Anda di halaman 1dari 4

Nama : Farhan Muharam Saleh

NPM : 230110170065
Kelas : B (Shift 1)
Stasiun : 3012

Analisis Suhu dan Salinitas di Perairan Halmahera


Perairan Indonesia adalah perairan yang berada di iklim tropis. Laut Halmahera
adalah salah satu laut yang berada di Indonesia bagian timur berbatasan dengan
Samudera Pasifik Utara. Laut Halmahera berada pada 1°S dan 129°E. Laut Halmahera
berada diantara Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Barat dengan ditemukannya
potensi perikanan yang sangat tinggi, dimulai dari ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar
hingga ikan demersal (Tangke et al. 2015). Analisis ini berada di Lubuk Halmahera,
terlihat seperti gambar di bawah ini yang diberi kotak berwarna merah.

Gambar 1 Lubuk Halmahera

Karekteristik perairan dapat dilihat dari beberapa sifat diantaranya sifat kimia
dan fisika. Temperatur dan salinitas adalah variable penting untuk menentukan
karakteristik laut (Haikal et al. 2012). Temperatur memiliki fungsi sebagai parameter
reaksi kimia dan proses biologi sedangkan salinitas merupakan factor penting untuk
penyebaran organisme perairan laut (Haikal et al. 2012). Oleh sebab itu, perlu adanya
analisi untuk lebih mengoptimalkan hasil perikanan di Laut Halmahera ini.

Analisis Suhu dan Salinitas


Suhu adalah faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme di lautan,
karena suhu mempunyai pengaruh terhadap aktivitas metabolism dan
perkembangbiakan organisme laut. Sedangkan salinitas adalah konsentrasi rata-rata
seluruh garam yang terdapat di dalam air laut (Hutabarat & M. Evans, 2014). Salinitas
memiliki beberapa peranan yaitu, untuk studi massa air dan penyebaran organisme
Nama : Farhan Muharam Saleh
NPM : 230110170065
Kelas : B (Shift 1)
Stasiun : 3012

(Arief, 1984). Data-data tentang salinitas dan suhu terhadap kedalaman dapat dilihat
dari grafik dibawah ini.

Gambar 2 Grafik suhu dan salinitas terhadap kedalaman di Lubuk Halmahera.

Dapat dilihat dari grafik di atas, bahwa kedalaman di Lubuk Halmahera sekitar
±1900 m. Temperatur pada permukaan sampai dengan 100 m dapat dilihat di grafik
tersebut sebesar 27-31°C. Penurunan suhu secara drastis dapat dilihat pada kedalaman
100-500 m. Sedangkan suhu mulai stabil yaitu sebesar 8°C pada kedalaman 500-1900
m. Salinitas Lubuk Halmahera juga dapat ditentukan dan dilihat dari gambar 2 diatas.
Salinitas pada permukaan sebesar 33,8-34,7 psu, m terjadi kenaikan salinitas pada
kedalaman 0-250, terjadi penurunan salinitas pada kedalaman 250-500 m dan salinitas
mulai stabil pada kedalaman 500-1900 m yaitu sebesar 34,6 psu.

Dari data-data yang diperoleh maka bisa disimpulkan bahwa mixed layer berada
pada kedalaman 0-100 m. Termoklin berada pada kedalaman 100-500 m karena pada
kedalaman tersebut terjadi penurunan suhu yang drastis sehingga menghasilkan kurva
curam pada grafik. Sedangkan haloklin terdapat pada kedalaman 200-500 m karena di
sana terjadipenurunan salinitas sehingga menghasilan kurva yang curam. Deep layer
berada pada kedalaman 500-1900 m karena perairan pada kedalaman tersebut
cenderung homogen.
Nama : Farhan Muharam Saleh
NPM : 230110170065
Kelas : B (Shift 1)
Stasiun : 3012

Faktor Perbedaan Suhu Diantara Tropik, Subtropik dan Kutub


Daerah tropik lebih banyak menerima panas daripada daerah kutub, yang pada
dasarnya disebabkan oleh tiga faktor : Pertama, sinar matahari yang melalui atmosfer
akan banyak kehilangan panas sebelum sampai di kutub bila dibandingkan dengan
daerah ekuator. Kedua, perbedaan sudut batang sinar matahari ketika mencapai
permukaan bumi. Pada daerah kutub sinar matahari sampai kepermukaan lebih tersebar
luas daripada di daerah ekuator. Ketiga, di daerah kutub lebih banyak panas yang
diterima oleh permukaan bumi yang dipantulkan kembali ke atmosfer. Hal ini
disebabkan oleh sudut relatif ketika sinar matahari mencapai permukaan bumi
(Hutabarat & M. Evans, 2014).

Baik lautan maupun daratan keduanya terpapar oleh sinar matahari melalui suatu
proses yang dinamakan insolation. Pengaruh pemanasan ini tidaklah sama untuk
daerah-daerah yang terletak pada lintang yang berbeda. Perbedaan jumlah panas yang
diterima oleh permukaan bumi pada lintang yang berbeda-beda akibat dari bentuk bumi
yang bulat. Cahaya matahari yang jatuh di atas daerah tropik lebih dahulu melalui
atmosfer dengan jarak yang lebih pendek daripada yang ditempuh daerah yang lain
(Hutabarat & M. Evans, 2014).
Nama : Farhan Muharam Saleh
NPM : 230110170065
Kelas : B (Shift 1)
Stasiun : 3012

DAFTAR PUSTAKA
Arief, D. (1984). Pengukuran Salinitas Air Laut dan Peranannya dalam Ilmu Kelautan.
Oseana, 3-10.

Haikal, V. M., Taofiqurohman, A., & Riyantini, I. (2012). Analisis Massa Air di
Perairan Maluku Utara. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 1-9.

Hutabarat, S., & M. Evans, S. (2014). Suhu. In Pengantar Oseanografi (p. 59). Jakarta:
UI-Press.

Tangke, U., Karuwal, J. C., Zainuddin, M., & Mallawa, A. (2015). Sebaran Suhu
Permukaan Laut dan Klorofil-A Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan
Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) di Perairan Laut Halmahera Bagian
Selatan. Jurnal IPTEKS PSP, 248-260.

Anda mungkin juga menyukai