Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENELITIAN KASUS BIDAN MENELANTARKAN PASIEN DENGAN


PERATURAN YANG BERTENTANGAN DENGAN PANCASILA
Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pancasila
Dosen Pengampu: Siti Nurcahyani R, S.ST., M.KM

disusun oleh:
Kelompok 8

 Nenksri Purnamasari Hendiana (KHGG23018)


 Agia Putri Novansa (KHGG23005)
 Eka Karlina (KHGG23036)
 Susan Rahmawati (KHGG23006)
 Alvy Hasanah (KHGG23034)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKES KARSA HUSADA GARUT
2023
Jl. Nusa Indah No. 24 Tarogong Kidul Garut 44151
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Garut, November 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
1.1 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Berkaitan Dengan Profesi Bidan...................................4
1.2 Pelaksanaan Pancasila dalam Pelaksanaan Tugas Seorang Bidan.........................................5
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa...........................................................................................5
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab..........................................................................5
c. Sila Persatuan Indonesia.......................................................................................................6
d. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan......................................................................................................6
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia..................................................................6
1.3 Kasus Praktik Bidan yang Bertentang dengan Nilai Pancasila..............................................7
1.4 Beberapa Peraturan Yang Bertentangan Dengan Pancasila...................................................9
1. Diskriminasi dalam pelayanan kesehatan.............................................................................9
2. Pelanggaran hak asasi manusia:............................................................................................9
3. Ketidaknetralan dalam pelayanan.........................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
2.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
2.2 Saran.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pancasila adalah seperangkat nilai yang membentuk gagasan dasar yang berupa konsep
dan prinsip hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang disebut pandangan
hidup. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang ada dan dipelihara dalam tatanan
kehidupan masyarakat Indonesia yang terdiri dari suku berbeda yang berbicara dalam
bahasanya masing-masing, menganut agama atau kepercayaannya masing-masing, dan
mempunyai adat istiadat masing-masing. Ketika Ir. Soekarno mengemukakan gagasan
falsafah grondslag atau weltsanschaung atau visi hidup yang menjadi landasan negara
Negara Indonesia Merdeka, 5 (lima) asas yang dikemukakan oleh yang tampak merdeka.

Namun setelah tanggal 18 Agustus 1945, asas dituangkan dalam pembukaan bahkan
mengilhami pembukaan UUD 1945 dan dimasukkan dalam ketentuan UUD 1945. Asas
hendaknya dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh dari . Masing-masing asas atau Sila
Pancasila menjiwai dan mengambil inspirasi dari empat sila yang lain, sehingga kelima sila
Pancasila saling menjiwai. Dengan , tidak ada sila Pancasila yang berstatus primer dan
prioritas. Sebagai pedoman hidup, Pancasila memuat 5 (lima) konsep dasar yang dianut
dalam 5 (lima) sila.

Konsep adalah gagasan dasar yang abstrak, umum dan universal, hasil pemikiran manusia
ditinjau dari analisis, kritik, logika, refleksi, secara menyeluruh dan menyeluruh; Berupa
argumentasi untuk memberi makna dan acuan terhadap kritik terhadap fenomena yang
dihadapinya. Asas adalah suatu hal yang mengungkapkan suatu konsep berupa postulat atau
aksioma atau proposisi awal yang digunakan sebagai doktrin, hipotesa atau landasan
berpikir, berperilaku dan berperilaku (ciptaan ciptaan, perasaan, karsa dan karya). Ada
beberapa alasan mengapa Pancasila dianggap sebagai landasan yang tidak dapat diganggu
gugat di Indonesia: Kedudukan Hukum Pancasila: Pancasila diakui sebagai sumber hukum
tertinggi di Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Oleh karena itu,
pelanggaran tersebut Pancasila dapat dianggap melanggar hukum dasar negara. Organisasi

1
Negara dan Jati Diri Bangsa: Pancasila dianggap sebagai dasar negara yang mencerminkan
nilai-nilai inti dan jati diri bangsa Indonesia. Pelanggaran terhadap Pancasila dapat dipandang
sebagai tindakan yang meruntuhkan landasan negara dan jati diri bangsa. Konsensus
Nasional: Pembentukan Pancasila memerlukan proses musyawarah dan mufakat di antara
tokoh-tokoh nasional pada masa itu. Oleh karena itu, dianggap sebagai hasil kesepakatan
bersama untuk menciptakan landasan yang dapat diterima oleh berbagai kelompok
masyarakat. Pemersatu Bangsa: Pancasila dianggap sebagai perekat sosial yang dapat
menyatukan berbagai suku, agama, dan budaya yang beragam di Indonesia. Melanggar
Pancasila dapat dianggap sebagai ancaman terhadap persatuan dan kesatuan. Namun perlu
diingat bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan diakui sebagai ideologi negara
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai

nilai-nilai tersendiri. dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.


