah bawah.
potongan tulang, yaitu: tulang frontal, tulang Dalam merencanakan dan memprediksi
occipital, tulang pariental, tulang squmosa tindakan ortodontik, selalu
temporal, tulang sayap sphenoid dan mempertimbangkan dari keberadaan ketiga
ethmoid) dan tulang muka (wajah) (sebanyak bagian wajah dalam satu kesatuan, karena
14 potongan tulang yaitu: dua tulang maksila, ketiganya saling keterkaitan dalam
dua tulang palatinus, dua tulang nasalis, dua membentuk keharmonisan bentuk wajah.
tulang zigomatikus, dua tulang lakrimalis, dua Proses tumbuh-kembang komponen-
tulang konkha nasalis inferior, satu tulang komponen kompleks dentokraniofasial
vomer, dan satu tulang mandibula). Antar menunjukkan kecepatan, percepatan, durasi
semua potongan tulang tersebut tersusun dan potensi yang tidak selalu konstan; satu
menjadi satu dan saling melekat melalui saat terjadi tumbuh-kembang yang seimbang,
sistem perlekatan sutura. Pertumbuhan akan tetapi disaat lain terjadi
jaringan keras kompleks dento-kraniofasial ketidakseimbangan, hal ini disebabkan
terjadi dengan cara pertumbuhan interstisial adanya proses interaksi antar variabel (Hagg
(kartilago-epipise) dan pertumbuhan aposisi dan Tarager 1982).
(pada permukaan dan sutura), dalam Sebenarnya, adanya interaksi
pertumbuhan jaringan lunak mengikuti variabel eksternal dan internal yang
pertumbuhan jaringan keras di bawahnya. seimbang, dapat mengontrol proses tumbuh-
Kompleks dento-kraniofasial memiliki tiga arah kembang kraniofasial dalam batas-batas
pertumbuhan (arah anterior, posterior, lateral normal. Variabel yang dapat mengontrol
dan vertikal) yang ketiganya nienunjukkan proses tumbuh-kembang di antaranya:
perbedaan baik dalam durasi, potensi, 1. Variabel Genetik
kecepatan maupun percepatan 2. Variabel Fungsi (a. Fungsi Rongga Mulut
pertumbuhan. Dari ketiga arah pertumbuhan dan b. Fungsi Otot Wajah dan Kunyah)
yang paling cepat pertumbuhannya adalah 3. Variabel Masukan Zat Makanan (nutrisi)
arah anterior-posterior, dan dari ketiga arah 4. Variabel Pertumbuhan Badan
pertumbuhan akan menghasilkan bentuk 5. Variabel Pertumbuhan Lokal (a. Sinus
wajah yang berbeda. Pertumbuhan arah Maksilaris, Frontalis dan Ethmoidalis, b. Erupsi
anterior-posterior berakibat bentuk profil Gigi geligi, c. Lidah, d. Ruang Hidung, e.
wajah lateral berupa wajah cembung, Ruang Orbita, f. Tulang Etmoidalis dan
cekung atau lurus; pertumbuhan.arah lateral Sphenoidalis, g. Sinus Paranasalis)
berakibat bentuk wajah sempit atau lebar, 6. Variabel Neurotripisme
dan pertumbuhan arah vertikal berakibat 7. Variabel Penyakit Rongga Mulut
bentuk wajah tinggi atau pendek. Ke arah
vertikal wajah terbagi dalam tiga bagian TINDAKAN INTERSEPTIK ORTODONTIK
yaitu: wajah atas (arak titik stepanion-nasion), Ruang Lingkup dan Tindakan Interseptik
tengah (arak titik nasion-subnasion) dan Ortodontik Anak dan Kemajuan IPTEK dalam
bawah atau kompleks dento-kraniofasial bidang ortodontik pada umumnya, terus
(arak titik subnasion-gnasion);. Ketiga bagian berkembang mengalami peningkatan dalam
wajah ini memiliki kecepatan pertumbuhan berbagai aspek, keadaan ini memacu para
yang berbeda, karena kefiga bagian wajah ahli klinis untuk terus melakukan peningkatan
memiliki pusat pertumbuhan dan pengaruh baik dalam teori maupun praktek ortodontik.
lingkungan yang. Berbeda-beda (Sperber, Bidang ortodontik secara umum merupakan
1976). Ada penulis yang berpendapat bahwa bidang kajian meliputi: l) Tumbuh-kembang
dari seluruh, komponen .penyusun wajah kompleks kraniofasial sejak dalam kandungan
bawah,. ada. patu komponen yang sampai dengan anak remaja, 2) Fisiologi
mengalami pertumbuhan secara individu. tulang dan neuromuskuler, 3) Etiologi kelainan
dan tidak terpengaruh oleh komponen lain, kraniofasial terutama dalam kecacatan
yaitu tulang mandi bula, akan tetapi wajah, 4) Fungsi sistem stomatognatik, 5)
pendapai ini dibantah bahwa mandibula Respon jaringan terhadap tekanan, 6)
tidak dapat tumbuh secara individual akan Biomekanik alat ortodontik, 7) Biomaterial, 8)
tetapi pertumbuhannya dipengaruhi oleh Hubungan hasil dengan cara perawatan
komponen lain dari wajah bawah. Mandibula serta 9) Bedah ortognatik (Moorees dan van
dalam pertumbuhan ke arah vertikal dan der Linden, 1988). Dalam melakukan tindakan
anterior-posterior selalu menngalami ortodontik, Moyers (l988) berpendapat bahwa
hambatan fungsional dari tulang maksila, proses pencegahan dan perawatan dalam
akhirnya terlihat pertumbuhan maksila lebih ortodontik sulit untuk dipisahkan secara tegas,
besar daripada mandibula. Jika dan ruang lingkup ortodontik pada umumnya
pertumbuhan mandibula berjalan secara mencakup tiga permasalahan yaitu: l)
seimbang dengan komponen pernyusun Abnormal pertumbuhan kraniofasial, 2)
wajah lainnya, akan menghasilkan Perbaikan maloklusi dan 3) Perbaikan
pertumbuhan yang harmonis (Frankel dan rnalfungsi neuromuskuler jaringan orofasial.

