CGP dapat melatih keterampilan coaching dengan berbagai studi kasus dan membentuk
komunitas praktisi untuk melakukan praktek coaching model TIRTA.
Kasus 1
Seorang guru sangat memahami jika Rina, salah satu muridnya berbakat dalam
berpidato dalam Bahasa Inggris. Ia mendorong Rina untuk mengikuti perlombaan pidato
dalam Bahasa Inggris tingkat kabupaten. Namun, nampaknya Rina masih belum percaya
diri. Bagaimanakah cara Anda dalam menanggapi hal ini?
1
Kasus 2
Seorang murid bercerita jika dia merasa diperlakukan tidak adil oleh seorang guru. Guru
tersebut membuka les privat, dan sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat
tersebut, kecuali murid tersebut. Murid tersebut merasa tidak nyaman ketika guru sering
menyindir murid yang tidak mau ikut les privatnya. Bahkan, murid tersebut juga merasa
bahwa nilai yang diberikan pun tidak adil, para murid yang mengikuti les guru tersebut
mendapatkan nilai yang lebih baik dari murid tersebut. Bagaimanakah cara Anda
menanggapi hal ini?
Kasus 3
Rekan Anda bercerita jika dia baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah yang
menerima laporan dari pengawas sekolah yang melakukan supervisi saat ia mengajar.
Pengawas sekolah yang melakukan supervisi tampak keberatan ketika rekan Anda
mengajar tanpa buku teks. Rekan Anda mengajar dengan memanfaatkan sumber-
o kelompok terdiri dari tiga (3) calon guru penggerak. satu orang akan berperan
sebagai coach, satu orang lainnya akan berperan sebagai coachee, dan satu orang
o Latihan ini bisa Anda lakukan Bersama kelompok anda dengan layanan video
conference, seperti Google Meet, Zoom, WhatsApp video call atau layanan
video conference lainnya.
Silakan pelajari situasi-situasi yang disediakan dan berlatihlah dalam kelompok Anda
dengan baik. Pada sesi ruang kolaborasi berikutnya Anda akan mempraktekkan situasi
Seorang guru sangat memahami jika Rina, salah satu muridnya berbakat dalam berpidato
dalam
Bahasa Inggris. Ia mendorong Rina untuk mengikuti perlombaan pidato dalam Bahasa Inggris
tingkat kabupaten. Namun, nampaknya Rina masih belum percaya diri. Bagaimanakah cara
Anda
dalam menanggapi hal ini?
1 Coachee Assalamualaikum
2 Coach Waalaikumsalam
8 Coach semangat. Bapak tahu kamu kan perwakilan ikut lomba bahasa
percaya diri ya
10 Coach Oke Hari ini kamu saya panggil untuk kita buat sepakatan. Nah kita
setujui kesepakatan akhir pada pertemuan kita hari ini.
14 Coach kamu kurang percaya diri. Nah kamu kurang percaya diri
Iya pak saya sebenarnya tidak terlalu percaya diri atau kurang PD
masih ada ada kawan saya yang yang lebih baik daripada saya
15 Coachee untuk lomba tingkat kabupaten ini pak. . Yang saya lihat itu ada
yang lebih berkualitas asalkan ada Andra ada Michelle, Ada
Husein, dan ada ada Yusuf juga bagus Bu. Jadi saya lebih Ih apa
ya …..lebih agak minder Bu.
16 Coach kondisi hari ini saat ini dari skala 1 sampai 10 kemampuan Rina
dinilai berapa?
18 Coach terkait potensi diri Rina yang yang dimiliki terkait kemampuan
Kalau saya Pak Saya rasa saya bisa Pak kalau dalam berbahasa
Inggris Ya saya pikir saya mampu Pak berada di poin 8 Tetapi saya
20 Coach berikutnya kira-kira apa nih kekuatan kamu yang bisa membantu
kamu untuk mencapai tujuan dimana kamu terpilih dan bisa
mewakili sekolah kita mengikuti lomba Pidato bahasa Inggris.
