Anda di halaman 1dari 11

HAKIKAT KODE ETIK BIMBINGAN & KONSELING

Hakikat Kode
Etik Dalam
Profesi Konselor
Hakekat adanya kode etik dalam suatu profesi
adalah menjaga kesejahteraan klien. Kalimat
tersebut mengandung makna bahwa konseli
akan mendapat perlindungan psikologis dalam
layanan bimbingan dan konseling. Jika klien yang
membutuhkan bantuan tetapi layanan konselor
tidak membantu klien atau justru membuatnya
terancam maka ia tetap tidak Sejahtera (Lasan,
2014)
.
Hakikat berikut adalah bahwa kode etik sebenarnya
melekat erat (build-in) dengan organisasi profesi. Suatu
organisasi diakui sebagai pelayanan sosial yang
profesional tentu memiliki kode etik. Untuk itu
sebenarnya keberadaan kode etik itu adalah terutama
melindungi klien tetapi juga melindungi konselor itu
sendiri (Lasan, 2014).
Pentingnya Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
(Glading, 2003)

Kode etik melindungi profesi dari pemerintah. Pemerintah


membiarkan profesi itu untuk mengatur dirinya sendiri dan berfungsi
secara otonomi daripada dikontrol oleh undang-undang

Kode etik mengawasi ketidaksepakatan dan percekcokan internal,


dengan demikian meningkatkan stabilitas profesi itu sendiri

Kode etik melindungi praktisi dari masyarakat, khususnya yang


berhubungan dengan gugatan malapraktek
Hubungan Kode
Etik Profesi, Moral,
dan Etika, dan
Hukum
Kode etik sebenarnya adalah kumpulan tingkah
laku etis yang mengatur tingkah laku anggota
profesi dalam melakukan praktek pada klien atau
pasiennya.

Kode etik mengatur bagaimana seorang dokter


melakukan praktek pada pasiennya, seorang
pengacara memberi pelayanan hukum pada
kliennya, dan seorang konselor bagaimana
sebaiknya memberi pelayanan pada konselinya.
Seorang dokter, konselor, pengacara yang
mentaati kode etik dalam praktek sebenarnya
telah menerapkan ajaran moral dan sekaligus
terbebas dari tuntutan hukum (Lasan, 2014)
Kode etik profesi bersumber dari ajaran moral yang berlaku dalam masyarakat. Ajaran moral adalah wejangan-
wejangan, khotbah-khotbah, patokan-patokan, kumpulan peraturan dan ketetapan, entah lisan atau tertulis tentang
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang baik. Dengan demikian kode etik bisa
bersumber dari ajaran agama, norma-norma dan nilai-nilai sosial budaya Masyarakat (Lasan, 2014).
Lalu apa hubungan antara etika dan moral?

Etika melibatkan "pengambilan keputusan terhadap sifat


moral tentang manusia dan interaksinya di dalam
masyarakat. Selanjutnya, etika pada umumnya dibatasi
sebagai sebuah disiplin filosofis yang berhubungan
dengan tingkah laku manusia dan pengambilan
keputusan moral. Dapat dikatakan moral adalah benda
atau barangnya sedangkan etika adalah kaca mata
yang melihatnya atau pisau yang mengupasnya (Lasan,
2014).
Ajaran moral selain menjadi sumber kode etik dan tinjauan filsafat etika, sebagiannya
juga disahkan dalam hukum. Dengan adanya hukum, sebagian ajaran moral
mendapat legitimasi (Lasan, 2014).
TERIMAKASIH . . . .

Anda mungkin juga menyukai