Anda di halaman 1dari 45

2.3.a.5.

Ruang Kolaborasi - Pembentukan


Komunitas Praktisi Untuk Melakukan Praktik
Coaching

2.3.a.5. Ruang Kolaborasi - Pembentukan Komunitas 1Praktisi Untuk Melakukan Praktik


Coaching

CGP dapat melatih keterampilan coaching dengan berbagai studi kasus dan membentuk
komunitas praktisi untuk melakukan praktek coaching model TIRTA.

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melatih keterampilan coaching dengan


berbagai studi kasus dan membentuk komunitas praktisi untuk melakukan
praktek coaching model TIRTA.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Anda tentunya sudah benar-benar memahami konsep coaching dalam konteks


pendidikan baik melalui pembelajaran mandiri dan diskusi. Sekarang saatnya Anda
berkolaborasi dengan rekan calon guru penggerak lainnya untuk membentuk komunitas
praktisi secara daring. Pada sesi ini, secara berkelompok, Anda akan berlatih
mempraktekkan proses coaching dengan tiga situasi yang akan diberikan dengan model
TIRTA, yaitu:

Kasus 1

Coach: guru, coachee: murid, 1 pengamat

Seorang guru sangat memahami jika Rina, salah satu muridnya berbakat dalam
berpidato dalam Bahasa Inggris. Ia mendorong Rina untuk mengikuti perlombaan pidato

dalam Bahasa Inggris tingkat kabupaten. Namun, nampaknya Rina masih belum percaya
diri. Bagaimanakah cara Anda dalam menanggapi hal ini?

1
Kasus 2

Coach: guru, coachee: murid. 1 pengamat

Seorang murid bercerita jika dia merasa diperlakukan tidak adil oleh seorang guru. Guru
tersebut membuka les privat, dan sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat

tersebut, kecuali murid tersebut. Murid tersebut merasa tidak nyaman ketika guru sering
menyindir murid yang tidak mau ikut les privatnya. Bahkan, murid tersebut juga merasa
bahwa nilai yang diberikan pun tidak adil, para murid yang mengikuti les guru tersebut

mendapatkan nilai yang lebih baik dari murid tersebut. Bagaimanakah cara Anda
menanggapi hal ini?

Kasus 3

Coach: guru, coachee: rekan guru, 1 pengamat

Rekan Anda bercerita jika dia baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah yang
menerima laporan dari pengawas sekolah yang melakukan supervisi saat ia mengajar.
Pengawas sekolah yang melakukan supervisi tampak keberatan ketika rekan Anda
mengajar tanpa buku teks. Rekan Anda mengajar dengan memanfaatkan sumber-

sumber belajar lainnya. Ketika diingatkan pengawas tersebut, rekan Anda


menyampaikan jika ia tetap mengacu pada kurikulum walaupun tidak menggunakan buku
teks. Pengawas tersebut tampaknya tersinggung dan memberikan laporan tentang hal
itu kepada kepala sekolah. Bagaimana Anda menyikapinya?

Anda akan berlatih mempraktekkan kasus-kasus tersebut dengan ketentuan sebagai


berikut:

o kelompok terdiri dari tiga (3) calon guru penggerak. satu orang akan berperan
sebagai coach, satu orang lainnya akan berperan sebagai coachee, dan satu orang

lainnya akan berperan sebagai pengamat (lihat Gambar 8) yang mengobservasi


proses praktek coaching model TIRTA dengan menggunakan lembar
pengamatan* yang bisa diunduh di LMS. Peran akan bergantian di setiap kasus
(disediakan 3 kasus). Di setiap akhir praktek coaching di satu kasus, pengamat
menyampaikan hasil pengamatannya.
*) Klik untuk mengunduh lembar pengamatan

o Latihan ini bisa Anda lakukan Bersama kelompok anda dengan layanan video
conference, seperti Google Meet, Zoom, WhatsApp video call atau layanan
video conference lainnya.

Bapak, Ibu calon guru penggerak,

Silakan pelajari situasi-situasi yang disediakan dan berlatihlah dalam kelompok Anda
dengan baik. Pada sesi ruang kolaborasi berikutnya Anda akan mempraktekkan situasi

tersebut bersama fasilitator dengan menggunakanrubrik penilaian.

SKENARIO COACHING KASUS 1

Coach : guru, coachee: murid, 1 pengamat

Seorang guru sangat memahami jika Rina, salah satu muridnya berbakat dalam berpidato
dalam
Bahasa Inggris. Ia mendorong Rina untuk mengikuti perlombaan pidato dalam Bahasa Inggris
tingkat kabupaten. Namun, nampaknya Rina masih belum percaya diri. Bagaimanakah cara
Anda
dalam menanggapi hal ini?

Coach Coachee Pengamat


Nur Rohmad Safarudin Taufiq Sutanto Sumariyah

No. Aktor Percakapan

1 Coachee Assalamualaikum

2 Coach Waalaikumsalam

3 Coachee Iya Pak ada apa yang memanggil saya

4 Coach Iya maaf ya ganggu waktunya

5 Coachee Iya pak tidak apa-apa ada apa ya pak


6 Coach Iya hari ini kita ngobrol ya sedikit lama waktunya tidak apa-apa ya

7 Coachee Iya pak… boleh pak silakan pak

Akhir-akhir ini Bapak perhatikan kamu tampak murung dan tidak

8 Coach semangat. Bapak tahu kamu kan perwakilan ikut lomba bahasa

Inggris ya. Tapi bapak melihat tampaknya Kamu ini kurang

percaya diri ya

9 Coachee iya pak

10 Coach Oke Hari ini kamu saya panggil untuk kita buat sepakatan. Nah kita
setujui kesepakatan akhir pada pertemuan kita hari ini.

11 Coachee iya pak

12 Coach apa itu kalau dari kamu Rina?

13 Coachee rina maunya pada akhir kesepakatan pertemuan dengan bapak,


dapat menyelesaikan permasalahan saya pak.

iya … saya perhatikan memang kamu tidak bersemangat. Saya rasa

14 Coach kamu kurang percaya diri. Nah kamu kurang percaya diri

sebenarnya ada apa?

Iya pak saya sebenarnya tidak terlalu percaya diri atau kurang PD

Bu Untuk menghadapi lomba tersebut. Karena saya melihat Bu

masih ada ada kawan saya yang yang lebih baik daripada saya

15 Coachee untuk lomba tingkat kabupaten ini pak. . Yang saya lihat itu ada
yang lebih berkualitas asalkan ada Andra ada Michelle, Ada
Husein, dan ada ada Yusuf juga bagus Bu. Jadi saya lebih Ih apa
ya …..lebih agak minder Bu.

Nak kira-kira nih misalkan Bapak memberikan pertanyaan kamu,

kamu jawab ya. ya dalam pemahaman Rina misalkan untuk pada

16 Coach kondisi hari ini saat ini dari skala 1 sampai 10 kemampuan Rina

dalam mengukur diri dalam berbahasa Inggris kemampuan Rina

dinilai berapa?

17 Coachee Maksudnya pak?

Maksudnya Ketika saya menyampaikan pertanyaan terhadap Rina

18 Coach terkait potensi diri Rina yang yang dimiliki terkait kemampuan

kamu berbahasa Inggris Nah kira-kira Rina berada di poin berapa ?

