Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4)

Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017


ISBN: 978-602-70570-5-0
http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017

Studi Getaran Eksperimental Akibat Kelonggaran Sistem


Transmisi Sabuk Pada Mesin Rotari

Asmara Yanto *, Anrinal


Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Padang
Jl. Gajah Mada Kandis Nanggalo, Padang, Indonesia
*Correspondence should be addressed to asmarayanto@itp.ac.id

Abstrak
Getaran pada mesin dapat diakibatkan oleh adanya kelonggaran, ketidak seimbangan massa, misalignment dan
penyebab lainnya. Pada makalah ini dilakukan studi getaran eksperimental akibat kelonggaran sabuk V pada
sebuah prototipe mesin rotari. Prototipe mesin rotari ini terdiri dari sebuah motor induksi AC, puli-sabuk V dan
poros-rotor yang ditumpu dengan dua buah bantalan. Pada poros-rotor, dua buah piringan ditempatkan pada posisi
di antara dua tumpuan poros dengan jarak yang sama. Pengujian pertama dilakukan dengan mengukur getaran
poros-rotor tanpa kelonggaran sabuk V dengan jarak antar puli (jarak puli penggerak pada motor induksi AC
terhadap puli yang digerakkan pada poros-rotor) adalah 180 mm. Kemudian pengujian berikutnya dilakukan
pengukuran getaran sistem poros-rotor dengan memberikan kelonggaran sabuk V dengan cara memperpendek
jarak antar puli dengan variasi 170 mm, 165 mm, 160 mm dan 155 mm secara berturut-turut. Getaran diukur
dengan menggunakan empat buah sensor percepatan getatan berupa accelerometer berbasis micro-elektro-
mechanical system (MEMS) pada kedua rumah bantalan searah sumbu-x dan sumbu-y. Getaran yang terukur dalam
domain waktu ditransformasi ke dalam domain frekuensi dengan menggunakan metode Fast Fourier Transfrom
(FFT). Hasil pengujian menunjukkan bahwa getaran poros-rotor akan meningkat signifikan jika kondisi sabuk
dikendorkan dengan jarak antar puli 170 mm.

Kata kunci: getaran, kelonggaran, sabuk V, poros-rotor, jarak antar puli.

1. Pendahuluan prediksi rugi-rugi putaran yang berhasil


Dalam dunia industri, transmisi daya motor diperoleh dengan baik secara emperik dan
penggerak dengan menggunakan puli-sabuk V tervalidasi berdasarkan analisis varian dan
pada mesin rotari banyak digunakan [1]. Hal ini analisis residu. Al Bulushi dkk. [7] telah
disebabkan karena puli-sabuk V berharga mendiagnosis kegagalan sabuk V dengan
murah, dapat beroperasi pada rentang putaran menggunakan teknik pemrosesan sinyal
dan daya yang lebar serta perawatan dan berbasis waktu dan frekuensi. Pada penelitian
penanganannya yang tidak sukar [2-3]. Pada ini terungkap bahwa sabuk mengalami
saat mesin beroperasi, transmisi daya dengan kegagalan secara natural pada frekuensi satu
puli-sabuk V sering mengalami permasalahan kali (1x) putaran operasi yang sama pada puli
atau ketidaknormalan operasi seperti terjadinya penggerak dan puli yang digerakkan. Selain itu,
kelonggaran sabuk V, ketidak seimbangan semakin bertambah intensitas kecepatan
massa puli, dan misalignment antar puli getaran yang terjadi akan menyebabkan variasi
(parallel, angular, dan twisted) [4-6]. dan kegagalan sabuk bertambah pula. Ravindra
Penelitian-penelitian yang membahas dkk. [8] telah melakukan studi getaran bebas
tentang permasalahan atau ketidaknormalan dan studi statik pada sistem puli-sabuk dengan
operasi puli-sabuk V telah dilakukan dimana- kekakuan pondasi sistem. Sebuah pemodelan
mana. Saputra dan Wonoyudo [2] telah sistem puli-sabuk dianalisis secara numerik
membahas tentang pola getaran dari transmisi sehingga diperoleh karakteristik dinamik dari
sabuk V di bawah pengaruh parallel model sistem. Di sini terungkap bahwa
misalignment. Di sini terungkap bahwa frekuensi natural yang merupakan salah satu
kecepatan getaran akan semakin bertambah dari karakteristik dinamik sistem puli-sabuk
seiring bertambahnya parallel misalignment. akan meningkat seiring bertambahnya
Balta dkk. [3] telah melakukan penelitian kekakuan pondasi sistem. Singru dan Modak
tentang rugi-rugi putaran akibat slip sabuk V [9] pada penelitiannya telah melakukan
terhadap puli. Di sini diungkapkan model simulasi dinamika lengan tegangan pada sistem

