Anda di halaman 1dari 3

5.

2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu analgetik bertujuan untuk mengenal, mempraktekkan
dan membandingan daya analgetik Asetosal, Parasetamol menggunakan metode rangsang
kimia.Bahan yang digunakan sebagai perangsang kimia adalah larutan steril Asam Asetat
glasial yang diberikan secara intra peritonial. Pada praktikum pemberian larutan steril Asam
Asetatglasial diberikan 30 menit setelah pemberian obat hal ini diharapkan agar obat yang
diberikan belum bekerja sehingga Asam Asetat langsung berefek dan juga untuk
mempermudah pengamatan onset dari obat itu.
Pada praktikum kali ini obat-obat analgetik yang diperbandingkan adalah obat-
obatanalgetik golongan non narkotik/ perifer yaitu, Aspirin, Parasetamol dan Asam
Mefenamat
Kelompok kontrol yang digunakan pada percobaan ini adalah CMC-Na, sehingga
hewan percobaan hanya diberikan CMC-Na pada awal percobaan dan penginduksi asam
asetat pada 30menit setelah pemberian CMC-Na tanpa pemberian sedian analgesik. Asam
asetat merupakanasam lemah yang tidak terkonjugasi dalam tubuh, pemberian sediaan asam
asetat terhadap hewan percobaan akan merangsang prostaglandin untuk menimbulkan rasa
nyeri akibat adanya kerusakan jaringan atau inflamasi. Prostaglandin meyebabkan sensitisasi
reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi sehingga prostaglandin dapat
menimbulkan keadaan hiperalgesia, kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin dan
histamine merangsangnya danmenimbulkan nyeri yang nyata. Akibat dari adanya rasa nyeri
inilah hewan percobaan akan menggeliatkan kaki belakangnya saat efek dari penginduksi ini
bekerja. Pemberian sediaan asamasetat pada peritonial atau selaput gastrointestinal hewan
memungkinkan sediaan lebih mudah diabsorbsi oleh tubuh dan cepat memberikan efek.

Jumlah geliat pada rentang waktu…


Kelompok Bobot
5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 35’ 40’ 45’ 50’ 55’ 60’

Kontrol 20 g 8 21 18 21 13 6 10 8 8 6 8 5

Paracetamol 22 g 7 14 10 8 10 6 9 5 6 5 7 4

Aspirin 16 g 5 5 7 3 9 5 4 2 1 2 2 3

Asam
19 g 2 13 14 6 10 5 4 3 4 3 3 1
Mefenamat

Dari hasil pengamatan yang diperoleh, bahwa jumlah geliat mencit kontrol lebih
banyak daripada mencit yang diberikan obat. Hal ini disebabkan karena mencit kontrol tidak
memiliki perlindungan terhadap nyeri yang disebabkan karena pemberian asam asetat sebagai
penyebab terjadinya nyeri.
Dari hasil pengamatan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada mencit yang diberi
aspirin memiliki daya analgetik paling kuat dari golongan analgetik non-narkotika ini. Karena
pada tabel hasil pengamatan menunjukan jumlah geliat yang ditunjukan mencit sedikit dari
pada mencit lain yang diberikan parasetamol dan asam mefenamat. Karena disini aspirin
menghambat biosintesis prostaglandin yang menstimulasi SSP, sehingga dapat menghambat
terjadinya perangsangan reseptor nyeri. Prostaglandin akan dilepaskan oleh sel yang
mengalami kerusakan.Pembentukan prostaglandin dihambat dengan menghambat enzim
siklooksigenase yang bertugas mengubah asam arachidonat menjadi endoperoksida
(PGG2/PGH). PGH akan memproduksi prostaglandin, sehingga secara tidak langsung obat
analgesik menghambat pembentukan prostaglandin. Prostaglandin berperan pada nyeri yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau inflamasi dan menyebabkan sensitivitas reseptor
nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi.
Aspirin merupakan sediaan yang efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah
sampai sedang misalnya pada sakit kepala, mialgia, atralgia dan nyeri lain yang berasal dari
inegumen,sediaan ini juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek
analgetikanya jauh lebih lemah daripada efek analgetika opiat tetapi sediaan ini tidak
menimbulkan ketagihan efeksamping sentral yang merugikan. Aspirin bekerja dengan
mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri, tanpa mempengaruhi sensorik lain. Pemberian
aspirin dalam kelompok ini juga akan menunjukkan efek analgesik setelah diberi penginduksi
asam asetat
Sedangkan pada kelompok mencit yang diberi parasetamol, terlihat jumlah geliat
yang ditunjukan mencit cukup sedikit dibandingkan dengan kontrol. Karena Mekanismenya
kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang menstimulasi SSP. Efek
analgetik timbul karena mempengaruhi baik di hipotalamus atau ditempat cedera. Respon
terhadap cedera umumnya berupa inflamasi, udem, serta pelepasan zat aktif seperti
brandikinin, PG dan histamin.
Pada kelompok yang diberikan sediaan asam mefenamat, terlihat dari hasil
pengamatan bahwa jumlah geliat mencit cukup banyak dibandingkan dengan aspirin. Karena
asam mefenamat yang merupakan salah satu obat analgesik ini, tidak terlalu bekerja dengan
baik untuk menekan rasa sakit yang timbul, sehingga induksi dari asam asetat setelah
pemberian asam mefenamat masih terasa nyeri oleh mencit yang ditunjukan dengan
banyaknya geliat yang ditunjukan oleh mencit
Setelah dilakukan perhitungan persentase daya proteksi pada obat analgetik yang
diberikan pada mencit, ternyata dapat dilihat bahwa besarnya daya proteksi aspirin yaitu
61,45%, lebih besar daripada parasetamol dan asam mefenamat . Hal ini kemungkinan
dikarenakan efek analgesik yang ditimbulkan oleh aspirin lebih besar daripada yang
ditimbulkan oleh parasetamol dan asam mefenamat. Sedangkan besarnya daya proteksi
parasetamol lebih kecil dari besarnya daya proteksi aspirin.
Namun dari perhitungan,grafik jumlah geliat,dan tabel keseluruhan data tiap
kelompok diperoleh rata rata nilai % proteksi yang paling tinggi adalah asam mefenamat
yaitu 68,64%.Hal ini tentu saja menggambarkan mengenai kekuatan efek analgesik dari asam
mefenamat lebih besar daripada aspirin, berbanding terbalik dengan hasil dari kelompok
praktikan.Kekeliruan ini dapat diakibatkan karena ketidaktelitian praktikan dalam mengamati
jumlah geliat juga dalam teknik pemberian asam mefenamat secara per oral.

Anda mungkin juga menyukai