3
Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 8 No. 1 2011 : 1-10

Ada pula peneliti lain yang berpendapat terjadi (McDonald dan Avery, 1994; Iwa-
bahwa bidang ortodontik memiliki ruang Sutardjo,2002-b). Dalam intervensi tindakan
lingkup kerja dalam tiga aspek yang tidak ortodontik selalu mempertimbangkan
dapat dipisahkan yaitu: 1) Aspek mekanis, 2) perubahan biologis jaringan yang akan terjadi
Aspek biologis dan 3) psikologis (Moorees dan kelak, apakah perubahan itu normal sesuai
Van der Linden, 1988). Dari batasan dan dengan pola tumbuh-kembang atau terjadi
ruang lingkup ortodontik tersebut, rnemberi proses patologis jaringan. Perlu kita ketahui
arti bahwa cendekiawan Kedokteran Gigi bahwa reaksi jaringan yang terjadi pada
Anak dan Para Dokter Gigi Spesialis anak akibat intervensi ortodontik sangat
Kesehatan Gigi Anak memiliki andil dan berbeda dengan orang dewasa (Subtelny,
tanggung jawab yang cukup besar dalam 2000). Dalam rangka mencapai tindakan
melakukan pengembangan bidang ortodontik (preventif, interseptik dan kuratif)
ortodontik anak, baik dalam aspek klinis yang efisien dan efektif dengan hasil yang
maupun teoritis. Sebelum melakukan tindakan optimal pada anak tanpa diikuti efek
ortodontik, terlebih dahulu perlu memahami patologis maupun non-patologis, diperlukan
dan menghayati secara substansial proses pendekatan setiap kasus dalam kelompok
penentuan diagnosis ortodontik pasti masalah tumbuh-kembang anak masing-masing.
anomali dan biomekanis pada anak, Dalam rangka melakukan tindakan
sehingga akan mudah menentukan secara ortodontik dapat dilakukan dengan
tepat waktu dan jenis perawatan yang pasti. pendekatan:
Adanya kesalahan penentuan diagnosis akan 1. Kelompok Masa Batita (Anak dibawah
berakibat kesalahan penentuan jenis umur tiga tahun) (Christensen dan Fields,
tindakan ortodontik dan akhirnya 1994) Pada masa batita dapat terjadi
mempengaruhi proses tumbuh- kelainan akibat faktor bawaan dan atau
kembang.(Graber et al., 1985; Pinkham, 1994). lingkungan, dan sulit untuk diidentifikasi
Anomali kompleks dento-kraniofasial yang secara tepat karena pada masa ini terjadi
terjadi pada anak, umumnya merupakan pola tumbuh-kembang yang labil. Umumnya
akibat adanya ketidakseimbangan 1) Antar pengungkapan permasalahan tumbuh-
ukuran gigi geligi dengan penyangga gigi kembang pada masa batita lebih banyak
(tulang rahang atau 2) Antar komponen- dikaitkan secara retrospektif dengan pola
komponen kompleks dento- kebiasaan menggunakan rongga mulut
kraniofasial(Moyers, 1988; Graber, 2000). selama dalam kandungan. Banyak pola
Dalam mengikuti sejarah perkembangan kebiasaan saat anak dalam kandungan
pelayanan ortodontik terungkap bahwa masih dibawa sampai lahir dan kadangkala
sasaran semula dari tindakan ortodontik dibawa sampai anak umur
hanya membetulkan maloklusi gigi geligi prasekolah/sekolah. Sebenarnya pola
tetap saja, dalam perkembangan selanjutnya kebiasaan tersebut bersifat sementara dan
terjadi perubahan menjadi mencegah dan harus sudah hilang secara pelan-pelan
membetulkan maloklusi ; pada akhirnya sampai akhir masa batita, tapi kenyataan
bertujuan menjamin perkembangan yang masih ada yang melakukan kebiasaan ini
normal bagi gigi geligi tetap dengan melebihi pola tumbuh-kembang yang normal,
mengadakan pemeliharaan dan atau sehingga berakibat terlihatnya kelainan
perawatan semestinya pada gigi geligi pertumbuhan gigi geligi dan tulang rahang.
selama periode gigi sementara dan Kelainan yang sering terjadi dalam kurun
bercampur. Perkembangan selanjutnya, waktu batita pada umumnya bersifat dental
tindakan ortodontik dengan (gigi geligi desidui), yang bersifat skeletal
mempertimbangkan tingkat keparahan jarang terjadi atau bisa disebut tidak ada.
kelainan pertumbuhan, terdapat tiga pola Adapun kasus kelainan yang dapat
tahap perawatan, yaitu: (Moyers,1988) 1) ditemukan, diantaranya: Gigitan Terbuka
Tahap Pencegahan terjadinya maloklusi atau (Open Bite), Gigitan Silang (Cross Bite), Gigi
malposisi gigi geligi yang belum berkembang Berjejal (Crowded), dan Iebar Iengkung Gigi
(Preventif Ortodontik), 2) Tahap perawatan Desidui Sempit. Dalam melakukan tindakan
maloklusi atau malposisi yang baru atau ortodontik dalam kasus-kasus tersebut, pada
sudah berkembang tapi belum keras umumnya dilakukan dengan pendekatan
(Interseptik Ortodontik) dan 3) Tahap yang bersifat pengendalian atau
perawatan maloklusi atau malposisi yang pencegahan kepada dugaan sebagai faktor
telah berkembang keras dan membuat penyebab tanpa penggunaan alat
cacat wajah (Kuratif Orlod'ontik). Secara klinis ortodontik (pendekatan psikologis).
di lapangan, dalam menangani kelainan 2. Kelompok Masa Umur Pra'sekolah (Anak
yang terjadi pada rongga mulut anak, ketiga umur 3 – 6 tahun) (Christensen dan Fields,
tahapan tersebut sulit untuk dipisahkan, satu 1994; Kanellis, 2001). Ciri anak yang normal
sama lain saling keteigantungan dalam dalam tumbuh-kembang, pada awal sekolah
proses tumbuh-kembang. Kenyataan inilah gigi geligi desidui terlihat renggang
yang perlu menjadi perhatian para (Diastemata), sedangkan pada akhir masa
cendekiawan Kedokteran Gigi Anak, untuk pra-sekolah mulai te4adi proses pergantian
segera meningkatkan dalam mencari gigi geligi desidui dengan gigi tetap. Kelainan
kebenaran ilmiah atau makna yang tersirat yang terjadi bisa merupakan akibat lanjut dari
maupun tersurat dalam perbedaan yang masa batita atau akibat faktor lingkunngan

