5.1 Hasil
5.2 Pembahasan
Analgetika adalah zat yang bisa mengurangi rasa nyeri tanpa mengurangi
kesadaran (Tjay dan Rahardja, 2015).
Pada praktikum kali ini dilakukan uji efektifitas obat analgesik paracetamol
tablet dan paracetamol sirup pada mencit dengan menggunakan penginduksi nyeri
asam asetat. Penggunaan asam asetat sebagai penginduksi inflamasi dan nyeri telah
lama digunakan untuk mengevaluasi agen baru yang bersifat analgetik dan anti-
inflamasi. Injeksi peritoneal asam asetat memproduksi peradangan peritoneum yang
terkait dengan peningkatan prostaglandin, dan dengan demikian akan meningkatkan
permeabilitas kapiler yang diperkirakan akan berkonstribusi dengan peningkatan
inflamasi. Selain itu, secara tidak langsung juga untuk mengemukakan rasa sakit yang
terkait dalam pengujian melalui stimulasi neuron nociceptive perifer oleh mediator
endogen seperti serotonin, histamine, bradikin, dan prostaglandin (Khalid dkk, 2009).
Sebelum di berikan pada mencit diesediakan terlebih dahulu alat dan bahan
yang akan digunakan, semua alat dibersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol
70%. Karena alkohol mempunyai aktivitas sebagai bakterisid yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, dan alkohol juga mengandung antiseptik dan
desinfektan (Noviansari, dkk., 2013).
Berat mencit yang digunakan yaitu 21gr, 20gr dan 21gr, sebelum dilihat
efektifitas dari obat paracetamol, diberikan penginduksi nyeri yaitu Asam asetat.
Asam asetat diberikan pada mencit sebanyak 1 ml dan diuntikkan pada mencit di
bagian ekornya, sebelum menyuntikkan asam asetat pada mencit, ekor mencit
dibersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol, alasan penggunaan alkohol pada
saat sebelum disuntikkan adalah untuk desinfektan dalam menurunkan jumlah bakteri
pada saat sebelum disuntikkan (Noviansari, dkk., 2013).
Pada mencit kedua dengan berat 20gr, diberikan tablet paracetamol sebanyak
0,02966gr yang sudah dilarutkan kedalam larutan Na-CMC da diambil sebanyak 1 ml
dan diberikan melalui oral. Pada menit ke 15 mencit sudah menggeliat sebanyak 28
kali dan pada menit ke 30 jumlah geliat mencit lebih meningkat sebesar 39 dari pada
jumlah geliat pada menit ke 15 hal ini dikarenakan aktifitas dari paracetamol tablet
sebagai antipiretik yang menurun sehingga derajat nyeri yang dirasakan pada mencit
meningkat dan pada menit ke 45 mencit menggeliat sebanyak 12 kali yang sudah
mengalami penurunan dari pada menit ke 30 hal ini dikarenakan efektifitas
paracetamol tablet sebagai analgesik mengalami penaikkan sehingga jumlah geliat
pada mencit menurun
Dari hasil yang didapatkan, jumlah geliat mencit yang diberikan Na-CMC
lebih banyk dibandingkan dengan jumlah geliat mencit pada paracetamol sirup dan
paracetamol tablet hal ini dikarenakan Na-CMC tidak mempunyai efek sebagai
analgesik dan hanya sebagai larutan kontrol saja, selain itu jumlah geliat mencit yang
diberikan Na-CMC juga menunjukkan efektifitas dari asam asetat sebagai
penginduksi nyeri.
Adapun kemungkinan kesalahan yaitu kurang tepatnya penimbangan obat dan
peyuntikkan asam asetat terhadap mencit. Pada saat pemberian oral pada mencit,
banyak obat yang keluar dari mult mencit sehingga obat yang diinginkan
efektifitasnya menjadi kurang, sehingga hal tersebut berpengaruh pada jumlah geliat
mencit seperti pada jumlah geliat mencit yang diberikan obat paracetamol tablet,
pada menit ke 30 mengalami peningkatan dari pada menit ke 15 karena pemberian
obat paracetamol yang tidak efektif