Sebagian besar pendukung Pancasila berpendapat bahwa ideologi ini mencerminkan nilai-
nilai universal seperti keadilan sosial, demokrasi, solidaritas, dan perlindungan sosial. Oleh
karena itu, mereka dapat berargumen bahwa Pancasila merupakan kerangka penting untuk
menjamin keberlanjutan dan stabilitas negara. Namun, penting untuk dicatat bahwa dalam
sistem demokrasi, perbedaan pendapat diperbolehkan dan bahkan didorong sebagai bagian
dari kebebasan berpendapat. Meski Pancasila dianggap sebagai lembaga negara, namun
bukan berarti masyarakat tidak bisa mengutarakan pandangannya atau mengkritisinya. Dalam
konteks demokrasi, perdebatan dan diskusi mengenai ideologi dan kebijakan publik
merupakan bagian dari proses pembentukan opini dan pengambilan keputusan.

Penting untuk dipahami bahwa pendapat tentang Pancasila dapat berbeda-beda antara
individu dan kelompok. Beberapa orang mungkin setuju sepenuhnya dengan nilai-nilai
Pancasila, sementara yang lain mungkin berbeda pandangan atau ingin melihat perubahan
dalam penerapannya. Oleh karena itu, diskusi yang terbuka dan konstruktif dapat membantu
setiap orang memahami dan membentuk pandangannya mengenai nilai-nilai Pancasila dan
bagaimana nilai-nilai tersebut tercermin dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kebijakan
pemerintah.

2
Dan adapun dalam bidang kebidanan, terdapat beberapa peraturan yang bertentangan dengan
Pancasila. Salah satunya adalah terkait dengan perlindungan hukum bagi pasien. Sebagai contoh,
dalam praktik kebidanan, jika bidan tidak melakukan tindakan sesuai kewenangannya, hal ini
dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap hak pasien, yang bertentangan dengan nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab dalam Pancasila. Selain itu, penggunaan teknologi informasi
dalam penerapan etika profesi di masyarakat juga menjadi hal yang penting dalam bidang
kebidanan. Penggunaan teknologi informasi yang tidak mematuhi etika dapat bertentangan
dengan nilai-nilai luhur bangsa yang bersangkutan, termasuk Pancasila. Dengan demikian,
terdapat beberapa aspek dalam bidang kebidanan yang perlu diperhatikan agar tidak
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti perlindungan hukum bagi pasien dan
penggunaan teknologi informasi yang mematuhi etika profesi.

B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan latar belakang dan judul mengatakan mengapa pancasila tidak boleh
ditentang atau dilanggar , dan apakah ada dilingkungan dan di Negara Indonesia bahwa
peraturan ada yang bertentangan dengan pancasila. Apakah ada sanksi yang didapat atas
pelanggaran yang dibuat atau sesuata yang dilakukan yang bertentangan dengan Pancasila.
Serta beberapa yang dipertanyakan:
1. Apakah pengamalan nilai-nilai Pancasila relevan dengan profesi bidan?
2. Bagaimana penerapan Pancasila dalam pelaksanaan tugas kebidanan?
3. Apakah ada contoh praktik kebidanan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila?
4. Apakah masih banyak masyarakat di Indonesia yang melanggar nilai-nilai Pancasila
khususnya di bidang kebidanan?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah masih
banyak masyarakat dan tenaga kesehatan yang melanggar nilai-nilai Pancasila khususnya di
bidang kebidanan? dan apakah nilai nilai Pancasila sudah relevan dengan propesi kebidanan.
Inilah tujuan penelitian hari ini

3
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Berkaitan Dengan Profesi Bidan