© 2017 ITP Press. All rights reserved. DOI 10.21063/PIMIMD4.2017.40-46


Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 41

puli-sabuk. Lengan tegangan divariasikan 2. Material dan Metode


berdasarkan sudut kontak sabuk terhadap puli. Bagian ini memaparkan secara ringkas
Getaran dihitung dan dibandingkan pada sudut tentang setup pengujian, pangambilan data
kontak yang semakin diperbesar. metode analisis data yang digunakan pada
Pada penelitian-penelitian di atas belum ada penelitian ini.
yang mengungkapkan pengaruh kelonggaran
sabuk akibat jarak antar puli terhadap getaran A. Setup Pengujian
mesin. Oleh karena itu, pada penelitian ini Prototipe mesin rotari menggunakan sebuah
dipaparkan bagaimana prilaku getaran mesin motor induksi AC sebagai sumber daya
rotari karena kelonggaran ini. Di sini, tingkat penggerak mesin dengan putaran motor adalah
kelonggaran divariasikan dengan mengatur n = 1440 RPM. Dua buah puli yaitu satu puli
jarak antar puli pada sebuah prototipe mesin pengerak yang dipasang pada poros motor dan
rotari. Di mana prototipe mesin rotari terdiri satu puli yang digerakkan yang dipasang pada
dari sebuah motor induksi AC, puli-sabuk V poros dihubungkan dengan sebuah sabuk V
dan poros-rotor yang ditumpu dengan dua buah yang beperan sebagai sistem pentransmisi daya
bantalan. Pada poros-rotor, dua buah piringan dari motor ke sistem poros-rotor. Sistem poros-
ditempatkan pada posisi di antara dua tumpuan rotor terdiri dari sebuah poros dengan dua buah
poros dengan jarak yang sama. piringan yang ditumpu dengan dua buah
bantalan sebagaimana yang diperlihatkan pada
Gambar 1.

Gambar 1. Setup pengujian getaran eksperimental akibat kelonggaran sistem transmisi sabuk pada mesin rotari.

Jarak antar puli divariasikan dengan 180 mm oleh perangkat pengakuisisi data. Laju
(jarak di mana kondisi sabuk V terpasang pengambilan data (sampling rate) diatur pada
kencang/tidak longgar secara aktual), 170 mm, panel kontrol yang bergabung dengan
165 mm, 160 mm dan 155 mm (jarak dimana perangkat penganalisis data sebagaimana yang
kondisi sabuk V terpasang longgar dan hampir diperlihatkan pada Gambar 3.
mengalami slip jika dioperasikan). Pengaturan
jarak puli ini berpedoman kepada ukuran yang
tertera pada mistar yang dipasang sebagaimana 175 mm
diperlihatkan pada Gambar 2.

B. Pengambilan Data
Pada rumah bantalan ditempatkan 4 (empat)
buah sensor percepatan berupa accelerometer
berbasis micro-elektro-mechanical system
(MEMS) jenis ADXL335. Keempat
accelerometer ini berfungsi untuk mengubah
besaran mekanis berupa percepatan getaran
yang terukur kedalam besaran elektris dalam
Gambar 2. Pengatur jarak antar puli.
mV. Sinyal getaran dalam mV ini diakuisisi
42 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

Getaran yang diukur pada rumah bantalan yang diukur pada rumah bantalan lainnya
yang dekat sistem puli-sabuk V (rumah (rumah bantalan#2) dinotasikan dengan sinyal
bantalan#1) dinotasikan dengan sinyal x0 untuk x1 untuk getaran arah horizontal dan y1 untuk
getaran arah horizontal dan y0 untuk getaran getaran arah vertikal.
arah vertikal. Demikian juga untuk getaran

Gambar 3. Pengambilan data getaran mesin.

Gambar 4. Diagram blok pada bagian perangkat lunak penganalisis data.

C. Metode Analisis Data data berupa dynamic signal analyzer virtual


Data-data getaran terukur dalam domain instrument (DSA-VI) pada monitor komputer.
waktu ditampilkan oleh perangkat penganalisis DSA-VI yang digunakan adalah sebuah produk
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 43

pengakuisisi, pengolah dan penampil data perangkat lunak penganalisis data sebagaimana
dinamik yang telah dikembangkan pada yang diperlihatkan pada Gambar 4.
penelitian sebelumnya [10-11].
Data-data getaran terukur dalam domain 3. Hasil dan Pembahasan
waktu dianalisis dengan cara Spektrum getaran terukur dalam domain
mentransformasinya ke dalam domain frekuensi akan diperlihatkan pada monitor
frekuensi dengan menggunakan metode Fast komputer melalui frontpanel penampil dan
Fourier Transfrom (FFT) [12-15]. Metode FFT penganalisis data. Tampilan dari frontpanel
ini termuat pada diagram blok pada bagian penampil dan penganalisis data ini dapat dilihat
pada Gambar 5.

