IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Kegiatan Belajar Mengajar
VI. Media
1. LCD
2. White Board
3. Lembar balik
VII. Evaluasi
Bentuk evaluasi: lisan
1. Bagaimana proses penyembuhan luka?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka?
VIII. Referensi
Madeliene Flanagan, Access to Clinical Education : Wound Management, First Edition,
Churchil Livingstone, New York, 1997.
Tailor et. all, Fundamental of Nursing, Second Edition, J.B. Lippincolt Company,
Philadelphia 1989.
Luckmans & Sorensen’s, Medical Surgical Nursing : A Psychophysiologic Approach,
Fourth Edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia, 1993
MATERI
A. Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas. Kulit pada orang dewasa mempunyai luas + 2
meter persegi, dan mempunyai berat + 15% dari berat badan dan mencakup 1/3 dari volume
sirkulasi darah.
Struktur kulit
Kulit terdiri dari tiga lapisan jaringan yaitu epidermis, dermis dan lapisan subkutan
Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, avaskular dan menerima nutrisi dari lapisan
dermis di bawahnya. Walaupun hanya setebal 0,1 mm, epidermis terbagi menjadi lima
lapisan yaitu :
- Stratum corneum : lapisan kulit terluar yang dibentuk oleh proses keratinisasi. Keratin
merupakan protein yang tahan terhadap perubahan pH dan temperatur.
- Stratum lucidum : lapisan ini hanya terdapat pada daerah yang tidak ditumbuhi rambut
seperti pada telapak tangan dan kaki. Lapisan ini tembus pandang dan terbentuk dari sel
mati serta tidak tampak adanya sel syaraf.
- Stratum granulosum : lapisan ini berada di bawah stratum lucidum, jika tidak terdapat
stratum lucidum maka lapisan ini berada di bawah stratum corneum.
- Stratum spinosum : lapisan ini mengandung sel-sel hidup yang menopang sel-sel pada
lapisan di atasnya
- Stratum germinativum : merupakan lapisan tunggal dari sel-sel hidup. Stratum spinosum
dan stratum germinativum terbentuk dari lapisan germinal yang secara konstan
memproduksi sel-sel hidup melalui proses mitosis. Sejak terbentuk, sel-sel tersebut
berpindah ke lapisan diatasnya sampai terlepas di stratum corneum. Ini merupakan proses
penggantian epidermis setiap + 3 minggu pada dewasa muda. Melanocyte juga ditemukan
pada lapisan ini.
Dermis
- Lapisan papiler : terutama terbuat dari jaringan connective yang mengandung kapiler,
pembuluh getah bening, ujung saraf, reseptor panas dan sentuhan. Kelenjar sebacea,
kelenjar keringat dan folikel rambut merupakan struktur epidermal khusus yang melewati
dermis. Kolagen dan fibrosa elastis yang terbentuk sebagai jaringan memberi kulit
kekuatan regang dan elastisitas. Beberapa sel dapat bergerak di sekitar dermis melewati
batas cairan matriks gelatin. Sel-sel tersebut meliputi fibroblast dan makrofag yang
mempunyai peranan penting dalam proses penyembuhan luka.
- Lapisan reticular : merupakan dasar dari dermis. Tidak ada batas yang jelas antara
reticular dan papiler, yang membedakan adalah ukuran kolagen dan suplai vaskular yang
lebih tebal pada lapisan retikular.
Lapisan Subkutan
Merupakan lapisan paling dalam dan memberikan daya dukung terhadap kulit. Tersusun dari
jaringan adiposa, jaringan conective, pembuluh darah dan membentuk lapisan pelindung
terhadap organ di dalamnya.
B. Pengertian luka
Luka adalah cidera fisik yang merusak kulit, biasanya disebabkan oleh suatu tindakan
yang disengaja atau kecelakaan atau penyakit. ( Mosby’s: Medical, Nursing & Allied Health
Dictionary Fifth Edition )
Menurut Koiner dan Taylan luka adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari
kulit dan jaringan di bawahnya. Trauma dapat terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, luka dapat
tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam.
Sedangkan Walff dkk mengatakan dengan istilah cidera atau trauma. Cidera pada jaringan
dapat terjadi karena bermacam-macam sebab seperti tekanan pada tubuh, kekerasan, suhu yang
ekstrim (terlalu panas atau dingin), atau zat kimia. Luka mungkin terbuka atau tertutup dan
terjadi karena disengaja ataupun tidak disengaja.
C. Type Luka
Tipe Penyebab Gambaran/Implikasi
Klasifikasi tindakan
yang terjadi pada luka Perencanaan therapi Bersihkan luka dengan tehnik aseptik dengan
Luka disengaja misalnya bedah insisi, menggunakan alat dan bahan steril. Kontrol
radiasi, penggunaan jarum perdarahan, minimalkan faktor infeksi,
atau trochar (therapi IV, fasilitasi penyembuhan. Kontaminasi dapat
spinal tap, torasentesis) terjadi pada lingkungan yang tidak steril.
