Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Disusun Oleh :
Nama:
-Muhamad Rangga Ibnu -Stefani Maharani Saylendra
-Muhamad Aditya Ahad -Marisa Putri Wahyuni
-Fikri Heza Khaerunas -Siti Nurjihan Arafah
-Muhamad Zulfikar -Rizka Aldawiyah
-Renal Oktaviansyah -Nazwa Nabila
-Muhammad Zulkifli -Maya Amelia
-Muhamad Davi -Siti Dalpa
-Teuku Rizky -Risma Aulia
-Dena Legina -Widia Sari
-Siva Rahma - Dinda Nurul Sawitri
-Rahmawati -Ulfiah
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia" ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Raharjo, S.Pd., M.Sc pada mata kuliah Pancasila, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Raharjo, selaku dosen mata kuliah. Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Akhir kata semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya, kami menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata
kami sampaikan terima kasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 2
C. TUJUAN .................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. Menelusuri Konsep Negara, Tujuan Negara dan Urgensi Dasar Negara ........................... 3
1. Menelusuri Konsep Negara .................................................................................................. 3
2. Menelusuri Konsep Tujuan Negara .................................................................................... 3
3. Menelusuri Konsep dan Urgensi Dasar Negara ................................................................. 4
B. Menggali Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila sebagai
Dasar Negara ..................................................................................................................................... 4
1. Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar Negara .............................................................. 4
2. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Negara ............................................................. 5
3. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Negara .......................................................... 5
4. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Negara ................................................................ 6
5. Landasan Yuridis Pancasila................................................................................................. 6
C. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara .............................. 7
a. Esensi Pancasila sebagai Dasar Negara .............................................................................. 7
b. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara ............................................................................ 7
BAB III.................................................................................................................................................. 9
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara oindonesia, sehingga dapat
diartikan kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara
yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan
negara.
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia tak ada
yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiiri atas berbagai dan suku bangsa
dapat dipersatukan oleh pancasil. Itu sebabnya sering kali Pancasila dianggap sebagai
ideologi yang sakti. Siapa pun coba menggulingkannya, akan berhadapan langsung
dengan seluruh komponen-komponen kekuatan bangsa dan negara indonesia.
Sebagai dasar negara republik indonesia (way of life), pancasila nilainilainya telah
dimiliki oleh bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai –nilai tersebut meliputi nilai
budaya, adat – istiadat dan religiusitas yang diimplimentasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Jati diri bangsa indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang
dijadikan pandangan hidup. Tindak –tanduk serta perilaku masyarakat nusantara sejak
dahulu kala telah tercermin dalam nilainilai pancasila. Untuk itu, pendiri republik
indonesia berusaha merumuskan nilainilai luhur itu kedalam sebuah ideologi bernama
pancasila.
Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansakerta, “Panca” yang
artinya adalah lima, dan “Syla” yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila juga merupakan buah pikiran, musyawarah, dan mufakat yang dilakukan para
tokoh penting pada masa perjuangan kemerdekaan. Dalam pancasila, ada lima sila atau
pedoman yang perlu diketahui. Kelima prinsip yang ada dalam Pancasila tersebut kali
pertama dicetuskan oleh Presiden RI, Soekarno, pada 1 Juni 1945. Adapun lima prinsip
yang dijadikan sila dalam Pancasila tersebut ialah Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mempunyai arti bahwa
Pancasila menjadi sumber nilai, norma, dan kaidah bagi segala peraturan hukum dan
perundang-undangan yang dibuat dan berlaku di Indonesia. Hal itu berarti peraturan
dan hukum yang berlaku harus bersumber pada Pancasila. Baik yang tertulis (UUD)
maupun yang tak tertulis (konvensi). Sebagai dasar negara, secara hukum Pancasila
memiliki kekuatan mengikat semua Warga negaranya.

1
Pengertian mengikat ialah bahwa ketentuan mengenai pembuatan segala
peraturan dan hukum untuk bersumber pada Pancasila bersifat wajib dan imperatif.
Dengan kata lain, tidak boleh ada satu pun peraturan atau hukum di Indonesia yang
bertentangan dengan Pancasila.
Dari mempelajari bab ini, diharapkan para mahasiswa dapat mengetahui atau
memahami konsep, hakikat, dan pentingnya pancasila sebagai dasar negara, ideologi
negara, atau dasar filsafat negara Republik Indonesia dalam kehidupan bernegara. Kita
sebagai generasi muda seharusnya berpartisipasi atau berjuang untuk mewujudkan
tujuan negara berdasarkan pancasila. Agar partisipasi kita di masa yang akan datang
efektif, maka perlu perluasan dan pendalaman wawasan akademik mengenai dasar
negara melalui mata kuliah pendidikan pancasila.

B. RUMUSAN MASALAH
Setelah Menyusun latar belakang makalah, kami memiliki beberapa rumusan masalah yang
relevan untuk dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Memahami bagaimana konsep negara, tujuan negara dan urgensi negara ?
2. Mengapa Pancasila di perlukan dalam kajian sebagai dasar negara ?
3. Bagaimana sumber yuridis, historis, sosiologis dan polites sebagai dasar negara ?

C. TUJUAN
Dari rumusan masalah di atas, kami memiliki beberapa tujuan yang kami buat, yaitu :
1. Mengetahui konsep negara, tujuan negara dan urgensi Pancasila.
2. Memahami pentingya Pancasila sebagai dasar negara.
3. Mengetahui sumber yuridis, historis, sosiologis, dan polotis tentang Pancasila sebagai
dasar negara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menelusuri Konsep Negara, Tujuan Negara dan Urgensi Dasar Negara


1. Menelusuri Konsep Negara
Apakah Anda pernah mendengar istilah Homo Faber, Homo Socius, Homo
Economicus , dan istilah Zoon Politicon? Istilah-istilah tersebut mengisyaratkan bahwa
interaksi antar manusia dapat dimotivasi oleh sudut pandang, kebutuhan, atau
kepentingan masing-masing. Akibatnya, pergaulan manusia dapat bersamaan (sejalan),
berbeda, atau bertentangan satu sama lain, bahkan meminjam istilah Thomas Hobbes
manusia yang satu dapat menjadi serigala bagi yang lain (homo homini lupus). Oleh
karena itu, agar tercipta kondisi yang harmonis dan tertib dalam memenuhi
kebutuhannya, dalam memperjuangkan kesejahteraannya, manusia membutuhkan
negara.
Apakah negara itu? Menurut Diponolo (1975: 23-25) negara adalah suatu organisasi
kekuasaan yang berdaulat yang dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atas
suatu umat di suatu daerah tertentu. Sejalan dengan pengertian negara tersebut,
Diponolo menyimpulkan 3 (tiga) unsur yang lazim disebut sebagai unsur konstitutif,
yaitu:
a. Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau territoir
b. Unsur manusia, atau umat (baca: masyarakat), rakyat atau bangsa
c. Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan.
Berbicara tentang negara dari perspektif tata negara paling tidak dapat dilihat
dari 2 (dua) pendekatan, yaitu:
a. Negara dalam keadaan diam, yang fokus pengkajiannya terutama kepada bentuk
dan struktur organisasi negara
b. Negara dalam keadaan bergerak, yang fokus pengkajiannya terutama kepada
mekanisme penyelenggaraan lembaga-lembaga negara, baik di pusat maupun di
daerah. Pendekatan ini juga meliputi bentuk pemerintahan seperti apa yang
dianggap paling tepat untuk sebuah Negara.
Dasar negara akan menentukan bentuk negara, bentuk dan sistem pemerintahan, dan
tujuan negara yang ingin dicapai, serta jalan apa yang ditempuh untuk mewujudkan
tujuan suatu negara.
2. Menelusuri Konsep Tujuan Negara
Para ahli berpendapat bahwa amuba atau binatang bersel satu pun hidupnya
memiliki tujuan, apalagi manusia pasti memiliki tujuan hidup. Demikian pula, suatu
bangsa mendirikan negara, pasti ada tujuan untuk apa negara itu diidirikan. Secara
teoretik, ada beberapa tujuan negara diantaranya:
1. Kekuatan, kekuasaan dan kebesaran/keagungan
2. Kepastian hidup, keamanan, dan ketertiban
3. Kemerdekaan
4. Keadilan
5. Kesejahteraan dan kebahagiaan hidup
Tujuan negara Republik Indonesia apabila disederhanakan dapat dibagi 2 (dua), yaitu
mewujudkan kesejahteraan umum dan menjamin keamanan seluruh bangsa dan seluruh

