Anda di halaman 1dari 10

PELATIHAN DASAR CPNS

Agenda 1- SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

WAWASAN KEBANGSAAN DAN SIKAP PERILAKU BELA NEGARA NILAI NILAI BELA NEGARA

WAWASAN KEBANGSAAN dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran
diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN

 Bendera Negara (Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
 Bahasa Indonesia (Pasal 25 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
 Lambang Negara (Pasal 46 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
 Lagu Kebangsaan (Pasal 58 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)

BELA NEGARA adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan
maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. (Pasal 1 Ayat (11) Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk
Pertahanan Negara)

HARI BELA NEGARA ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2006
tentang Hari Bela Negara tanggal 18 Desember 2006

Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha
Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan
Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi: a. cinta tanah air; b.
sadar berbangsa dan bernegara; c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara; d. rela berkorban untuk
bangsa dan negara; dan e. kemampuan awal Bela Negara.

IMPLEMENTASI

Nilai-nilai dasar bela Negara : Cinta tanah air; •Sadar berbangsa dan bernegara; •Setia pada Pancasila
sebagai ideologi negara; •Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan •Kemampuan awal Bela Negara

Nilai-nilai dasar ASN : memegang teguh ideologi Pancasila; • setia dan mempertahankan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah; •mengabdi kepada
negara dan rakyat Indonesia; •menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; •membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian; •menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
•memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur; •mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik; •memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah; •memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun; •mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi; •menghargai
komunikasi, konsultasi, dan kerja sama; •mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai; •mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan •meningkatkan efektivitas sistem
pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.

Fungsi ASN : pelaksana kebijakan publik; • pelayan publik; dan • perekat dan pemersatu bangsa

ANALISIS ISU KONTEMPORER

PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS

KONSEP PERUBAHAN Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan peradaban manusia.

Dalam konteks PNS, berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi
dan tugasnya, yaitu: 1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundangundangan, 2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas, serta 3. memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

Menjadi PNS yang professional 1. Mengambil Tanggung Jawab 2. Menunjukkan Sikap Mental Positif 3.
Mengutamakan Keprimaan 4. Menunjukkan Kompetensi 5nn. Memegang Teguh Kode Etik.

Perubahan Lingkungan Strategis ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada
empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan
pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada
level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).

Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis (Ancok, 2002) : 1. Modal Intelektual 2.
Modal Emosional 3. Modal Sosial 4. Modal ketabahan (adversity) 5. Modal etika/moral 6. Modal
Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani

ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER

1. KORUPSI Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
beserta revisinya melalui UndangUndang Nomor 20 tahun 2001.
2. NARKOBA Narkotika mengandung pengertian sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis 40 maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
3. TERORISME Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas,
4. MONEY LAUNDRING “Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas
pencucian uang.
5. PROXY WAR n Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di mana
negara tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan
‘proxy’ atau kaki tangan.
6. Media massa vs media social Media massa pada berbicara atas nama lembaga tempat dimana
mereka berkomunikasi sehingga pada tingkat tertentu, kelembagaan tersebut dapat berfungsi
sebagai fasilitas sosial yang dapat ikut mendorong komunikator dalam menyampaikan pesan-
pesannya. media sosial, baik pemberi informasi maupun penerimanya seperti bisa memiliki
media sendiri.

Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, Dan Hoax) ,Bentuk Tindak Kejahatan dalam
Komunikasi Massa

1. White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih)


2. Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban)
3. Organized Crime (Kejahatan Terorganisir)
4. Corporate Crime (Kejahatan Korporasi)

Beberapa peraturan perundangan yang bisa menjadi rujukan dalam konteks kejahatan yang terjadi
dalam komunikasi massa adalah: 1. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers 2. Undang-undang
No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi 3. Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran 4.
Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 5. Undang-undang No. 19
Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.

Dampak langsung dan tidak langsung terhadap public

1. Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan beroperasi di
dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan internet
2. Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang public
3. Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau bohong atau
palsu, baik dari segi sumber maupun isi

Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok : 1.CURRENT ISSUE 2.EMERGING ISSUE 3.ISU
POTENSIAL

Issue scan : 1. Media scanning 2. Existing data 3. Knowledgeable others 4. Public and private
organizations 5. Public at large

Teknik tapisan : Menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik,
dan Kelayakan. Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG
atau tidak sangat USG.

