Anda di halaman 1dari 12

RESUME HOME CARE PADA ANAK USIA TODDLER

OLEH :
NAMA : NI KETUT KRISTINAWATI DEWI
NIM : 233221443
KELAS : B16A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2024
HOME CARE PADA ANAK USIA TODDLER

1. Definisi Home Care


Home care adalah pelayanan berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. (Departemen Kesehatan,
2002).

2. Tujuan
Tujuan umum dari pelayanan home care adalah untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memaksimalkan tingkat kemandirian, dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk
mencapai kemampuan individu secara optimal selama mungkin yang dilakukan secara
komprehensif dan berkesinambungan sedangkan tujuan khusus dari pelayanan home care
adalah :
1. Meningkatkan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
2. Mengurangi frekuensi hospitalisasi
3. Meningkatkan efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan pikiran
Berbagai keuntungan dari pelayanan home care bagi klien menurut Setyawati (2004)
antara lain :
1. Pelayanan akan lebih sempurna, holistik dan komprehensif
2. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah naungan legal
dan etik keperawatan
3. Kebutuhan klien dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih nyaman dan puas dengan
asuhan keperawatan yang profesional

3. Teori Keperawatan Yang Mendukung


a. Teori lingkungan (Florence Nihgtingale), penyakit terjadi akibat sanitasi dan
hygiene yang buruk
b. Manusia sebagai unit (Rogers), sakit timbul akibat ketidakseimbangan energi
penanganan dengan metode terapi modalitas/ komplementer
c. Transkultural nursing (Leininger), saat penanganan harus memperhatikan budaya
pasien
d. Human caring (Watson), perawat harus memperhatikan sisi humanistik sebagai
moral ideal ke pasien dan keluarga
e. Dinamic dan self determination for self care (Rice), perawat sebagai fasilitator
dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit yang ditetapkan oleh pasien

4. Landasan Hukum Home Care


a. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
b. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
c. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
f. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
g. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas
h. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat
i. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
j. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta

5. Lingkup Pelayanan Home Care


Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home care
adalah :
a. Pelayanan medik
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkunga terapeutik
d. Pelayanan rehabilitasi medik dan keteraian fisik
e. Pelayanan informasi dan rujukan
f. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
g. Hygiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
h. Pelayanan perbantuan untuk kegiatan sosial

6. Skill Dasar Yang Harus Dikuasai Perawat


a. Mahir dalam pengkajian dan evaluasi
b. Trampil dalam komunikasi
c. Mampu membuat keputusan
d. Trampil dalam melakukan dokumentasi secara efektif
e. Fleksibel dan mampu berfikir kritis
f. Belajar dan melakukan pengembangan diri

7. Issue Dan Legal Aspek Home Care


a. Memahami sistem legal
b. Memahami malpraktik (injuri, kewajiban, bekerja tidak sesuai standar)
c. Memahami kebutuhan pasien
d. Memahami hak dan kewajiban perawat

8. Lingkup Praktik Keperawatan Di Rumah


Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, neonatal,
anak, dewasa, maternitas, jiwa sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawab
perawat. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan
a. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio-
psiko, sosio, spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan
observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat
perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan
ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang,
baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang
(terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan
evaluasi
b. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,
dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat
untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang
diberikan
c. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara
berkelompok
d. Sebagai pembela atau pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan
asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah
sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan
pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan atau asuhan yang diterima
oleh klien
e. Menentukan frekuensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan,
mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan

9. Mekanisme Pelayanan Home Care


Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan
rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun
pasien atau klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah
atau praktek keperawatan perorangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh
dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau
tidak.
b. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah,
maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari
pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama- sama
klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat
perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa
yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis
peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
c. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan
dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang
direkrut oleh pengelola perawatan dirumah.
d. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan
yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh
koordinator kasus.
e. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah :
i. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau
menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
ii. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi
(Informed consent)
iii. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan
di rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam
menerima pelayanan.

