Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI


PALANGKA RAYA

Disusun:
SUSI SUSANTIE
P1337420923051

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG 2024
A LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami
kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi
secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas,
dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu
masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa
kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini
merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik
dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf dkk, 2015).
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien
dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Kurang perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan
diri antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri,
toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012).
2. Penyebab
a. Kebersihan diri
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau
badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
b. Berdandan atau berhias
Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak menyisir
rambut, atau mencukur kumis.
c. Makan
Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan membawa
makanan dari piring ke mulut, dan makan hanya beberapa suap
makanan dari piring.

d. Toileting
Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakukan
defekasi atau berkemih tanpa bantuan.
2
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala defisit dar menurut adalah (Damaiyanti, 2012)
sebagai berikut:
a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengerikan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi
b. Berpakaian
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil
potongan pakian, menangalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar
pakaian.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapat makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanandari wadah
lalu memasukan ke mulut, melengkapi makanan,mencerna makanan
menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,
serta mencerna cukup makanan dengan aman
d. Eliminasi
Klien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian toileting, membersihkan diri setelah BAK/BAB
dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

5. Pohon Masalah / Patway


3
Effect Resiko perilaku kekerasan

Core Problem Defiist perawatan diri

Cause Harga diri rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

6. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan dan merupsksn proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien. Tahap pengkajian terdiri atas
pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah pasien.
1) Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan status mental, suku bangsa, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, ruang rawat dan alamat.
2) Alasan Masuk
Alasan yang menyebabkan pasien atau keluarga datang atau
dirawat di rumah sakit. Faktor pencetus perilaku kekerasan
meliputi ancaman terhadap fisik, ancaman internal dan ancaman
eksternal.
3) Riwayat Penyakit sekarang
Keluhan saat ini pada pasien perilaku kekerasan, faktor yang
memperberat kejadian seperti putus pengobatan, melukai orang
lain, diri sendiri maupun lingkungan.
4) Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang mendukung terjadinya masalah perilaku
kekerasan adalah faktor biologi (biasanya klien mempunyai
keluarga yang mempunyai riwayat perilaku kekerasan, klien
pernah mengalami gangguan jiwa) , psikologis ( harapan yang

4
tidak sesuai, sering melihat perilaku kekerasan atau mengalami
perilaku kekerasan dan sosiokultural.
5) Faktor Presipitasi
Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap
individu yang bersifat unik. Stressor tersebut dapat disebabkan dari
luar (serangan fisik, kehilangan, kematian dan lain-lain) maupun
dalam (putus hubungan dengan orang berarti, kehilangan rasa
cinta, takut terhadap penyakit fisik dan lain-lain). Selain itu
lingkungan yang terlalu ribut, padat, kritikan yang mencegah pada
penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku kekerasan.
6) Pemeriksaan Fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan dan
tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan pasien.
7) Pengkajian Psikososial
a) Genogram menggambarkan pasien dengan tiga generasi
keluarga dilihat dari pola komunikasi, pengambilan keputusan
dan pola asuh.
b) Konsep diri
- Gambaran diri
- Identitas diri
- Fungsi peran
- Ideal diri
- Harga diri
8) Hubungan Sosial
Menggambarkan orang yang paling berarti dalam hidup pasien,
dan upaya yang biasa dilakukan bila ada masalah, kelompok apa
saja yang diikuti dalam masyarakat, peran dalam kelompok,
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
9) Spiritual
Nilai keyakinan, kegiatan ibadah atau menjalankan keyakinan,
kepuasan dalam menjalankan keyakinan.
10) Status Mental
a) Penampilan
b) Pembicaraan
5
c) Aktivitas motorik
d) Afek dan Emosi
e) Interaksi selama wawancara
f) Persepsi sensori
g) Proses pikir
h) Isi pikir
i) Tingkat kesadaran
j) Memori
k) Tingkat konsentrasi dan berhitung
l) Kemampuan penilaian
m) Daya litik diri
n) Kebutuhan persiapan pulang
o) Mekanisme Koping
p) Masalah psikososial dan lingkungan
q) Pengetahuan
r) Aspek medis
b. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri

6
c. Intervensi Keperawatan (Nita Fitria (2012))
Diagnosa Strategi Pelaksanaan Pasien Strategi Pelaksanaan Keluarga
Defisit perawatan diri Strategi pelaksanaan 1: Strategi pelaksanaan 1:
1. Mengkaji kemampuan klien melakukan 1. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas
perawatan diri meliputi kebersihan diri yang dibutuhkan oleh klien
mandi/kebersihan diri, berpakaian/ untuk menjaga perawatan diri.
berhias, makan, serta BAB/ BAK Strategi pelaksanaan 2
secara mandiri. 1. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam
2. Menganjurkan klien memasukkan merawat diri klien dan membantu
dalam jadwal kegiatan harian. mengingatkan klien dalam merawat diri
Strategi pelaksanaan 2: (sesuai jadual yang telah disepakati).
1. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat
klien. klien yang mengalami defisit perawatan diri.
2. Memberikan latihan cara melakukan Strategi pelaksanaan 3
mandi/kebersihan diri secara mandiri. 1. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian
3. Menganjurkan klien memasukkan atas keberhasilan klien dalam merawat diri.
dalam jadwal kegiatan harian. 2. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
Strategi pelaksanaan 3:
1. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan
klien.
2. Memberikan latihan cara
berpakaian/berhias secara mandiri.

11
3. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Strategi pelaksanaan 4:
1. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan
klien.
2. Memberikan latihan cara makan secara
mandiri.
3. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Strategi pelaksanaan 5:
1. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan
klien.
2. Memberikan latihan cara BAB/BAK
secara mandiri.
3. Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal

12
Rencana Tindakan Keperawatan (Nita Fitria (2012))
Strategi Pelaksanaan Pasien Strategi Pelaksanaan Keluarga
Strategi pelaksanaan 1: Strategi pelaksanaan 1:
1. Mengkaji kemampuan klien melakukan perawatan diri meliputi 1. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas
mandi/kebersihan diri, berpakaian/ berhias, makan, serta BAB/ kebersihan diri yang dibutuhkan oleh klien untuk menjaga
BAK secara mandiri. perawatan diri.
2. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Strategi pelaksanaan 2
Strategi pelaksanaan 2: 1. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri klien
1. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien. dan membantu mengingatkan klien dalam merawat diri
2. Memberikan latihan cara melakukan mandi/kebersihan diri secara (sesuai jadual yang telah disepakati).
mandiri. 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat klien yang
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. mengalami defisit perawatan diri.
Strategi pelaksanaan 3: Strategi pelaksanaan 3
1. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien. 1. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas
2. Memberikan latihan cara berpakaian/berhias secara mandiri. keberhasilan klien dalam merawat diri.
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. 2. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
Strategi pelaksanaan 4:
1. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.
2. Memberikan latihan cara makan secara mandiri.
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Strategi pelaksanaan 5:
1. Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.

13
2. Memberikan latihan cara BAB/BAK secara mandiri.
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal

14
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 2007. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Magelang: RSJ Prof. Dr. Soeroyo
Magelang.
Direja, A. H. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dwi, A. S., & Prihantini, E. 2014. Keefektifan Penggunaan Restrain terhadap Penurunan
Perilaku Kekerasan pada Pasien Skizofrenia. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , 138-139.
Farida, K., & Yudi, H. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika.
Jenny, M., Purba, S. E., Mahnum, L. N., & Daulay, W. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Keliat, D. B. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Undang-Undang No.18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa

Yosep, I. 2007. Keperawatan Jiwa (Cetakan 1). Bandung: PT Refika Aditama

Malfasari, E. et al. (2020) ‘Analisis Tanda dan Gejala Resiko Perilaku Kekerasan pada Pasien

Skizofrenia’, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(1), p. 65. Available at:

https://doi.org/10.32584/jikj.v3i1.478.

Pardede, J.A. (2020) ‘Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Risiko Perilaku Kekerasan’.

Available at: https://doi.org/10.31219/osf.io/we7zm.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,

Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

14
15

Anda mungkin juga menyukai