4
Pertimbangan Dan Permasalahan Pemakaian….(Iwa S)

yang dominan pada masanya. Kelainan yang pencegahan dan perawatan dini ortodontik
sering ditemukat berupa kelainan tipe dental baik dengan memakai alat dan atau tidak
diantaranya berupa: Gigitan Terbuka, gigitan memakai alat. Alat yang dapat dipakai bisa
Dalam (Deep Bite), Gigitan Silang, Gigi berupa alat cekat (permanen) dan atau alat
Mrongos (Protrusive), Gigi Berlejaf dan lepasan. Masa perawatan dapat dilakukan
Malposisi-Maloklusi Gigi Geligi. Kelainan yang dalam satu tahapan perawatan atau lebih,
terjadi dapat bersifat sementara atau dan hal ini semua tergantung dari tingkat
tetap. Perawatan yang diperlukan umumnya keparahan kasus dan tingkat kooperatif-
berupa tindakan pengendalian yang cukup komunikatif anak yang dihadapi.
ketat dan tindakan perawatan dini ortodontik 4. Kelompok Masa Anak Remaja (Anak umur
sederhana. Pada masa ini dapatpula 12-18t20 tahun) (Christensen dan Fields, 1994;
ditemukan kelainan tipe skeletal, tapi kelainan Proffit dan Fields, 2000). Kelainan yang
ini sulit untuk diidentifikasi, diagnosis serta mungkin terjadi pada masa anak remaja
terapi ortodontik yang pasti. Kelainan skeletal merupakan kelainan lanjutan dari masa Umur
yang bisa ditemukan berupa: Malrelasi Tulang Sekolah, atau bisa juga terjadi karena adanya
Rahang (bersifat sementara atau tetap). trauma dalam menggunakan rongga mulut.
Untuk perawatan dalam kasus tipe skeletal Tipe kelainan yang bisa terjadi berupa tipe
banyak ditekankan pada pendekatan dental dan atau tipe skeletal. Pada masa
pengendalian kasus agar tidak terjadi remaja mudah melakukan identifikasi,
kelainan yang parah, kecuali jika ada diagnosis dan menentukan terapi ortodontik
kelainan yang ekstrem (misal: anak berwajah yang pasti, karena pada masa ini mudah
"cakil" ). Perawatan dini ortodontik pada kasus berkomunikasi, ada dalam proses
tipe dental maupun skeletal pada kelompok kematangan tulang, berada dalam periode
ini memerlukan perlakuan secara terpadu, gigi tetap dan tumbuh-kembang yang
bertahap dan memakan waktu yang cukup optimal. Tindakan ortodontik pada masa
lama. remaja dapat dilakukan dengan
3. Kelompok Masa Umur Sqkolah (Anak umur menggunakan alat lepas atau cekat,
6-12 tahun) (Christensen dan Fields, 1994; tergantung tingkat keparahan kasus.
Ngan, 2001). Umur Sekolah merupakan masa
transisi dari gigi geligi desidui ke gigi geligi PENENTUAN WAKTU DAN MANAJEMEN
tetap (masa gigi bercampur), yang riskan TINDAKAN INTERSEPTIK ORTODONTIK
terhadap pengaruh lingkungan; sehingga Berdasarkan uraian ruang lingkup
kecenderungan terjadinya kelainan tumbuh- tindakan ortodonti pada anak, ternyata
kembang rongga mulut sangat besar. banyak faktor yang perlu dipertimbangkan
Kelainan yang terjadi dapat berupa tipe sebelum merencanakan waktu tindakan
dental dan atau tipe skeletal, dan dapat ortodontik. Biarpun banyak faktor yang harus
bersifat sementara atau tetap. Kelainan yang dipertimbangkan, dalam dua dekade terakhir
terjadi merupakan lanjutan masa umur Pra- ini, anak yang berkeinginan mendapatkan
Sekolah atau merupakan kejadian pada tindakan ortodontik sedini mungkin semakin
masa Umur Sekolah karena pengaruh faktor besar, baik tindakan secara umum maupun
lingkungan. Kasus yang sering ditemukan spesialistis dalam menentukan waktu rencana
adalah: Penyempitan ruang karena gigi lepas tindakan orotodontik pada anak diperlukan
belum saatnya, Pertumbuhan asimetris karena proses penentuan diagnosis tumbuh-
gangguan pusat pertumbuhan, Ektopik erupsi kembang dan ortodontik yang tepat
("gingsul") karena kurang ruang, Gigi tumbuh (McNamara dan Brudon, 1994). Ada
diluar lengkung gigi karena gigi sundulen beberapa pendapat dari para penulis atau
(persistensi/prolong retention), Gigi berjejal peneliti terdahulu yang dapat dipakai
karena gigi terlalu besar atau karena tulang sebagai bahan pertimbangan dalam
rahang terlalu kecil, Gigi geligi mrongos menentukan waktu rencana tindakan
karena gigi geligi dan tulang rahang yang ortodontik pada anak, yaitu:
besar atau karena pengaruh kebiasaan jelek 1. Pertimbangan Berdasarkan Kelompok Umur
(ngedot, napas melalui mulut dll.), Adanya Pertimbangan perawatan berdasarkan umur
gigitan silang atau gigitan terbuka karena kronologis dan atau psikolgis sudah banayak
kebiasaan jelek menggunakan rongga mulut ditinggalkan, karena beranggapan sudah
atau gangguan saat pergantian gigi, Gigitan tidak relevan dengan penentuan
dalam karena ada gangguan erupsi gigi kematangan tulang atau tumbuh kembang.
belakang(infraoklusi). Wajah menyempit Bi4rpun sudah banyak ditinggalkan, masih
karena pertumbuhan tulang penyusun wajah ada yang memakainya dengan alasan
yang tidak seimbang, Gigi geligi renggang bahwa faktor umur kronologis dan psikologis
karena ukuran gigi geligi yang tidak sdimbang merupakan dua faktor yang saling
dengan ukuran tulang rahang dll. Semua berinteraksi dan tidak dapat dipisah'pisahkan
kelainan tersebut di atas, tidak semata dalam proses tumbuh-kembang (Subtelny,
disebabkan oleh penyebab tunggal tapi 2000). Dalam rangka mendapatkan petunjuk
dapat pula disebabkan penyebab kompleks, kematangan tulang pada anak, sebenamya
dan kelainan bisa terjadi secara bersamaan masih dapat dilakukan pendekatan kelompok
atau tunggal, serta dapat bersifat ringan atau umur Setiap kelompok umur memiliki ciri,
berat. Perawatan yang dapat dilakukan proses interaksi dan target tumbuh-kembang
pada masa gigi bercampur adalah tindakan yang berbeda, akibatnya terjadi pola strategi

