Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

ANALISIS BEBERAPA MODEL PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu :
Dra. Trinil Dwi Turistiani, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Abdurrahman Hakim 22020074168
2. M. Zainal Abidin 22020074173
3. Aura Mumtaza Arief 22020074174
4. Jihan Azahra Solichah 22020074188
5. Farida Ratnasari 22020074194

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

1
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan pembelajaran merupakan isi pesan dalam kurikulum yang harus
disampaikan kepada siswa. Bahan pembelajaran menjadi faktor eksternal siswa
yang dapat menjadi motivasi utnuk giat belajar. Sebagai tenaga pendidik,
diharuskan untuk memahami metode pengajaran yang baik dan benar. Kurikulum
yang tersusun dalam silabus hanya mencakup pokok-pokok materi, maka untuk
menyukseskan dalam pelaksanaan pembelajaran, hendaknya materi pembelajaran
dapat dikembangkan dahulu dengan metode pembelajaran dan bentuk bahan
pembelajaran yang utuh.

Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah


formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model
berorientasi kelas. Menurut Smaldino et al (2008) perencanaan pembelajaran
model ASSURE meliputi 6 tahapan sebagai berikut: 1. Analisis karakter siswa
( Analyze Learners ). 2. Merumuskan standar dan tujuan pembelajaran ( State
Standars and Objectives ). 3. Memilih strategi, teknologi, media
dan bahan pembelajaran yang sesuai ( Select Strategies, Technology, Media, And
Materials ). 4. Menggunakan teknologi, media dan material ( Utilize Technology,
Media and Materials ). 5. Mengaktifkan partisipasi siswa ( Require Learner
Participation ). 6. Mengevaluasi dan merevisi perencanaan pembelajaran berikut
pelaksanaanya ( Evaluate and Revise ).

Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh


Thiagarajan (dalam Ekana dkk, 2012:6). Model ini terdiri dari 4 tahap

2
pengembangan sebagai berikut. 1. Define (Pendefinisian) , 2. Design
(Perancangan), 3. Develop ( Pengembangan), 4. Disseminate (Penyebarluasan).

Model pengembangan model ADDIE. Salah satu model desain


pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model ADDIE (Analysis-
Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-
an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya
ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung
kinerja pelatihan itu sendiri (Rusyani, 2009: http://file.upi.edu) . Model ini
menggunakan 5 tahap pengembangan sebagai berikut (Mulyatiningsih,
2012: http://staff.uny.ac.id dan Sujarwo, 2012:12 ).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian model pengembangan bahan ajar ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan pengembangan bahan ajar assure ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan pengembangan bahan ajar addie ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan pengembangan bahan ajar 4D ?
5. Ketiga bahan ajar diatas cocok untuk pengembangan bahan ajar apa ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian model pengembangan bahan ajar
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pengembangan bahan ajar assure
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pengembangan bahan ajar addie
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pengembangan bahan ajar 4D
5. Mengetahui Ketiga bahan ajar yang cocok untuk pengembangan bahan ajar

1.4 Manfaat
Manfaat dalam pengembangan bahan ajar untuk pendidik/instruktur atau
guru:

3
1. Dengan adanya pengembangan bahan ajar menjadikan pembelajaran tidak
bergantung dengan sumber teks yang susah untuk didapat.
2. Sumber menjadi lebih luas karena referensi yang banyak dan
komprehensif.
3. Menciptakan interaksi pembelajaran yang efektif antara siswa dengan
pendidik. Ini dikarenakan siswa bisa lebih menaruh hormat lebih kepada
guru.
4. Wawasan pengalaman dan pengetahuan pendidik menjadi lebih dalam dan
luas ketika membuat dan mengembangkan bahan ajar.
5. Adanya bahan ajar yang bisa terpenuhi sesuai dengan kurikulum dan pas
dengan keperluan dari siswa itu sendiri.
6. Angka kredit bisa menjadi lebih banyak dan bisa digunakan menjadi buku
untuk disebarluaskan.
Manfaat pengembangan bahan ajar untuk siswa/peserta didik:
1. Aktivitas pembelajaran akan lebih nyaman dan menarik hati siswa.
2. Waktu luang untuk belajar secara mandiri bisa lebih banyak sehingga
ketergantungan terhadap guru menjadi berkurang.
3. Bisa memudahkan siswa untuk memahami setiap kompetensi yang harus
diraih

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Hasil Analisis Model ASSURE untuk Meningkatkan Keterampilan


Menulis Cerpen

Hasil Analisis Model ASSURE untuk Meningkatkan Keterampilan


Menulis Puisi diawali dengan beberapa prosedur analisis yang meliputi
pretes, observasi, wawancara dan tes pada pratindakan sehingga
menghasilkan kesimpulan bahwa keterampilan menulis puisi siswa

4
teegolong rendah karena metode yang dipakai kurang sesuai. Model
pembelajaran Assure merupakan model pembelajaran yang bertujuan
untuk menganalisis karakteristik siswa; merumuskan tujuan pembelajaran,
memilih metode, media, dan materi; memanfaatkan media dan materi,
meminta partisipasi siswa; dan evaluasi.