Kalau saya Pak Saya rasa saya bisa Pak kalau dalam berbahasa

Inggris Ya saya pikir saya mampu Pak berada di poin 8 Tetapi saya

melihat ada kawan Rina yang lebih bagus untuk menjadi

19 Coachee perwakilan sekolah kita di lomba pidato bahasa Inggris tingkat

kabupaten Pak saya takut mengecewakan dia sekolah seumpama

saya nanti gagal berprestasi di lomba tersebut.

Nah kamu sudah bisa mendeskripsikan diri kamu pertanyaan

20 Coach berikutnya kira-kira apa nih kekuatan kamu yang bisa membantu
kamu untuk mencapai tujuan dimana kamu terpilih dan bisa
mewakili sekolah kita mengikuti lomba Pidato bahasa Inggris.

Iya Pak saya kalau untuk teksnya sendiri yang sudah saya pelajari

21 Coachee saya sudah sedikit hafal ya kira-kira membutuhkan dua hari lagi
saya bisa menghafal semuanya Tapi saya sering merasakan masih

sering gugup Pak.

Nah kamu sudah tahu. kemudian kira-kira kalau kamu sudah

22 Coach mengetahui ini peluang Apa sih yang bisa kamu ambil dengan

kondisi kamu seperti ini?

Kemungkinan pak kalau untuk masalah gugup, Bisa saya berlatih

Pak kemudian saya bisa berusaha dengan memanfaatkan cermin

23 Coachee atau kaca untuk latihan saya. Atau mengajak kawan untuk bisa

membantu saya misalkan saya latih kawan saya sebagai juri supaya

saya terbiasa tampil di hadapan orang lain.

Nak Saya tegaskan lagi kira-kira apa hambatan yang kamu alami

24 Coach selama ini Rin ketika kamu ingin mencapai tujuan kamu Yaitu

mengikuti lomba Pidato bahasa Inggris?

Gangguannya Pak masih saya merasakan rasa gugup yang berlebih

25 Coachee sehingga menghilangkan konsentrasi saya ya dalam berpidato. Jadi

hilang apa yang selama ini yang sudah saya hafalkan.

Oke kalau dari Rina sendiri sudah tahu dong kondisi diri kamu
26 Coach maka gambaran kamu kira-kira solusi apa yang bisa kamu lakukan

selain berlatih tadi .

Iya pak mungkin bisa saya praktekan nanti ketika menjadi petugas

27 Coachee upacara di dalam pidato upacara dari siswa Selain itu mungkin saya

perlu berlatih untuk sering menggunakan teknik pernafasan.

Oke bagus dan itu sudah sangat Brilian menurut saya. Oke Selain

28 Coach itu apa yang bisa kamu lakukan untuk mencapai tujuan selain

menjadi petugas upacara dan menggunakan teknik pernafasan?

29 Coachee saya akan berlatih sungguh sungguh dan mungkin menyendiri


terlebih dahulu supaya saya bisa mudah berkonsentrasi.

30 Coach Kira-kira strateginya apa yang akan kamu lakukan Rin?

Mungkin selain menyendiri terlebih dahulu saya juga akan

31 Coachee memakai strategi dalam memanfaatkan Google Translate untuk


terbiasa mendengarkan percakapan bahasa Inggris dan dan akan

saya terus ulang ulangi

32 Coach Oke bagus ya Nah kira-kira untuk melakukan itu semua dibutuhkan
waktu berapa lama dari kamu Rin?

Naik mungkin pelatihan akan saya lakukan setiap harinya Pak dan

33 Coachee saya targetkan dalam jangka waktu 3 hari sudah bisa Pak saya

melakukan ini semua.

34 Coach Nak bagus sekali dari kamu Rin. Nah Kira-kira apa ukuran
keberhasilan dari apa yang kamu lakukan?
35 Coachee Kalau sudah seperti ini saya bisa mengikuti lomba dan saya bisa
juara Pak.

Nah gitu dong kan bisa juara pasti membanggakan kan untuk

36 Coach sekolah kita kan. Nah kira-kira bagaimana nanti untuk

mengantisipasi adanya gangguan?

Biasanya gangguannya berupa rasa malas pak itu yang mungkin

37 Coachee bisa muncul pada suatu saat nanti. Nah itu nanti saya antisipasi

mungkin dengan memotivasi diri Pak.

Baik artinya sudah ada bentuk antisipasi yang bisa kamu terapkan.

Nah saya hanya menggaris bawah Bawa kalau sudah terpilih dari

sekolahan untuk mewakili lomba Berarti kamu memiliki potensi

38 Coach yang sangat besar untuk mengikuti lomba tersebut. Nah mudah-
mudahan kamu bisa mempertahankan Dan meningkatkan rasa

percaya diri kamu karena diberi amanah itu adalah suatu tanggung

jawab yang sangat besar. Nah kira-kira apa komitmen terhadap

rencana semua ini.

39 Coachee Untuk komitmen yang bisa saya lakukan Insya Allah saya akan
terus berlatih hingga sampai pada hari perlombaan.

40 Coach Oke kalau sudah seperti itu kira-kira apa dan siapa yang bisa
menjaga komitmen kamu?

Mungkin nanti saya minta bantuan oleh mister Brandon Selaku


guru bahasa Inggris dan pembimbing yang mungkin bisa

41 Coachee membantu saya untuk terus mengingatkan kan dan bisa


memotivasi saya. Dan mungkin bisa my bestie

pak. Richard dan Cintia.

42 Coach Wah sangat berpengaruh ya seorang teman ya dalam membantu


kamu ?

43 Coachee Sangat berpengaruh sekali pak apalagi besti pak hee

44 Coach Baik Kalau sudah seperti ini Apa nih tindak lanjut dari Sesi
coaching ini ?

45 Coachee Baik pak mungkin yang akan saya lakukan adalah apa yang sudah
tadi saya rencanakan Serta membuat suatu refleksi diri.

46 Coach Baik bagus. Nah kira-kira Kapan kita akan melakukan tindak lanjut
dari sesi coaching ini?

47 Coachee Kalau bisa 2 hari dari sekarang bisa ya Pak ya atau tiga hari dari
sekarang pak!

48 Coach Baik Insya Allah bapak bisa meluangkan waktu untukTindak lanjut
sesi coaching ini.

49 Coachee Baik Pak terima kasih.

Baik melihat pertemuan kita hari ini nampaknya sudah ada solusi

50 Coach ya. Dan Insyaallah kamu semakin percaya diri ya harapannya di


dalam diri kamu mulai hari ini sudah tumbuh rasa percaya diri

kamu.

51 Coachee iya pak tinggal rasa gugup nya pak.

Baik kalau nanti sudah kamu terbiasa maka rasa gugup itu akan
hilang. Sebenarnya itu adalah permasalahan yang biasa Karena

seluruh peserta lomba pasti akan merasa kan rasa gugup yang sama.

52 Coach Kalau saran saya Jadikan hal tersebut menjadi pembiasan kamu
dengan menganggap dewan juri atau pun yang melihat pidato

bahasa Inggris Kamu adalah dianggap yang tidak ada sehingga

akan memudahkan mindset kamu menghindari rasa gugup

tersebut.

53 Coachee Iya Pak mohon Pak bantuan terima kasih

baik cukup yaa…demikianlah kesepakatan kita dan

54 Coach tindaklanjutnya terkait permasalahan Rina hari ini.

Assalamualikum wr wb

55 Coachee Walaikumsalam wr wb

Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat)

Langkah dalam model Komentar


No

TIRTA

1. Tujuan: Menyampaikan Untuk Kasus 1 berarti Rina telah mendapatkan solusinya

tujuan coaching Atas permasalahan yang Rina dihadapi. Dalam

pelaksanaan coaching tadi Coach sudah menyampaikan

Pembukaan dengan baik Terdapat stimulan untuk


memandu coachee, dan sudah menyampaikan tujuan yang

hendak dicapai dalam kegiatan coachee tadi ya.. dengan

pertanyaan pertanyaan yang memancing coachee untuk

mengeluarkan segala permasalahan dalam mengarahkan

untuk mencapai tujuan coaching ini.