Bidan adalah seorang yang telah berhasil atau sukses meyelesaikan pendidikan bidan yg
terakreditasi dan diakui negara, telah memperoleh kualifikasi yang dibutuhkan untuk
didaftarkan mendapat sertifikat dan secara resmi berlisensi untuk melakukan praktik
kebidanan. Perubahan Sosial dan Budaya akan menghasilkan perubahan tata nilai, tetapi
karena tata nilai baru belum melembaga sementara tata nilai lama mulai ditinggalkan, maka
dapat menimbulkan berbagai gejolak, ketidak pastian, rasa cemas dan kegelisahan. Bangsa
Indonesia harus makin memantapkan kesetiaannya kepada Pancasila, dengan cara
menghayati mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan. Sebagai nilai-nilai dasar,
Pancasila telah mencakup semuanya. Kesadaraan akan nilai-nilai universal yang ada di
Indonesia telah terangkum semuanya di dalam Pancasila. Pancasila harus dibuat bermakna
bagi kehidupan kita agar tidak hanya menjadi sekedar konsep yang sewaktu-waktu bisa
dibuang. Karena itu kesadaran akan Pancasila harus muncul dari bawah.

Nilai-nilai Dasar sangat penting untuk selalu dimaknai kembali, karena generasi di masa
mendatang belum tentu bisa menghayati Pancasila sebagai perekat dasar yang
mempersatukan Indonesia. Hal tersebut akan sulit sekali dicapai jika kita tidak berusaha
memaknai kembali nilai-nilai luhur Pancasila. Bidan adalah sebuah profesi yang khusus,
dinyatakan sebagai sebuah pengertian bahwa bidan adalah orang pertama yang melakukan
penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Tugas yang diemban
bidan berguna untuk kesejahteraan manusia. Tugas bidan menjadi sangat penting dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Pengamalan Pancasila bagi bidan
sangat penting. Seorang bidan yang melaksanakan Pancasila dengan baik dalam kehidupan
sehari-hari akan menjadi warganegara yang baik dan menjadi tenaga kesehatan yang
profesional.

4
1.2 Pelaksanaan Pancasila dalam Pelaksanaan Tugas Seorang Bidan

Seorang bidan yang profesional, perlu mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-
harinya. Pelaksanaan Pancasila secara subyektif yaitu sesuai dengan butir-butir Pancasila.
Pelaksanaan Pancasila, sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab dalam kehidupan sehari-hari seorang bidan adalah sebagai berikut:

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


1. Berdoa sebelum dan setelah menolong pasien.
2. Mengajarkan pasien untuk menyerahkan hasil pertolongan kepada Tuhan.
3. Menghormati kepercayaan dan agama pasien.
4. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
5. Menghormati kebebasan pasien untuk berdoa dan beribadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya dan membimbing untuk selalu berdoa sesuai keyakinannya.

b. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


1. Menghargai hak prifasi pasien, memperlakukan pasien dengan penuh empati karena
pasien memiliki hak untuk diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Bidan selalu berusaha mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan.
4. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 10. Tidak berlaku
semana-mena terhadap klien.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

5
c. Sila Persatuan Indonesia
1. Mengutamakan keselamatan dan kepentingan klien di atas kepentingan pribadi.
2. Seorang bidan rela berkorban demi keselamatan klien.
3. Menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap profesinya.
4. Selalu bersikap ramah terhadap klien dalam memberikan pelayanan.
5. Bersikap asertif kepada siapapun terutama kepada klien.

d. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
1. Seorang bidan memiliki hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang dan
kode etik kebidanan.
2. Seorang bidan harus melaksanakan kewajibannya dengan sebaikbaiknya sebelum
menuntut haknya.
3. Bidan tidak boleh memaksakan suatu kehendak kepada klien, begitu juga sebaliknya
bidan dapat menolak pemaksaan kehendak klien yang bertentangan dengan hukum.
4. Mengutamakan musyawarah antara bidan dengan klien dalam mengambil tindakan
misalnya rujukan.
5. Musyawarah dalam mengambil tindakan harus dengan persetujuan satu sama lain,
tidak saling merugikan dan memihak di satu sisi saja.

e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


1. Bersikap adil kepada setiap klien dalam memberikan pelayananan yang terbaik.
2. Menghormati hak klien.
3. Memberi pertolongan dengan sebaik-baiknya kepada klien.
4. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
klien.
5. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.

Pemberlakuan Pancasila dilakukan sebagai implementasi dari butir-butir Pancasila sangat


diperlukan bagi bidan dalam pelaksanaan ini Bidan dapat berperan sebagai profesional dan
warga negara negara yang baik dan benar.

6
1.3 Kasus Praktik Bidan yang Bertentang dengan Nilai Pancasila

Dinas Kesehatan Cabut Izin Praktik Bidan Penelantaran Pasien Obstetrik (Bersalin) di
Sampang, Jawa Timur. Sebelumnya, seorang ibu bernama Aljannah (25) yang tinggal di
Desa Ketapang Laok mengalami kontraksi hingga melahirkan putrinya di depan pekarangan
rumah bidan Sri Fuji alias SF tanpa pertolongan medis. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (7
April 2020) sekitar pukul 21.30 WIB. Sebelum melahirkan, keluarga Aljanna sempat
mendapat kendala hingga saat mengunjungi klinik bersalin dan meminta bidan untuk
dibukakan pintu. Namun bidan Sri Fuji tidak menemuinya setelah 30 menit. Alasannya, Sri
Fuji sedang sakit dan tidak bisa menemui pasien. Pasalnya keluarga Sri Fuji bertemu dengan
keluarga Aljannah di dalam taman rumah. Tak lama kemudian, Aljannah akhirnya
melahirkan anaknya. Beberapa warga sekitar ikut membantu pengiriman darurat ini. Kasus
penelantaran ibu hamil hendak melahirkan menyita perhatian hampir seluruh lapisan
masyarakat di Kabupaten Sampang, tak terkecuali para anggota DPRD Sampang.

Sesuai perintah Dinas Kesehatan Sampang, bidan Desa Ketapang berinisial SF terbukti lalai
membantu persalinan dan menyebabkan ibu tersebut harus melahirkan di depan rumah bidan
SF. Selain itu, sanksi yang dijatuhkan Dinas Kesehatan Sampang terhadap bidan SF juga
bermula dari usulan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang menyatakan bahwa penelantaran ibu
saat melahirkan merupakan kasus serius. melanggar aturan etika kebidanan. Keputusan
pemberian sanksi pencabutan izin kegiatan bidan SF karena yang bersangkutan melanggar
aturan etik kebidanan, bahkan sangat menggar nilai-nilai pancasila.

Sementara itu, Ketua IBI Kabupaten Sampang Rosidah menjelaskan, selain


merekomendasikan sanksi pembatalan izin sementara, IBI Sampang juga akan memberikan
instruksi khusus kepada yang bersangkutan. “Kami mendatangi resepsi mandiri di SF dan
melepas label penerimaan. Sarana pengaruh ini masuk dalam kategori pelanggaran sedang
karena menyangkut kode etik profesi bidan,”. dia menekankan.

Dalam kasus tersebut terdapat nilai-nilai yang bertentangan ataupun melanggar dalam
pancasila. Dalam kasus tersebut seorang bidan berinisial SF menelantarkan seorang pasien
yang ingin melahirkan, bahkan sampai pasien tersebut melahirkan tanpa bantuan anggota

7
medis. Maka dari itu nilai yang terkandung dalam kasus ini bidan tersebut kurangnya akan
kesadaran Kode Etik dan kurangnya rasa menanamkan nilai Pancasila.

Mengapa bisa dikatakan seperti itu, karena dalam tindakan bidan tersebut sangat tidak
profesional. Seharusnya dalam isi sila-sila pancasila seorang bidan senantiasa memberikan
pertolongan persalinan yang maksimal semata-mata karena menempatkan pasien dan
keluarga pasien adalah bagian dari saudara-saudara sebangsa dan setanah air Indonesia,
mengutamakan kepentingan pasien dibandingkan kepentingan pribadi, Menghargai hak
privasi pasien, memperlakukan pasien dengan penuh empati karena pasien memiliki hak
untuk diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat, Mengembangkan sikap tidak semena-
mena terhadap orang lain,Tidak berlaku semana-mena terhadap klien, dan Menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, bahkan masih banyak lagi.

Dalam kasus tersebut bisa dikatakan di Negara Indonesia ini masih ada yang melanggar dalam
nilai Pancasila, khususnya dalam Profesi Kebidanan ini yang bahkan seharusnya dalam Profesi
ini sudah ditanamkan Kode Etik yang bisa dikatakan Kode Etik sudah mencakup nilai-nilai yang
ada dalam Pancasila. pelayanan perawatan dikatakan berkualitas baik apabila bidan dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan.

Aspek-aspek tersebut meliputi:

1. Aspek penerimaan

2. Aspek perhatian

3. Aspek komunikasi

4. Aspek kerjasama

5. Aspek tanggung jawab

Ketulusan bidan sesuai dengan sila pancasila yang dapat mempercepat kesembuhan pasien.