Luka tidak Trauma yang tidak Tepi luka biasanya bergerigi dengan
disengaja diharapkan yang terjadi perdarahan dan trauma jaringan multiple.
karena kecelakaan, Beresiko tinggi untuk terjadi infeksi dan
cidera/rudapaksa (kena penyembuhan lambat
tikam, tembak) dan
terbakar.
Definisi Integritas Kulit
Luka tertutup Tubuh yang terkena Kulit tidak robek (disebut juga luka memar)
pukulan, tekanan atau yang terjadi biasanya akibat kekerasan yang
regangan (karena terjatuh, dilakukan terhadap jaringan. Dapat terjadi
penyerangan atau kerusakan berat terhadap jaringan lunak dan
kecelakaan) pembuluh darah yang pecah di bawah kulit
yang menyebabkan warna biru. Luka memar
dapat terjadi pada bagian tubuh yang terbuka
atau di dalam tubuh, misalnya luka memar di
otak.
Luka terbuka Trauma yang dapat terjadi Permukaan kulit terbuka yang merupakan
secara disengaja maupun jalan masuk bagi mikroorganisme. Dapat
tidak disengaja. juga terjadi perdarahan, kerusakan jaringan
dan peningkatan resiko infeksi.
Gambaran Luka
Luka Memar Terpukul oleh benda keras Luka tertutup, menyebabkan kerusakan
jaringan lunak dan ruptur pada pembuluh
darah yang menyebabkan bengkak dan nyeri.
Jika organ dalan yang terkena dapat terjadi
efek yang lebih parah.
Luka Incisi Terjadi karena alat-alat Idem dengan luka terbuka yang disengaja
tajam/jarum
Luka Abrasi Terjadi karena kecelakaan Luka terbuka, hanya merusak permukaan
atau terjatuh yang kulit, terasa nyeri.
menyebabkan tergores
atau tergeseknya
permukaan kulit atau
prosedur penanganan kulit
yang disengaja.
Laserasi Terjadi karena trauma Jaringan robek dan tepi luka rata. Kedalaman
mendadak luka bervariasi dan lebih beresiko untuk
terjadinya komplikasi. Sering diakibatkan
oleh obyek kotor sehingga resiko infeksi
tinggi.
Terkontaminasi Luka kecelakaan terbuka, Jaringan akan meradang, resiko tiggi untuk
pembedahan yang kurang terjadi infeksi.
steril, atau pembedahan
dengan kontaminasi
mayor dari gastro
intestinal.
Fase I. Fase ini berlangsung dari saat insisi sampai dua hari setelah pembedahan. Respon
radang akan terjadi yang merupakan respon lokal terhadap terhadap cidera jaringan. Respons
jaringan pada fase ini merupakan tahapan dari “lokal adaptation syndrome”. Pada tahap ini
pertamakali terjadi adalah kontriksi dari pembuluh darah pada area cidera, memfasilitasi proses
pembekuan darah untuk menyumbat luka. Kemudian diikuti dengan vasodilatasi, memfasilitasi
peningkatan aliran darah ke area luka, memungkinkan sel darah putih (leukosit) masuk ke area
luka dan memakan bakteri dan jaringan yang mati. Fibroblast juga bermigrasi dari aliran darah ke
area luka, menangkap/menimbun fibrin yang memperluas bekuan. Lapisan tipis sel-sel epitel
terbentuk melintasi luka dan pembuluh darah disekeliling luka kembali terbentuk.
Pada fase ini, klien menunjukkan gejala-gejala umum dari respon tubuh seperti
temperatur yang meningkat, lekositosis dan kelemahan umum.
Fase II. Fase ini berlangsung pada hari ke-3 sampai hari ke-14 setelah pembedahan.
Lekosit mulai menurun dan serat-serat kolagen mengisi ruang jaringan. Lapisan epitel
berregenerasi pada akhir minggu pertama. Ini merupakan jaringan baru yang disebut jaringan
granulasi, vaskularisasinya tinggi dan berwarna merah serta gampang berdarah. Pasien mulai
terlihat membaik saat melewati fase ini.
Fase III. Fase ini berlangsung pada akhir minggu kedua sampai enam minggu setelah
pembedahan. Pada periode ini, kolagen semakin bertambah, aliran darah ke sekitar luka
berkurang dan akhirnya terhenti. Luka terlihat kasar, berwarna merah muda dan scar mulai
tumbuh.
Fase IV. Fase ini merupakan fase terakhir, berlangsung pada akhir minggu ke enam
sampai satu tahun setelah pembedahan. Luka berkontraksi dan mengecil, akhirnya menjadi rata
dan tipis. Scar merupakan jaringan kolagen yang avaskular yang tidak mengeluarkan keringat,
tidak tumbuh rambut, atau berwarna kecoklatan.