5
Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 8 No. 1 2011 : 1-10

tindakan ortodontik menunjukkan perbedaan kedua telah diganti dengan gigi premolar
pula (Christensen dan Fields, 1994). kedua dan telah muncul gigi tetap kedua
2. Pertimbangan Berdasarkan Kematangan serta diikuti masa puber, sedangkan pada
Tulang laki-laki tidak demikian adanya (Mundiyah-
Proses kematangan tulang, kraniofasial dan Muhtar, 1998). Ada pendapat bahwa
kompleks dentokraniofasial merupakan faktor perawatan jika dilaiukan setelah terjadi erupsi
penting dalam menentukan hasil interaksi sempurna seluruh gigi tetap kecuali gigi molar
biomekanis antara intervensi pemakaian alat tetap ketiga' dan akan memakan waktu 2-3
ortodontik dengan jaringan rongga mulut tahun, tapi jika dilakukan sebelum erupsi gigi
(Subtelny, 2000). tetap sempurna memakan waktu lama
3. Pertimbangan Berdasarkan Keparahan (McNamara dan Brudon, 1994)
Kasus 7. Pertimbangan Berdasarkan Periode Gigi
Tingkat keparahan kelainan rongga mulut Geligi
yang terjadi pada anak berbeda-beda, hal Tindakan perawatan ortodontik yang dimulai
ini tergantung dari: intensitas-frekuensi sejak masa gigi geligi desidui mimiliki
kejadian, potensi terjadinya kelainan, luas- kelemahan yaitu: perawatan memakan
sempitnya lokasi kelainan. Anak dalam waktu lama (kurang lebih 5-15 tahun),
periode gigi desidui maupun gigi bercampur membuat bosan anak dan orang tua
sudah dapat dilakukan tindakan ortodontik, perawatan dapat dilakukan dalam beberapa
tidak perlu menunggu anak memasuki tahap perawatan dan adakalanya ada
periode gigi geligi tetap; yang penting pengulangan jenis perawatan) Begitu pula
menjadi pertimbangan tingkat keparahan perawatan pada masa awal gigi
kelainan, semakin parah kasus semakin dini bercampur.memiliki kelemahan harus
melakukan perawatan (McNamara dan memperhitungan waktu erupsi atau
Brudon, 1994). kehilangan gigr molar desidui kedua ini akan
4. Pertimbangan Berdasarkan Akselerasi berakibat hanya memperpanjang waktu.
Pertumbuhan perawatan (kurang lebih 3-4 tahun) karena
Moorees dan Van der Linden (1988) menunggu erupsi gigi kaninus dan molar
menganjurkan perawatan dini ortodontik tetap kedua. Pasa masa gigi bercampur perlu
dilakukan pada saat terjadinya akselerasi mempertimbangkan secara ketat masalah
pertumbuhan pada masa puber (Anak faktor lingkungan fisik dan psikis' Dari aspek
perempuan kurang lebih umur 12 tahun, anak psikis sangat menguntungkan dilakukan pada
laki-laki kurang lebih umur 15 tahun). Di lain masa gigi bercampur, karena anak
pihak, ada pendapat yang mengatakan dipersiapkan secara kesinannbungal dan
bahwa pada saat anak puber justru akan terpadu,dalam menghadapi keadaan gigi
terjadi kegagalan dalam tindakan ortodontik, geligi yang sehat dan normal,. Pada
karena ketidakkooperatifan anak dalam perawatan masa gigi tetap akan
masa puber cukup besar, masa akselerasi berhadapan dengan permasalah factor
pertumbuhan berjalan cukup lama dan psikhis usia pubertas yang sulit diidentifikasi.
penentuan kebutuhan ruang dalam peranan pada masa ini sering terjadi proses kecepatan
Lee Way Spee cukup rumit (McNamara dan pertumbuhan menurun, dekalsifikasi, resorpsi
Brudon, 1994). Begitu pula penulis lain akar dan erupsi gigi geligi yang ektopik
berpendapat jangan dilakukan pada masa Hugoni, 1998). Berdasarkan pertimbangan
puber karena sedang terjadi proses adaptasi tersebut di atas, memberi petunjuk kepada
pertumbuhan tulang wajah yang menurun para Dokter Gigi Spesialis Kesehatan Gigi
terhadap kekuatan mekanis (Mundiyah- Anak, bahwa dalam menentukan waktu
Muhtar, I 998). tindakan ortodontik diperlukan anilisis kasus
5. Pertimbangan Berdasarkan Interaksi Dalam secara terpadu dari berbagai aspek dan
Rongga Mulut selanjutnya diambil keputusan diagnosis
Menurut Subtelny (2000) dalam menentukan secara pasti, agar tindakan ortodontik yang
waktu perawatan, perlu terlebih dahulu akan diambilpun bersifat pasti.pula.
memahami dan menghayati mosalah sebenarnya, terjadi perbedaan sudut
kematangan hasil interaksi antara gigi geligi, pandang pertimbangan menentukan waktu
tulang rahang.dan fungsi rongga mulut. tindakan ortodontik seperti terurai di atas,
Adanya proses-iite*ttti yuttg tidak seimbang bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan
dapat menyebabkan gangguan sehingga menimbulkan konflik diantara
pertumbuhan,3ika terjadi salah satu dari pemegang otoritas disiplin keilmuan, tapi
komponen tersebut memberi peranan justru diharapkan adanya perbedaan akan
dominin terhadap peran komponen lainnya. membuat kebersamaan dan saling percaya
Menurut McNamara dair Brudon (199a) antar pemegang otoritas dan diambil solusi
dalam melakukan tindakan ortodontik pada yang tepat dan saling menguntungkan
anak perlu mempertimbangkan interaksi semua pihak (Fisher et a1.,2000).
antara tulang, muskuler dan dento-alveoler. Untuk menerapkan manajemen tindakan
6.Pertimbangan Berdasarkan Jenis Kelamin interseptik ortodontik pada anak yang benar,
dan Erupsi Gigi perlu diperhatikan keberadaan faktor-faktor
Pada anak perempuan dapat dilakukan terkait, sebagai berikut:
perawatan.lebih dahulu dari pada anak laki- 1. Dasar-dasar Perilaku Anak
laki, sebab pada anak perempuan gigi molar