2. Identifikasi:Memberikan Coachee sudah berhasil melalui langkah pertama yaitu

pertanyaan-pertanyaan dalam konsep coaching tirta sudah dilalui dengan baik.

dan umpan balik yang Pada identifikasi terdapat pertanyaan yang bersifat terbuka,

mengarah pada dan bersifat menggali potensi coachee untuk mengeluarkan

identifikasi potensi berbagai masalah dengan caranya sendiri. Jadi tadi

coachee ditampilkan dengan jawaban jawaban atas pertanyaan dari

coachee itu mampu membuka potensi dirinya. Berfikir

untuk memecahkan masalah mencari solusi sendiri

sekaligus dengan cara yang pro aktif. Jadi disini coach

sudah memberikan pertanyaan umpan balik cukup


memadai dalam kegiatan coaching ini.

3. Rencana Aksi: Kemudian dalam hal rencana aksi ditunjukkan dengan

Memberikan pertanyaan- munculnya pertanyaan terbuka dan reflektif yang artinya

pertanyaan dan umpan pertanyaan itu dijawab dengan mengarah kepada

balik mengenai rencana pengambilan keputusan sendiri oleh coachee. Dan dengan
aksi coachee dalam akurasi jawaban yang sangat baik dan spesifik dengan

menyelesaikan adanya kata kata untuk menyelesaikan masalah.

permasalahannya

4. Tanggung jawab: Kemudian dalam hal coach tanggung jawab, coach sudah

memberikan pertanyaan- bertanya mengarahkan coachee untuk pengambilan

pertanyaan dan umpan komitmen untuk menyelesaikan masalah nya sendiri

balik mengenai kemudian komitmen berbasis tirta ini dengan menanyakan

komitmen coachee siapa yang bertanggung jawab dan terdapat jangka waktu

dalam menjalankan pencapaian, target didalamnya itu sudah mengarah pada

rencana aksinya pelaksanaan tahap bertanggung jawab yang baik

SKENARIO COACHING KASUS 2

Coach : guru, coachee: murid, 1 pengamat

Seorang murid bercerita jika dia merasa diperlakukan tidak adil oleh seorang guru. Guru
tersebut membuka les privat, dan sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat
tersebut, kecuali murid tersebut. Murid tersebut merasa tidak nyaman ketika guru sering
menyindir murid yang tidak mau ikut les privatnya. Bahkan, murid tersebut juga merasa
bahwa nilai yang diberikan pun tidak adil, para murid yang mengikuti les guru tersebut
mendapatkan nilai yang lebih baik dari murid tersebut. Bagaimanakah cara Anda
menanggapi hal ini?

Coach Coachee Pengamat


Taufiq Sutanto Sumariyah Nur Rohmad Safarudin

No. Aktor Percakapan

Assalamu’alaikum pak Taufiq.. bisa saya minta


1 Coachee waktunya sebentar, saya ingin mengobrol dengan

bapak, apa boleh pak..?

Wa’alaikumussalam nak, waahhhhh…. dengan

2 Coach senang hati, mari- mari sini nak, apa yang mau

diceritakan pada bapak?

Begini pak, belakangan ini… saya merasa tidak

3 Coachee nyaman dalam suatu mata pelajaran. Hal tersebut

sangat mengganggu pikiran saya pak..

4 Coach Kira-kira apa yang bisa bapak bantu? dan apa


yang kamu ingin capai di akhir diskusi kita?

5 Coachee Saya hanya ingin mendapat solusi dari masalah saya


pak..

6 Coach Terus ada lagi?

Kiranya saya ingin memperbaiki cara belajar saya


7 Coachee pak agar mendapatkan nilai yang optimal dan

merasa nyaman ketika belajar

Baiklah, sebelumnya bisa kamu ceritakan hal

8 Coach apa yang membuatmu merasa tidak nyaman

dalam suatu mata pelajaran?

Saya bingung pak, saya merasa belakangan ini saya

9 Coachee diperlakukan tidak adil oleh seorang guru pak.. dalam


hal pemberian nilai ulangan

10 Coach Apa yang membuatmu merasa tidak adil dari guru


tersebut?

Begini pak, Guru tersebut membuka les privat, dan

11 Coachee sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat

tersebut, kecuali saya.

Hemmmm bisa dijelaskan lebih lanjut apa yang

12 Coach membuatmu merasa tidak adil dengan gurumu

membuka les privat tersebut?

Saya merasa bahwa nilai yang diberikan tidak adil,

13 Coachee para murid yang mengikuti les guru tersebut

mendapatkan nilai yang lebih baik dari pada saya..


Oh… begitu rupanya. Baik, bapak mulai memahami

mengapa Andi dan Serly selalu bisa mengerjakan

14 Coach soal dengan baik selama ini. Selain nilai yang kamu

dapatkan dari ulangan hal apalagi yang membuatmu

merasa tidak nyaman?

Saya juga merasa tidak nyaman ketika

15 Coachee g uru t e r s e b u t sering menyindir murid yang tidak

mau ikut les privatnya.

16 Coach Boleh bapak tahu seperti apa bentuk sindiran tersebut?


17 Coachee Beliau berkata “Anak-anak dapat mengikuti les privat
apabila memang memiliki kesulitan dalam belajar”

18 Coach Apa yang membebani pikiranmu setelah guru tersebut


berkata demikian?

19 Coachee Saya jadi merasa guru tersebut menyindir saya pak


karena tidak mengikuti les privatnya

20 Coach Oo.. seperti itu rupanya..

Iya pak, saya merasa tidak nyaman. Saya menjadi

21 Coachee berfikir kalau teman-teman saya mendapatkan nilai

yang lebih baik karena mengikuti les privat tersebut.

Selama ini langkah-langkah apa yang telah kamu

22 Coach lakukan untuk mengobati rasa ingin tahumu tentang hal

itu?

23 Coachee Saya menanyakan kepada teman-teman yang


mengikuti les privat tersebut pak..

24 Coach Apa yang kamu tanyakan pada temanmu?

Saya bertanya pemahaman Andi dan Serly tentang

25 Coachee materi yang disampaikan setelah mengikuti les privat

tersebut

26 Coach Lalu apa kata temanmu?

Andi dan Serly bilang lebih paham pak dengan


27 Coachee penyelesaian soal-soalnya. Andi dan Serly dilatih
dengan berbagai jenis soal. Dan Andi dan Serly

belajar lagi ketika di rumah dengan contoh soal

lainnya

28 Coach Kalau dari kamu sendiri kiranya apa yang ingin kamu
lakukan?

Begini pak sebenarnya saya berencana untuk

29 Coachee menemui guru tersebut untuk mengkonfirmasi dugaan

saya

30 Coach terus kenapa tidak kamu lakukan?

31 Coachee Saya masih ragu pak, saya takut dimarahi

32 Coach Apakah sebelumnya kamu pernah dimarahi beliau?

33 Coachee Tidak sih pak

34 Coach Kenapa tidak kamu coba?

35 Coachee Benar pak harusnya saya mencoba menemui guru


tersebut ya pak..

36 Coach Bagus, setelah kamu bertemu dengan guru tersebut,


kira-kira apa yang ingin kamu sampaikan?

Saya ingin menyampaikan bahwa saya tidak ikut les

37 Coachee dan bertanya apakah itu mempengaruhi nilai saya di


kelas? Selain itu, saya ingin mengkonfirmasi alasan

saya mendapat nilai kecil.


Bagus, ayo lakukan itu. Selain itu, apa kekuatan yang

38 Coach kamu miliki sehingga kamu merasa yakin mendapat

nilai tinggi walaupun tidak ikut les?

Saya suka belajar pak, setiap sore saya selalu

mengulang pembelajaran hari tersebut dan latihan

soal. Selain itu saya selalu membuat catatan yang rapi.

Saya juga suka menonton video tutorial dari youtube

39 Coachee jika tidak ada yang saya pahami. Tetapi akhir-akhir ini

semenjak pandemi, orang tua saya kehilangan

pekerjaan dan beralih berjualan jajan, saya terpaksa

membantu orang tua saya berjualan jajan pada sore

hari.

40 Coach Apakah hal tersebut mempengaruhi belajarmu?

41 Coachee Saya rasa berpengaruh pak, karena waktu belajar


saya berkurang

Nah coba kamu pikirkan kembali tentang nilaimu?

42 Coach Apakah disebabkan kamu tidak ikut les atau karena

kurang belajar?

43 Coachee Waaahhh mungkin juga ya bu….

44 Coach Menurutmu apa yang bisa kamu lakukan?


Untuk ikut les saya tidak mungkin, karena saya tidak

memiliki uang untuk bayar les. Tapi saya akan meminta

45 Coachee bantuan Andi dan Serly teman saya pak.. Dia ikut les

dan biasanya dia mau menjelaskan ke saya apa yang

belum saya pahami.

46 Coach jadi apa rencana kamu dalam mencapai tujuan


tersebut?

1. saya akan menemui guru mata pelajaran tersebut

dan menyampaikan ke guru bahwa saya tidak ikut

les dan bertanya apakah itu mempengaruhi nilai

saya di kelas?

47 Coachee 2. Selain itu, saya mengkonfirmasi jawaban tes yang


diberikan

3. Saya akan belajar lebih giat lagi sehingga saya

mendapatkan nilai yang tinggi walaupun saya tidak

ikut les, jika saya menemui kendala saya akan

meminta bantuan Andi dan Serly

Bagus, Bapak sangat suka rencana itu, Lalu

48 Coach komitmen apa yang kamu lakukan untuk menjalankan

rencanamu ini?

saya besok pagi akan menemui guru tersebut di


49 Coachee sekolah pak.. selain itu, saya akan belajar dengan lebih

giat lagi

50 Coach Siapa yang akan kamu mintai bantuan menjalankan


komitmen ini?

51 Coachee Saya akan meminta bantuan Andi dan Serly untuk


mengingatkan saya dan membantu saya belajar

52 Coach Nah itu baik untuk kamu lakukan..

53 Coachee Terima kasih pak.. sudah meluangkan waktu untuk


mendengarkan cerita saya

54 Coach Iya, sama-sama nak..

Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta


(untuk Pengamat)

Kasus 1

No Langkah dalam model TIRTA Komentar

1. Tujuan: Menyampaikan tujuan Coach sudah baik menyampaikan


coaching
pembuka. Contohnya :
2. Identifikasi:Memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan  Wa’alaikumussalam nak,
umpan balik yang mengarah
pada identifikasi potensi waahhhhh…. Dengan senang hati,
coachee
mari- mari sini nak, apa yang mau

diceritakan pada bapak?,

Coachee dapat menyampaikan


tujuan yang hendak dicapai dengan jelas.

 Begini pak, belakangan ini… saya

merasa tidak nyaman dalam suatu

mata pelajaran. Hal tersebut

sangat mengganggu pikiran saya

pak.

Pertanyaan coach sudah bersifat terbuka


dan mampu mengeksplorasi coachee
memberikan respon dengan lancar.
Potensi dan alternatif solusi tergali. Coach
aktif memberikan tanggapan dan umpan
balik. Contohnya :

Bagus, ayo lakukan itu. Selain itu,


apa kekuatan yang kamu miliki
sehingga kamu merasa yakin
mendapat nilai tinggi walaupun tidak
ikut les?

Saya suka belajar pak, setiap sore


saya selalu mengulang pembelajaran
hari tersebut dan latihan soal. Selain
itu saya selalu membuat catatan yang
rapi. Saya juga suka menonton video
tutorial dari youtube jika tidak ada yang

saya pahami. Tetapi akhir-akhir ini


semenjak pandemi, orang tua saya
kehilangan pekerjaan dan beralih
berjualan jajan, saya terpaksa
membantu orang tua saya berjualan
jajan pada sore hari.
Apakah hal tersebut mempengaruhi
belajarmu?

Saya rasa berpengaruh pak, karena


waktu belajar saya berkurang

3. Rencana Aksi: Memberikan Coach sudah mampu memberikan


pertanyaan-pertanyaan dan Pertanyaan pengambilan keputusan
umpan balik mengenai rencana mandiri oleh coachee. Coach membuat
aksi coachee dalam coachee mengeksplorasi jawaban
menyelesaikan sehingga menjadi jawaban yang lebih
permasalahannya spesifik

Menurutmu apa yang bisa kamu


lakukan?
Untuk ikut les saya tidak mungkin,
karena saya tidak memiliki uang untuk
bayar les. Tapi saya akan meminta
bantuan Andi dan Serly teman saya
pak.. Dia ikut les dan biasanya dia
mau menjelaskan ke saya apa yang
belum saya pahami.

jadi apa rencana kamu dalam

mencapai tujuan tersebut?

1. saya akan menemui guru mata

pelajaran tersebut dan

menyampaikan ke guru bahwa

saya tidak ikut les dan bertanya

apakah itu mempengaruhi nilai

saya di kelas?
2. Selain itu, saya mengkonfirmasi

jawaban tes yang diberikan

3. Saya akan belajar lebih giat lagi


sehingga saya mendapatkan nilai
yang tinggi walaupun saya tidak
ikut les, jika saya menemui kendala

saya akan meminta bantuan Andi


dan Serly

4. Tanggung jawab: memberikan Coach mengarahkan coachee


pertanyaan-pertanyaan dan
umpan balik mengenai membangun komitmen . Coachee sendiri
komitmen coachee dalam
menjalankan rencana aksinya telah dapat membuat komitmen secara

mandiri berbasis TIRTA

Bagus, Bapak sangat suka rencana

itu, Lalu komitmen apa yang kamu

lakukan untuk menjalankan

rencanamu ini?

saya besok pagi akan menemui guru


tersebut di sekolah pak.. selain itu,
saya akan belajar dengan lebih giat
lagi

Siapa yang akan kamu mintai


bantuan menjalankan komitmen ini?

Saya akan meminta bantuan Andi dan


Serly untuk mengingatkan saya dan
membantu saya belajar
COACHING MODEL TIRTA

Kasus 3

Coach: SUMARIYAH, coachee: NUR ROHMAD S., Pengamat: TAUFIK SUTANTO

Rekan Anda bercerita jika dia baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah yang
menerima laporan dari pengawas sekolah yang melakukan supervisi saat ia mengajar.
Pengawas sekolah yang melakukan supervisi tampak keberatan ketika rekan Anda
mengajar tanpa buku teks. Rekan Anda mengajar dengan memanfaatkan sumber-
sumber belajar lainnya. Ketika diingatkan pengawas tersebut, rekan Anda
menyampaikan jika ia tetap mengacu pada kurikulum walaupun tidak menggunakan buku
teks. Pengawas tersebut tampaknya tersinggung dan memberikan laporan tentang hal
itu kepada kepala sekolah. Bagaimana Anda menyikapinya?

