Mengapa Perlu
Konselor?
Perjalanan Konselor
Menjadi Profesi di Indonesia
Yayasan Pelikan
2023
Mengapa Perlu Konselor?
Perjalanan Konselor Menjadi Profesi di Indonesia
Hak Cipta © Julianto Simanjuntak
Diterbitkan oleh:
Yayasan Pelikan
Ruko Paramount Center Blok D-10
Gading Serpong, Tangerang
Telepon 021-55684712
Testimoni............................................................................155
Konseling yang Mengubahkan...................................155
Kata Team Management Tentang LK3....................159
3
Pengantar
Perjalanan konselor menjadi profesi di Indonesia tidak
dapat dilepaskan dari berbagai upaya yang dilakukan
oleh Lembaga Konseling Keluarga Kreatif (LK3), yang
dirintis dan dikembangkan oleh Julianto Simanjuntak dan
Roswitha Ndraha sejak 1 Juli 2002. Karena itu, buku ini
akan diawali dengan menuliskan sebagian sejarah hidup
Penulisnya.
Julianto Simanjuntak berasal dari keluarga disfungsi.
Selama lebih 20 tahun keluarga Bapak Theodorus
Simanjuntak dan Ibu Nurmala Simorangkir serta ketujuh
anak laki-laki mereka terperangkap dalam depresi, adiksi
judi dan narkoba. Tidak ada yang membantu keluarga ini,
termasuk komunitas gereja.
Perkenalan Julianto dengan Ilmu Konseling terjadi
ketika Julianto menyelesaikan Sarjana Teologia-nya di
Universitas Kristen Satya Wacana. Pendeta Dr. Mesach
Krisetya (almarhum) adalah dosen yang membuka
wawasan Julianto tentang ilmu ini. “Andai saja waktu itu
ada lembaga konseling di kota asal saya, rasanya keluarga
5
Mengapa Perlu Konselor?
6
Mengapa Perlu Konselor?
7
Mengapa Perlu Konselor?
8
Mengapa Perlu Konselor?
9
Mengapa Perlu Konselor?
10
Jembatan
Mengapa Perawatan Kesehatan Mental
Penting bagi Gereja
Moze Simanjuntak
Jika ada hal baik yang muncul dari pandemi Covid-19, itu
adalah fakta bahwa pandemi ini menunjukkan kepada dunia
betapa dahsyatnya dampak dari gangguan mental. Seburuk
apa pun keadaan masa pandemi, kebanyakan orang masih
tercukupi kebutuhan dasarnya - makanan untuk bertahan
hidup, air untuk kebutuhan sehari-hari, rumah untuk
ditinggali. Meskipun demikian, lockdown [pembatasan gerak
di mana orang-orang diminta sebisa mungkin tetap tinggal
di rumah] dengan keras membangunkan kesadaran banyak
orang tentang dukacita, depresi, kehilangan, kecemasan,
kecanduan, dan berbagai pikiran ingin bunuh diri.
Dalam situasi normal, ada banyak kondisi psikologis
yang cukup sulit untuk dihadapi; kondisi-kondisi ini
menjadi semakin tak tertahankan tanpa adanya rutinitas
11
Mengapa Perlu Konselor?
12
Mengapa Perlu Konselor?
13
Mengapa Perlu Konselor?
14
Mengapa Perlu Konselor?
15
Mengapa Perlu Konselor?
16
Mengapa Perlu Konselor?
17
Mengapa Perlu Konselor?
18
Mengapa Perlu Konselor?
The Bridge
Why Mental Healthcare Matters
to the Church
Moze Simanjuntak
19
Mengapa Perlu Konselor?
20
Mengapa Perlu Konselor?
21
Mengapa Perlu Konselor?
22
Mengapa Perlu Konselor?
23
Mengapa Perlu Konselor?
24
Mengapa Perlu Konselor?
25
Keluarga Asal Saya
Saya lahir di Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara sebagai
anak keenam dari 8 bersaudara laki-laki semua. Ayah saya
bernama Theodorus Simanjuntak dan ibu saya Nurmala
Simorangkir. Sejak lahir saya sudah akrab dengan judi,
alkohol dan kekerasan dalam keluarga. Sepulang sekolah
saya tahu di mana bisa menjumpai ayah saya bersama
teman-temannya. Saya juga akrab dengan rasa putus
asa dan kelelahan batin ibu saya, yang bertahun-tahun
mendampingi ayah saya dalam kecanduannya.
