Anda di halaman 1dari 3

STRATIFIKASI VERTIKAL

Stratifikasi kolom air merupakan lapisan-lapisan pada perairan dalam hal ini laut yang terbentuk
dengan karakteristik fisik tertentu seperti suhu, salinitas, densitas, dan tekanan. Stratifikasi atau
pelapisan ini terjadi secara vertikal, dimana pada kedalaman tertentu karakteristiknya akan berbeda
dengan kedalaman lainnya. Pelapisan ini juga menunjukkan kestabilan massa air tersebut (Stewart
2003). Secara umum, densitas (kerapatan) massa air akan meningkat seiring dengan bertambahnya
kedalaman. Dalam kondisi tidak adanya gangguan, massa air yang memiliki densitas rendah akan selalu
berada di atas massa air yang berdensitas tinggi. Adapun lapisan-lapisan kolom air yang terdapat di laut
adalah mixed layer, thermocline, dan deep layer.

Mixed Layer

Sama halnya dengan daratan yang terdapat oksigen, di laut juga terdapat oksigen, namun oksigen
yang berada di laut tidak berwujud gas melainkan sudah terlarut atau biasa disebut dissolve oxygen
(DO). Oksigen yang terdapat di laut ini diakibatkan adanya aliranThermoclineensi yaitu angin yang
berada di udara tercampur dengan air yang berada di laut sehingga membentuk buih-buih di dalam air
laut. Air laut yang tercampur inilah yang kemudian disebut dengan mixed layer, dimana dalam lapisan ini
massa air bersifat homogen. Kedalaman lapisan ini biasanya 0-100 meter atau dalam beberapa kasus
tergantung wilayah perairannya. Wilayah yang berada dekat khatulistiwa atau tropis, ketebalan mixed
layer depth (MLD) akan berbeda dengan wilayah perairan yang berada daerah subtropis maupun kutub.
Hal inLayerarenakan MLD masih sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang masuk ke
perairan. Karakteristik MLD di wilayah tropis umumnya memiliki temperatur yang berkisar 25-30o C dan
mengalami penurunan 1o atau 2o seiring bertambahnya kedalaman hingga 80 db (+ 8 m), sedangkan
salinitas (kadar garam terlarut dalam perairan) umumnya berkisar 31.5-34.5 ppt (Tomasick et al.,
1997a). Kisaran tersebut dapat berubah tergantung cuaca. Indonesia memiliki 2 musim, yaitu musim
kemarau (timur) dan hujan (barat). Adanya dua musim tersebut juga memberikan dampak terhadap
karakteristik MLD.

Thermocline

Jika MLD memiliki


karakteristik perairan yang bersuhu hangat, maka berbeda dengan lapisan termoklin. Lapisan termoklin
merupakan lapisan yang berada di bawah MLD. Pada lapisan ini, suhu mengalami penurunan yang cukup
drastis, penurunan suhu ini terjadi seiring bertambahnya kedalaman. Dalam lapisan ini, tidak terjadi lagi
pencampuran massa air seperti pada MLD. Selain suhu, salinitas pada lapisan ini juga mengalami
perubahan yakni berkisar antara 34.6 – 34.7 ppt. Kisaran yang seragam ini disebabkan pada lapisan
termoklin ini, salinitas tidak lagi dipengaruhi oleh proses penguapan seperti yang terjadi di MLD.Pada
beberapa penelitian, lapisan termoklin di Indonesia sering dikaitkan dengan daerah penangkapan ikan,
khususnya ikan tuna. Diketahui bahwa ikan tuna senang hidup di lapisan termoklin dan lapisan di bawah
termoklin (Song et al. 2007).

Deep Layer

Sesuai dengan namanya, lapisan deep water


berada di kedalaman lebih dari 1000 meter. Pada kedalaman ini, baik suhu, salinitas, dan densitas akan
bersifat statis. Suhu akan terus menurun mengikuti kedalaman, salinitas juga mencapai nilai
maksimumnya. Di wilayah sekitar ekuator, karakteristik perairan pada kedalaman ini memiliki suhu
kurang dari 10oC dan salinitas sekitar 34 ppt. Penurunan suhu yang terjadi tidak siginifikan seperti yang
terjadi pada lapisan-lapisan sebelumnya begitu juga dengan kenaikan salinitas.

Anda mungkin juga menyukai