Tujuan Utama

COACH COACHEE

Assalamualaikum Pak Rohmad, Waalaikum salam bu

Kemarin Bapak bilang ada hal yang Iya bu, ada yang mau saya ceritakan sama ibu

ingin bapak diskusikan dengan saya

ya?

Iya, ini anak-anak sudah pulang kan, Iya bu, kerjaan saya juga kebetiulan udah

berarti kita bisa ngobrol sekarang, selesai, terimakasih waktunya ya bu.

bapak sibuk nggak?

Oke pak santai saja, nggak masalah, Ini bu, kemaren kan saya di supervisi oleh

sebenarnya apa yang ingin bapak pengawas saat saya mengajar. Terus kayaknya

bicarakan dengan saya? ada yang salah dalam proses itu.


O begitu, berkaitan dengan masalah Ya saya inginnya ketidak nyamanan dihati saya

itu apa yang bapak harapkan dari tentang masalah saya kemaren ada solusinya

diskusi kita hari ini? bu, jadi saya berharap ibu bisa kasih saya

masukan begitu.

Identifikasi Masalah

Emang permasalahannya Itu lo buk, kemaren saya di supervise oleh

bagaimana pak? Sehingga pengawas saat saya mengajar, dan kebetulan

sepertinya Bapak benar-benar saat itu saya mengajarnya tidak menggunakan

gelisah dan merasa tidak nyaman? buku teks tapi saya menggunakan media yang

lain.

Terusbagaimana respon pengawas? Nah itu yang jadi masalahnya bu, beliau

menginginkan guru mengajar harus pakai buku

teks.

o..begitu, kalau saya boleh tau Ya saya kan sudah buat PPT bu, saya mengajar

mengapa bapak mengajarnya tidak juga udah pakai proyektor, alat peraga juga

menggunakan buku teks? saya menyiapkan saya juga mengajarnya tetap

mengacu pada kurikulum, kenapa saya masih

harus pakai buku teks?

Iya…ya, bapak sudah jelaskan Sudah bu, tapi sepertinya beliau tersinggung
alasan itu sama pengawas? dan tidak menerima penjelasan saya. Saya jadi

bingung nih kog beliau ekspresinya langsung

begitu? Saya kan jadi merasa tidak enak begitu

bu. Menurut ibu apa saya salah?


Oke, menurut saya sebenarnya Mungkin juga ya bu…

bapak tidak bersalah, PPT kan

rangkuman materi dari buku teks

juga, tapi mungkin pemahaman

pengawas tentang hal ini tidaak

sama dengan cara berfikir kita.

Sehingga beliau maunya apapun

media dan bahan ajar yang kita pakai

buku teks tetap menjadi acuan,

mungkin seperti itu ya, pemikiran

pengawasnya.

Rencana Aksi

Terus kira-kira solusi apa yang Ya…karena pengawas sepertinya sudah

bapak fikirkan untuk masalah ini? melaporkan juga hal ini kepada sekolah, dan

cepat atau lambat saya pasti juga alakan

dipanggil kepala sekolah, saya harus siapkan


jawaban sesuai kondisi dan alasan saya tadi bu.

Bener sih pak, sepertinya kepala Maksud saya juga begitu bu.

sekolah juga harus tau alasan bapak

dalam hal ini, biar tidak hanya

menelaah laporan dari satu pihak.

Apakah bapak punya gambaran Bagaimana ya Bu? Apa saya harus meminta

solusi lain, sekiranya alas an itu nanti maaf pada pengawas dan membuat

todak diterima oleh Kepala sekolah? perlengkapan mengajar sesuai yang beliau

inginkan?

Nah itu maksud saya pak, bapak Iya bu, tapi saya tetap akan pada rencana

harus siapkan solusi alternative pertama dulu, sekiranya itu tidak berhasil dan

sekiranya alas an pertama tidak tidak menyelesaikan masalah yang ada

dditerima dan bisa jadi malah diantara saya dan pengawas atau bapak kepala

memperuncing suasana ya. sekolah tidak terima, maka saya akan pakai

cara yang kedua, begitu saja ya bu?

Tepat sekali pak, sebab menurut Iya bum saya juga tidak ingin masalah ini

saya ini memang harus diselesaikan, berlarut larut dan membebani saya.

sehingga bapak bisa kembali

merasa nyaman dalam bekerja

Tanggung Jawab
Nah, sekarang, kita susun komitmen Saya nunggu dipanggil kepala sekolah bu

nih, kira kira kapan bapak akan

menindaklanjuti masalah ini?

Menurut saya sebaiknya bapak tidak Iya sih, berarti baiknya saya menghadap ke

usah menunggu dipanggil kepala kepala sekolah saja ya bu nggak usah nunggu

sekolah supaya ketidaknyamanan di panggil

bapak tidak berlarut-larut.

Mungkin sebaiknya begitu pak Berarti saya akan menghadap kepala sekolah,
menceritakan kronologi persoalan yang ada antara saya dengan bapak pengawas, saya juga
akan bercerita alsan saya tidak memakai
buku teks.

Nanti kalau bapak kepala sekolah juga tidak

menerima alas an saya dan menilai yang saya


lakukan memang salah ya…artinya saya yang

harus meminta maaf dan merubah gaya

mengajar saya, karena kalau kepala sekolah

juga menganggap ini sebagai satu kesalahan

mungkin saya memang salah jadi saya yang

harus memperbaiki diri

iya betul sekali pak, terkadang Kapan ya menurut ibu?

memang suatu yang menurut kita


tepat belum tentu baik menurut

ukuran orang lain. Bapak bijaksana

sekali, jadi kapan bapak akan

menghadap kepala sekolah?

Secepatnya pak, supaya bapak Iya bu, mungkin sebaiknya memang demikian,

segera tenang dan masalah besok selesai mengajar saya akan menghadap

terselesaikan kepala sekolah untuk menyelesaikan masalah

ini. Terimakasih sarannya ya bu

Iya pak, sama-sama, semoga Oke bu, kalau begitu saya permisi.

masalah ini segera terselesaikan

dan bapak kembali nyaman bekerja.

Iya pak, sukses selalu untuk bapak.