8
1.4 Beberapa Peraturan Yang Bertentangan Dengan Pancasila

Dalam kebidanan, peraturan yang bertentangan dengan Pancasila dapat merujuk pada berbagai
aspek, seperti praktek kebidanan, pelayanan kesehatan, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
dalam praktik kebidanan. Beberapa contoh peraturan yang bertentangan dengan Pancasila dalam
kebidanan dapat meliputi:

1. Diskriminasi dalam pelayanan kesehatan: Peraturan atau kebijakan yang


menyebabkan diskriminasi dalam pelayanan kesehatan, seperti perlakuan tidak adil
terhadap pasien berdasarkan asal usul, agama, atau suku bangsa, dapat dianggap
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menekankan persatuan, kesetaraan,
dan keadilan.
2. Pelanggaran hak asasi manusia: Peraturan atau tindakan yang melanggar hak asasi
manusia dalam konteks kebidanan, seperti perlakuan tidak manusiawi terhadap pasien
atau praktik kebidanan yang tidak menghormati martabat manusia, dapat dianggap
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi landasan Pancasila.
3. Ketidaknetralan dalam pelayanan: Peraturan atau kebijakan yang tidak netral
dalam memberikan pelayanan kesehatan, misalnya membatasi akses pelayanan
kesehatan berdasarkan pertimbangan politik atau ideologis, dapat dianggap
bertentangan dengan nilai-nilai keadilan sosial yang dianut dalam Pancasila.

Penting untuk melakukan analisis mendalam terhadap peraturan-peraturan yang ada dalam
konteks kebidanan untuk memastikan bahwa mereka sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Hal ini dapat dilakukan melalui kajian hukum, evaluasi kebijakan, dan advokasi untuk
memastikan bahwa peraturan-peraturan yang ada mendukung implementasi nilai-nilai Pancasila
dalam praktik kebidanan.

9
Beberapa contoh peraturan atau perilaku yang melanggar Pancasila di dunia nyata antara lain:

1. Korupsi, yang melanggar nilai keadilan dan kemanusiaan.


2. Memperlakukan orang lain dengan semena-mena dan enggan membantu orang yang
kesusahan, yang melanggar nilai kemanusiaan dan persatuan.
3. Melakukan penggusuran rumah warga miskin tanpa tindak lanjut dari pemerintah, yang
melanggar nilai kemanusiaan.
4. Tindakan persekusi, yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
5. Tidak mengakui keberadaan Tuhan, kewajiban beribadah, menunjukkan sikap rasis
kepada orang yang beragama lain, dan melakukan tindakan intoleransi terhadap
keberagaman suku, ras, budaya, bahasa, dan agama, yang melanggar nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan.

10
BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
dari materi tersebut adalah bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam profesi bidan
memiliki peran krusial dalam menentukan kualitas pelayanan kesehatan. Pelaksanaan tugas
seorang bidan yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, keadilan, dan
kemanusiaan, menjadi fondasi untuk membangun sistem kesehatan yang beretika.

Namun, kasus praktik bidan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila menunjukkan
adanya tantangan yang perlu diatasi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama dari berbagai
pihak, termasuk pendidikan formal, institusi kesehatan, dan masyarakat, untuk memastikan
bahwa profesi bidan tetap teguh dalam menerapkan dan mempromosikan nilai-nilai Pancasila,
serta mengidentifikasi dan menangani dengan tegas praktik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
tersebut.

2.2 Saran
yang dapat diambil adalah meningkatkan pendidikan dan pelatihan etika profesional serta nilai-
nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan bidan. Selain itu, perlunya pengawasan dan evaluasi
secara berkala terhadap praktik bidan untuk mencegah dan menangani kasus-kasus yang
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Dukungan penuh dari instansi terkait juga diperlukan
untuk menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap profesi bidan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nanang Syahputra, 2013 “ Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Tugas-Tugas Kebidanan”

Kaelan. 2008 “ Pendidikan Pancasila” Yogyakarta: paradigma

Soepardan, Suryani.2007. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC

Nur Rizkina Azkia, 2023 “ Alasan diperlukannya Pendidikan Pancasila Dalam Profesi Bidan”

http://annity.wordpress.com/2009/02/12/peran-tugas-bidan-sesuai/pancasil.

https://www.liputan6.com/regional/read/4303914/dinkes-cabut-izin-praktik-bidan-yang-
terlantarkan-pasien-bersalin-di-sampang

https://www.kompasiana.com/khoirunnisa79889/630cde7a08a8b518337602d2/eksistensi-
ideologi-pancasila-di-era-4-0-dalam-pelayanan-kebidanan

12

Anda mungkin juga menyukai