Iya Pak saya kalau untuk teksnya sendiri yang sudah saya pelajari
21 Coachee saya sudah sedikit hafal ya kira-kira membutuhkan dua hari lagi
saya bisa menghafal semuanya Tapi saya sering merasakan masih
22 Coach mengetahui ini peluang Apa sih yang bisa kamu ambil dengan
23 Coachee atau kaca untuk latihan saya. Atau mengajak kawan untuk bisa
membantu saya misalkan saya latih kawan saya sebagai juri supaya
Nak Saya tegaskan lagi kira-kira apa hambatan yang kamu alami
24 Coach selama ini Rin ketika kamu ingin mencapai tujuan kamu Yaitu
Oke kalau dari Rina sendiri sudah tahu dong kondisi diri kamu
26 Coach maka gambaran kamu kira-kira solusi apa yang bisa kamu lakukan
Iya pak mungkin bisa saya praktekan nanti ketika menjadi petugas
27 Coachee upacara di dalam pidato upacara dari siswa Selain itu mungkin saya
Oke bagus dan itu sudah sangat Brilian menurut saya. Oke Selain
28 Coach itu apa yang bisa kamu lakukan untuk mencapai tujuan selain
32 Coach Oke bagus ya Nah kira-kira untuk melakukan itu semua dibutuhkan
waktu berapa lama dari kamu Rin?
Naik mungkin pelatihan akan saya lakukan setiap harinya Pak dan
33 Coachee saya targetkan dalam jangka waktu 3 hari sudah bisa Pak saya
34 Coach Nak bagus sekali dari kamu Rin. Nah Kira-kira apa ukuran
keberhasilan dari apa yang kamu lakukan?
35 Coachee Kalau sudah seperti ini saya bisa mengikuti lomba dan saya bisa
juara Pak.
Nah gitu dong kan bisa juara pasti membanggakan kan untuk
37 Coachee bisa muncul pada suatu saat nanti. Nah itu nanti saya antisipasi
Baik artinya sudah ada bentuk antisipasi yang bisa kamu terapkan.
Nah saya hanya menggaris bawah Bawa kalau sudah terpilih dari
38 Coach yang sangat besar untuk mengikuti lomba tersebut. Nah mudah-
mudahan kamu bisa mempertahankan Dan meningkatkan rasa
percaya diri kamu karena diberi amanah itu adalah suatu tanggung
39 Coachee Untuk komitmen yang bisa saya lakukan Insya Allah saya akan
terus berlatih hingga sampai pada hari perlombaan.
40 Coach Oke kalau sudah seperti itu kira-kira apa dan siapa yang bisa
menjaga komitmen kamu?
44 Coach Baik Kalau sudah seperti ini Apa nih tindak lanjut dari Sesi
coaching ini ?
45 Coachee Baik pak mungkin yang akan saya lakukan adalah apa yang sudah
tadi saya rencanakan Serta membuat suatu refleksi diri.
46 Coach Baik bagus. Nah kira-kira Kapan kita akan melakukan tindak lanjut
dari sesi coaching ini?
47 Coachee Kalau bisa 2 hari dari sekarang bisa ya Pak ya atau tiga hari dari
sekarang pak!
48 Coach Baik Insya Allah bapak bisa meluangkan waktu untukTindak lanjut
sesi coaching ini.
Baik melihat pertemuan kita hari ini nampaknya sudah ada solusi
kamu.
Baik kalau nanti sudah kamu terbiasa maka rasa gugup itu akan
hilang. Sebenarnya itu adalah permasalahan yang biasa Karena
seluruh peserta lomba pasti akan merasa kan rasa gugup yang sama.
52 Coach Kalau saran saya Jadikan hal tersebut menjadi pembiasan kamu
dengan menganggap dewan juri atau pun yang melihat pidato
tersebut.
Assalamualikum wr wb
55 Coachee Walaikumsalam wr wb
TIRTA
dan umpan balik yang Pada identifikasi terdapat pertanyaan yang bersifat terbuka,
balik mengenai rencana pengambilan keputusan sendiri oleh coachee. Dan dengan
aksi coachee dalam akurasi jawaban yang sangat baik dan spesifik dengan
permasalahannya
4. Tanggung jawab: Kemudian dalam hal coach tanggung jawab, coach sudah
komitmen coachee siapa yang bertanggung jawab dan terdapat jangka waktu
Seorang murid bercerita jika dia merasa diperlakukan tidak adil oleh seorang guru. Guru
tersebut membuka les privat, dan sebagian besar murid di kelas mengikuti les privat
tersebut, kecuali murid tersebut. Murid tersebut merasa tidak nyaman ketika guru sering
menyindir murid yang tidak mau ikut les privatnya. Bahkan, murid tersebut juga merasa
bahwa nilai yang diberikan pun tidak adil, para murid yang mengikuti les guru tersebut
mendapatkan nilai yang lebih baik dari murid tersebut. Bagaimanakah cara Anda
menanggapi hal ini?