Lembar Observasi Proses Praktek Coaching Model Tirta (untuk Pengamat)

No Langkah dalam model TIRTA Komentar

1. Tujuan: Menyampaikan tujuan Tujuan sudah terpenuhi yaitu coachee

coaching memiliki permasalahan yang harus

dibicaraka dengan coach supaya

tercapai jalan keluar. Permasalahn

tersebut adalah berkaitan dengan kritik

pengawas saat supervise coachee


mengajar tidak menggunakan buku teks

namun memakai media lain

2. Identifikasi:Memberikan Umpan balik yang diberikan coach

pertanyaan-pertanyaan dan umpan sudah sesuai dengan tujuan dan

balik yang mengarah pada mengena pada indentifikasi masalah,

identifikasi potensi coachee cotohnya tentang pertanyaan

permasalahan apa yang dihadapi oleh

coachee dan pertanyaan pemantik

untuk mengarahkan coachee menggali

potensi diri untuk menentukan solusi

3. Rencana Aksi: Memberikan Pertanyaan menuju aksi sudah sesuai

pertanyaan-pertanyaan dan umpan terbukti dengan coachee menemukan

balik mengenai rencana aksi jalandan strategi tindakan untuk

coachee dalam menyelesaikan menentukan jalan keluar masalahnya

permasalahannya sendiri

4. Tanggung jawab: memberikan Pertanyaan sudah mengarah pada


pertanyaan-pertanyaan dan umpan komitmen sehingga tercapai jadwal

balik mengenai komitmen coachee menghadap kepala sekolah dan


dalam menjalankan rencana alternative solusi untuk permasalahan
aksinya
Click to View FlipBook Version

Sejak pembelajaran melalui Learning Manajemen System (LMS) bagi Program Pendidikan Guru
Penggerak (PPGP), Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan ke-5 Kabupaten Gowa, dengan
pembelajaran menggunakan siklus MERDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, lalu
dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi
Pemahaman; Koneksi Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi Nyata.

Selanjutnya materi-materi yang diperoleh dari Modul 2.3 Coaching. Pembelajaran 1 Dimulai
dari Diri membahas mengenai Konsep Coaching di sekolah, dengan menanggapi kasus-kasus
yang terjadi di LMS. Pada tahap pembelajaran 2 Eksplorasi Konsep Coaching dalam dunia
Pendidikan, menguarai tentang pengertian Coaching. Salah satu pengertiannya adalah “sebuah
proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana
coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri,
dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999)“.

Coaching dalam Konteks Sekolah, menurut Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan
pendidikan itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat
memperbaiki lakunya. oleh sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala
kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia
maupun anggota masyarakat. Dalam proses coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik
sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-
pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya. Dalam konteks
pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan
belajar murid dalam pembelajaran di sekolah.

Menurut International Coach Federation (ICF) Empat keterampilan dasar seorang coach
seharusnya dapat dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coach. keterampilan
membangun dasar proses coaching yaitu; keterampilan membangun hubungan baik,
keterampilan berkomunikasi, keterampilan memfasilitasi pembelajaran. Pada tahap ini juga
masih mengupas Perbedaan antara Coaching, Konseling, dan Mentoring dalam Konteks
Pendidikan. Kompetensi inti coaching masih menurut ICF adalah 1) Kehadiran Penuh (presense)
2) Mendengarkan Aktif, dan 3) Mengajukan Pertanyaan Berbobot.

Pada pembelajaran ini, telah dibahas komunikasi yang memberdayakan, ada empat 4 unsur
utama yang mendasari prinsip komunikasi yang memberdayakan: 1) Hubungan saling
mempercayai, 2) Menggunakan data yang benar, 3) Bertujuan menuntun para pihak untuk
optimalisasi potensi, 4) Rencana tindak lanjut atau aksi. Pada bagian ini ada empat aspek
berkomunikasi yang perlu dipahami oleh coach untuk mendukung praktik Coaching, yaitu;
komunikasi asertif, pendengar aktif, bertanya efektif dan umpan balik positif.

Berkomunikasi secara asertif akan membangun kualitas hubungan kita dengan orang lain
menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari
kedua belah pihak. Ada Ada beberapa tips untuk menyelaskan hubungan antara coach dengan
coachee, yaitu menyamakan kata kunci, menyamakan bahasa tubuh, dan menyelarskan emosi.

Menjadi pendengar aktif dalam praktik coaching, seorang choach harus memiliki 5 teknik
mendengar aktif, yaitu: 1) Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara 2) Tunjukan bahwa
kita mendengar; 3) Menanggapi perasaan dengan tepat; 4) Parafrase; dan 5) Bertanya.

Pada tahap pembelajaran selanjut pada LMS yaitu terjadi Eksplorasi Konsep dalam forum
diskusi; dalam hal ini membincangkan mengenai Konsep Coaching, Komunikasi yang
Memberdayakan, dan Model Coaching. Selanjutnya pada tahap pembelajaran 3 Ruang
kolaborasi sesi latihan praktik coaching dengan menggunakan alur TIRTA. TIRTA kepanjangan
dari

T: Tujuan

I: Identifikasi

R: Rencana aksi

TA: Tanggung jawab


Inilah yang selanjutnya menjadi tugas kelompok dalam Ruang Kolaborasi dengan sesi Latihan
Praktik Coaching dengan Alur TIRTA, dimasa satu orang bertindak sebagai Coach, satu orang
bertidak secara Coachee, satu lagi bertindak sebagai Pengamat. Masing memiliki tiga kasus
yang berbeda-beda dan diperankan dalam tiga kali praktik coaching dengan kasus yang
berbeda. Inilah yang dikumpulkan dalam tugas dan disematkan di LMS. Pembelajaran semakin
mantap setelah sampai pada pembelajaran 6 Elaborasi Pemahaman yang disampaikan oleh
Instruktur Dr. Ameliasari Tauresia kesuma, SE., M. Pd.. Kemudian dilanjutkan pada
Pembelajaran 7 Koneksi Antar Materi sebagai Kesimpulan, dan Pembelajaran 8 terakhir yaitu
Aksi Nyata.

Nah kenapa Pembelajaran 8 Aksi Nyata ini harus dilaksanakan, karena sebagai bukti nyata
bahwa selama pembelajaran ini betul-betul ada hasil dan manfaatnya bukan hanya bagi CGP,
tetapi bermanfaat juga bagi murid, institusi pendidikan dan masyarakat, bangsa dan negara.

Selanjutnya pada tahap examination, yaitu: Analisis pengalaman tersebut dengan


membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini
berjalan kurang lancar dan tepat waktu, dikarenakan belum tepat menemukan teman/parner
dalam melaksanakan praktik coaching, disamping kendala jaringan yang kurang bersahabat.
Tapi alhamdulillah hakekat pembelajaran coaching sangat bermakna bagi saya lebih-lebih
dengan teman-teman saya yang melaksanakan praktik latihan. Suatu pengalaman sangat
bermanfaat bagi masa depan pembelajaran pada khususnya dan pendidikan pada umumnya.

Pengalaman yang luar biasa saya alami setelah menerima materi, merencanakan aksi,
kemudian melaksanakan praktik coaching, dan selanjut direfleksi. Dimana refleksinya,
walaupun terkesan seperti sandiwara, tetapi betul-betul akan diterapkan dalam dunia nyata
pendidikan di sekolah.

Tahap terakhir dari model ini adalah articulation of learning, yaitu menjelaskan hal yang telah
dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang. Alur percakapan coaching TIRTA
dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma
berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat
belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri.
Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun
kemandirian. Melalui alur percakapan coaching TIRTA, kita diharapkan dapat melakukan
pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun muridnya.

Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita
adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya.

TIRTA (Tujuan)

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan
pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang
dapat ditanyakan kepada coachee diantaranya:

Apa rencana pertemuan ini?

Apa tujuannya?

Apa tujuan dari pertemuan ini?

Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?

Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?

Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih
coachee.

TIRTA (Identifikasi)

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan
menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini diantaranya adalah:

Kesempatan apa yang Bapak/Ibu miliki sekarang?

Dari skala 1 hingga 10, dimana posisi Bapak/Ibu sekarang dalam pencapaian tujuan Anda?

Apa kekuatan Bapak/Ibu dalam mencapai tujuan tersebut?


Peluang/kemungkinan apa yang bisa Bapak/Ibu ambil?

Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi Bapak/Ibu dalam meraih tujuan?

Apa solusinya?

TIRTA (Rencana Aksi)

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Apa rencana Ibu/bapak dalam mencapai tujuan?

Adakah prioritas?

Apa strategi untuk itu?

Bagaimana jangka waktunya?

Apa ukuran keberhasilan rencana aksi Bapak/Ibu?

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengantisipasi gangguan?

TIRTA (Tanggung Jawab)

Tanggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)
Apa komitmen Bapak/Ibu terhadap rencana aksi?

Siapa dan apa yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam menjaga komitmen?

Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?

Dengan menjalankan alur TIRTA ini, harapannya seorang kepala sekolah dapat dapat
menjalankan percakapan berbasis coaching dengan lebih efektif dan bermakna. Banyak hal-hal
yang perlu diperbaiki di antaranya, perlu kehadiran penuh, mendengarkan dengan saksama,
dan memberikan pertanyaan yang berbobot, serta mereflesikan kegiatan.

Sejak pembelajaran melalui Learning Manajemen System (LMS) bagi Program Pendidikan Guru
Penggerak (PPGP), Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan ke-5 Kabupaten Gowa, dengan pembelajaran
menggunakan siklus MERDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, lalu dilanjutkan dengan Eksplorasi
Konsep; Ruang Kolaborasi; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antarmateri; dan
ditutup dengan Aksi Nyata.

Selanjutnya materi-materi yang diperoleh dari Modul 2.3 Coaching. Pembelajaran 1 Dimulai dari Diri
membahas mengenai Konsep Coaching di sekolah, dengan menanggapi kasus-kasus yang terjadi di
LMS. Pada tahap pembelajaran 2 Eksplorasi Konsep Coaching dalam dunia Pendidikan, menguarai
tentang pengertian Coaching. Salah satu pengertiannya adalah “sebuah proses kolaborasi yang berfokus
pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas
performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant,
1999)“.

Coaching dalam Konteks Sekolah, menurut Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan
itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya.
oleh sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar
mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam proses
coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan
arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat
memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar
dari dirinya. Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah satu proses
‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut International Coach Federation (ICF) Empat keterampilan dasar seorang coach seharusnya
dapat dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coach. keterampilan membangun dasar proses
coaching yaitu; keterampilan membangun hubungan baik, keterampilan berkomunikasi, keterampilan
memfasilitasi pembelajaran. Pada tahap ini juga masih mengupas Perbedaan antara Coaching,
Konseling, dan Mentoring dalam Konteks Pendidikan. Kompetensi inti coaching masih menurut ICF
adalah 1) Kehadiran Penuh (presense) 2) Mendengarkan Aktif, dan 3) Mengajukan Pertanyaan Berbobot.

Pada pembelajaran ini, telah dibahas komunikasi yang memberdayakan, ada empat 4 unsur utama yang
mendasari prinsip komunikasi yang memberdayakan: 1) Hubungan saling mempercayai, 2)
Menggunakan data yang benar, 3) Bertujuan menuntun para pihak untuk optimalisasi potensi, 4)
Rencana tindak lanjut atau aksi. Pada bagian ini ada empat aspek berkomunikasi yang perlu dipahami
oleh coach untuk mendukung praktik Coaching, yaitu; komunikasi asertif, pendengar aktif, bertanya
efektif dan umpan balik positif.

Berkomunikasi secara asertif akan membangun kualitas hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih
positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak.
Ada Ada beberapa tips untuk menyelaskan hubungan antara coach dengan coachee, yaitu menyamakan
kata kunci, menyamakan bahasa tubuh, dan menyelarskan emosi.

Menjadi pendengar aktif dalam praktik coaching, seorang choach harus memiliki 5 teknik mendengar
aktif, yaitu: 1) Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara 2) Tunjukan bahwa kita mendengar; 3)
Menanggapi perasaan dengan tepat; 4) Parafrase; dan 5) Bertanya.

Pada tahap pembelajaran selanjut pada LMS yaitu terjadi Eksplorasi Konsep dalam forum diskusi; dalam
hal ini membincangkan mengenai Konsep Coaching, Komunikasi yang Memberdayakan, dan Model
Coaching. Selanjutnya pada tahap pembelajaran 3 Ruang kolaborasi sesi latihan praktik coaching dengan
menggunakan alur TIRTA. TIRTA kepanjangan dari

T: Tujuan

I: Identifikasi

R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab

Inilah yang selanjutnya menjadi tugas kelompok dalam Ruang Kolaborasi dengan sesi Latihan Praktik
Coaching dengan Alur TIRTA, dimasa satu orang bertindak sebagai Coach, satu orang bertidak secara
Coachee, satu lagi bertindak sebagai Pengamat. Masing memiliki tiga kasus yang berbeda-beda dan
diperankan dalam tiga kali praktik coaching dengan kasus yang berbeda. Inilah yang dikumpulkan dalam
tugas dan disematkan di LMS. Pembelajaran semakin mantap setelah sampai pada pembelajaran 6
Elaborasi Pemahaman yang disampaikan oleh Instruktur Dr. Ameliasari Tauresia kesuma, SE., M. Pd..
Kemudian dilanjutkan pada Pembelajaran 7 Koneksi Antar Materi sebagai Kesimpulan, dan
Pembelajaran 8 terakhir yaitu Aksi Nyata.

Nah kenapa Pembelajaran 8 Aksi Nyata ini harus dilaksanakan, karena sebagai bukti nyata bahwa selama
pembelajaran ini betul-betul ada hasil dan manfaatnya bukan hanya bagi CGP, tetapi bermanfaat juga
bagi murid, institusi pendidikan dan masyarakat, bangsa dan negara.

Selanjutnya pada tahap examination, yaitu: Analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya
terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini berjalan kurang lancar dan tepat
waktu, dikarenakan belum tepat menemukan teman/parner dalam melaksanakan praktik coaching,
disamping kendala jaringan yang kurang bersahabat. Tapi alhamdulillah hakekat pembelajaran coaching
sangat bermakna bagi saya lebih-lebih dengan teman-teman saya yang melaksanakan praktik latihan.
Suatu pengalaman sangat bermanfaat bagi masa depan pembelajaran pada khususnya dan pendidikan
pada umumnya.

Pengalaman yang luar biasa saya alami setelah menerima materi, merencanakan aksi, kemudian
melaksanakan praktik coaching, dan selanjut direfleksi. Dimana refleksinya, walaupun terkesan seperti
sandiwara, tetapi betul-betul akan diterapkan dalam dunia nyata pendidikan di sekolah.

Tahap terakhir dari model ini adalah articulation of learning, yaitu menjelaskan hal yang telah dipelajari
dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang. Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan
dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan
keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi
dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Hal ini penting mengingat tujuan
coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian. Melalui alur percakapan
coaching TIRTA, kita diharapkan dapat melakukan pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun
muridnya.

Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air,
maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya.

TIRTA (Tujuan)

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan
yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat
ditanyakan kepada coachee diantaranya:

Apa rencana pertemuan ini?

Apa tujuannya?

Apa tujuan dari pertemuan ini?

Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?

Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?

Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.
TIRTA (Identifikasi)

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan
menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini diantaranya adalah:

Kesempatan apa yang Bapak/Ibu miliki sekarang?

Dari skala 1 hingga 10, dimana posisi Bapak/Ibu sekarang dalam pencapaian tujuan Anda?

