Anda di halaman 1dari 8

Tujuan

Coaching antara rekan sejawat guru bertujuan memperbaiki kinerja mengajar, menghadapi
perubahan pembelajaran. Dengan bantuan coach, guru dapat mengidentifikasi area perbaikan,
memperkuat budaya kolaborasi di sekolah, dan mengembangkan keterampilan pengajaran serta
kepemimpinan. Proses coaching juga memungkinkan pertukaran pengalaman untuk pembelajaran
kolaboratif yang positif.

Alur TIRTA

T (Tujuan):

Tanyakan tujuan perencanaan: apa yang ingin dicapai dengan program pengembangan/kegiatan

I (Identifikasi) & R (Rencana):

TA (Tanggung Jawab):

Sepakati kapan akan melakukan sesi untuk refleksi/kalibrasi

Kriteria Penilaian dengan poin sempurna

1. Mendengar aktif

bebas dari judgement, asumsi, dan asosiasi, serta dapat menangkap emosi coachee selalu
mengajukan pertanyaan terbuka dan berasal dari mendengarkan

2. Mengajukan pertanyaan berbobot


selalu mengajukan pertanyaan terbuka dan berasal dari mendengarkan

3. Memberdayakan Coachee

membantu membuat rencana aksi spesifik, mendorong ide dari coachee, pada saat diminta saran
berbagi pengalaman

5 Hal Penting dalam Coaching Sesama Guru:

Bangun kemitraan dengan coachee, saling percaya dan mendukungTA (Tanggung Jawab):

Sepakati kapan akan melakukan sesi untuk refleksi/kalibrasi

Kriteria Penilaian dengan poin sempurna

1. Mendengar aktif

bebas dari judgement, asumsi, dan asosiasi, serta dapat menangkap emosi coachee selalu
mengajukan pertanyaan terbuka dan berasal dari mendengarkan

2. Mengajukan pertanyaan berbobot

selalu mengajukan pertanyaan terbuka dan berasal dari mendengarkan


3. Memberdayakan Coachee

membantu membuat rencana aksi spesifik, mendorong ide dari coachee, pada saat diminta saran
berbagi pengalaman

5 Hal Penting dalam Coaching Sesama Guru:

Bangun kemitraan dengan coachee, saling percaya dan mendukung.

Gunakan bahasa yang santai

Tetapkan jadwal coaching teratur untuk melatih kedisiplinan.

Ciptakan tempat coaching yang nyaman.

Samakan posisi dengan memperhatikan kata kunci dalam pembicaraan.

Manfaatkan coaching untuk mengatasi tantangan, mengidentifikasi perbaikan, dan memperkuat


budaya kolaborasi di sekolah.

Praktik Coaching

Peningkatan Pembelajaran Berdiferensiasi: Menggali Solusi Bersama Ibu Hepidiyah

Coach: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Coachee: Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.


Coach: Selamat siang, Ibu .

Coachee: Selamat siang, Bu Isur.

Coach : Bagaimana kabarnya hari ini?

Coachee: Alhamdulillah, baik dan sehat, Bu.

Coach: Nah, ini katanya Ibu mau ngobrol nih, mau menyampaikan sesuatu. Silakan Ibu untuk
menyampaikan sesuatunya, itu tentang apa, Bu?

Tujuan

Coachee: Oh ya, terima kasih, Bu. Begini, Bu , sebenarnya setelah kita belajar dari beberapa materi,
terutama yang kemarin kita baru saja pelajari, yaitu terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi,
saya mencoba melakukan variasi yang berbeda-beda. Kemarin, saya mencoba di kelas 1
melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, tapi hasilnya pemahaman siswa masih kurang. Selain
itu, saya juga merasa seperti sedang berjuang sendirian. Karena, guru-guru satu mapel saya belum
tertarik untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.

Coach: Topik yang sangat menarik nih, Bu . Kita memiliki waktu antara 15-20 menit untuk
mendiskusikannya. Nah, apa yang ibu ingin capai dari diskusi kita kali ini?
Coachee: Saya ingin mendapatkan solusi, tentang bagaimana caranya supaya bisa meningkatkan
pemahaman siswa terkait dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan dengan berdiferensiasi
atau pembelajaran yang berpihak pada siswa, kemudian saya juga ingin agar partisipasi siswa
meningkat, dan kedua rekan saya sesama mapel Matematika mau berkolaborasi dengan saya untuk
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.

Identifikasi dan Rencana

Coach: Oh begitu, ya Bu. Hebat sekali Bu .. ini, sudah mulai menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi dengan berbagai variasi berbeda. Tapi, ibu merasa hasilnya pemahaman siswa belum
optimal, ya. Nah, kemudian ini, Bu, apa yang menjadi permasalahan Ibu dalam pembelajaran itu
sebetulnya?

Coachee: Jadi, mungkin ada tiga hal, terkait dengan pemahaman materi dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran. Bagaimana cara meningkatkan pemahaman dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran? dan bagaimana caranya agar rekan mapel saya mau berkolaborasi dan menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi.

Coach: Wah, menarik sekali obrolan kita kali ini. Jadi, Bu Dian memiliki tiga hal yang menjadi kendala
dalam menerapkan pembelajaran diferensiasi, terkait pemahaman materi, partisipasi siswa, dan
kolaborasi rekan mapel ya. Kalau boleh tahu, Bu, apa sih yang ingin dicapai oleh Ibu di pembelajaran
berdiferensiasi ini?

