Jika kebanyakan metode diet berfokus pada apa yang boleh dan tidak boleh
dimakan, intermittent fasting lebih mengatur kapan seseorang dapat mengonsumsi
makanan dan kapan harus berhenti.
Lantas, apa yang dimaksud dengan intermittent fasting, dan apa manfaatnya bagi
kesehatan?
Tidak seperti metode diet pada umumnya, tidak ada pembatasan jenis maupun porsi
makanan yang dapat Anda konsumsi selama periode makan. Meski tidak boleh makan,
Anda tetap dapat mengonsumsi air putih, kopi dan teh tanpa gula, atau minuman lainnya
yang tidak mengandung kalori. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya dehidrasi
selama periode berpuasa. Beberapa tipe intermittent fasting bahkan memperbolehkan
konsumsi makanan ringan selama periode puasa, selama makanan tersebut berkalori
rendah.
Metode 16/8
Metode ini memperbolehkan Anda untuk makan dalam kurun waktu delapan jam dan
puasa selama 16 jam. Contohnya, Anda boleh makan pada pukul 12.00 hingga 20.00
dan dilanjutkan berpuasa pada pukul 20.00 hingga 12.00 keesokan harinya. Metode ini
paling aman dilakukan untuk pemula.
Eat-Stop-Eat
Metode ini dilakukan selama sekali atau dua kali seminggu dengan berpuasa selama 24
jam penuh. Kendati demikian, Anda tetap diperbolehkan untuk minum. Pada hari
berikutnya, Anda dapat makan dan minum seperti biasanya selama 24 jam.
Diet 5:2
Metode ini dilakukan dua hari dalam seminggu dengan membatasi konsumsi makanan sejumlah
satu porsi yakni sekitar 500—600 kalori. Selama lima hari sisanya, Anda dapat makan dalam porsi
seperti biasa. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang cocok menerapkan metode
diet intermittent fasting. Metode ini tidak disarankan bagi ibu hamil atau ibu menyusui, anak-anak
dan remaja di bawah 18 tahun, orang yang berisiko hipoglikemia, diabetes, atau orang dengan
penyakit kronis tertentu. Anda sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk
menentukan apakah metode diet intermittent fasting ini aman untuk dilakukan.
Sumber :
https://narasi.tv/read/narasi-daily/intermittent-fasting-adalah?ref=interest-detail