3
wilayah negara. Oleh karena itu, pendekatan dalam mewujudkan tujuan negara tersebut
dapat dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan yaitu:
a. Pendekatan kesejahteraan (prosperity approach)
b. Pendekatan keamanan (security approach)
3. Menelusuri Konsep dan Urgensi Dasar Negara
Secara etimologis, istilah dasar negara maknanya identik dengan istilah Grundnorm
(norma dasar), rechtsidee (cita hukum), staatsidee (cita negara), philosophische grondslag
(dasar filsafat negara). Secara terminologis atau secara istilah, dasar negara dapat diartikan
sebagai Landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara. Dasar negara
juga dapat diartikan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Dasar negara
merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara yang menjadi sumber dari
segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (rechtsidee), baik tertulis maupun tidak
tertulis dalam suatu negara. Cita hukum ini akan mengarahkan hukum pada cita-cita bersama
dari masyarakatnya. Cita-cita ini mencerminkan kesamaan-jesamaan kepentingan di antara
sesama warga masyarakat
Prinsip bahwa norma hukum itu bertingkat dan berjenjang, termanifestasikan dalam
UndangUndang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
yang tercermin pada pasal 7 yang menyebutkan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan, yaitu sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

B. Menggali Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila


sebagai Dasar Negara
1. Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar Negara
Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik
Indonesia sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan
Indonesia. Melalui Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
sebagai payung hukum, Pancasila perlu diaktualisasikan agar dalam praktik
berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan dapat meredam konflik yang tidak
produktif (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009--2014, 2013:
89). Tidak hanya itu, serta ditegaskan dalam Undang- Undang No 12 tahun 2011
tentang Pembentukan Perundang- undangan bahwa Pancasila ialah sumber dari segala
sumber hukum negeri. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum negeri, ialah sesuai dengan Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara

4
Republik Indonesia tahun 1945, bahwa Pancasila ditempatkan sebagai dasar
serta pandangan hidup negara dan sekaligus dasar filosofis bangsa serta negara
sehingga tiap modul muatan peraturan perundang- undangan tidak boleh berlawanan
dengan nilai-nilai yang 86 tercantum dalam Pancasila (Pimpinan MPR dan Tim Kerja
Sosialisasi MPR periode 2009-2014, 2013: 90-91
2. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai ideologi negara, beserta dua pernyataan lainnya yang menjadi
bimbingan pula bagi politik negeri seterusnya, dianggap sendi daripada hukum tata
negara Indonesia. Undang-undang ialah pelaksanaan daripada pokok itu dengan
Pancasila sebagai penyuluhnya, adalah dasar mengatur politik negara dan perundang-
undangan negara, supaya terdapat Indonesia merdeka seperti dicita-citakan: merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Pancasila dijadikan sebagai dasar negara, yaitu
sewaktu ditetapkannya Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia tahun 1945 pada 8 Agustus 1945. Pada mulanya, pembukaan direncanakan
pada tanggal 22 Juni 1945, yang terkenal dengan Jakarta-charter (Piagam Jakarta),
tetapi Pancasila telah lebih dahulu diusulkan sebagai dasar filsafat negara Indonesia
merdeka yang akan didirikan, yaitu pada 1 Juni 1945, dalam rapat Badan Penyelidik
Usaha-usaha PersiapanKemerdekaan Indonesia.
Terkait dengan hal tersebut, Mahfud MD (2009:14) menyatakan bahwa berdasarkan
penjelajahan historis diketahui bahwa Pancasila yang berlaku sekarang merupakan
hasil karya bersama dari berbagai aliran politik yang ada di BPUPKI, yang kemudian
disempurnakan dan disahkan oleh PPKI pada saat negara didirikan
3. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Negara
Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas
(yang bersifat vertical transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika
kehidupan bernegara. Sebagai negara yang dihuni oleh penduduk dengan multiagama
dan multikeyakinan, negara Indonesia diharapkan dapat mengambil jarak yang sama,
melindungi terhadap semua agama dan keyakinan serta dapat mengembangkan
politiknya yang dipandu oleh nilai – nilai agama.
Kedua, nilai- nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan,
hukum alam, serta sifat- sifat sosial( bersifat horizontal) dianggap penting sebagai
fundamental etika- politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip
kebangsaan yang luas menuju pada persaudaraan dunia yang dikembangkan lewat jalur
eksternalisasi serta internalisasi
Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan
pergaulan kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang
lebih jauh. Indonesia memiliki prinsip dan visi kebangsaan yang kuat, bukan saja dapat
mempertemukan kemajemukan masyarakat dalam kebaruan komunitas politik
bersama, melainkan juga mampu memberi kemungkinan bagi keragaman komunitas
untuk tidak tercerabut dari akar tradisi dan kesejarahan masing-masing.