Coachee: Sebenarnya, Saya ingin ketika pembelajaran berdiferensiasi itu, sesudah saya melakukan
pengamatan, kuesioner, dan wawancara terkait kesiapan belajar siswa dan gaya belajar siswa.
Setelah itu, dituangkan dalam rencana pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa. Kemudian
siswa berpartisipasi secara aktif dan materi pelajaran pun dapat dipahami oleh mereka. Kemudian
pembelajaran berdiferensiasi dilakukan secara berkesinambungan.
Coach: Alhamdulillah, Bu. Saya salut dan mengapresiasi sekali, apa-apa yang sudah ibu lakukan. Nah,
kalau saya boleh tahu, langkah atau strategi apa yang sudah Ibu lakukan supaya kualitas
pembelajaran berdiferensiasinya semakin bagus dan dapat diterapkan di semua tingkatan?

Coachee : Saya sudah mengelompokkan siswa berdasarkan gaya belajar mereka. Kemudian saya juga
membuat LKPD berdasarkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Selain itu, saya juga sudah
mendiskusikan hal ini di KKG.

Coach: Wah, mantap sekali langkah yang sudah ibu lakukan. Alhamdulillah, ya Bu. Kalau tidak
keberatan, apakah ibu pernah mendapat dukungan atau motivasi untuk menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi ini. Lalu, dukungan seperti apa yang sudah ibu dapatkan untuk lebih menambah
semangat dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini?

Coachee : Alhamdulillah, saya sudah berkonsultasi dengan bapak kepala sekolah, dan beberapa
teman sejawat.

Coach : Bagus, Bu. Ibu sudah melangkah mendekati sempurna. Terkait dengan dukungan, Bagaimana
kolaborasi ibu dengan rekan-rekan guru, Bu, supaya pembelajaran berdiferensiasi ini bisa berjalan
dengan baik?

Coach : Kami mengalami sedikit kendala, Bu. Karena jika yang diajak kolaborasi tidak optimal, kami
mencoba mengajak rekan yang mengajar kelas 1 untuk bergabung dalam pembelajaran
berdiferensiasi. Kami berharap ada kesinambungan dari kelas lain, dan anak-anak lebih senang
mengikuti pembelajaran.

Coach: Terkait dengan langkah ibu dalam berkolaborasi dengan rekan yang mengajar di kelas lain,
Harapan Ibu ke depannya seperti apa?
Coach: Saya berharap bisa terus berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk melaksanakan
pembelajaran berdiferensiasi. Semoga dengan waktu, pemahaman yang saya sampaikan kepada
rekan dan peserta didik semakin meningkat, sehingga mereka lebih senang mengikuti pembelajaran
yang saya rancang.

Coach : Antara grade 1 - 10 kira-kira ada di grade berapa rekan sejawat ibu ini, dan bisa dinaikkan
sampai grade berapa?

Coachee : Mungkin grade 5 ya, karena ada beberapa guru yang sudah senior, sepertinya mereka
memiliki kendala dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Mengingat pembelajaran ini
membutuhkan banyak persiapan dan IT. Tapi, saya yakin untuk keseluruhan bisa ditingkatkan sampai
level 7. Karena, meskipun sudah senior, kalau persiapan bisa di-handle oleh guru yang masih muda,
dalam segi aplikasi di kelas, mereka oke-oke saja, bahkan jagonya.

Tanggungjawab

Coach: Wah, menarik nih analisis bu Dian terkait grade guru-guru di sekolah ibu. Apakah ada hal yang
akan ibu lakukan dalam waktu dekat untuk memperkuat kolaborasi ibu dengan rekan satu mapel?

Coachee : Rencananya, setelah pekan Assesment akhir ini, ada waktu seminggu, sambil remedial dan
mengolah nilai, saya akan berdiskusi dengan rekan sejawat membiacarakan tentang pembelajaran
berdiferensiasi.

Coach: Alhamdulillah, Bu. Saya sangat bahagia karena ibu sudah menemukan solusi untuk
permasalahan yang ibu hadapi. Saya ingin bertanya, terkait siapa saja yang bertanggungjawab dan
terlibat dalam acara diskusi yang akan ibu laksanakan tersebut?

Coach: Mungkin saya sebagai penanggung jawab kegiatan, karena saya yang menginisiasi
terlaksananya acara tersebut. Kemudian guru lain juga boleh bergabung kalau bersedia.
Coach : Bagaimana cara ibu memastikan bahwa kegiatan ini benar-benar akan terlaksana dan segala
hasil diskusi yang ibu lakukan terkait pembelajaran berdiferensiasi ini akan dapat terimplementasi
dengan baik di kelas?

Coachee: Saya akan mulai menghubungi guru-guru rekan satu rumpun tersebut dari sekarang,
kemudian saya juga akan mencari ruangan yang nyaman, dan memastikan ada waktu yang benar-
benar senggang dan lapang untuk kita mendiskusikan tentang pembelajaran berdiferensiasi ini.

Coach: Alhamdulillah, kebetulan waktu kita sudah habis nih, Bu Hepi. Saya sangat senang karena Bu
Hepi bisa menemukan solusi dan langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang sedang ibu
hadapi. Terima kasih, ya Bu Dian. Saya tunggu kembali diskusinya.

Coachee : Terima kasih juga atas waktunya, Bu. Luar biasa, Ibu. Mudah-mudahan, dengan
percakapan ini, Ibu semakin senang dan sukses selalu. Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.

Coach : Sama-sama, Bu Dian, see you next time. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai