Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Noviani Savitri

NPM : 230110230138 (genap 3012)

Kelas : C

ANALISIS OLAHAN DATA SUHU TERHADAP KEDALAMAN

Gambar 1. Grafik Hubungan antara Variabel Suhu dan Kedalaman

Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki luas laut yang begitu besar
sehingga terdapat berbagai macam kondisi suhu laut yang ada. Beberapa bagian laut
di Indonesia memiliki kondisi kedalaman yang berbeda. Setiap perbedaan kedalaman
yang ada di laut manapun memiliki perbedaan dalam suhu yang ada dikarenakan
tingkat kedalaman mempengaruhi proses evaporasi yang ada oleh sinar matahari.
Kedalaman laut di Indonesia sendiri dibagi menjadi dua bagian. Rata-rata kedalaman
laut di Indonesia bagian barat memiliki rata-rata kedalaman 75 m, sedangkan dalam
bagian timur memiliki kedalaman mencapai 4000 m. Gambar yang ada di atas
merupakan wilayah kedalaman laut pada wilayah Laut Banda.
Menurut Lapisannya, laut terdiri dari lapisan homogen, termoklin dan laut
dalam. Lapisan homogen pada daerah berada di kedalaman 50 s.d 100 m dengan
temperatur berkisar 26 oC s.d 30 oC. Lapisan termoklin terdiri dari 2 lapisan, yaitu
lapisan termoklin atas (main thermocline) dan termoklin bawah (secondary
thermocline). Rata-rata penurunan temperatur termoklin atas dapat mencapai 9,5
o
C/100 m, sedangkan pada termoklin bawah mencapai 1,3 oC/100 m. Lapisan laut
dalam daerah tropis kisaran temperatur di lapisan ini antara 2 oC s.d 4 oC (Steele dan
Thorpe 2009).
Menurut Hasita et al. (2013) lapisan perairan pada laut dibedakan menjadi dua,
yaitu thermocline dan halocline. Thermocline merupakan lapisan yang membagi dua
massa air di perairan (pembatas antara air yang berada di permukaan dan yang di
bawahnya). Pada lapisan ini biasanya terjadi fluktuasi temperatur yang sangat tajam,
sedangkan lapisan halocline adalah lapisan vertikal yaitu kadar garam yang dapat
berubah dengan cepat sejalan dengan perubahan kedalaman.
Gambar yang ada di atas menunjukkan hubungan antara variabel suhu dengan
kedalaman. Pada kedalaman 0 sampai 150 meter, suhu perairan masih berada dalam
angka yang terbilang stabil, yaitu pada kisaran nilai 30 oC. Pada kedalaman 200
sampai 1000 meter, terjadi penurunan suhu hingga mencapai 15 oC. Ketidakmampuan
penembusan cahaya matahari yang lebih dalam lagi merupakan faktor utama hal ini
bisa terjadi.

Gambar 2.

Dalam grafik gambar diatas dapat dilihat pada kedalaman 18 oC temperature


dalam keadaan stabil yaitu 23.28 oC.
Kesimpulannya adalah semakin dalam dasar air yang ada, maka suhu air akan
semakin rendah. Hal ini disebabkan oleh intensitas panas matahari yang semakin
berkurang (Patty et al 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Hasita F., M. Zikra, dan Suntoyo. 2013. Analisa Variasi Temperatur dan Salinitas Air
Laut di Perairan Samudra Pasifik Akibat Pengaruh El Nino dan La Nina. Jurnal
Teknik Pomits Vol. 2, No. 2. Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi
Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Patty W., Tarumingkeng, Adrie. 2007. Variasi Temporal dari Penyebaran Suhu di Muara
Sungai Sario. J. I. Kelautan. 12(2): 73-78
Steele JH, Thorpe SA.2009. Elements of Physical Oceanography: A Derivative of the
Encyclopedia of Ocean Sciences. 2nd ed. Amsterdam: Elsevier Ltd.

Anda mungkin juga menyukai