Gambar 5. Frontpanel penampil dan penganalisis data.

Gambar 6. Contoh data getaran terukur dalam domain waktu untuk pengujian getaran dengan jarak antar puli 180 mm.
44 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

Gambar 7. Contoh spektrum getaran untuk pengujian getaran dengan jarak antar puli 180 mm.

Tabel 1. Hasil analisis level getaran (mg RMS) searah sumbu x0, y0, x1, dan y1.
Pengujian dengan Level getaran (mg RMS)
No
jarak antar puli (mm) x0 y0 x1 y1
1 180 80.98 148.46 141.53 236.61
2 170 99.92 187.58 173.75 295.18
3 165 101.35 191.08 178.22 303.01
4 160 97.32 182.40 172.34 288.59
5 155 102.78 195.94 179.92 308.45

Tabel 2. Hasil analisis amplitudo getaran pada 2 buah fekuensi getaran (Hz) yang dominan (pada frekuensi n/2 dan n).
Pengujian Amplitudo getaran (mg)
dengan x0 y0 x1 y1
No
jarak antar
n/2 n n/2 n n/2 n n/2 n
puli (mm)
1 180 47.13 7.53 83.67 18.58 69.48 19.98 125.50 40.98
2 170 95.60 12.55 175.30 30.59 141.12 22.22 261.90 63.04
3 165 74.50 15.24 137.10 36.77 113.30 20.78 205.50 82.24
4 160 63.61 11.04 116.50 26.65 93.72 13.45 173.20 57.49
5 155 54.20 9.56 100.90 22.45 80.51 13.58 150.40 47.60

Contoh data getaran terukur dalam domain Hasil analisis level getaran (mg RMS)
waktu untuk pengujian getaran dengan jarak searah sumbu x0, y0, x1, dan y1 diperlihatkan
antar puli 180 mm diperlihatkan pada Gambar 6 pada Tabel 1 dan hasil analisis amplitudo
dengan spektrum getarannya diperlihatkan pada getaran pada 2 buah fekuensi getaran (Hz) yang
Gambar 7.
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 45

dominan (pada frekuensi n/2 dan n) frekuensi putaran motor (n) terjadi pada
diperlihatkan pada Tabel 2. pengujian dengan jarak antar puli 165 mm.

Gambar 10. Perbandingan level getaran pada frekuensi


dominan (pada frekuensi n/2 dan n) searah sumbu y0
berdasarkan jarak antar puli.
Gambar 8. Perbandingan level getaran (mg RMS) searah
sumbu x0, y0, x1, dan y1 berdasarkan jarak antar puli.

Pada Gambar 8 diperlihatkan grafik


perbandingan level getaran (mg RMS) searah
sumbu x0, y0, x1, dan y1. Di sini terlihat bahwa
untuk jarak antar puli kecil dari 180 mm atau
dalam kondisi ada kelonggaran sabuk V, terjadi
peningkatan level getaran baik pada getaran
horizontal (searah sumbu x) maupun pada
getaran vertikal (searah sumbu y).
Perbandingan level getaran pada frekuensi
dominan (pada frekuensi n/2 dan n) untuk
getaran searah sumbu x0 berdasarkan jarak antar Gambar 11. Perbandingan level getaran pada frekuensi
puli diperlihatkan oleh Gambar 9, untuk getaran dominan (pada frekuensi n/2 dan n) searah sumbu x1
searah sumbu y0 diperlihatkan oleh Gambar 10, berdasarkan jarak antar puli.
untuk getaran searah sumbu x1 diperlihatkan
oleh Gambar 11, dan untuk getaran searah
sumbu y1 diperlihatkan oleh Gambar 12.

Gambar 12. Perbandingan level getaran pada frekuensi


dominan (pada frekuensi n/2 dan n) searah sumbu y1
berdasarkan jarak antar puli.

Kondisi sabuk V dengan jarak antar puli


Gambar 9. Perbandingan level getaran pada frekuensi
dominan (pada frekuensi n/2 dan n) searah sumbu x0
sebesar 170 mm menyebabkan resonansi
berdasarkan jarak antar puli. getaran sabuk terjadi pada frekuensi setengah
putaran motor. Pada frekuensi ini, getaran
Level getaran terbesar pada setengah mesin terjadi dengan amplitudo yang lebih
frekuensi putaran motor (n/2) terjadi pada tinggi dibandingkan jika sabuk dengan kondisi
pengujian dengan kondisi jarak antar puli 170 kencang atau lebih kendor dari kondisi ini.
mm baik pada getaran horizontal maupun Selain itu, pada kondisi ini, modus getar sabuk
vertikal. Level getaran terbesar pada satu kali adalah modus pertama dengan amplitudo yang
46 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

