Anda di halaman 1dari 4

Nama : James Calvin Cleverton

NPM : 230110220044

Kelas : A

ANALISIS OLAHAN DATA MENURUT WORLD OCEAN


DATABASE SALAH SATU DAERAH LAUT DI INDONESIA
MENGGUNAKAN OCEAN DATA VIEW

Gambar 1. Grafik Hubungan antara Variabel Suhu dan Kedalaman

Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki luas laut yang begitu besar
sehingga terdapat berbagai macam kondisi suhu laut yang ada. Beberapa bagian
laut di Indonesia memiliki kondisi kedalaman yang berbeda. Setiap perbedaan
kedalaman yang ada di laut manapun memiliki perbedaan dalam suhu yang ada
dikarenakan tingkat kedalaman mempengaruhi proses evaporasi yang ada oleh
sinar matahari. Kedalaman laut di Indonesia sendiri dibagi menjadi dua bagian.
Rata-rata kedalaman laut di Indonesia bagian barat memiliki rata-rata kedalaman
75 m, sedangkan dalam bagian timur memiliki kedalaman mencapai 4000 m.
Gambar yang ada di atas merupakan wilayah kedalaman laut pada wilayah
Indonesia bagian Timur, yaitu terdapat Laut Sawu, Laut Timor, Laut Maluku,
Laut Sulawesi, dan Laut Banda.
Menurut Lapisannya, laut terdiri dari lapisan homogen, termoklin dan laut
dalam. Lapisan homogen pada daerah berada di kedalaman 50 s.d 100 m dengan
temperatur berkisar 26 oC s.d 30 oC. Lapisan termoklin terdiri dari 2 lapisan, yaitu
lapisan termoklin atas (main thermocline) dan termoklin bawah (secondary
thermocline). Rata-rata penurunan temperatur termoklin atas dapat mencapai 9,5
o
C/100 m, sedangkan pada termoklin bawah mencapai 1,3 oC/100 m. Lapisan laut
dalam daerah tropis kisaran temperatur di lapisan ini antara 2 oC s.d 4 oC (Steele
dan Thorpe 2009).
Menurut Hasita et al. (2013) lapisan perairan pada laut dibedakan menjadi
dua, yaitu thermocline dan halocline. Thermocline merupakan lapisan yang
membagi dua massa air di perairan (pembatas antara air yang berada di
permukaan dan yang di bawahnya). Pada lapisan ini biasanya terjadi fluktuasi
temperatur yang sangat tajam, sedangkan lapisan halocline adalah lapisan vertikal
yaitu kadar garam yang dapat berubah dengan cepat sejalan dengan perubahan
kedalaman.
Gambar yang ada di atas menunjukkan hubungan antara variabel suhu
dengan kedalaman. Pada kedalaman 0 sampai 500 meter, suhu perairan masih
berada dalam angka yang terbilang stabil, yaitu pada kisaran nilai 30 oC, penyebab
kestabilan ini yaitu masih mampunya cahaya mantahari menembus perairan yang
ada. Pada kedalaman 500 sampai 1500 meter, terjadi penurunan suhu hingga
mencapai 20 oC. Ketidakmampuan penembusan cahaya matahari yang lebih
dalam lagi merupakan faktor utama hal ini bisa terjadi. Pada kedalaman 1500 dan
seterusnya, tergambar bahwa suhu perairan turun secara drastis artinya hanya 1%
dari sinar matahari yang mencapai lapisan ini, peristiwa ini terjadi pada lapisan
termoklin. Wilayah dengan temperatur terendah yakni mendekati 0 oC berada di
kedalaman 2000 meter di bawah permukaan laut tepatnya di Laut Sulawesi,
sedangkan wilayah dengan temperature tertinggi yakni di atas 30 oC berada di
permukaan air laut tepatnya di wilayah Laut Timor.
Kesimpulannya adalah semakin dalam dasar air yang ada, maka suhu air
akan semakin rendah. Hal ini disebabkan oleh intensitas panas matahari yang
semakin berkurang (Patty et al 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Hasita F., M. Zikra, dan Suntoyo. 2013. Analisa Variasi Temperatur dan Salinitas
Air Laut di Perairan Samudra Pasifik Akibat Pengaruh El Nino dan La
Nina. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2, No. 2. Jurusan Teknik Kelautan,
Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Patty W., Tarumingkeng, Adrie. 2007. Variasi Temporal dari Penyebaran Suhu
di Muara Sungai Sario. J. I. Kelautan. 12(2): 73-78
Steele JH, Thorpe SA.2009. Elements of Physical Oceanography: A Derivative of
the Encyclopedia of Ocean Sciences. 2nd ed. Amsterdam: Elsevier Ltd.

Anda mungkin juga menyukai