Tahun 1980, ketika berusia 17 dan duduk di kelas
2 SMA saya mengenal Juruselamat. Sejak itu semangat
penginjilan menggebu-gebu dalam hati saya. Adalah Kak
Lisde Simanjuntak, Guru Fisika di SMA 1 Medan yang
membimbing pertumbuhan iman saya. Hampir tiap
kali jam istirahat, Kak Lisde rajin menyambangi murid-
muridnya dan bertanya, “Halo, Dek. Bagaimana kabarmu
hari ini?” -- kalimat singkat menghangatkan, yang pelan-
pelan menumbuhkan dalam diri saya, rasa peduli kepada
orang lain juga.
26
Mengapa Perlu Konselor?
27
Mengapa Perlu Konselor?
Masa Pembentukan
Pengalaman menjadi mahasiswa teologi di sebuah kampus
yang besar dengan ratusan mahasiswa yang berasal dari
seluruh Indonesia, membentuk kepribadian saya. Kalau
tadinya saya adalah anak polisi yang liar dan tidak biasa
dengan peraturan yang ketat, di sini saya belajar taat pada
disiplin sekolah. Mulai dari waktu bangun, mandi, belajar,
kerja praktis, istirahat -- semua ada jam-nya. Pergaulan
dengan teman yang punya berbagai karakter, kebiasaan,
personality, latar belakang keluarga dan suku yang berbeda
dengan saya harus saya hadapi dengan kerendahan hati dan
kebijaksanaan. Saya juga belajar mengelola uang. Sebagai
mahasiswa kami diwajibkan punya catatan keuangan.
Awalnya semua ini sungguh berat. Berkali-kali saya ingin
mundur, tapi saya suka pelajarannya. Dosen-dosen kami
adalah misionari tangguh, yang sudah lebih dahulu ditempa
oleh perbedaan budaya, sehingga saya mencoba bertahan
dengan melihat mereka sebagai teladan.
Batu adalah kota yang terletak di perbukitan. Pada
tahun 1983-1988 kota Batu belum seramai sekarang.
Kendaraan umum juga belum banyak dan waktu
operasionalnya terbatas. Jadi saya membiasakan diri jalan
28
Mengapa Perlu Konselor?
29
Mengapa Perlu Konselor?
30
Mengapa Perlu Konselor?
31
Mengapa Perlu Konselor?
32
Mengapa Perlu Konselor?
33
Mengapa Perlu Konselor?
34
Memutus Rantai
Menurut PLPG 20171 yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Guru dan Kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI, konsep “bimbingan dan
konseling” di Indonesia ada tahun 1960-an. Di Indonesia,
istilah konselor atau konseling dihubungkan dengan
bimbingan: Bimbingan Konseling. Ini dilakukan kepada
anak-anak yang dianggap nakal atau kesulitan belajar di
sekolah. Tetapi arti yang lebih dalam mendalam Kitab
Suci menerjemahkan counselor dengan Penasihat (Yesaya
6:9), dan “Penasihat Ajaib” (the Wonderful Counselor) adalah
sebutan untuk Tuhan Yesus. Di sekolah-sekolah teologi
ada istilah konselor/konseling pastoral, yaitu pelayanan
konseling untuk jemaat yang sedang bermasalah, yang
dilakukan oleh pendeta (rohaniwan). Dengan demikian,
seorang konselor punya tugas besar dan mulia, yaitu
menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk dunia ini.
35
Mengapa Perlu Konselor?
36
Mengapa Perlu Konselor?
37
Mengapa Perlu Konselor?
38
Mengapa Perlu Konselor?
39
Mengapa Perlu Konselor?
40
Mengapa Perlu Konselor?
41
Matahari
Saya sudah menjadi pemimpin jemaat selama lima tahun,
tetapi kok saya merasa frustasi menjalankannya. Rasa
hampa itu timbul karena sejujurnya di dalam diri saya tidak
ada panggilan yang cukup kuat untuk menjadi seorang
pemimpin gereja. Padahal, gereja kami yang berlokasi di
Cinere, Jakarta Selatan itu tidak terlalu besar, hanya ada
sekitar 100 orang.