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan
berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh
jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara.

Rumusan 5 Nilai Bela Negara : 1. Rasa Cinta Tanah Air; 2. Sadar Berbangsa dan Bernegara; 3.
Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara; 4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara; 5.
Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara;

KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA


A. KESEHATAN JASMANI DAN MENTAL
1. Kesehatan Jasmani
PENGERTIAN KESEHATAN JASMANI : Kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat2
tubuhnya dlm batas fisiologi thd keadaan lingkungan &/ kerja fisik yg cukup efisien tanpa
lelah scr berlebihan.
CIRI JASMANI SEHAT : 1) Normalnya fungsi alat-alat tubuh, terutama organ vital. Misal : ✔
Tekanan darah : 120/80 mmHg ✔Frekuensi nafas : 12-18 kali/menit ✔Denyut nadi : 60 - 90
kali/menit ✔Suhu tubuh antara 360 - 370 C 2) Memiliki energi yang cukup untuk melakukan
tugas harian (tidak mudah merasa lelah). 3) Kondisi kulit, rambut, kuku sehat (gambaran
tingkat nutrisi tubuh). 4) Memiliki pemikiran yang tajam (otak bekerja baik)
GANGGUAN KESEHATAN JASMANI : 1) Psikosomatis: Faktor Psikologis 2) Penyakit “Orang
Kantoran” PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL : Sistem kendali diri yang bagus sebagai wujud
dari kinerja sistem limbik (cenderung ke emosi) dan sistem cortex prefrontalis (cenderung
rasional) yang tepat.
KESEHATAN BERPIKIR : 1) Kesehatan Mental berkaitan dgn kemampuan berpikir. 2) Berpikir
sehat : kemampuan menggunakan logika dan rasionalitas. 3) Kesalahan Beripikir : ✔Berpikir
‘ya’ atau ‘tidak’ ✔Generalisasi berlebihan ✔Magnifikasi-minimisasi ✔Alasan emosional ✔
Memberi label ✔Membaca pikiran
✔Membaca pikiran EMOSI POSITIF MAKNA HIDUP TANDA KESEHATAN MENTAL : Adalah
KENDALI DIRI, yaitu kemampuan manusia utk selalu dpt berpikir sehat dlm kondisi apapun
(sistem cortex prefrontalis kendalikan sistem limbik).

2. Kesiapsiagaan Mental
PENGERTIAN : Adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental,
perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai
dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dari dalam dirinya
sendiri maupun dari luar.
KARAKTER KESIAPSIAGAAN MENTAL BAIK : ❑ Berperilaku menurut norma-norma sosial
yang diakui, sikap perilaku tersebut digunakan untuk menuntun tingkah lakunya; ❑
Mengelola emosi dengan baik; ❑ Mengembangkan berbagai potensi yang dimilik secara
optimal; ❑ Mengenali resiko dari setiap perbuatan; ❑ Menunda keinginan sesaat untuk
mencapai tujuan jangka panjang; dan ❑ Menjadikan pengalaman (langsung atau tidak
langsung) sebagai guru terbaik
KESEHATAN BERPIKIR : 1) Kesehatan Mental berkaitan dgn kemampuan berpikir. 2) Berpikir
sehat : kemampuan menggunakan logika dan rasionalitas. 3) Kesalahan Beripikir : ✔Berpikir
‘ya’ atau ‘tidak’ ✔Generalisasi berlebihan ✔Magnifikasi-minimisasi ✔Alasan emosional ✔
Memberi label ✔Membaca pikiran
✔Membaca pikiran EMOSI POSITIF MAKNA HIDUP TANDA KESEHATAN MENTAL : Adalah
KENDALI DIRI, yaitu kemampuan manusia utk selalu dpt berpikir sehat dlm kondisi apapun
(sistem cortex prefrontalis kendalikan sistem limbik).

Rencana Aksi Bela Negara

Bela Negara (UU No. 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahan
Negara) : Tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun
kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

AKSI NASIONAL BELA NEGARA adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk
mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.