2.1.1 Kelebihan
1. Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar.
Komponen tersebut di antaranya: analisis pembelajaran, strategi
pembelajaran, sistem penyampaian, penilaian proses belajar dan penilaian
belajar.
2. Sering diadakan pengulangan kegiatan dengan tujuan evaluasi.
3. Mengutamakan partisipasi pembelajaran dalam poin require leaner
participation sehingga diadakan pengelompokan kecil, seperti
pengelompokan belajar mandiri dan tim, serta penugasan yang bertujuan
untuk memicu keaktifan peserta didik.
4. Guru wajib menyampaikan materi dan mengelola kelas, serta mampu
memanfaatkan media, metode, bahan ajar secara optimal.
5. Model pembelajaran ini sangat sederhana dan dapat diterapkan sendiri
oleh guru.

2.1.2 Kekurangan
1. Tidak mengukur dampak terhadap proses belajar karena tidak didukung
oleh komponen supra sistem.
2. Adanya penambahan tugas dari seorang pengajar.
3. Perlu upaya khusus dalam mengarahkan peserta didik untuk persiapan
kegiatan belajar mengajar.

2.1.3 Kecocokan Model Pembelajaran Assure dengan Bahan Ajar

5
Dalam memanfaatkan media pembelajaran, perlu memperhatikan
media sederhana seperti pemanfaatan tumbuhan sebagai media
pembelajaran, memanfaatkan barang bekas, bahan, dan peralatan
sederhana sebagai media pembelajaran. Selain itu guru hendaknya
mencoba menggunakanperalatan atau teknologi sederhana seperti belajar
menggunakan komputer atau laptop, menggunakan powerpoint, dan
berbagai media sederhana lainnya. Media sederhana yang dibaksud adalah
(1) pembuatan media potongan kertas strip story, (2) speed reading card,
(3) stick figures, (4) papan kantong, (5) flashcards.

2.2 Hasil Analisis Model Pembelajaran ADDIE dalam Pengembangan Bahan


Ajar Menulis Teks Eksplanasi Berbasis Pengalaman

Pengembangan bahan ajar menulis teks eksplanasi berbasis pengalaman


dengan menggunakan model ADDIE diawali dengan menganalisis kebutuhan
pendidik dan peserta didik yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara.
Setelah mendapatkan seluruh data, hasil analisis tersebut diubah menjadi sebuah
desain, desain tersebut dikembangkan dan diubah menjadi bahan ajar yang sesuai
desain yang telah dirancang. Terakhir, bahan ajar tersebut diimplementasikan
hingga dilakukan evaluasi untuk mengetahui kualitas bahan ajar tersebut.

2.2.1 Kekurangan

Dalam tahap analisis, pendesain/pendidik diharapkan mampu menganalisis


dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua
yaitu analisis kinerja dan analisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang
nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap
pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting
karena akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.
Model pembelajaran ADDIE merupakan model yang memiliki 5 komponen yang
saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis sehingga dalam

6
pengaplikasiannya tidak boleh dilakukan secara acak melainkan harus sistematis
yaitu mulai dari analisys, design, develovment, implementation, dan evaluation
dan juga model pembelajaran ini memperhatikan tiga ranah dalam penilaian yaitu
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

2.2.2 Kelebihan

Model pembelajaran ADDIE terdiri dari 5 komponen yang saling


berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama
sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik,
tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita
ingin di dahulukan. Karena kelima tahap/langkah ini sudah sangat sederhana jika
dibandingkan dengan model desain yang lainnya.
Selain itu kelebihan model pembelajaran ADDIE yaitu
memperhatikan perkembangan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa, bersifat konsisten dan reliabel, artinya tidak dapat berubah-ubah
dan dapat dipercaya, saling ketergantungan satu sama lain, sehingga tidak
ada unsur-unsur yang terpisah dari sistem serta sederhana dan terstruktur
dengan sistematis sehingga model desain ini akan mudah dipelajari oleh
para pendidik

2.2.3 Kecocokan Model Pembelajaran ADDIE dengan Bahan Ajar


Untuk mengembangkan suatu bahan ajar, diperlukan model pengembangan
bahan ajar yang sesuai. Model ADDIE terdiri atas lima tahapan: Analyze, Design,
Develop, Implement, dan Evaluate. Setiap tahapannya terdapat proses revisi guna
memperbaiki kekurangan dan kesalahan pada tahapan tersebut. Penerapan model
pembelajaran ADDIE dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa pada
kompetensi dasar mengelola dana kas kecil pada bagian system pencatatan dana
kas kecil.