Apa kekuatan Bapak/Ibu dalam mencapai tujuan tersebut?

Peluang/kemungkinan apa yang bisa Bapak/Ibu ambil?

Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi Bapak/Ibu dalam meraih tujuan?

Apa solusinya?

TIRTA (Rencana Aksi)

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

Apa rencana Ibu/bapak dalam mencapai tujuan?


Adakah prioritas?

Apa strategi untuk itu?

Bagaimana jangka waktunya?

Apa ukuran keberhasilan rencana aksi Bapak/Ibu?

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengantisipasi gangguan?

TIRTA (Tanggung Jawab)

Tanggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

Apa komitmen Bapak/Ibu terhadap rencana aksi?

Siapa dan apa yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam menjaga komitmen?

Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?

Dengan menjalankan alur TIRTA ini, harapannya seorang kepala sekolah dapat dapat menjalankan
percakapan berbasis coaching dengan lebih efektif dan bermakna. Banyak hal-hal yang perlu diperbaiki
di antaranya, perlu kehadiran penuh, mendengarkan dengan saksama, dan memberikan pertanyaan
yang berbobot, serta mereflesikan kegiatan.

Semoga bermanfaat.
HALAMAN :

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hari ini saya Iin Supmawati CGP angkatan 3 Kabupaten Jember


akan mencoba memecahkan kasus 2. Di sini saya bertindak
sebagai coach, kemudian yang bertindak sebagai coachee
adalah Pak Fawaid dan Pak Aden sebagai pengamat.

Adapun kasus 2 adalah sebagai berikut :

Seorang murid bercerita jika dia merasa diperlakukan tidak adil


oleh seorang guru. Guru tersebut membuka les privat dan
sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat tersebut,
kecuali murid tersebut. Murid tersebut merasa tidak nyaman
ketika guru sering menyindir murid yang tidak mau ikut les
privatnya. Bahkan, murid tersebut juga merasa bahwa nilai
yang diberikan pun tidak adil. Para murid yang mengikuti les
guru tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik dari murid
tersebut. Bagaimanakah cara anda menanggapi hal ini?

Murid (Coachee) : "Assalamu'alaikum Bu"

Guru (Coach) : "Waalaikumsalam Nak. Apa kabar?"

M : "Alhamdulillah kabar baik Bu"

C : "Alhamdulillah. Hari ini kita akan ngobrol, mungkin


membutuhkan waktu yang agak lama, kamu tidak apa-apa?"
M : "Iya Bu, tidak apa-apa."

C : "Nak, boleh Ibu bertanya. Akhir-akhir ini Ibu perhatikan


kamu terlihat murung dan kurang bersemangat. Ada apa?"

M : "Saya memang perlu seseorang untuk membicarakan


permasalahan yang saya hadapi. Terima kasih Bu, sudah
bersedia membantu."

C : "Jadi apa nih yang bisa Ibu bantu?"

M : "Saya hanya ingin mendapat solusi dari masalah saya"

C : "Terus apa lagi?"

M : "Saya itu masih bingung Bu, mengapa saya begini. Saya


ingin tahu penyebabnya Bu?"

C : "Coba ceritakan pada ibu. Apa yang kamu rasakan saat


ini ?"

M : "Saya merasa kalau saya tidak nyaman pada ada salah satu
mata pelajaran."

C : "Mengapa? Apa yang membuat kamu merasa tidak


nyaman?"

M : "Iya Bu. Akhir-akhir ini saya kurang fokus belajar dan


merasa tidak nyaman. Saya berpikir kenapa ya guru Bahasa
Inggris selalu menyindir saya di dalam kelas?"

C : "Menyindir? Coba kamu ceritakan lebih dalam lagi perasaan


yang kamu alami sekarang! Kenapa kamu berpikir seperti itu?"

M : "Iya bu, soalnya kalau di dalam kelas Ibu itu bilang pada
teman saya sambil melirik ke arah saya. Ibu itu bilang kalau les
Bahasa Inggris itu sangat penting untuk melatih pemahaman
kita dalam keterampilan berbahasa Inggris. Jadi kalau saya
tidak ikut les saya akan lambat dalam memahami materi."

C : "Lalu bagaimana menurutmu?"

M : "Benar juga apa yang dikatakan ibu itu kalau les Bahasa
Inggris itu sangat penting."

C : "Terus, kenapa kamu tidak ikut les privat?"

M : "Tidak bisa Bu, masalahnya saya selalu mendapat nilai


jelek. Mungkin Ibu itu tidak suka sama saya."

Tujuan Utama

C : "Jadi menurut kamu pembicaraan kita ini bertujuan untuk


apa?"

M : "Saya ingin mendapat solusi yang tepat agar tidak disindir


lagi dan mendapat nilai yang bagus."

Identifikasi

C : "Kalau seperti itu apa yang menjadi hambatanmu?"

M : "Kebetulan les diadakan sore hari, sedangkan waktu sore


saya harus latihan bulu tangkis untuk persiapan lomba dan
orangtua saya juga bilang tidak boleh meninggalkan latihan
bulu tangkis itu, karena sangat penting."

Rencana aksi

C : "Lalu bagaimana pendapatmu, apakah prioritas utamamu


dalam hal ini? Les Bahasa Inggris atau latihan bulu tangkis?"

M : "Keduanya penting Bu, tapi saya belum bisa membagi


waktu disaat jadwalnya berbenturan seperti itu."
C : "Kalau seperti itu bagaimana cara kamu mengatasi masalah
tersebut?"

M : "Saya akan menemui guru Bahasa Inggris. Mencoba


membicarakan hal ini dengan guru Bahasa Inggris, kalau bisa
saya mendapat link video atau catatan materi Bahasa Inggris
supaya bisa saya pelajari secara daring di rumah, dan saya
akan minta dibuatkan jadwal les di hari Sabtu, soalnya kalau
Sabtu saya tidak latihan bulu tangkis."

C : "Apa kamu bisa belajar secara daring tanpa mengganggu


jadwal latihan bulu tangkis?"

M : "Bisa Bu. Saya bisa pakai laptop ataupun HP untuk belajar."

Tanggung jawab

C : "Itu bagus Nak, selanjutnya bagaimana dengan tindak lanjut


yang akan kamu lakukan setelah membicarakan semua ini
dengan ibu ?"

M : "Iya bu, saya akan segera menemui guru tersebut untuk


membicarakan dan berusaha mengatur waktu untuk mengikuti
les itu secara daring maupun luring di hari Sabtu"

C : "Bagus sekali Nak, memang harus seperti itu. Kita harus


berusaha sebisa mungkin untuk bertanggung jawab atas apa
yang kita hadapi sekarang. Situasi yang kamu hadapi memang
cukup sulit, karena berhadapan dengan waktu yang
bersamaan. Tetapi jika kamu mampu memanajemen waktu
dengan baik dan mau mengungkapkan masalahmu dengan guru
tersebut, maka guru tersebut akan memahami dan akan
berusaha membuatkan catatan untuk kamu pelajari secara
daring dan membuat jadwal di hari sabtu, supaya kamu bisa
ikut les tersebut."
M : "Iya Bu terima kasih atas bimbingannya. Sekarang saya
mengetahui apa yang harus saya lakukan supaya bisa
menyelesaikan masalah tersebut."

C : "Iya Nak. Kamu anak yang hebat, kamu pasti bisa!


Semangat ya!"

M : "Terima kasih Bu. Assalamualaikum"

C : "Waalaikumsalam."

Anda mungkin juga menyukai