Inpres No. 7 Tahun 2018 Rencana Aksi Nasional Bela Negara

INDIKATOR NILAI-NILAI BELA NEGARA

1. Cinta tanah air


2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia kepada pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Mempunyai kemampuan awal bela Negara

Agenda 2- Nilai-Nilai Dasar PNS

Berorientasi Pelayanan

Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu 1)
penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu masyarakat,
stakeholders, atau sektor privat, dan 3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan.

Pelayanan publik yang prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin
meningkatkan kepercayaan publik, karena dapat menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani.
Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas
untuk: a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan; 30 b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas; dan c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN
menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core
Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Core
Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai
sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan
sehari-hari. Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN,
sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam
pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat.
AKUNTABEL

UU No.25/2009 – Layanan Publik Pasal 4 menyebutkan Asas Pelayanan Publik yang meliputi: a.
kepentingan Umum, b. kepastian hukum, c. kesamaan hak, d. keseimbangan hak dan kewajiban, e.
keprofesionalan, f. partisipatif, g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif h. keterbukaan, i.
akuntabilitas, j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, k. ketepatan waktu, dan l.
kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Mental Melayani : a. Mulai dari Diri Sendiri b. Mulai dari yang kecil c. Mulai dari SEKARANG!

AKUNTABEL + INTEGRITAS

Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke, 2017)

Aspek-Aspek Akuntabilitas: a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan b. Akuntabilitas


berorientasi pada hasil c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan d. Akuntabilitas membutuhkan
adanya laporan e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja

Tingkatan Akuntabilitas : 1. Akuntabilitas Personal 2. Akuntabilitas Individu 3. Akuntabilitas


Kelompok 4. Akuntabilitas Organisasi 5. Akuntabilitas Stakeholder

Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan
dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus
dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Aulich
(2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik akan mendorong
terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi.

Lingkungan kerja yang akuntabel adalah: 1) kepemimpinan, 2) transparansi, 3) integritas, 4)


tanggung jawab (responsibilitas), 5) keadilan, 6) kepercayaan, 7) keseimbangan, 8) kejelasan, dan 9)
konsistensi.

Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas
proses, Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas kebijakan. Pengelolaan konflik kepentingan dan
kebijakan gratifikasi dapat membantu pembangunan budaya akuntabel dan integritas di lingkungan
kerja. Akuntabilias dan integritas dapat menjadi faktor yang kuat dalam membangun pola pikir dan
budaya antikorupsi

KOMPETEN

Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian baru.

• Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan kemampuan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat,
dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
• Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:

Berorientasi Pelayanan: a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; b. Ramah, cekatan,


solutif, dan dapat diandalkan; c. Melakukan perbaikan tiada henti.

Akuntabel: a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi; b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efesien.

Kompeten: a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah; b.
Membantu orang lain belajar; c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

Harmonis: a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya; b. Suka mendorong orang lain; c.
Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Loyal: a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah; b. Menjaga nama
baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara; c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adaptif: a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan; b. Terus berinovasi dan mengembangakkan
kreativitas; b. Bertindak proaktif. Kolaboratif: a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi; b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah; c.
Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN APARATUR

• Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN harus memenuhi
kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif,
seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif.

• Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024,
diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy), yang
dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang
semakin efektif dan efisien

• Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan
pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme,
profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship.

KOMPETENSI

Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN,
kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;2)
Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan 29 sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial
Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama,
suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus
dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan.
3. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik untuk
kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural.
4. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam
Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
5. Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine
box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan
pegawai dalam nine box tersebut.

KOMPETEN

1. Berkinerja yang BerAkhlak: • Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi,
dan kinerja. 53 • Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik. • Perilaku
etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.

2. Meningkatkan kompetensi diri: • Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah adalah keniscayaan. • Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi
atau disebut juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber
pembelajaran utama dari Internet. • Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam
basis online network. • Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja atau tempat lain. •
Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri sendiri dalam
interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi.

3. Membantu Orang Lain Belajar: • Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor
termasuk morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan. • Perilaku berbagi
pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka
(Knowledge Fairs and Open Forums). • Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung
dalam dokumen kerja seperti laporan, 54 presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke
dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge Repositories). •
Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk
pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya,
dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned).