Rasa frustrasi saya juga disebabkan oleh kondisi
pernikahan saya yang buruk ketika itu. Pikir saya, memimpin
keluarga saja tidak bisa, membangun komunikasi baik dengan
istri juga tidak bisa, bagaimana mungkin saya mampu menjadi
pemimpin gereja! Saya merasa munafik. Kemudian, saya
teringat panggilan saya ketika masih kuliah konseling di
S-1. Jika demikian, sudahlah, lebih baik saya jadi konselor aja!
Saya berpikir serius, sebelum menjawab panggilan
menjadi konselor ini. Sepenuhnya saya menyadari,
spesialisasi karier saya masih sangat kurang. Saya hanya
berbekal ijazah S-1 Teologi. Kesadaran ini mendorong
saya untuk mengambil kuliah S-2 di STT Reformed Injili
42
Mengapa Perlu Konselor?
43
Mengapa Perlu Konselor?
44
Mengapa Perlu Konselor?
rohani melalui saat teduh dan doa bersama istri dan anak-
anak. Waktu itu, nampaknya nama saya cukup dikenal,
sehingga undangan seminar dan kotbah berdatangan.
Namun, tekad saya untuk memperbaiki hubungan dengan
Moze mengalahkan segalanya. Di tahun 2015-2017 saya
menolak berbagai undangan seminar dan khotbah yang
jumlahnya mencapai 100-an pertemuan setiap tahun.
Keputusan besar ini saya tuai hasilnya di tahun 2016.
Relasi saya dan Moze secara berangsur makin baik. Saya
bersyukur bukan hanya karena attachment yang tambah
kuat, namun juga karena Moze memutuskan untuk
menerima Tuhan Yesus dan menjadi Kristen, setelah
sebelumnya menyatakan diri ateis. Selain itu, kami juga
mulai mempersiapkan dia untuk dapat melanjutkan kuliah
ke Amerika seperti harapannya.
Di sisi lain, anak sulung kami memerlukan perhatian
juga. Dia mengalami masa-masa sulit di Manila, terutama
karena dia tidak berbahasa Tagalog. Bullying adalah hal
yang biasa dia alami tetapi tidak pernah dia ceriterakan.
Rupanya ketidakhadiran saya sebagai ayahnya, di masa-
masa Josephus remaja membuat hatinya tertutup dan sulit
berterus terang kepada kami, orang tuanya; awalnya untuk
masalah keuangan, akhirnya merembet ke persoalan-
persoalan pribadi. Dia mulai depresi saat di Manila.
Josephus sangat mengerti pergumulan kami di awal LK3
berdiri. Dia menjaga perasaan kami dan menyimpan
semua luka dalam dirinya. Josephus mulai terbuka ketika
dia kembali dan bekerja di Indonesia. Kenangan pahitnya
45
Mengapa Perlu Konselor?
46
Mengapa Perlu Konselor?
47
Mengapa Perlu Konselor?
48
Mengapa Perlu Konselor?
49
Mengapa Perlu Konselor?
Tidak Sempurna
Tidak ada seorangpun anggota di dalam keluarga kita
yang sempurna, namun Tuhan akan memakai mereka
dengan segala cara untuk memberkati kita. Saya mencatat
beberapa hal tentang ini:
Pertama. Jika saya menilik pengalaman awal di dalam
keluarga, maka di sana ada Ayah dan Ibu yang memberikan
dasar kehidupan di dalam ketidaksempurnaan mereka.
Banyak kegagalan dialami oleh orang tua saya, ayah memang
seorang penjudi dan peminum alkohol, namun, ia tetap
memiliki sifat positif, sebagai seorang administrator yang
baik. Hal ini dibuktikan melalui jabatan yang dipercayakan
kepadanya sebagai Kepala Keuangan Kepolisian, padahal
ia hanya tamat SD. Kerapiannya dalam bidang administrasi,
membuat dirinya diberikan kepercayaan penuh di area
tersebut.
Kedua. Terlepas dari berbagai kelemahannya, ayah
adalah sosok yang punya banyak teman karena gemar
bergaul. Hal ini di kemudian hari, memberikan saya
modal yang sama untuk mudah membangun hubungan
pertemanan. Dari ibu, saya belajar bagaimana memiliki sifat
sosial dan suka menolong siapapun yang membutuhkan.