besar. Sedangkan, penurunan level getaran [4] V-Belt and Timing Belt Installation and
untuk kondisi jarak puli yang lebih kecil dari Maintenance. Available:
170 mm karena tidak terjadi resonansi getaran https://www.bandousa.com/html/pdfs/vb
sabuk pada frekuensi setengah putaran motor. elt_timingbelt.pdf.
Akan tetapi, pada jarak puli 165 mm, amplitudo [5] Belt Drive Preventive Maintenance &
getaran pada frekuensi putaran motor lebih Savety Manual. Available:
tinggi karena pada kondisi ini terjadi modus http://www.royalsupply.com/downloads/
getar sabuk yang kedua yang masih dapat Gates/Belt_PM_Manual.pdf.
menyebabkan amplitudo getaran sabuk [6] Variable Speed Belt Drives. Available:
meningkat meski tidak sebesar pada modus http://www.lovejoy-
getar pertama. inc.com/DownloadPDF.aspx?file=%2Fu
ploadedFiles%2FTechnical_Resources%
4. Simpulan 2Fvspinstall.pdf.
Dari analisis getaran eksperimental akibat [7] A. A. Al Bulushi, G. R. Rameshkumar
kelonggaran sabuk pada mesin rotari dapat and M. Lokesha (2015), “Fault Diagnosis
disimpulkan bahwa getaran tertinggi pada in Belts using Time and Frequency based
prototipe mesin rotari di setengah frekuensi Signal Processing Techniques,”
putaran motor terjadi pada pengujian dengan International Journal of
kondisi jarak antar puli 170 mm baik pada Multidisciplinary Sciences And
getaran horizontal maupun vertikal. Pada Engineering, 6(11), pp. 11-20.
kondisi ini terjadi modus pertama getaran sabuk [8] V. Ravindra, C. Padmanabhan and C.
dengan amplitudo yang besar. Hasil pengujian Sujatha (2010), “Static and Free
juga menunjukkan bahwa getaran poros-rotor Vibration Studies on a Pulley-Belt
akan meningkat signifikan jika kondisi sabuk System with Ground Stiffness,” J. of the
kendor dengan jarak antar puli 170 mm. Level Braz. Soc. of Mech. Sci. & Eng., 32(1),
getaran untuk kondisi sabuk yang lebih kendor pp. 61-70.
menurun karena modus getaran yang terjadi [9] P. M. Singru and J. P. Modak (2005),
lebih tinggi dengan amplitudo yang semakin “Dynamics of arm of a flat belt drive
rendah. pulley with explanation of belt flutter,”
Journal of Sound and Vibration, 279, pp.
1037-1070.
Ucapan Terima Kasih [10] A. Yanto and Anrinal (2016),
Terima kasih penulis sampaikan kepada
“Development of Dynamic Signal
Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Analyzer Virtual Instrument (DSA VI):
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
A Research Proposal,” Jurnal Teknik
Tinggi atas penugasan penelitian dengan nomor
Mesin ISSN 2089-4880, 6(1), pp. 50-54.
kontrak: 94/Kontrak-Penelitian Batch
[11] A. Yanto, Z. Abidin, Anrinal and Rozi
II/O10/KM/2016. Artikel ini merupakan hasil
Saferi, “An Approach for The Condition
penelitian yang memanfaatkan salah satu
Monitoring of Rotating Machinery,” in
produk penelitian yang telah didanai dengan
Proceeding of The First International
nomor kontrak di atas.
Conference on Technology, Innovation,
and Society (ICTIS) 2016, pp. 219-224.
Referensi [12] K. Ogata, Discrete-Time Control Systems.
[1] A. Almeida and S. Greenberg (1995), New Jersey: Prentice-Hall Inc., 1995.
“Technology assessment: energy- [13] K. Ogata, Modern Control Engineering.
efficient belt transmissions,” Energy New Jersey: Prentice-Hall Inc., 2002.
Build, 22(3), pp. 245-253. [14] E. Kreyszig, Advanced Engineering
[2] A. H. Saputra dan B. D. Wonoyudo Mathematics 9th Edition, 9 ed. New
(2012), “Pola Vibrasi Dari Transmisi V- York: John Wiley & Sons Inc., 2006.
Belt Di Bawah Pengaruh Parallel [15] R. K. Mobley, Vibration Fundamentals
Misalignment,” Jurnal Teknik Pomits, (Plant Engineering Maintenance
2(2), pp. 239-242. (Hardback)). Boston: Butterworth–
[3] B. Balta, F. O. Sonmez and A. Cengisz Heinemann, 1999.
(2015), “Speed losses in V-ribbed belt
drives,” Mechanism and Machine Theory,
86, pp. 1-14.

Anda mungkin juga menyukai