10. PENGERTIAN ANAK TODDLER


Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada periode ini anak
berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana menngontrol orang
lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan
periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan
intelektual secara optimal ( Perry, 1998 ). Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah
dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan
perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat
dicapai melalui tumbuh kematangan belajar. (Wong’s, 2000 ). Usia 1 tahun merupakan
usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara lain berubah dalam cara makan, cara
bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau perasaan si kecil apabila disuruh
melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dan nalurinya
mengatakan “tidak” baik dengan kata – kata maupun perbuatan, meskipun sebetulnya
hal itu disukai ( psikolog menyebutnya negatifisme ). Kenyataan ini berbeda pada saat
usia di bawah satu tahun, si kecil akan menjadi seseorang penyidik yang sangat
menjengkelkan, mereka akan menyelinap masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua
benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun
yang bisa dijatuhkan, memanjat apa yang bisa di oanjat, memasukkan benda kecil ke
dalam benda yang lebih besar dan sebagainya. ( Hurlock, 2002 )
Pada usia 2 tahun si kecil cenderung mengikuti orang tuanya kesana kemari, ikut –
ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini dilakukan dengan penuh
kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali
menonton anak lain bermain, perasaan tauk dan cemas sering terjadi apabila orang
tuanya meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang tua harus bepergian lama atau
memutuskan untuk kembali.
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah dalam
perkembangan emosi, sehingga mereka mengenggap ayah dan ibunya sebagai orang
yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada usia antara 2,5
sampai 3 tahun tampaknya makin berkurang, sikap pada orang tua bukan saja
bersahabat tapi sangat ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang
tuanya, sehingga mereka akan bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan
mereka bertentangan dengan kehendak orang tuanya, karena mereka tetap mahluk
hidup yang mempunyai pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun, anak cenderung meniru
siapapun yang dilakukan orang tuanya sehari – hari, disebut proses identifikasi. Dalam
proses inilah karakter anak dibentuk jauh lebih banyak dibentuk dari petunjuk yang
diterima dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina
kepribadian, membentuk sikap dasar baik terhadap pekerjaan, orang tua dan dirinya
sendiri. ( Hurlock, 2002 ).

11. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik


Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara
bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah dan secara simultan
mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial, maupun
spiritual. ( Supartini, 2000 ). Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri dalam
berbagai ranah pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan
biologis. Secara umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badan,
berjalan cukup stabil atau lambat. Rata – rata bertambah sekitar 2,3 kg/ tahun,
sedangkan tinggi badan bertambah sekitar 6 – 7 cm / tahun ( tungkai bawah lebih
dominant untuk bertambah dibanding anggota tubuh lainnya ). Hampir semua fungsi
tubuh sudah matang dan stabil sehingga dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan
dan stress, sehingga saat ini sudah bisa diajarkan toilet training.

12. Motorik Kasar


Perkembangan kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan
dengan gerak – gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh seperti berlari,
dan melompat. Perkembangan motorik kasar ini sangat dipengaruhi oleh proses
kematangan anak juga bisa berbeda.
Pada fase ini perkembangan motorik sangat menonjol. Motorik kasar anak umur
15 bulan antara lain sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Anak usia 18
bulan sudah mulai berlari tapi masih sering jatuh, menarik-narik mainan, mulai senang
naik tangga tetapi masih dengan bantuan. Pada anak usia 24 bulan berlari sudah baik,
dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap tahap. Sedangkan pada anak usia 36
bulan sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai
bisa naik sepeda beroda tiga.

13. Motorik Halus


Kemampuan motorik adalah kemampuan yang berhubungan ketrampilan fisik
yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata – tangan. Saraf motorik halus ini dapat
dilatih dan dikembangakan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin.
Seperti bermain puzzle, menyusuun balok, memasukkan benda ke dalam lubang sesuai
bentuknya, membuat garis, melipat kertas, dan sebagainya.
Motorik halus pada anak usia 15 bulan antara lain sudah bisa memegangi
cangkir, memasukkan jari ke lubang, membuka kotak, melempar benda. Pada anak usia
18 bulan sudah bisa makan dengan menggunakan sendok, bisa membuka halaman
buku, belajar menyususun balok-balok. Anak usia 24 bulan sudah bisa membuka pintu,
membuka kunci, menggunting sederhana, minum dengan menggunakan gelas atau
cangkir, sudah dapat menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat menggunakan
sendok dengan baik. Sedangkan pada anak usia 36 tahun sudah bisa menggambar
lingkaran, mencuci tangan nya sendiri, menggosok gigi.
Anak pada usia 2 – 3 tahun memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan
masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat.
Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain: anak
sangat aktif mengeksplorasi benda – benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki
kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang
dilakukan oleh anak terhadap benda – benda apa saja yang ditemui merupakan proses
belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik
tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.

14. Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia toddler secara umum pemerolehan bahasa anak
usia 1 – 3 tahun merupakan proses yang bersifat fisik dan psikis. Secara fisik
kemampuan anak dalam memproduksi kata – kata ditandai oleh perkembangan bibir,
lidah, dan gigi mereka yang sedang tumbuh. Pada tahap tertentu pemerolehan bahasa
( kemampuan mengucapkan dan memahami arti kata juga tidak lepas dari kemampuan
mendengarkan, melihat dan mengartikan symbol – simbolbunyi dengan kematangan
otaknya. Sedangkan secara psikis, kemampuan memproduksi kata – kata dan variasi
ucapan sangat ditentukan oleh situasi emosional anak saat berlatih mengucapkan kata –
kata.
Pada usia ini anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali
dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya.
Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar
mengungkapkan isi hati dan pikiran.
Pada anak usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan kata – kata
sederhana seperti “mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah dapat
mengucapkan kata ganti diri dan merangkainya dengan beberapa kata sederhana dan
mengutarakan pesan – pesan seperti, “ Adik mau susu.” . Pada anak usia 18 – 23 bulan,
anak mengalami perkembangan yang pesat dalam mengucapkan kata – kata.
Perbendaharaan kata anak – anak pada usia ini mencapai 50 kata. Selain itu anak sudah
mulai sadar bahwa setiap benda memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya
untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar kata – kata baru lebih cepat.

15. Mengapa Home Care Perlu Pada Pasien Anak ?


a. Trend kesehatan yang berkembang saat ini sehingga meningkatkan jumlah anak
yang perlu mendapatkan.
b. Anak sakit yang sangat berat cenderung akan di pulangkan ke rumah lebih awal.
c. Pasien dgn terminal care memerlukan perawat khusus di rumah.
d. Orang Tua memiliki peran utama dalam merawat anak dengan penyakit terminal di
rumah
Dalam model program home care Martinson Et al dan Laurer and Camitta
mengatakan keluarga adalah pemberi perawatan yang utama.
Perawat berperan sebagai fasilitator perawatan dan dokter berperan sebagai
konsultan.

16. Anak Yang Memerlukan Tindakan Home Care


1. Kondisi Kesehatan
 Anak bebas dari berbagai faktor resiko
 Penyakit kronik yang memerlukan pengobatan dan perawatan jangka panjang
Seperti : Leukimia,talesemia,TBC,Poliomielitis ( lumpuh ),syndrom
nephrotic
 Penyakit jantung bawaan,perawatan stoma
 Pelayanan Keperawatan sudah dilaksanakan di RS / Puskesmas
 Pelayanan Keperawatan Rehabilitasi (fisik,mental,sosial,terapi wicara )
 Tindakan Pemulihan Kesehatan
 Perawatan Luka
2. Keterbatasan Dalam Finansial
3. Mempunyai anggota keluarga atau Pengasuh anak dirumah

17. CONTOH HOME CARE PADA ANAK TODDLER

KASUS

Seorang anak laki – laki usia 3 th ,mengalami kecelakaan saat dibonceng sepeda
motor oleh ibunya,saat pulang dari pasar.Anak mengalami luka dalam di lengan bawah
kiri. Setelah dibawa ke puskesmas dan di rawat lukanya,pihak puskesmas memberitahu
keluarga untuk dirujuk ke perawat home care yang akan melaksanakan perawatan luka di
rumah. Petugas puskesmas membuat special order untuk kebutuhan keperawatan luka
anak tersebut termasuk mengistirahatkan lengan kirinya,menjaga luka tetap kering,obat –
obat anti nyeri dan anti infeksi yang yang ditulis dalam resume pemulangan pasien pada
saat itu juga.

A. ASSESSMENT
Perawat home care mengkaji kondisi luka anak tersebut :
1. Luas luka,warna,dan bau dari luka
2. Mengkaji nyeri termasuk riwayat nyeri,karakteristik
,penyebaran,lokasi,dampaknya terhadap aktifitas kehidupan sehari – hari ,faktor
yang memperberat dan yang meringankan.
3. Klien mau dilakukan perawatan lukanya dan memakan obat – obat sesuai resep
Keluarga klien memberikan support dan bersedia bekerja sama dengan perawat
dalam Pelaksanaan askep klien setiap hari
4. Ibunya mengalami sedikit stress memikirkan gangguan kesehatan yang dialami
anaknya.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Individu (klien) :
1. Resiko terjadi infeksi b/d luka yang basah dilengan kiri
2. Nyeri b/d adanya Luka Keluarga
3. Kecemasan Ibu terhadap luka ditangan kiri anaknya
4. Kurang partisipasi dalam perawatan b/d kurang pengetahuan

C. PERENCANAAN
Individu :
1. Tujuan jangka panjang :
a. Luka sembuh tanpa infeksi
b. Full ROM efektif dalam dua minggu
c. Bebas dari rasa nyeri setelah luka sembuh
2. Tujuan jangka pendek :
a. Luka bersih dan tidak ada tanda – tanda infeksi
b. Nyeri terkontrol
Keluarga :
1. Tujuan jangka panjang :
a. Kecemasan dapat terkontrol dalam 1 minggu
b. Keluarga dapat melakukan perawatan secara mandiri
2. Tujuan jangka pendek :

a. Kecemasan berkurang dalam 1- 2 hari

b. Keluarga dapat membantu melakukan perawatan dengan pengawasan

D. IMPLEMENTASI
Implementasi disesuaikan degan perencanaan

E. EVALUASI
1. Luka anak kering.
2. ROM effectif kembali.
3. Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Bukit Ek. Perawatan Kesehatan Di Rumah (Home Health Care). 2008


Fahrepi R. Hubungan Kualitas Pelayanan Home Care Dengan Tingkat Kepuasan Keluarga
Pasien Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2019 Jun;9(1):122–8.
Nursalam. Manajemen Keperawatan. Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Professional.
3rd Ed. Jakarta: Salemba Medika; 2013.
Ramadhanti D. Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Manajemen Pelayanan Hospital
Homecare Di Rsud Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat. Jurnal. Pendidikan Keperawatan
Indonesia. 2017;3(1):78–82.
Triwibowo C. Home Care Konsep Kesahatan Masa Kini. Nuha Medika;2012.

Anda mungkin juga menyukai