6
Pertimbangan Dan Permasalahan Pemakaian….(Iwa S)

Anak dalam proses tumbuh kembang, Tujuan pendekatan dengan manajemen


sehingga pola manajemen perilaku anak tindakan interseptik ortodontik anak adalah
berbeda-beda sejalan dengan aspek mencapai keberhasilan yang optimal dalam
fungsinya masing-masing. Hubungan program tindakan ortodontik pada anak.
interpersonal antara anak, orang tua operator Dalam kaitan ini, diperlukan adanya
(Dokter Gigi), merupakan bagian pola dasar pengertian para operator bahwa dalam
manajemen perilaku atau tindakan ortodontik pelaksanaan manajemen tindakan ortodontik
pada anak. Materi hubungan interpersonal perlu memahami langkah-langkah yang
yang perlu operator cermati agar tingkat terstruktur, yaitu:(McDonald dan Avery, 1994;
keberhasilan tindakan ortodontik tinggi Sergl, et al., 2000).
diantaranya: a) Sikap Operator dan Orang a. Langkah persiapan pasien anak
Tua (misal: perhatian, bersahabat, ramah dll.), Melakukan pemeriksaan dan diagnosis
b) Perencanaan yang terorganisir (misal: kesehatan jasmani dan rokhani (pemeriksaan
rencana tindakan ortodontik dibicarakan lengkap), terutama ditujukan segala
bersama antara anak, orang tua dan permasalahan perilaku kesehatan yang
operator), c) Pendekatan positif (misal: berkaitan dengan tindakan ortodontik yang
menahan emosi, sabar dll.), d) Kepercayan akan dilakukan.
terhadap kemampuan akan keberhasilan b. Langkah memprediksi perilaku kesehatan
(misal: memperlihatkan keterampilan yang wajah anak
meyakinkan pada anak dll.), e) Sikap toleransi Mencari atau rnenduga perilaku kesehatan
(misal: memberi toleransi sesuai keadaan kelak yang mungkin terjadi dan berkaitan
sebenarnya pada anak dll.), dan f) Sifat dengan aspek keadaan dan fungsi rongga
flexibilitas dalam memberi instruksi (misal: tidak mulut yang dapat mempengaruhi faktor
kaku dalam memberikan instruksi pada anak kerjasama.
atau orang tua dll.) g) Sistem komunikasi c. Langkah pengamatan faktor pengaruh
(misal: melakukan pengulangan instruksi Mengamati faktor yang berpengaruh baik
secara konstan dalam bahasa anak dll.), h) secara langsung maupun tidak langsung
Sistem pendekatan "TeIl Show Do" (segala terhadap jalannya tindakan ortodontik
sesuatu yang akan dilakukan harus diantaranya: a). Interaksi anak dengan
diterangkan dahulu, lalu diperlihatkan dan lingkungan (keluarga, sekolah dan klinik), b).
dikerjakan sesuai apa yang diterangkan dan Sikap yang dimiliki anak terhadap kelainan
diperlihatkan) (Wright, 1975; McDonald dan rongga mulut, c).Kepercayaan akan
Avery, 1994). keberhasilan tindakan ortodontik, d) Persepsi
2. Kebutuhan Dasar Manajemen terhadap kecantikan wajah.
Kebutuhan dasar manajemen perilaku atau d. Langkah memodifikasi kebiasaan
tindakan ortodontik pada anak, agat kelak Pola perilaku kebiasaan jelek anak memiliki
tindakan ortodontik dapat mencapai sifat yang kompleks, sulit untuk dapat
keberhasilan yang optimal; perlu mencermati diantisipasi secara tepat. Saat ini anak dapat
masalah: (Erlich, 1970; Wright, et al., 1987). kita koreksi kebiasaan jeleknya, tapi saat lain
a. Kenyamanan pemaknian alat ortodontik akan kembali kekebiasaan aslinya; hal ini
(misal: jangan sampai anak merasakan sakit dimungkinkan karena kepuasaannya tidak.
saat memakai alat, anak akan melakukan terpenuhi. Banyak metode yang dapat
tindakan tidak kooperatif dalam pemakaian dilakukan untuk mengoreksi kebiasaan jelek,
alat, di depan orang tua dan operator jika pemilihan metoda yang salah akan
dipakai tapi di belakang dilepas). berdampak frustasi bagi anak maupun
b. PoIa kebiasaan menggunakan rongga operator. Untuk itu perlu kita cermati metode
mulut yang baik (misal: anak memiliki dan alat yang cocok bagi anak agar kelak
perasa- an nikmat dengan kebiasaan menjadi pola perilaku anak sehari-hari. Untuk
mengisap ibu jari, ada alat ortodontik merasa mencapai ini, maka diperlukan memodifikasi
terganggu). pola perilaku kesehatan dan tindakan
c. Kebersihan rongga mulut yang optimal ortodontik anak (menjaga
(misall anak selama memakai alat sulit untuk kebersihan/kesehatan rongga mulut, proses
membersihkan mulutnya, padahal kalau koreksi kebiasaan mulut dan proses
tertimbun kotoran dapat menyebabkan pemakaian alat) yang cocok untuk waktu
infeksi). lama dengan mempertimbangkan proses
d. Kepatuhan dalam pemakaian alat dan tumbuh-kembang.
jadual kontrol (misal: anak benar-benar e. Langkah penggunaan atau pemakaian
patuh dalam memakai alat dan kontrol alat
sesuai dengan instruksi operator, begitu pula Sebelum anak memakai alat ortodontik, perlu
orang tua dalam mengawasi anaknya, ini diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1)
semua dapat membantu keberhasilan Harus mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran
perawatan). masalah tindakan ortodontik (misal:
e. Memperhatikan pola makan dan makanan memperhatikan melalui model dan ro'foto
(misal: alat ortodontik dalam mulut mudah apa yang menjadi tujuan tindakan ortodontik,
lengket dengan makanan, dan dapat rusak perubahan apa yang terjadi pada anak yang
karena makanan yang keras). telah mengalami tindakan ortodontik
3. Pelaksanaan Manajemen Tindakan dibandingkan dengan model dan ro'foto
Interseptik Ortodontik Anak sebelum tindakan ortodontik; hal ini dapat

