Anda di halaman 1dari 3

Intermittent Fasting:

Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya


Intermittent fasting (IF) merupakan salah satu metode diet yang belakangan tengah
populer dan banyak dipraktikkan. Metode ini diklaim dapat membantu menurunkan berat
badan, meningkatkan metabolisme tubuh, mengelola stres, hingga memperpanjang
angka harapan hidup.

Jika kebanyakan metode diet berfokus pada apa yang boleh dan tidak boleh
dimakan, intermittent fasting lebih mengatur kapan seseorang dapat mengonsumsi
makanan dan kapan harus berhenti.
Lantas, apa yang dimaksud dengan intermittent fasting, dan apa manfaatnya bagi
kesehatan?

Apa itu intermittent fasting?


Intermittent fasting merupakan pengaturan pola makan dengan cara berpuasa yang
melibatkan periode makan dengan jadwal tertentu. Saat menerapkan intermittent fasting,
Anda hanya boleh makan pada waktu-waktu tertentu yang spesifik dalam 24 jam.
Misalnya, Anda harus berpuasa selama 16 jam sebelum akhirnya diperbolehkan untuk
makan selama rentang waktu delapan jam.

Tidak seperti metode diet pada umumnya, tidak ada pembatasan jenis maupun porsi
makanan yang dapat Anda konsumsi selama periode makan. Meski tidak boleh makan,
Anda tetap dapat mengonsumsi air putih, kopi dan teh tanpa gula, atau minuman lainnya
yang tidak mengandung kalori. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya dehidrasi
selama periode berpuasa. Beberapa tipe intermittent fasting bahkan memperbolehkan
konsumsi makanan ringan selama periode puasa, selama makanan tersebut berkalori
rendah.

Manfaat intermittent fasting


Selain membantu menurunkan berat badan dan menjaga metabolisme tubuh, intermittent
fasting memiliki sejumlah manfaat lainnya bagi kesehatan. Dilansir dari Hopkins
Medicine, manfaat dari intermittent fasting antara lain:

 Meningkatkan daya ingat


Sejumlah studi menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat meningkatkan memori
jangka pendek (working memory) pada hewan dan memori verbal pada manusia
dewasa.

 Meningkatkan kesehatan jantung


Intermittent fasting membantu menurunkan tekanan darah, mengontrol resting heart
rate (rHR) atau denyut jantung saat beristirahat, serta memperbaiki indikator lainnya
terkait kinerja jantung.
 Mencegah obesitas dan diabetes
Intermittent fasting terbukti dapat menurunkan berat badan dan meningkatkan
sensitivitas insulin yang dapat membantu mencegah risiko terkena diabetes.
Jenis-jenis intermittent fasting
Terdapat beberapa jenis atau metode intermittent fasting yang umum dilakukan, antara
lain:

 Metode 16/8
Metode ini memperbolehkan Anda untuk makan dalam kurun waktu delapan jam dan
puasa selama 16 jam. Contohnya, Anda boleh makan pada pukul 12.00 hingga 20.00
dan dilanjutkan berpuasa pada pukul 20.00 hingga 12.00 keesokan harinya. Metode ini
paling aman dilakukan untuk pemula.

 Eat-Stop-Eat
Metode ini dilakukan selama sekali atau dua kali seminggu dengan berpuasa selama 24
jam penuh. Kendati demikian, Anda tetap diperbolehkan untuk minum. Pada hari
berikutnya, Anda dapat makan dan minum seperti biasanya selama 24 jam.

 Diet 5:2
Metode ini dilakukan dua hari dalam seminggu dengan membatasi konsumsi makanan sejumlah
satu porsi yakni sekitar 500—600 kalori. Selama lima hari sisanya, Anda dapat makan dalam porsi
seperti biasa. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang cocok menerapkan metode
diet intermittent fasting. Metode ini tidak disarankan bagi ibu hamil atau ibu menyusui, anak-anak
dan remaja di bawah 18 tahun, orang yang berisiko hipoglikemia, diabetes, atau orang dengan
penyakit kronis tertentu. Anda sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk
menentukan apakah metode diet intermittent fasting ini aman untuk dilakukan.

Sumber :
https://narasi.tv/read/narasi-daily/intermittent-fasting-adalah?ref=interest-detail

Anda mungkin juga menyukai