5
Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita- cita
kebangsaan itu dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Dalam prinsip musyawarahmufakat, keputusan
tidak di dikte oleh kalangan mayoritas maupun kekuatan minoritas elit politik serta
pengusaha, namun dipimpin oleh hikmat/kebijaksanaan yang memuliakan daya- daya
rasionalitas deliberatif dan kearifan tiap masyarakat tanpa pandang bulu.
Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta
demokrasi permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan
keadilan social. Keseimbangan antara peran manusia sebagai makhluk individu dan
peran manusia sebagai makhluk sosial, juga antara pemenuhan hak sipil, politik dengan
hak ekonomi, sosial dan budaya.
4. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Negara
Dalam Pasal 1 ayat (2) dan di dalam Pasal 36A jo. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945,
terkandung makna bahwa Pancasila menjelma menjadi asas dalam sistem demokrasi
konstitusional. Konsekuensinya, Pancasila menjadi landasan etik dalam kehidupan
politik bangsa Indonesia. Selain itu, bagi warga negara yang berkiprah dalam
suprastruktur politik (sektor pemerintah), yaitu lembaga-lembaga negara dan lembaga-
lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah, Pancasila merupakan norma
hukum dalam memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan publik yang
menyangkut hajat hidup orang banyak. Pancasila menjadi kaidah penuntun dalam
setiap aktivitas sosial politiknya. Dengan demikian, sektor masyarakat akan berfungsi
memberikan masukan yang baik kepada sektor pemerintah dalam sistem politik,
diharapkan akan terwujud clean government dan good governance demi terwujudnya
masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan masyarakat yang makmur dalam
keadilan
5. Landasan Yuridis Pancasila
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan
bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan
diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat.
Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang berkaitan dengan
substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk Peraturan Perundang-
Undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah
ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan yang
lebih rendah dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya
sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada.

6
C. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
a. Esensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Sebagaimana dipahami bahwa Pancasila secara legal formal telah diterima dan
ditetapkan sebagai dasar dan ediologi negara Indonesia sejak 18 Agustus 1945. Mahfud
M.D (2009:16-17) menegaskan bahwa penerimaan Pancasila sebagai dasar negara
membawa konsekuensi diterima dan berlakunya kaidah-kaidah penuntun dalam
pembuatan kebijakan negara terutama dalam politik hukum nasional Dan lebih lanjut .
Dalam pembuatan politik hokum atau kebijakan negara lainnya ,sebagai berikut;
1. Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integrasi atau keutuhan
bangsa
2. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya membangun
demokrasi dan nomokrasi sekaligus
3. Kebijakan umum dan politik hokum haruslah didasarkan pada upaya mmembangun
keadillan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Kebijakan umum dan pilotik hokum haruslah didasarkan pada prinsip toleransi
beragama yang berkeadaban.
Pancasila sebagai dasar negara menurut pasal 2 undang-undang repuublik
Indonesia nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan
merupakan sumber dari segala sumber hukum negara.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara:


1. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib hokum
Indonesia.
2. Meliputi suasana kebatinan(Geislichenhitergrund)dari UUD 1945
3. Mewujudkan cita-cita hokum bagi dasar negara (baik tertulis maupun tidak tertulis)
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan lain-lain penyelenggara (termasuk penyelenggara partai dab golongan
fungsional)memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur
5. Merupakan sumber seangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan negara,para
pelaksana pemerintahan.
Rumusan Pancasila secara imperative harus dilaksanakan oleh rakyat Indonesia dalam
kehiidupan berbangsa dan bernegara .Setiap sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang
integral yang saling mengandaikan dan saling mengunci.
b. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Untuk memahami urgensi Pancasila sebagai dasar Negara,dapat menggunakan 2
kata yaitu institusional(kelembagaan)dan human resourses(personal/sumber daya
manusia).Pendekatan institusional yaitu membentuk dan menyelenggaran negara yang
bersumber pada nilai-nilai Pancasila,sehingga Indonesia memenuhi unsur-unsur
menjadi negara yang modern,yang menjamin terwujudnya tujuan negara atau
terpenuhinya kepetingan Nasional(national interes)yang terwujudnya masyarakat yang

7
Makmur.Sementara human resourses terletak pada dua aspek yaitu orang-orang yang
memegang jabatan dalam pemerintahan yang melakksanakan nilai-nilai pancasial
secara murni dan konsekuen di dalam pemenuhan tugasdan tanggung jawab.
Pancasila sebagai dasar negara memegang makna bahwa nilai-nilai Pancasila
harun menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk dan memyelemmggrakan
negara,termasuk menjadi sumber dan pedoman dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan.Apabila nilai-nilai Pancasila diamalkan secara konsisten,baik
oleh penyelenggara ataupun masyarakat ,maka akan terwujud tata kelola pemerintahan
yang baik.

8
BAB III

KESIMPULAN

Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai
Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma, dan moral yang harusnya mampu
diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebab apabila Bangsa Indonesia mampu
mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral dan kebiadaban masyarakat
dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga akan mengurangi kriminalitas di
Indonesia, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Konsep negara Dasar negara akan menentukan bentuk negara, bentuk dan sistem
pemerintahan, dan tujuan negara yang ingin dicapai, serta jalan apa yang ditempuh
untuk mewujudkan tujuan suatu negara.Tujuan negara Republik Indonesia apabila
disederhanakan dapat dibagi 2 (dua), yaitu mewujudkan kesejahteraan umum dan
menjamin keamanan seluruh bangsa dan seluruh wilayah negara. Oleh karena itu,
pendekatan dalam mewujudkan tujuan negara, Adapun Sumber Yuridis, Historis,
Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Negara Secara yuridis
ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia sebagaimana
terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945. Histori Pancasila sebagai ideologi negara, beserta dua pernyataan lainnya yang
menjadi bimbingan pula bagi politik negeri seterusnya, dianggap sendi daripada hukum
tata negara Indonesia.

Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Negara Pertama, nilai-nilai ketuhanan


(religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas (yang bersifat vertical
transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika kehidupan bernegara.
Kedua, nilai- nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum
alam, serta sifat- sifat sosial( bersifat horizontal) dianggap penting sebagai fundamental
etika- politik. Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam
lingkungan pergaulan kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan
dunia yang lebih jauh. Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-
cita kebangsaan itu dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi permusyawaratan itu memperoleh artinya
sejauh dalam mewujudkan keadilan social.
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara Untuk memahami urgensi Pancasila
sebagai dasar Negara,dapat menggunakan 2 kata yaitu institusional(kelembagaan)dan
human resourses(personal/sumber daya manusia).Pendekatan institusional yaitu
membentuk dan menyelenggaran negara yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila,

Anda mungkin juga menyukai