Dulu, setiap keluarga yang datang ke rumah, pasti akan
pulang membawa sesuatu, berbentuk makanan, barang,
baju, dan banyak lagi. Keduanya bukan pribadi yang punya
kehidupan rohani yang baik. Kehidupan Kekristenan
mereka hingga akhir hayatnya tidak terlalu menonjol.
Namun di tengah segala kekurangan yang ada, saya dapat
50
Mengapa Perlu Konselor?
51
Mengapa Perlu Konselor?
52
Mengapa Perlu Konselor?
53
Mengapa Perlu Konselor?
54
Mengapa Perlu Konselor?
55
Kemitraan
56
Mengapa Perlu Konselor?
57
Mengapa Perlu Konselor?
58
Mengapa Perlu Konselor?
59
Mengapa Perlu Konselor?
60
Mengapa Perlu Konselor?
61
Mengapa Perlu Konselor?
62
Mengapa Perlu Konselor?
63
Mengapa Perlu Konselor?
64
Berhenti?
Puncak gunung yang tinggi selalu lebih mudah dilihat
orang ketimbang dasar lembah yang dalam. Demikian
juga dengan keberhasilan manusia. Kesuksesan dan
keberhasilan cenderung memancarkan sinar cemerlang
yang segera terlihat sedangkan kegagalan, kelelahan,
kemandegan bagaikan lembah yang tak dikenal, tak
terekspos, tak diketahui oleh dunia luar. Namun
mengamati dan menapaki lembah kekelaman selalu bisa
memberikan pelajaran berharga yang diperlukan untuk
melakukan pendakian berikutnya. Demikian juga dengan
LK3. Ada puncak gunung, ada lembah kelam.
Di awal LK3 beroperasi, kami dihadapkan pada
masalah-masalah keuangan. Kami memulai satu lembaga
konseling yang mengusung visi besar, tapi tidak punya
modal. Saat itu kami mempunyai uang Rp 120.000.000.
Tidak sampai setahun uang ini sudah habis karena kami
menyewa rumah di Lippo Karawaci dan membeli mobil
untuk operasional. Situasi ini berlanjut sehingga kami mulai
putus asa dan berpikir-pikir untuk menutup lembaga yang
65
Mengapa Perlu Konselor?
Peran Buku
Buku pertama kami berjudul “Seni Merayakan Hidup
yang Sulit”, ditulis dalam rangka penyelenggaraan seminar
dengan judul yang sama tahun 2003. Ketika itu gereja
kami mendukung seminar ini dengan menyediakan
tempat secara gratis. Acaranya sendiri berbayar Rp 25.000
per orang. Kami menyediakan konsumsi dan buku yang
dicetak sederhana. Cover-nya dari karton manila biasa.
Tidak diduga, acara perdana ini menarik minat orang.
66
Mengapa Perlu Konselor?
67
Mengapa Perlu Konselor?
Lembah Kelelahan
Pada tahun 2004-2006, LK3 sudah mulai menyelenggarakan
kursus-kursus 3-bulanan untuk parenting dan edukasi
konseling. Perkembangan ini diikuti dengan adanya dana
untuk merekrut staf. Sonny Sompie adalah staf LK3 yang
pertama. Kemudian ada beberapa orang yang masuk dan
keluar.
68
Mengapa Perlu Konselor?
69
Mengapa Perlu Konselor?
Lembah Depresi
Makin LK3 dikenal, saya sering diundang keliling sana
keliling sini. Akibatnya saya kembali merasa kelelahan dan
mengalami depresi. Saya semakin sering pergi sehingga
jarang berkumpul dengan anak-anak kami. Pada akhir
tahun 2012, saya mengalami burnout dan komunikasi
saya dengan anak-anak semakin memburuk. Saya pun
70
Mengapa Perlu Konselor?
71
Mengapa Perlu Konselor?