7
2.3 Hasil Analisis Model Pembelajaran FOUR-D dalam Pengembangan
Bahan Ajar

Model Pengembangan 4D merupakan salah satu model


pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh
Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn. Pengembangan
bahan ajar menggunakan model 4D meliputi tahapan definisi,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran. 1) Pendefinisian (Define)
merupakan tahap Untuk mengidentifikasi tujuan pengembangan, analisis
kebutuhan mahasiswa dan kurikulum, perumusan konsep dan tugas, dan
perumusan tujuan, 2) Perancangan (Design) sebagai tahap untuk
penyusunan garis besar modul, pembuatan desain modul, pemilihan format
serta penulisan naskah atau draf, 3) Pengembangan (Develop) Adalah
tahap pengujian elektronik modul oleh para ahli serta mahasiswa sebagai
sasaran produk, dan 4) Penyebarluasan (Disseminate) merupakan tahap
untuk menyebarluaskan produk elektronik modul yang telah selesai
dikembangkan kepada mahasiswa pada mata kuliah K3. Hasil dari
implementasi tahapan model Four-D Menunjukkan bahwa model ini
efektif dapat digunakan untuk Mengembangkan bahan ajar elektronik
modul pada matakuliah K3.

2.3.1 Kekurangan

Kekurangan pada model ini hanya pada tahapan penyebarluasan tidak ada
tahapan uji efektifitas atau evaluasi yang hasilnya dapat menjadi tinjauan kualitas
elektronik modul.

2.3.2 Kelebihan

Berdasarkan beberapa model pengembangan yang sudah


dipaparkan teori tersebut, prosedur penelitian yang diterapkan dalam
penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan Four-D.
Alasan pemilihan ini karena kelebihan dari model 4-D ini adalah ringkas

8
dan rinci tanpa ada tahapan uji yang berlapis sehingga waktu pelaksanaan
efektfi dan efisien.

2.3.3 Kecocokan Model Pembelajaran FOUR-D Dengan Bahan Ajar


Model pengembangan 4-D efektif fan sesuai sehingga dapat
digunakan sebagai model pengembangan bahan ajar elektronik modul
pada mata kuliah k3 dengan tahapan pendefinisian meliputi analisis awal
dan akhir, analisis mahasiswa, analisis konsep dan spesifikasi tujuan
pembelajaran. Tahap perancangan meliputi tahapan penyusunan garis
besar modul, pembuatan desain modul, pemilihan format serta penulisan
naskah
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang


dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran
dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model
berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan
model melingkar Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk
mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap
dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model
berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk
menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya
video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat
menguntungkan kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat
memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga,
kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-
model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.

9
3.2 Daftar Pustaka

Sugiarto. 2011. Landasan Pengembangan Bahan Ajar. Materi Workshop


Penyusunan Buku Ajar Bagi Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
Ricu Sidiq, & Najuah. (2020). Pengembangan E-Modul Interaktif Berbasis
Android pada Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan Sejarah,
9(1), 1–14. https://doi.org/10.21009/jps.091.01

Astuti, Yani K. (2016). Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning)


untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis dan Aktvitas Mahasiswa.
STKIP NU Indramayu, Vol. VII, No. 3, April 2016.
Basyar, M. K. (2020). Pengembangan Pembelajaran Pai Model Addie Di Smp
Insan Cendekia Mendiri Boarding School, Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Islam,
11(1), 44–57. https://doi.org/10.22236/jpi.v11i1.5033.

ranch, R. M. (2015). Instructional Design: The ADDIE Approach. New York:


Springer Science+Business Media.
Cahyadi, Rahmat A. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model.
Halaqa: Islamic Education Journal, 3:1, 1 Juni 2019.
Pribadi, Benny A. & Putri, Dewi A. P.(2019). Pengembangan Bahan Ajar.
Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Mulyatiningsih, E. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran. (Online),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-
mpd/7cpengembangan-model-pembelajaran.pdf), diakses pada 20 Maret 2024.
Rusyani, E. 2009. Desain Pembelajaran. (Online),
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19570510198503
1-ENDANG_RUSYANI/DESAIN_PEMBELAJARAN.pdf), diakses pada 20
Maret 2024.

10
11

Anda mungkin juga menyukai