7
Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 8 No. 1 2011 : 1-10

meningkat motivasi anak dalam menerima Dalam kaitan seluruh uraian di atas, dapat
tindakan ortodontik), 2) AIat didesain dengan diambil kesimpulan sebagai makna solusi
benar, sesuai dengan keadaan rongga mulut permasalahan tindakan ortodontik bagi
anak; anak tidak merasakan terganggu seorang Cendekiawan Kedokteran Gigi Anak
akibat pemakaian alat, 3) Anak diberi atau Dokter Gigi Spesialis Kesehatan Gigi
pembelajaran perilaku pemakaian alat, 4) Anak, adapun makna yang harus dipahami
Memberi instruksi tidak dan merupakan ciri utama anak berupa:
membosankan/memberatkan.anak. 1. l. Kebutuhan dasar tumbuh-
f. Langkah evaluasi tindakan ortodontik kembang anak secara utuh (baik
Dalam melakukan kontrol tindakan ortodontik dalam aspek fisik maupun psikis).
perlu dilakukan dengan 2. Tumbuh-kembang kompleks dento-
mempertimbangkan:1) Ungkapan Pemakaian kraniofasial anak.
Alat (masalah rasa sakit, kenyamanan, 3. Faktor lingkungan fisiko-bio-psiko-
dipakai atau tidak, pembersihan alat), 2) sosial anak.
Perubahan keadaan gigi geligi dan tulang 4. Biomekanis alat ortodontik anak.
rahang (tumbuhkembang), 3) Pengaktifan 5. Ruang lingkup kerja dan Etika Profesi
kembali alat yang disesuaikan dengan tujuan Kesehatan Gigi Anal dalam bidang
serta mempertimbangkan keluhan anak dan ortodontik anak.
proses tumbuhkembang, 4) Pertimbangan 6. Diagnosis dan rencana tindakan
pemberian hadiah (Positif Reinforcement), 5) ortodontik anak yang pasti.
Penentuan kesepakatan waktu kontrol 7. Penentuan waktu tindakan
berikutnya. ortodontik (preventif, interseptik dan
kuratif) seawal mungkin pada anak.
PEMBAHASAN (sejak masih dalam kandungan
Pertimbangan dan masalah tindakan sampai dengan usia remaja)
interseptik ortodontik yang perlu dikaji atau berdasarkan proses kematangan
diungkapkan cukup kompleks, untuk itu jaringan.
dalam pengungkapan perlu mengikuti 8. Manajemen perilaku tindakan
petunjuk atau langkah-langkah sebagai ortodondik anak.
berikut: l) Memahami latar belakang dan 9. Tumbuh-kembang merupakan ciri
sejarah masalah kasus dan biomekanikal alat dasar atau utama ilmu Kedokteran
secara cermat dan terpadu, akan Gigi Anak, sehingga peran aktif
menghindari konflik hasil perawatan yang cendekiawan-para klinikus
didapat. 2) Mengidentifikasi semua kelompok Kedokteran Gigi Anak (Dokter Gigi
(pasien dan lingkungan keluarga atau Spesialis Kesehatan Gigi Anak)
masyarakat) yang terlibat secara utuh, akan sangat dinantikan dalam
merespon hasil perawatan secara utuh pula. pengembangan bidang ortodontik
3) Memahami pandangan atau pendapat pada anak.
semua kelompok dalam memprediksi proses
intervensi interseptik ortodontik pada anak DAFTAR PUSTAKA
secara khusus. 4) Mengetahui hubungan 1. Alexander, R. G. W., l986,The
antar kelompok, sehingga peran keterlibatan Alexander Discipline: Contemporary
setiap kelompok menjadi jelas sesuai dengan Concepts and Philosophies, Ormco
perannya masing-masing. 5) Identifikasi faktor- Corporation, Glendora CA.
faktor dan kecenderungan-kecenderungan 2. Anonim, 1988. Kamus Besar Bahasa
terjadinya konflik, sehingga segala sesuatu Indonesin, Departemen Pendidikan
yang mungkin terjadi cenderung ke arah dan Kebudayaan, Balai Pustaka,
konflik pribadi akan terhindari serta 6) Belajar Jakarta.
dari kegagalan dan kesuksesan menangani 3. Anonim, 2000. Pedoman Pelayanan
masalah, sebagai bahan pertimbangan yang Kesehatan Gigi dan Mulut
sangat berharga. Departemen Kesehatan Republik
Dalam pengungkapan masalah sebagai Indonesia, Direktorat Jenderal
bahan pertimbangan, tidak bisa dilakukan Pelayanan Medik, Direktorat
hanya satu kali, tapi harus berulang kali agar Pelayanan Kesehatan Gigi, Jakarta.
didapat hasil yang akurat dari berbagai situasi, 4. Burns, M. H. 1988. Psychological
faktor pendukung-penghambat dan Aspects of Orthodontics, Dalam
dinamika perubahan. Dari semua itu, dapat Applied Psychology in Dentistry. Ed.
kita pahami bahwa pemecahan W.R. Cinnoti, CV Mosby Co., Saint l-
pertimbangan terhadap masalah yang ouis.
kenderungan terjadi konflik, dapat kita atasi 5. Christensen,J.R. and Fields,H.W. 1994.
dengan benar, jika kita semua memahami Treatment Planning and Treatment
permasalahan yang ada secara: terbuka, of Orthodontic Problems, Dalam.
kesinambungan dan sistimatis, akan berakibat Pinkham, J. R., (Editor) Pediatric
positif terhadap proses intervensi interseptik Dentistry Infancy Through
ortodontik yang dilakukan pada anak. Adolescence, 8d.2., WB Saunders
Company, Philadelphia.
KESIMPULAN