Heart Warmer
Pada masa-masa itulah saya merenungkan istilah heart
warmers (orang-orang yang menghangatkan hati). Sewaktu
kita dilanda rasa putus asa, frustasi, dan depresi, kita menjadi
sulit tidur, bahkan muncul pikiran-pikiran untuk mati,
-- ada orang yang memberi waktu dan memperhatikan,
menyapa dan mendengarkan. Dalam diri saya, pikiran
negatif yang paling sering muncul adalah keinginan untuk
benar-benar meninggalkan profesi (konselor) ini. Sekali
lagi, saya merasa sangat kelelahan. Di saat-saat itulah saya
mulai berusaha mengingat bahwa ada orang-orang baik
yang penuh perhatian dan peduli kepada saya.
Saya mulai mengingat keluarga asal, mereka yang
mensponsori saya sekolah Alkitab, yang juga membiayai
saya sekolah konseling. Teman-teman baik yang datang
menghibur pada waktu kami membutuhkan, terutama
keluarga mertua saya. Ibu mertua saya memang sangat
mendukung pelayanan kami, tidak hanya dari segi materi
tetapi juga dari segi kehadiran dan nasihat. Heart warmers ini
mengingatkan saya bahwa banyak orang baik kepada kami
dan ada pengalaman baik yang sudah kami lewati. Hal-hal
seperti itu kembali saya ingat lagi, saya munculkan dalam
memori sehingga hati saya menjadi hangat dan semangat,
rasa ingin menyerah pun memudar.
Perkenalan saya dengan Bapak Ichwan Chahyadi
tahun 2009, membuka lembaran baru. Pak Ichwan ketika
itu membutuhkan tempat praktik untuk menyelesaikan
study konseling di Denver Seminary. Gayung bersambut,
72
Mengapa Perlu Konselor?
73
Mengapa Perlu Konselor?
74
Mengapa Perlu Konselor?
Nama LK3
Ada peristiwa penting yang saya perlu catat di sini, yaitu
ketika tahun 2008 akun media sosial LK3 di-hack oleh
orang yang tidak bertanggung jawab. Peristiwa ini sangat
mengerikan untuk kami, dan menimpa facebook saya dan
semua staf, juga email pribadi kami. Mungkin ada yang
tidak suka lalu memfitnah LK3. Terakhir akun sosmed
kami juga di-hack. Karena tidak ada jalan lain, maka kami
memilih tidak menggunakan nama LK3 untuk sementara
waktu. Kami mendirikan yayasan baru bernama Pelikan
tahun 2009. Burung Pelikan adalah burung yang mau
berkorban untuk anak-anaknya. Ketika musim kemarau
tiba dan anak-anak Pelikan hampir mati kehausan, induknya
mencucuk temboloknya sendiri sehingga keluarlah darah
segar yang diminum anak-anaknya. Mereka lolos dari
75
Mengapa Perlu Konselor?
2 Romo Joko Purwanto Pr, “Pengorbanan Burung Pelikan”, Sesawi, Edisi 18 Mei
2022. https://www.sesawi.net/pengorbanan-burung-pelikan/
76
Mengapa Perlu Konselor?
77
Mengapa Perlu Konselor?
78
Sertifikasi LK3
79
Mengapa Perlu Konselor?
80
Mengapa Perlu Konselor?
81
Mengapa Perlu Konselor?
yang baik utk pembelajar yang jauh agar tetap bisa ikut
sertifikasi tanpa harus datang ke Jakarta atau Tangerang.
Yang dari Papua dan Sulawesi sementara dapat mengikuti
walau sewaktu-waktu mereka tetap harus training di
Jakarta.
Harapan
Ini sederhana, di kelas sertifikat dan M.Th. peserta belajar
teori dan tidak ada praktik. Di kelas sertifikasi ada kewajiban
praktik, dengan praktik mereka jadi lebih percaya diri. Jam
terbangnya bertambah, ada kemampuan mendiagnosa,
memberikan treatment. Itu bisa membuat mereka lebih
percaya diri. Tanpa sertifikasi, mereka tidak praktik. Lewat
pengalaman praktik mereka punya kepercayaan diri untuk
membuka Rumah-rumah Konseling di daerah tempat
mereka tinggal. Di samping itu juga ada representative counselor
yang dapat praktik di sekolahnya, gerejanya, lembaga
tempat dia aktif, bahkan di komunitasnya. Sehingga
setelah belajar konseling mereka dapat ikut sertifikasi dan
praktik di rumah-rumah konseling. Ini sejalan dengan visi
LK3 agar tersedia pusat konseling dan tenaga konselor di
tiap-tiap kota. Nanti kalau dia sudah ahli, terampil, jam
terbang yang cukup, dia dapat menjadi konselor di Pusat
Konseling Spesialis “Selalu Ada Harapan” yang tentunya
melalui seleksi khusus.
82
Mengapa Perlu Konselor?
83
Mengapa Perlu Konselor?
84
Mengapa Perlu Konselor?
85
Mengapa Perlu Konselor?
86
Pandemi
Dampaknya
Pandemi yang melanda seluruh dunia di bulan Maret 2020,
telah memporakporandakan tatanan kehidupan yang
sebelumnya cenderung stabil dan terencana, menjadi tidak
terduga. Dampak pandemi menyasar bukan hanya LK3
sebagai Lembaga, namun terlebih lagi saya sebagai pribadi,
dan saya dalam profesi sebagai pengajar dan konselor.
Pengalaman terberat yang saya alami akibat penyebaran
covid ke seluruh dunia adalah depresi. Bagaimana tidak,
sebagai pengajar, di tahun-tahun sebelumnya saya terbiasa
terbang 100 hingga 130 kali setahun, ke berbagai kota untuk
menyelenggarakan sejumlah seminar. Dengan penetapan
pembatasan sosial dan interaksi fisik oleh pemerintah,
otomatis saya tidak lagi dapat terbang ke berbagai daerah
di Indonesia dan luar negeri. Akibatnya, saya menjadi
kebingungan karena merasa dibatasi dalam mengajar,
melakukan konseling tatap muka, apalagi mengadakan
sesi-sesi edukasi konseling.
87
Mengapa Perlu Konselor?
88
Mengapa Perlu Konselor?
89
Mengapa Perlu Konselor?
90
Mengapa Perlu Konselor?
Merapatkan Barisan
Saya melihat dari dua sisi yang berbeda dalam menyikapi
dampak pandemi terhadap LK3. Yang pertama adalah
bagaimana sebagai founder LK3, saya diizinkan Tuhan
untuk terpuruk sesaat, karena covid dan depresi. Namun
menjadi tugas saya untuk bangkit kembali. Yang kedua dan
sangat baik adalah, LK3 diperhadapkan kepada tantangan
besar pandemi. Keadaan ini tidak membuat gentar, namun
dihadapi dengan lahirnya kekuatan baru yang berhasil
menyesuaikan seluruh sistem kerja selama ini. Mulai dari
peningkatan jumlah kelas, perencanaan beragam tema
seminar, hingga animo pembelajar yang luar biasa atas
pendidikan konseling. Saya tidak menampik jika setiap
91
Mengapa Perlu Konselor?
3 https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/20/193000823/who--
hampir-1-miliar-orang-di-dunia-alami-gangguan-kesehatan-mental?page=all
4 https://www.liputan6.com/news/read/4485416/perhimpunan-dokter-
kesehatan-jiwa-648-persen-pasien-covid-19-alami-masalah-psikologis
92
Mengapa Perlu Konselor?
93
Bliss
94
Mengapa Perlu Konselor?
95
Mengapa Perlu Konselor?
96
Mengapa Perlu Konselor?
97
Mengapa Perlu Konselor?
98
Mengapa Perlu Konselor?
99
Mengapa Perlu Konselor?
100
Mengapa Perlu Konselor?
101
Mengapa Perlu Konselor?
102
Mengapa Perlu Konselor?
103
Mengapa Perlu Konselor?
104
Mengapa Perlu Konselor?
105
Mengapa Perlu Konselor?
106
Lisensi
Jika melihat ke belakang, saya bersyukur untuk semua
yang Tuhan kerjakan lewat LK3, untuk orang-orang yang
terlibat dan berusaha agar kita meyakini bahwa setiap
pencobaan yang dialami tak mungkin melebihi kekuatan
diri, maka kita akan dimampukan menjalaninya dengan
penyertaan Tuhan. Dia memberikan jawaban atas setiap
ujian yang dihadapi. Hal ini yang terjadi saat LK3 berjuang
untuk menghadapi pandemi, dan saya berjuang untuk
menghadapi depresi. Ada kekuatan yang membuat kami
semua sanggup menjalaninya. Kemudian, Dia bahkan
memberikan rejeki pandemi yang luar biasa dan tak pernah
terpikirkan sebelumnya.