4. Melakukan kerja terbaik: • Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap
organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui
berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia. • Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan
selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang

HARMONIS

Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur

ASN Harmonis Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN, tugas
pegawai ASN adalah sebagai berikut. a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan b. Memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Peran ASN Harmonis • Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral
dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, berarti PNS
dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan. •
PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan tidak membuat
kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut. • PNS juga harus memiliki
sikap toleran atas perbedaan • Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka
menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan
pertolongan • PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.

LOYAL

Berdedikasi mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara

Kata kunci: a.Komitmen b. Dedikasi c.Kontribusi d.Nasionalisme e.Pengabdian

Kode etik : a.Memegang teguh ideology pancasila,UUD 1945, setia pada NKRI serta pemerintahan yang
sah b. Menjaga nama baik sesama ASN,Pimpinan,instansi dan Negara c.Menjaga rahasia jabatan dan
negar

ADAPTIF

Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau
kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan
(Robbins, 2003)

Penerapan Budaya Adaptif: a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan b.
Memanfaatkan peluangpeluang yang berubah-ubah c. Mendorong jiwa kewirausahaan d. Terkait
dengan kinerja instansi e. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi
mitra, masyarakat dan sebagainya

Ciri-ciri Individu Adaptif • Eksperimen orang yang beradaptasi • Melihat peluang di mana orang lain
melihat kegagalan • Memiliki sumberdaya • Selalu berpikir ke depan • Tidak mudah mengeluh • Tidak
menyalahkan • Tidak mencari popularitas • Memiliki rasa ingin tahu • Memperhatikan system •
Membuka pikiran • Memamhami apa yang sedang diperjuangkan

Kolaboratif

Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “ value
generated from an alliance between two or more firms aiming to become more competitive by
developing shared routines”

Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance “sebagai sebuah proses yang
melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance

6 Kriteria Penting Untuk Kolaborasi 1) Forum Yang Diprakarsai Oleh Lembaga Publik Atau Lembaga; 2)
Peserta Dalam Forum Termasuk Aktor Nonstate; 3) Peserta Terlibat Langsung Dalam Pengambilan
Keputusan Dan Bukan Hanya '‘Dikonsultasikan’ Oleh Agensi Publik; 4) Forum Secara Resmi Diatur Dan
Bertemu Secara Kolektif; 5) Forum Ini Bertujuan Untuk Membuat Keputusan Dengan Konsensus (Bahkan
Jika Konsensus Tidak Tercapai Dalam Praktik); Dan 6) Fokus Kolaborasi Adalah Kebijakan Publik Atau
Manajemen
3 Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi : 1) Mengidentifikasi
permasalahan dan peluang; 2) Merencanakan aksi kolaborasi; dan 3) Mendiskusikan strategi untuk
mempengaruhi

Agenda 3-Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

SMART ASN

Berdasarkan arahan bapak presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM
talenta digital, Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia
di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Digital skill merupakan
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti
lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

Hak & Kewajiban dalam Dunia Digital (Council of Europe, n.d) 1. Akses dan tidak diskriminatif 2.
Kebebasan berekspresi dan mendapatkan informasi 3. Kebebasan berkumpul, berkelompok, dan
partisipasi 4. Perlindungan privasi dan data. 5. Pendidikan dan literasi. 6. Perlindungan terhadap anak. 7.
Hak mendapatkan pertolongan terhadap pelanggaran hak asasi

MANAJEMEN ASN

adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,memiliki nilai dasar,etika
profesi,bebas dari intervensi politik dan bersih dari praktik KKN.

1. KEDUDUKAN & PERAN HAK & KEWAJIBAN DAN KODE ETIK ASN

Kedudukan : 1. PNS : PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional 2. warga Negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan
ketentuan perundang-undangan

Fungsi dan tugas :a. pelaksana kebijakan publik b. pelayan publik c. perekat & pemersatu bangsa

HAK : 1. PNS : a.gaji b. tunjangan c. perlindungan d. pengembangan kompetensi e. jaminan pensiun &
hari tua f. cuti 2. PPPK :a. gaji b. tunjangan c. perlindungan d. pengembangan kompetensi e. cuti

Kode etik dank ode PL ASN Tujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN

a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi


b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai