Dosen Pembimbing :
Sr. Imelda Derang FSE
Disusun Oleh :
Angel Kristina Ginting : 032021049
Aprianda Sirait : 032021096
Cahaya A. S Hutabarat : 032021054
Jesischa Sipahutar : 032021071
Ririn Verawati Sirait : 032021084
Winda Liana Purba : 032021094
May Fenty Gea : 032021095
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah telah tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen Sr. Imelda Derang yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
hingga selesai.
Kami menyadari adanya kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik
diharapkan demi perbaikan makalah. Karena, keterbatasan dan pengalaman kami. Terimakasih.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Istilah Pendampingan dan Konseling Patoral
2. Untuk mengetahui Pengaruh Luar dan dari Dalam Geraja
3. Untuk mengetahui Lima Fungsi Pokok Pendampingan
4. Untuk mengetahui Lima Lingkup Pendampingan
5. Untuk mengetahui Faktor Pendukung Pendampingan
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai
Pendampingan dan Konseling dalam Pastoral Care.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kelima fungsi ini dalam praktek saling berhubungan. Mungkin suatu watku kita hanya
menggunakan satu atau dua fungsi saja. Akan tetapi di lain kesempatan kita menggunakan seluruh
skala fungsi itu untuk menangani satu kasus. Fungsi fungsi itu dapat digunakan secara terpisah
maupun bersama sama sesuai kasus yang dihadapi dalam proses pertolongan (intervensi ).
Selanjutnya, dalam kaitannya dengan pendampingan pastoral, Don S. Browning dalam
bukunya “The Moral Context of Pastoral Care‖” memberikan penekanan pada aspek moral, di
mana ia menekankan adanya suatu ciri yang melekat pada pendampingan pastoral dibanding
dengan pendampingan atau pelayanan yang “non kristiani‖”, yaitu bahwa pendampingan pastoral
membawa misi untuk memperbaiki ―moral‖ dari pihakpihak yang dilayani. Pendapat ini sesuai
dengan John T. McNeill yang mengatakan bahwa seorang praktisi “counselor of soul‖” akan
membawa kebenaran bagi Allah dan memberi pertimbangan pada manusia, dan meluruskan jalan
untuk tindakan-tindakan yang benar
Suasana perjumpaan
Itu sebaiknya disahkan tentang mungkin agar perjumpaan dapat berlangsung secara efektif
agar yang didampingi dapat berjumpa secara eksistensial dengan mendampingi dan secara
bebas dapat mengungkapkan diri
Tempat perjumpaan
Sehingga kedua belah pihak dapat berjumpa secara bebas
Waktu
Dipisah dengan waktu yang tepat tanpa paksaan disediakan oleh kedua belah pihak supaya
merasa enak kunjungan pendampingan yang mendadak kurang efektif pada umumnya apabila
kita memang tidak mempunyai waktu sebaiknya penjumlahan itu ditunda atau diserahkan
kepada orang kompeten lain yang longgar waktunya
Sarana perjumpaan
Sebaiknya perjumpaan itu juga menggunakan sarana yang cocok dengan situasi dan kondisi
gunakanlah Alkitab buku nyanyian atau sebagainya
Keahlian
Hal yang sangat penting bagi pendampingan yang menjadi penolong yang efektif oleh sebab
itu kesempatan pelatihan yang bisa menambahkan keahlian itu perlu diperhatikan
Lembaga pendukung
Sebaiknya dilakukan dengan kerangka pertanggungjawaban yang jelas oleh sebab itu
khususnya untuk pelayanan pendampingan profesional perlu adanya instansi pendukung
Lembaga konsultasi dan rujukan
Mewujudkan kerja tim karena kekomplekan masalah manusia dan keterbatasan setiap pihak
pendamping silakan menggunakan sumber daya setempat dalam rangka menciptakan jaringan
kerjasama
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seiring perkembangan zaman, hidup manusia semakin kompleks dan tantangan semakin
beragam, salah satunya dalam konteks pelayanan pastoral konseling dalam gereja meresakan hall
tersebut. Oleh karena itu, pastoral gereja harus lebih kritis dalam menanggapi perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat agar pastoral gereja tetap unggul dan relevan dalam usahanya melayani
umat.
Pastoral adalah tindakan penggembalaan yang menekankan pada pelayanan yang berkata-kata
tentang Allah dan manusia yang mengalami masalah. Objek pelayanannya adalah menyelamatkan
manusia yang sudah menjadi anggota Allah. Konseling adalah hubungan timbal balik antara dua
individu, yaitu konselor yang dipimpin Roh Kudus berusaha untuk menolong atau membimbing
dalam mengaplikasikan kebenaran sabda Tuhan atas persoalanpersoalan hidup, dan konseli yang
membutuhkan penerapan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi. Pastoral konseling adalah
tindakan yang dilakukan oleh gembala atau konselor dengan pimpinan Roh Kudus dalam
membimbing dan menolong jemaat atau klien yang membutuhkan pertolongan untuk keluar dari
permasalahanyang terjadi di dalam kehidupan.
Konselor, Alkitab dan konseli adalah unsur pastoral konseling. Gereja adalah persekutuan orang-
orang percaya kepada Kristus baik yang disatu tempat maupun keseluruhan persekutuan Kristen.
Gereja sebagai saranakesaksian. Tugas pelayanan gereja meliputi: koinonia, marturia dan diakonia,
sertaditambah dengan pelayanan konseling. Gereja yang sehat dan ingin bertumbuh wajib
melakukan pelayanan tersebut.
3.2 Saran
Kebutuhan akan pendampingan pastoral dan konseling dewasa ini semakin terasa di berbagai
sektor kemasyarakatan, baik masyarakat kristiani maupun bukan kristiani. Krisis ekonomi, sosial,
politik,yang berakibat pada krisis bidang-bidang lain, termasuk kesehatan, pendidikan, maupun
moral, menjadikan krisis total negara Indonesia, sadar atau tidak sadar telah memicu kebutuhan
masyarakat akan pendampingan pastoral dan konseling. suatu tindakan nyata dan merespon apa
yang telah terjadi di masyarakat tersebut di atas. Sangatlah jelas, bahwa mereka memerlukan
pendampingan pastoral dan konseling untuk menyembuhkan, menopang, menuntun, merekonsiliasi,
dan menolong: hati, jiwa, emosi, maupun pikiran yang sedang sakit, yang terpuruk, yang merintih
tanpa daya,hatinya berteriak mengharapkan datang nya pertolongan.
DAFTAR PUSTAKA
Anon. n.d. “View of PASTORAL KONSELING: DESKRIPSI UMUM DALAM TEORI DAN
PRAKTIK.” Retrieved August 28, 2022 (https://journal.stt-abdiel.ac.id/JA/article/view/63/49).
Saputri, Jelitha. n.d. “Pastoral Konseling Sebagai Strategi Penggembalaan Untuk Menuju Gereja Yang
Bertumbuh.” doi: 10.31219/OSF.IO/NDJ5F.
Ernesater A, Holmstrom & Engstrom, (2009), Telenurses’ experience of working with computerized
decision support : supporting, inhibiting and quality improving. Diakses melalui
http://id.search.yahoo.com.Te lenurses Tanggal 11 Nopember 2012Heil, M., Hazel, A. and Smith, J.
(2008). The mechanics of airway closure. RespiratoryPhysiology & Neurobiology, 163(1-3), pp.214-
221. Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure. RespiratoryPhysiology
& Neurobiology, 163(1-3), pp.214-221.Cara kerja pernapasan manusia ternyata bisa kita
pelajari menggunakan ilmu fisika.
Dalam ilmu fisika setidaknya ada tiga hukum yang menjelaskan tentang pernapasan yaitu,
Hukum Dalton, Hukum Boyle, dan Hukum Laplac