Pertama, di masa tersebut, LK3 lewat LSP Konselor
Keluarga Kreatif, mendaftarkan untuk mendapatkan
lisensi penyelenggaraan sertifikasi profesi konselor secara
nasional. Respon yang diterima sangat positif. Pemerintah
menyadari jika angka gangguan jiwa di Indonesia cukup
tinggi. Hasilnya, gayung bersambut. BNSP memberikan
persetujuan atas pengajuan ini. Mereka mengkonfirmasi
107
Mengapa Perlu Konselor?
108
Mengapa Perlu Konselor?
109
Mengapa Perlu Konselor?
110
Mengapa Perlu Konselor?
111
Mengapa Perlu Konselor?
112
Mengapa Perlu Konselor?
113
Mengapa Perlu Konselor?
114
Mengapa Perlu Konselor?
Kompetisi?
Satu hal yang perlu menjadi perhatian siapapun di dalam
profesi kesehatan mental adalah kesadaran untuk saling
melengkapi, bukan bersaing secara terbuka. Jumlah
Konselor yang aktif melakukan konseling di Indonesia
masih sedikit, sehingga tidak ada konteks persaingan. Yang
terpenting adalah LK3 dan LSP Konselor Keluarga Kreatif
mengikuti setiap petunjuk dan memenuhi etika yang
ditetapkan pemerintah secara baik. Di masa depan, bukan
tidak mungkin akan hadir lembaga sertifikasi konselor
lainnya dengan format yang berbeda. Hal ini sebenarnya
seperti lembaga profesi advokat yang jumlahnya lebih dari
satu LSP. Sebagai Founder LK3 dan sekaligus Pimpinan
LSP Konselor Keluarga Kreatif, saya berharap kita semua
memegang prinsip ini:
1. LSP Konselor Keluarga Kreatif tidak bermaksud
bersaing, kami adalah pelengkap bagi berbagai profesi
kesehatan mental lainnya.
115
Mengapa Perlu Konselor?
116
Mengapa Perlu Konselor?
117
Mengapa Perlu Konselor?
118
Mengapa Perlu Konselor?
119
Mengapa Perlu Konselor?
120
Mengapa Perlu Konselor?
121
Mengapa Perlu Konselor?
122
Apa Beda Konselor,
Psikolog dan Psikiater?
Nona Pooroe Utomo
123
Mengapa Perlu Konselor?
124
Mengapa Perlu Konselor?
125
Mengapa Perlu Konselor?
126
Mengapa Perlu Konselor?
127
Mengapa Perlu Konselor?
128
Mengapa Perlu Konselor?
129
Lembaga Sekitar LK3
Mengenal Lembaga Konseling Keluarga
Kreatif (LK3)
Lembaga Konseling Keluarga Kreatif (LK3) lahir tahun
2002. Sang pendiri, Julianto & Roswitha, rindu melihat
tersedianya Konselor dan Pusat Konseling secara merata
di Indonesia. Tahun 2030.
Di awal, LK3 dikenal karena visinya yang kuat meng
hadirkan konselor secara merata di tanah air. Program LK3
dimulai dengan menyediakan layanan konseling kelompok
dengan masalah khusus, seperti narkoba dan HIV/
AIDS, masalah gangguan jiwa, special needs, dll. Kampanye
konseling di awal kegerakannya dilakukan melalui radio,
TV, majalah, mengadakan seminar edukasi konseling di
pelbagai kota dan menerbitkan buku-buku konseling.
Sejak 2004 LK3 melakukan kursus singkat konseling
berbasis parenting, sampai 2008. Karena merasa perlu
mendidik dan memuridkan Konselor, sejak 2008 LK3
130
Mengapa Perlu Konselor?
131
Mengapa Perlu Konselor?
132
Mengapa Perlu Konselor?
133
Mengapa Perlu Konselor?
134
Mengapa Perlu Konselor?
5 https://skkni.kemnaker.go.id/tentang-skkk-skki
135
Mengapa Perlu Konselor?
136
Mengapa Perlu Konselor?
137
Mengapa Perlu Konselor?
Penyerahan Lisensi BNSP dari Ketua BNSP, Bapak Kunjung Masehat kepada
Ketua LSP KKK, Julianto Simanjuntak
Kunjungan Team BNSP dalam acara Witness ke kantor LSP di Lippo Karawaci,
dipimpin Bapak Bonardo Tobing
138
Pusat Konseling LK3
“Selalu Ada Harapan”
139
Mengapa Perlu Konselor?
140
Mengapa Perlu Konselor?
Berbagai Tantangan
Pusat Konseling Spesialis “Selalu Ada Harapan” (SAH)
didirikan Maret 2021. Di tahun pertama SAH melayani
hampir 1.500 kasus dengan 697 klien. Tahun 2022
sebanyak 2.300 sesi dan 959 klien dilayani oleh konselor
SAH. Berarti ada sekitar 200 sesi (dan sekitar 80-an klien)
141
Mengapa Perlu Konselor?
142
Mengapa Perlu Konselor?
143
Mengapa Perlu Konselor?
144
Mengapa Perlu Konselor?
145
Mengapa Perlu Konselor?
Informasi Tambahan
146
Mengapa Perlu Konselor?
147
Mengapa Perlu Konselor?
148
Q & A:
Sertifikasi Konselor
di Indonesia
Q Apa yang dimaksudkan dengan sertifikasi konselor
dan mengapa seorang konselor perlu disertifikasi?
A Penanganan konseling yang dilakukan oleh seorang
konselor, tidak hanya membutuhkan pengetahuan
di bidang konseling, tetapi seorang konselor perlu
dilatih baik keterampilannya untuk dapat melakukan
proses konseling yang terstandarisasi dan memadai.
Selain itu, seorang konselor juga perlu terus
mempertahankan dan mengembangkan sikap yang
berintegritas pada profesinya sebagai konselor.
149
Mengapa Perlu Konselor?
150
Mengapa Perlu Konselor?
151
Mengapa Perlu Konselor?
152
Mengapa Perlu Konselor?
153
Mengapa Perlu Konselor?
Salam konseling,
Lembaga Konseling Keluarga Kreatif (LK3)
Lembaga Sertifikasi Profesi Konselor Keluarga Kreatif
(LSP KKK)
Perkumpulan Konselor Sahabat Keluarga (PKSK)
154
Testimoni
Konseling yang Mengubahkan
Berikut ini beberapa catatan dari pembelajar konseling
tentang apa yang mereka dapatkan dalam proses konseling
dan belajar konseling di LK3:
155
Mengapa Perlu Konselor?
156
Mengapa Perlu Konselor?
157
Mengapa Perlu Konselor?
158
Kata Team Management
Tentang LK3
159
Mengapa Perlu Konselor?
160
Mengapa Perlu Konselor?
161
Mengapa Perlu Konselor?
162
Mengapa Perlu Konselor?
163
Mengapa Perlu Konselor?
164
Mengapa Perlu Konselor?
165
Mengapa Perlu Konselor?
166
Mengapa Perlu Konselor?
167
Kata Staf LK3 Tentang
Tempat Kerjanya
Sonny Sompie adalah staf yang paling lama bekerja di
LK3 saat ini. Sonny menemani kami di awal LK3 berdiri.
Sonny dan istrinya, Nancy seringkali menemani kami
ke berbagai pelosok Jakarta untuk mengikuti Konseling
Kelompok bagi keluarga-keluarga yang bergumul dengan
anak-anak terinfeksi HIV, atau anak-anak berkebutuhan
khusus, kelompok klien dengan pasangan yang selingkuh
atau para single moms, juga support group untuk pergumulan
individu di sekitar masalah yang menyangkut identitas
seksual.
Menurut Sonny, dia tertarik bekerja di LK3 karena
visi dan misi LK3 membantunya dalam pemulihan diri,
mengembangkan talenta dan kompetensi konselingnya,
serta merespon calling-nya untuk melayani mereka yang
mempunyai masalah identitas seksual. Harapannya, LK3
semakin dipakai Tuhan dengan lisensi kompetensi yang
sudah diberikan pemerintah.
168
Mengapa Perlu Konselor?
169
Mengapa Perlu Konselor?
170
Mengapa Perlu Konselor?
171
Mengapa Perlu Konselor?
172
173