2 Coach senang hati, mari- mari sini nak, apa yang mau
14 Coach soal dengan baik selama ini. Selain nilai yang kamu
itu?
tersebut
lainnya
28 Coach Kalau dari kamu sendiri kiranya apa yang ingin kamu
lakukan?
saya
39 Coachee jika tidak ada yang saya pahami. Tetapi akhir-akhir ini
hari.
kurang belajar?
45 Coachee bantuan Andi dan Serly teman saya pak.. Dia ikut les
saya di kelas?
rencanamu ini?
giat lagi
Kasus 1
pak.
saya di kelas?
2. Selain itu, saya mengkonfirmasi
rencanamu ini?
Kasus 3
Rekan Anda bercerita jika dia baru saja mendapatkan teguran dari kepala sekolah yang
menerima laporan dari pengawas sekolah yang melakukan supervisi saat ia mengajar.
Pengawas sekolah yang melakukan supervisi tampak keberatan ketika rekan Anda
mengajar tanpa buku teks. Rekan Anda mengajar dengan memanfaatkan sumber-
sumber belajar lainnya. Ketika diingatkan pengawas tersebut, rekan Anda
menyampaikan jika ia tetap mengacu pada kurikulum walaupun tidak menggunakan buku
teks. Pengawas tersebut tampaknya tersinggung dan memberikan laporan tentang hal
itu kepada kepala sekolah. Bagaimana Anda menyikapinya?
Tujuan Utama
COACH COACHEE
Kemarin Bapak bilang ada hal yang Iya bu, ada yang mau saya ceritakan sama ibu
ya?
Iya, ini anak-anak sudah pulang kan, Iya bu, kerjaan saya juga kebetiulan udah
Oke pak santai saja, nggak masalah, Ini bu, kemaren kan saya di supervisi oleh
sebenarnya apa yang ingin bapak pengawas saat saya mengajar. Terus kayaknya
itu apa yang bapak harapkan dari tentang masalah saya kemaren ada solusinya
diskusi kita hari ini? bu, jadi saya berharap ibu bisa kasih saya
masukan begitu.
Identifikasi Masalah
gelisah dan merasa tidak nyaman? buku teks tapi saya menggunakan media yang
lain.
Terusbagaimana respon pengawas? Nah itu yang jadi masalahnya bu, beliau
teks.
o..begitu, kalau saya boleh tau Ya saya kan sudah buat PPT bu, saya mengajar
mengapa bapak mengajarnya tidak juga udah pakai proyektor, alat peraga juga
Iya…ya, bapak sudah jelaskan Sudah bu, tapi sepertinya beliau tersinggung
alasan itu sama pengawas? dan tidak menerima penjelasan saya. Saya jadi
pengawasnya.
Rencana Aksi
bapak fikirkan untuk masalah ini? melaporkan juga hal ini kepada sekolah, dan
Bener sih pak, sepertinya kepala Maksud saya juga begitu bu.
Apakah bapak punya gambaran Bagaimana ya Bu? Apa saya harus meminta
solusi lain, sekiranya alas an itu nanti maaf pada pengawas dan membuat
todak diterima oleh Kepala sekolah? perlengkapan mengajar sesuai yang beliau
inginkan?
Nah itu maksud saya pak, bapak Iya bu, tapi saya tetap akan pada rencana
harus siapkan solusi alternative pertama dulu, sekiranya itu tidak berhasil dan
dditerima dan bisa jadi malah diantara saya dan pengawas atau bapak kepala
memperuncing suasana ya. sekolah tidak terima, maka saya akan pakai
Tepat sekali pak, sebab menurut Iya bum saya juga tidak ingin masalah ini
saya ini memang harus diselesaikan, berlarut larut dan membebani saya.
Tanggung Jawab
Nah, sekarang, kita susun komitmen Saya nunggu dipanggil kepala sekolah bu
Menurut saya sebaiknya bapak tidak Iya sih, berarti baiknya saya menghadap ke
usah menunggu dipanggil kepala kepala sekolah saja ya bu nggak usah nunggu
Mungkin sebaiknya begitu pak Berarti saya akan menghadap kepala sekolah,
menceritakan kronologi persoalan yang ada antara saya dengan bapak pengawas, saya juga
akan bercerita alsan saya tidak memakai
buku teks.
Secepatnya pak, supaya bapak Iya bu, mungkin sebaiknya memang demikian,
segera tenang dan masalah besok selesai mengajar saya akan menghadap
Iya pak, sama-sama, semoga Oke bu, kalau begitu saya permisi.
permasalahannya sendiri
Sejak pembelajaran melalui Learning Manajemen System (LMS) bagi Program Pendidikan Guru
Penggerak (PPGP), Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan ke-5 Kabupaten Gowa, dengan
pembelajaran menggunakan siklus MERDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, lalu
dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi
Pemahaman; Koneksi Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi Nyata.
Selanjutnya materi-materi yang diperoleh dari Modul 2.3 Coaching. Pembelajaran 1 Dimulai
dari Diri membahas mengenai Konsep Coaching di sekolah, dengan menanggapi kasus-kasus
yang terjadi di LMS. Pada tahap pembelajaran 2 Eksplorasi Konsep Coaching dalam dunia
Pendidikan, menguarai tentang pengertian Coaching. Salah satu pengertiannya adalah “sebuah
proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana
coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri,
dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999)“.
Coaching dalam Konteks Sekolah, menurut Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan
pendidikan itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat
memperbaiki lakunya. oleh sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala
kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia
maupun anggota masyarakat. Dalam proses coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik
sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-
pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya. Dalam konteks
pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan
belajar murid dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut International Coach Federation (ICF) Empat keterampilan dasar seorang coach
seharusnya dapat dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coach. keterampilan
membangun dasar proses coaching yaitu; keterampilan membangun hubungan baik,
keterampilan berkomunikasi, keterampilan memfasilitasi pembelajaran. Pada tahap ini juga
masih mengupas Perbedaan antara Coaching, Konseling, dan Mentoring dalam Konteks
Pendidikan. Kompetensi inti coaching masih menurut ICF adalah 1) Kehadiran Penuh (presense)
2) Mendengarkan Aktif, dan 3) Mengajukan Pertanyaan Berbobot.
Pada pembelajaran ini, telah dibahas komunikasi yang memberdayakan, ada empat 4 unsur
utama yang mendasari prinsip komunikasi yang memberdayakan: 1) Hubungan saling
mempercayai, 2) Menggunakan data yang benar, 3) Bertujuan menuntun para pihak untuk
optimalisasi potensi, 4) Rencana tindak lanjut atau aksi. Pada bagian ini ada empat aspek
berkomunikasi yang perlu dipahami oleh coach untuk mendukung praktik Coaching, yaitu;
komunikasi asertif, pendengar aktif, bertanya efektif dan umpan balik positif.
Berkomunikasi secara asertif akan membangun kualitas hubungan kita dengan orang lain
menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari
kedua belah pihak. Ada Ada beberapa tips untuk menyelaskan hubungan antara coach dengan
coachee, yaitu menyamakan kata kunci, menyamakan bahasa tubuh, dan menyelarskan emosi.
Menjadi pendengar aktif dalam praktik coaching, seorang choach harus memiliki 5 teknik
mendengar aktif, yaitu: 1) Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara 2) Tunjukan bahwa
kita mendengar; 3) Menanggapi perasaan dengan tepat; 4) Parafrase; dan 5) Bertanya.
Pada tahap pembelajaran selanjut pada LMS yaitu terjadi Eksplorasi Konsep dalam forum
diskusi; dalam hal ini membincangkan mengenai Konsep Coaching, Komunikasi yang
Memberdayakan, dan Model Coaching. Selanjutnya pada tahap pembelajaran 3 Ruang
kolaborasi sesi latihan praktik coaching dengan menggunakan alur TIRTA. TIRTA kepanjangan
dari
T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
Nah kenapa Pembelajaran 8 Aksi Nyata ini harus dilaksanakan, karena sebagai bukti nyata
bahwa selama pembelajaran ini betul-betul ada hasil dan manfaatnya bukan hanya bagi CGP,
tetapi bermanfaat juga bagi murid, institusi pendidikan dan masyarakat, bangsa dan negara.
Pengalaman yang luar biasa saya alami setelah menerima materi, merencanakan aksi,
kemudian melaksanakan praktik coaching, dan selanjut direfleksi. Dimana refleksinya,
walaupun terkesan seperti sandiwara, tetapi betul-betul akan diterapkan dalam dunia nyata
pendidikan di sekolah.
Tahap terakhir dari model ini adalah articulation of learning, yaitu menjelaskan hal yang telah
dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang. Alur percakapan coaching TIRTA
dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma
berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat
belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri.
Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun
kemandirian. Melalui alur percakapan coaching TIRTA, kita diharapkan dapat melakukan
pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun muridnya.
Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita
adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya.
TIRTA (Tujuan)
Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan
pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)
Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang
dapat ditanyakan kepada coachee diantaranya:
Apa tujuannya?
Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih
coachee.
TIRTA (Identifikasi)
Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan
menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)
Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini diantaranya adalah:
Dari skala 1 hingga 10, dimana posisi Bapak/Ibu sekarang dalam pencapaian tujuan Anda?
Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi Bapak/Ibu dalam meraih tujuan?
Apa solusinya?
Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)
Adakah prioritas?
Tanggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)
Apa komitmen Bapak/Ibu terhadap rencana aksi?
Siapa dan apa yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam menjaga komitmen?
Dengan menjalankan alur TIRTA ini, harapannya seorang kepala sekolah dapat dapat
menjalankan percakapan berbasis coaching dengan lebih efektif dan bermakna. Banyak hal-hal
yang perlu diperbaiki di antaranya, perlu kehadiran penuh, mendengarkan dengan saksama,
dan memberikan pertanyaan yang berbobot, serta mereflesikan kegiatan.
Sejak pembelajaran melalui Learning Manajemen System (LMS) bagi Program Pendidikan Guru
Penggerak (PPGP), Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan ke-5 Kabupaten Gowa, dengan pembelajaran
menggunakan siklus MERDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, lalu dilanjutkan dengan Eksplorasi
Konsep; Ruang Kolaborasi; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antarmateri; dan
ditutup dengan Aksi Nyata.
Selanjutnya materi-materi yang diperoleh dari Modul 2.3 Coaching. Pembelajaran 1 Dimulai dari Diri
membahas mengenai Konsep Coaching di sekolah, dengan menanggapi kasus-kasus yang terjadi di
LMS. Pada tahap pembelajaran 2 Eksplorasi Konsep Coaching dalam dunia Pendidikan, menguarai
tentang pengertian Coaching. Salah satu pengertiannya adalah “sebuah proses kolaborasi yang berfokus
pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas
performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant,
1999)“.
Coaching dalam Konteks Sekolah, menurut Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan
itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya.
oleh sebab itu peran seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar
mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dalam proses
coaching, murid diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan
arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat
memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar
dari dirinya. Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, coaching menjadi salah satu proses
‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut International Coach Federation (ICF) Empat keterampilan dasar seorang coach seharusnya
dapat dimiliki oleh guru ketika memerankan diri sebagai coach. keterampilan membangun dasar proses
coaching yaitu; keterampilan membangun hubungan baik, keterampilan berkomunikasi, keterampilan
memfasilitasi pembelajaran. Pada tahap ini juga masih mengupas Perbedaan antara Coaching,
Konseling, dan Mentoring dalam Konteks Pendidikan. Kompetensi inti coaching masih menurut ICF
adalah 1) Kehadiran Penuh (presense) 2) Mendengarkan Aktif, dan 3) Mengajukan Pertanyaan Berbobot.
Pada pembelajaran ini, telah dibahas komunikasi yang memberdayakan, ada empat 4 unsur utama yang
mendasari prinsip komunikasi yang memberdayakan: 1) Hubungan saling mempercayai, 2)
Menggunakan data yang benar, 3) Bertujuan menuntun para pihak untuk optimalisasi potensi, 4)
Rencana tindak lanjut atau aksi. Pada bagian ini ada empat aspek berkomunikasi yang perlu dipahami
oleh coach untuk mendukung praktik Coaching, yaitu; komunikasi asertif, pendengar aktif, bertanya
efektif dan umpan balik positif.
Berkomunikasi secara asertif akan membangun kualitas hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih
positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak.
Ada Ada beberapa tips untuk menyelaskan hubungan antara coach dengan coachee, yaitu menyamakan
kata kunci, menyamakan bahasa tubuh, dan menyelarskan emosi.
Menjadi pendengar aktif dalam praktik coaching, seorang choach harus memiliki 5 teknik mendengar
aktif, yaitu: 1) Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara 2) Tunjukan bahwa kita mendengar; 3)
Menanggapi perasaan dengan tepat; 4) Parafrase; dan 5) Bertanya.