8
Pertimbangan Dan Permasalahan Pemakaian….(Iwa S)

6. Dugoni, S. A., 1998. Comprehensive Edisi ke-52 Maret 2002, PB PDGI,


Mixed Dentition Treatment, Jakarta.
Am.J.Orthod.Onhop., I 1 3 : 1,7 5 -84. 20. Iwa-Sutardjo, 2002-b. Konflik
7. Eli,I. 7992. Oral Psychophysiology: Manajemen Kebutuhan Dasar
Strees, Pain and Behavior in Dental Tumbuh-kembang Dalam Ilmu
Care, CRC Press Florida. Kedokieran Gigi Anak, Pidato Ilmiah
8. Enlow,D.H., 1982. Handbook of Facial Dies Natalis Fakultas Kedokteran Gigi
Growth, WB Sauders Company, Universitas Gadjah Mada,
Philadelphia. Yogyakarta.
9. Erlich,A.B., 1970. Training Therapists fo, 21. Iwa-Sutardjo, 2003-a. Perbedaan
Tongue Thrust Correction, Charles C Pengaruh Ukuran Mesio-Distal Gigi
Thomas, Illinois. Desisui Rahang Atas terhadap
10. Frankel, R and Frankel, C, 1989. Bentuk lrngkung dan Wajah Anak
Orofocial Othopedics with The Arah Lateral Anak Perempuan Suku
Function Regulator, S.Karger., Jawa dengan Cina Umur 5 - 6 Tahun,
Munich.. Jurnal Kedofueran Gigi Universitas
11. Fisher, S., Abdi. D.I., Ludin, 1., Smith, R., Indonesin, Vol. 10, No. I, Th. 2003.
Williams,S.,and Williams.,S. 2000., Jakarta.
Working with Conflict: Sftills and 22. Iwa-Sutardjo, 2003 - b. Konflik dan
Strategies for Action.,Zed Book Ltd., Solusi Manajemen Perawatan
New York.. Rongga Mulut Anak Dalam Ilmu
12. Graber,T.M., 2000.. Orthodontics: Kedokteran Gigi, Buku Ilmiah,
Current Principles and Techniques, Pertemuan Ilmiah Ilmu Kedokteran
3th.Ed.,The CV Mosby Company, St Gigi Anak IV,Ikatan Dokter Gigi Anak
Louis. Indonesia (PIIKGA IV IDGAI),IDGAI
13. Graber,T.M; Rakosi,T and Pengda Jabar, Bandung.
Petrovic.A.G; 1985. Dentofacial 23. Iwa-Sutardjo; Moch.-Masykur;
Orthopedics, with Functional Hadianto-Ismangun dan Aisah-Indati,
Appliances. The CV Mosby 2002. Pelatihan dan Pembinaan
Company, St.Louis. Kader Sehat Tumbuh-kembang
14. Hagg,V and Tarager, J; 1982, Terpadu pada Masyarakat Binaan
Malturation Indicators and the Sibermas Kecamatan Tepus dan
Pubertal Growth Spurt, Am.J. Ortho'. Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul,
82:299-308. Laporan Pengabdian dan Program
15. Iwa - Sutardjo, 1993; Status Gizi Penerapan IPTEK Kepada
Kurang dalam Berbagai Tingkatan Masyarakaf, Proyek Peningkatan
dan Akibatnya Terhadap Penelitian Pendidikan Tinggi,
Pertumbuhan Antropometrik dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kraniofasial pada Anak Suku Jawa Departemen Pendidikan Nasional,
Umut 6 - 12 Tahun di Kecamatan Fakultas Kedokteran Gigi UGM,
Rongkop, Tepus dan Panggang Yogyakarta.
Gunung Kidul Yogyakarta 24. Kanellis,M.J. 2001. Orthodontic
(Pendekatan Sefalometrik Langsung Treatment in Primary Dentition,
dan Fotometrik), Disertasi, Program dalam. Bishara,S.E. (Editor), Textbook
Pascasarjana Universitas of Orthodontics, Wb Saunders
Padjadjaran, Bandung. Company, Philadelphia. Kiem, R. G.,
16. Iwa-Sutardjo, 1996-a. Peranan Dokter 200L., Behavioral Consideration in
Gigi Anak dalam Meningkatkan Orthodontics Treatment, dalam.
Sumber Daya Manusia di-Desa Bishara, S. E. 2001., Textbook of
Tertinggal (Pendekatan Survei Orthodontics, W.B Saunders
Kehatan Gigi Anak di Lokasi KKN Company, Philadelphia.
UGM) . Majalah Pabmi Edisi Kongres 25. McDonal, R. E., and Avery, D. R.,
Nasional Pabmi VII, Jakarta. 1994. Dentistry For The Child and
17. Iwa-Sutardjo, 2000. Pengaruh Adolescen., CV.Mosby Company.,
Serabut Sikat Gigi dalam Toronto.
Meningkatkan Efektifitas 26. McNamara, J.A. and Brudon, W. L,
Pembersihan Plak Gigi pada Anak 1994. Orthadonlic and Orthopedic
Usia 6-8 Tahun (Pendekatan Treatment in The Mixed Dentition,
Fisikobiopsikhososial), Needham Press Inc., Ann Arbor
18. Kumpulan Makalah Ilmiah "Tikegi- Michigan.
2000", FKG Unpad, Bandung. 27. Moorees,C.F.A. and Van der Linden.
19. Iwa-Sutardjo, 2002-a. Pola Kebiasaan F. P. G. M., 1988. Onhodontics
Menggunakan Rongga Mulut dalam Evaluafion and Future, Departement
Masa Tumbuh-Kembang Gigi dan of Orthodontics , University of
Maksilofasial pada Anak Usia Balita, Nijmegen, Netherlands.
Kongres Nasional PDGI di Solo, 28. Moyers. R. E, 1988. Handbook of
Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia Orthodontics, 4th.ed. Year Medical
Publisher Inc, Chicago-London.