Pada tahap pembelajaran selanjut pada LMS yaitu terjadi Eksplorasi Konsep dalam forum diskusi; dalam
hal ini membincangkan mengenai Konsep Coaching, Komunikasi yang Memberdayakan, dan Model
Coaching. Selanjutnya pada tahap pembelajaran 3 Ruang kolaborasi sesi latihan praktik coaching dengan
menggunakan alur TIRTA. TIRTA kepanjangan dari
T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab
Inilah yang selanjutnya menjadi tugas kelompok dalam Ruang Kolaborasi dengan sesi Latihan Praktik
Coaching dengan Alur TIRTA, dimasa satu orang bertindak sebagai Coach, satu orang bertidak secara
Coachee, satu lagi bertindak sebagai Pengamat. Masing memiliki tiga kasus yang berbeda-beda dan
diperankan dalam tiga kali praktik coaching dengan kasus yang berbeda. Inilah yang dikumpulkan dalam
tugas dan disematkan di LMS. Pembelajaran semakin mantap setelah sampai pada pembelajaran 6
Elaborasi Pemahaman yang disampaikan oleh Instruktur Dr. Ameliasari Tauresia kesuma, SE., M. Pd..
Kemudian dilanjutkan pada Pembelajaran 7 Koneksi Antar Materi sebagai Kesimpulan, dan
Pembelajaran 8 terakhir yaitu Aksi Nyata.
Nah kenapa Pembelajaran 8 Aksi Nyata ini harus dilaksanakan, karena sebagai bukti nyata bahwa selama
pembelajaran ini betul-betul ada hasil dan manfaatnya bukan hanya bagi CGP, tetapi bermanfaat juga
bagi murid, institusi pendidikan dan masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya pada tahap examination, yaitu: Analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya
terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini berjalan kurang lancar dan tepat
waktu, dikarenakan belum tepat menemukan teman/parner dalam melaksanakan praktik coaching,
disamping kendala jaringan yang kurang bersahabat. Tapi alhamdulillah hakekat pembelajaran coaching
sangat bermakna bagi saya lebih-lebih dengan teman-teman saya yang melaksanakan praktik latihan.
Suatu pengalaman sangat bermanfaat bagi masa depan pembelajaran pada khususnya dan pendidikan
pada umumnya.
Pengalaman yang luar biasa saya alami setelah menerima materi, merencanakan aksi, kemudian
melaksanakan praktik coaching, dan selanjut direfleksi. Dimana refleksinya, walaupun terkesan seperti
sandiwara, tetapi betul-betul akan diterapkan dalam dunia nyata pendidikan di sekolah.
Tahap terakhir dari model ini adalah articulation of learning, yaitu menjelaskan hal yang telah dipelajari
dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang. Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan
dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan
keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi
dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Hal ini penting mengingat tujuan
coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian. Melalui alur percakapan
coaching TIRTA, kita diharapkan dapat melakukan pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun
muridnya.
Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air,
maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya.
TIRTA (Tujuan)
Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan
yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)
Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat
ditanyakan kepada coachee diantaranya:
Apa tujuannya?
Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.
TIRTA (Identifikasi)
Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan
menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)
Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini diantaranya adalah:
Dari skala 1 hingga 10, dimana posisi Bapak/Ibu sekarang dalam pencapaian tujuan Anda?
Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi Bapak/Ibu dalam meraih tujuan?
Apa solusinya?
Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)
Tanggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)
Siapa dan apa yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam menjaga komitmen?
Dengan menjalankan alur TIRTA ini, harapannya seorang kepala sekolah dapat dapat menjalankan
percakapan berbasis coaching dengan lebih efektif dan bermakna. Banyak hal-hal yang perlu diperbaiki
di antaranya, perlu kehadiran penuh, mendengarkan dengan saksama, dan memberikan pertanyaan
yang berbobot, serta mereflesikan kegiatan.
Semoga bermanfaat.
HALAMAN :
M : "Saya merasa kalau saya tidak nyaman pada ada salah satu
mata pelajaran."
M : "Iya bu, soalnya kalau di dalam kelas Ibu itu bilang pada
teman saya sambil melirik ke arah saya. Ibu itu bilang kalau les
Bahasa Inggris itu sangat penting untuk melatih pemahaman
kita dalam keterampilan berbahasa Inggris. Jadi kalau saya
tidak ikut les saya akan lambat dalam memahami materi."
M : "Benar juga apa yang dikatakan ibu itu kalau les Bahasa
Inggris itu sangat penting."
Tujuan Utama
Identifikasi
Rencana aksi
Tanggung jawab
C : "Waalaikumsalam."