9
Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 8 No. 1 2011 : 1-10

29. Mundiyah-Mokhtar, 1998. Dasar- Pendidikan dan Kebudayaan,


dasar Ortodonti, Perkembangan dan Jakarta'
Pertumbuhan Kraniodentofasial, 34. Sergl, H.G., Klages,U., and Zentner, A,
Bagianl 1-6, Pendidikan Kedokteran 2000. Functional and Discomport
Berkelanjutan lkatan Dokter During OrthodonticTreatment:Effects
lndonesia, Persatuan Dokter Gigi on Compliance and Prediction of
Indonesia, Jakarta. Patients' adaptation by Personality
30. Ngan, P, 2001. Treatment of Class Ill Variables,EuropeanJournal of
Malocclusion in The Primary and Orthodontics,22:307.3
Mixed Dentitions dalam Bishara,S.E. 35. Soedjatmiko, 2000. Tumbuh-
(Editor), Textbook of Orthodontics, kembang Anak dalam Aspek
Wb Saunders Company, Promotif dan Preventf; Ceramah
Philadelphia. Terpadu Kesehatan Anak dan
31. Pinkham,J.R., 1994. Cognitive Kesehatan Gigi Anak 26 Februari
Changes, Emotional Changes and 2000, Fakultas Kedokteran Gigi
Social Changes dalam Pinkham, J.R. Universitas Indonesia, Jakarta.
(Editor), Pediatric Dentistry, Infancy 36. Sperber, G. H., 1976. Craniofacial
Through Adolescence, 2nd. Ed., WB. Embryologi, 2nd. Ed., John Wringht
Saunders Company, Philadelphia- and Sons Ltd., Bristol.
Tokyo. 37. Subtelny, J. D., 2000. Early
32. Proffit, W.R. and Field, H. W. Jr., 2000. Orthodontic Treatment,
Contemporary Orthodontics, Mosby Quintessence Publishing Co.,Inc.,
Year Book, St. Louis. Illinois.
33. Putri-Kusuma-Wardani; Iwa - 38. Vand Der Linden, F P G M, 1980. The
Sutardjo ; Hadianto – Ismangun dan Transition af The Human Dentition,
Aisah-Indati, 2000. Pembinaan Common Service Departement of
Dokter Gigi Kecil pada Sekolah Reprography, Nymegen.
Dasar dan Kaderisasi Usaha 39. Wright, G.Z., 1975. Behavior
Kesehatan Gigi Masyarakat di Management in Dentistry for
Wilayah Desa Tertinggal se Children, WB. Saunders Company,
Kecamatan Cangkringan Philadelphia.
Kabupaten Sleman Yogyakarta , 40. Wright, G.Z., Starkey, P.E., and
Kumpulan Artikel Ilmiah, Proyek Gardner, D.E., 1987. Child
Penelitian dan Pengabdian pada Management in Dentistry, Wright,
Masyarakat. Direktorat Jendral Bristol.
Pendidikan Tinggi Departemen

10

Anda mungkin juga menyukai