PENDAHULUAN
1
masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan
observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya.
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara menangani pasien kritis secara cepat dan tepat
2. Untuk mengetahui apa saja alat-alat yang digunakan dalam kasus pasien kritis
1.4. MANFAAT
Permasalahan yang kami bahas dalam makalah ini, semoga dapat memberikan
informasi dan pengetahuan kepada para mahasiswa tentang cara menangani dan
menggunakan alat sesuai kebutuhan dalam menangani pasien kritis.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
a. Kategori pertama, pasien yang dirawat oleh karena penyakit kritis
b. Kategori kedua, pasien yang dirawat yang memerlukan propilakasi/koma
memonitoring oleh karena perubahan patofisiologi yang cepat.
c. kategori ketiga, pasien post operasi
8. Resusitasi dan tindakan
a. Tindakan
Menurut studi Thibault tindakan yang dilakukan di ICU sebagai berikut
23 % memonitoring invansif
80 % tidak memerlukan monitoring invansif
Hanya 10% memerlukan intervensi operasi
1) Peran ICU
Peran ICU dalam pengobatan gawat darurat dapat dibagi atas primer dan
sekunder :
Primer yakni usaha untuk menilai jalan nafas (Airway)
Pernafasan (Breathing)
Aliran darah (Circulation)
Oleh karena ketiga faktor ini penyebab kematian utama.
2) Sekunder adalah usaha untuk mengetahui kausa prima penyebab dari
keadaan kritis. Dalam survey sekunder ini termasuk pula pemeriksaan
radiologis pada kasus-kasus trauma atau pemeriksaan laboratorium untuk
kasus penyakit metabolic.
b. Resusitasi
1) Diartikan sebagai tindakan yang harus segera dilaksanakan untuk
mengatasi
Kegawatan pernafasan
Kegawatan jalan nafas (Airway)
Lebih bahayanya : kegawatan jalan nafas disebabkan oleh
sumbatan dari luar seperti benda asing secret, dll. Dalam keadaan
darurat dapat dilakukan intubasi, bila tidak memungkinkan dapat
dilakukan krikotomi yang di ikuti dengan trakeostomi.
Kegawatan pernafasan (ventilasi)
5
2) Kegawatan respirasi
Terjadi bila jalan nafas telah dianggap normal, akan tetapi masih terdapat
hipoksemi atau hiperkapne. Untuk mengatasi deficit respirasi ini dapat
dilakukan
Pertolongan udara respirasi pernafasan dari mulut ke mulut atau
dari mulut ke hidung atau jalan pernafasan
Dengan cara membuat pernafasan intermiten yang disebut dengan
manual atau mechanical intermittent positive pressure respiration
(IPPR). Dalam ICU di sebut dengan merek dagang ambu bag.Alat
ini biasanya di hubungkan dengan oksigen untuk memperbaiki
ventilasi.
3) Kegawatan Sirkulasi
Yang paling berbahaya jantung berhenti secara mendadak, keadaan ini
disebut dengan cardiac standstill atau disebut pula dengan cardiac
arrest.Untuk mengatasi keadaan gawat dapat digunakan masase jantung
ataunpijatan jantung luar bahkan kadang kadang perlu membuka ruangan
abdomen dan mengadakan pijatan jantung dalam.Dalam ICU alat yang
penting untuk mengatasi cardiac arrest ini digunakan cardioversion atau
lebih di kenal dengan defibilator.
9. Alat-alat yang digunakan untuk pasien kritis di ruang ICU
1) Defibrillator
6
2) ECG (Electrocardiograph)
ECG atau EKG merupakan alat medis yang masih berhubungan dengan
jantung.Fungsi alat medis yang satu ini yaitu untuk merekam kelistrikan otot
jantung guna menganalisa ada atau tidaknya gangguan irama jantung pada
pasien. ECG terdiri dari beberapa elektroda yang ditempelkan ke dada pasien
untuk mengambil atau merekam aktifitas otot jantung dalam bentuk tegangan
listrik.
3) Pasien Monitor
Sebagian pasien yang sedang dirawat di dalam ruang ICU memiliki kondisi
yang sangat amat labil.Hal ini tentu saja mebutuhkan pemantauan yang sangat
intensif.Oleh sebab itu ruangan ini disebut dengan ICU (Intensif Care
Unit).Salah satu alat medis yang ada di dalam ruangan ini adalah Pasien
Monitor. Alat ini berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan pasien secara
realtime yang bisa diamati dari layar monitor. Parameter yang bisa diamati dari
dalam alat ini adalah irama jantung, tekanan darah, suhu tubuh, kadar oksigen
dalam darah dan yang lainnya.
7
pasien dalam kondisi kritis pasca kecelakaan misalnya, atau kondisi tertentu
yang membutuhkan pernapasan kontinue sebelum ada alat ventilator.
5) Ventilator
6) Syringe Pump
Syrine pump adalah sebuah pompa elektronik digital yang berfungsi untuk
mengatur laju keluarnya cairan dari alat suntik manual sehingga volume dan
waktunya bisa diseting sesuai dengan kebutuhan atau resep dari dokter.
7) Infus Pump
Infus Pump juga merupakan satu alat pompa elektronik yang mengatur laju
aliran cairan infus dari alat infus manual. Infus Pump dan Syringe Pump sama
– sama dilengkapi dengan sensor mekanik dan elektronik, serta diatur juga
dengan mikro komputer digital sehingga pengaturannya cukup mudah dan
akurat. Alat medis semacam ini biasanya digunakan di ruang ICU untuk
kondisi – kondisi tertentu.
8
8) Puls Oxymeter
9) Trolley emergency
9
Yang di maksud dengan pengatasan kritisrespirasi yakni tindsksn yang
dilakukan sesudah stabilisasi primer ternyata pernafasan masih belum
dapat menjamin oksigenasi jaringan dan pembebasan Co2 dari jaringan.
Keadaan ini disebut dengan kegagalan pernafasan yang dapat disebabkan
oleh karena terganggunya jalan nafas, gagalnya paru-paru untuk
memompakan gas atau terjadinya kelainan ventilasi dan perfusi.
c. Pengtasan kritis sirkulasi
Untuk menilai faal kardiovaskular pasien yang dirawat di ICU dapat
dibagi dua yakni cara noninvasive dan cara invasive. Cara noninvasive
antara lain dengan monitor jantung, tekanan darah dan oksimeter nadi.
Disamping itu juga dinilai faktor-faktor vital seperti kesadaran, nadi,
warna kulit, dan panas dan jumlah urin.
d. Pengatasan kritis neurologis
Yang dimaksud dengan pengatasan kritis neurologis adalah tindakan
mengatasi deficit status neurologis.Tindakan untuk mengatasi deficit
neurologis ini disebut dengan Advanced Neurologic Life Support.
11. Perlengkapan yang diperlukan untuk life support
a. Airway
1) Laryngoscope Set Dewasa/ Anak/BayiLaryngoscope Mc Coy
2) Nasopharyngeal Tube
3) Oropharyngeal Tube
4) Endotracheal Tube (ETT) • Dewasa /Anak/Bayi
5) Suction Pump
b. Breathing
1) Masker
2) Laryngeal Mask/ LMA
3) Bag Valve Mask (BVM) bayi, anak, dewasa
c. Circulation
1) EKG (Elektro Kardio Gram)
2) Analisa Gas Darah
d. Defibrillator
e. Ventilator
f. Saturasi O2
10
2.2. Konsep penanganan pasien kritis di ruang operasi
1. Definisi operasi
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasife dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh.
Pada umumnya dilakukan dengan membuat sayatan, pada bagian tubuh yang akan
ditangani, lalu dilakukan tindakan perbaikan dan diakhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka. Pembedahan dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobatisuatu
penyakit, cedera atau cacat, serta mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin
disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana.
Ada 3 faktor penting yang terkait dalam pembedahan yaitu penyakit pasien,
jenis pembedahan dan pasien itu sendiri.Dari ketiga faktor tersebut tindakan
pembedahan adalah hal yang baik/benar.Bagi pasien sendiri, pembedahan adalah
halyang paling mengerikan yang pernah mereka alami.
2. Indikasi
Tindakan pembedahan atau operasi dilakukan dengan berbagai indikasi
diantaranya adalah :
a. Diagnostik : Biopsi atau laparatomi eksploitasi
b. Kuratif : Eksisi tumor atau pengangkatan appendiks yang mengalami
inflamasi
c. Reparatif : Memperbaiki luka multiple
d. Rekontruksi atau kosmetik : Mamaoplasti, atau bedah plastic
e. Palliatif : Seperti menghilagkan nyeri atau memperbaiki masalah, contoh :
Pemasangan selang gastrotomi yang di pasang untuk mengkomponsasi
terhadap ketidakmampuan menelan makanan
3. Pelaksanaan tindakan Operasi
Tata cara pelaksanaan operasi pasien oleh staf kamar operasi.
a. Tujuan
Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh kamar
operasi agar pelaksaan operasi bisa berhasil dengan baik dan
mengutamakan keselamatan pasien
Menyiapkan obat-obatan, alat-alat , darah dan persiapan khusus
lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi
tersebut.
b. Kebijakan
11
Petugas kamar operasi bertangguang jawab atas pelaksanaan pasien calon
operasi ini.
c. Prosedur
1) Petugas operasi mempersiapkan peralatan, bahan dan obat-obatan
yang diperlukan untuk operasi sesuai SOP
2) Petugas anastesi mempersiapkan peralatan dan obat-obatan
anastesi serta melakukan tindakan anastesi yang diperlukan sesuai
SOP terkait.
3) Perawat sirkulasi menerima rekam medis dan data administrasi
lisan dan tulisan dari petugas pengantar pasien OK dan memasang
foto rontgen pada lampu baca di masing-masing ruang operasi
4) Petugas kamar operasi melakukan tindakan hand scrubbing,
growning, dan handgloving sesuai SOP yang terkait
5) Petugas operasi melakukan chrosscheck dengan petugas OK yang
bertugas mengantar pasien ke dalam ruang operasi dan dokter
operasi mengenali identitas pasien, bagian yang akan dioperasi,
dan jenis operasi sebelum melakukan tindakan antisepsis dan
mempersempit medan operasi dengan doek steril
6) Dokter operator dan petugas operasi melakukan tindakan operasi
sesuai indikasi dan SOP terkait
7) Bila diambil jaringan atau cairan tubuh pasien untuk pemeriksaan
laboratorium/PA, wadah diberi identitas pasien meliputi
nama,umur, no.RM, tanggal pengambilan dan disertai berita acara
serah terima specimen
8) Setelah operasi selesai petugas operasi membuat laporan operasi,
petugas anastesi membuat laporan anastesi, dan perawat sirkulasi
mendata alkes dan obat-obatan habis pakai serta mengumpulkan
ketiga dokumen tersebut dalam rekam medis pasien.
9) Pasien di persiapkan untuk menjalani observasi dan perawatan di
ruang pemulihan
10) Setelah kondisi pasien dinyatakan oleh dokter operator dan dokter
anastesi memungkinkan untuk dipindahkan ke bangsal, petugas
pengantar pasien OK menghubungi bangsal terkait untuk
menjemput pasien
12
11) Dilakukan serah terima pasien dari OK ke petugas ruang atau
bangsal.
4. Alat-alat yang digunakan di ruang operasi
1) Suction Pump (Alat Penyedokt Cairan)
Suction pump adalah salah satu alat medis yang berfungsi untuk
mengeluarkan cairan atau lendir yang tidak berguna di dalam tubuh
pasien. Contohnya seperti lendir, dahak, cairan lain, darah yang keluar
saat operasi dan lain sebagainya.
Mesin Anestesi adalah satu alat penghilang kesadaran pada saat proses
pembedahan. Alat ini merupakan gabungan dari beberapa alat medis
yang terpadu sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam proses
pembiusan dan kontrol kesadaran pasien pada saat menjalani operasi.
Istilah lain untuk alat ini yaitu Electrocauter atau Electrosurgery. Yaitu
sebuah alat elektronik yang dilengkapi dengan alat pemotong elektronik
dengan kekuatan listrik.Alat ini berfungsi untuk melakukan pembedahan
pada bagian tubuh pasien. Tujuannya adalah untuk mengurangi keluarnya
darah yang akan mengganggu jalannya proses operasi.
13
4) ECG (Electrocardiograph)
ECG atau EKG merupakan alat medis yang masih berhubungan dengan
jantung.Fungsi alat medis yang satu ini yaitu untuk merekam kelistrikan
otot jantung guna menganalisa ada atau tidaknya gangguan irama jantung
pada pasien. ECG terdiri dari beberapa elektroda yang ditempelkan ke
dada pasien untuk mengambil atau merekam aktifitas otot jantung dalam
bentuk tegangan listrik.
14
g. Memanfaatkan hasil evaluasi tersebut sebagai alat peningkatan atau
perbaikan praktek keperawatan dipergunakan.
3. Indikasi rawat inap
1) Penurunan kesadaran yang tiba-tiba (tidak sadar, koma, disorientasi,
kebingungan atau tidak responsif)
2) Jumlah denyut nadi permenit yang abnormal baik tinggi atau rendah (denyut
nadi di luar rentang normal yang ditentukan berdasarkan usia)
3) Tekanan darah tinggi atau rendah yang tidak normal (diatas atau di bawah
batas usia)
4) Kehilangan pengelihatan atau pendengaran akut
5) Hilang kemampuan untuk memindahkan bagian tubuh utama secara akut
6) Demam persisten (suhu rektal > 38,3 °C atau suhu lainnya > 37,8 °C pada
pasien pediatri)
7) Perdarahan aktif
8) Gangguan elektrolit/ asam basa/ Ph darah yang berat atau Hb yang rendah
9) Kelainan elektrokardiogram
10) Dehisensi luka atau eviserasi
11) Nyeri yang melumpuhkan
12) Ketidakmampuan akut atau progresif
13) Kondisi yang tidak responsive untuk dilakukan rawat jalan
3) ECG (Electrocardiograph)
ECG atau EKG merupakan alat medis yang masih berhubungan dengan
jantung.Fungsi alat medis yang satu ini yaitu untuk merekam kelistrikan otot
jantung guna menganalisa ada atau tidaknya gangguan irama jantung pada
pasien. ECG terdiri dari beberapa elektroda yang ditempelkan ke dada
pasien untuk mengambil atau merekam aktifitas otot jantung dalam bentuk
tegangan listrik.
4) Puls Oxymeter
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pasien kritis adalah pasien yang memerlukan pemantauan yang canggih dan
terapi yang intensif. Pasien-pasien yang sakit kritis memiliki angka kesakitan dan
kematian yang tinggi. Pengenalan dan penanganan tepat pasien-pasien tersebut secara
dini akan membantu meminimalkan perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan
kesempatan untuk pulih.
Intensif Care Unit (ICU) adalah bagsal rumah sakit yang menyediakan perawatan
intensif untuk pasien yang dalam kondisi kritis mengancam hidup yangbertujuan
untuk menunjang fungsi-fungsi vital. Ruang ICU dilengkapi dengan staf dan peralatan
khusus untuk merawat dan mengobati pasien yang terancam jiwanya karena
kegagalan atau disfungsi satu organ atau ganda akibat suatu penyakit, bencana atau
komplikasi yang masih ada harapan hidupnya.
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan
cara invasife dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh. Pembedahan
dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobatisuatu penyakit, cedera atau cacat, serta
mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-
obatan sederhana.
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatanpasien oleh
tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di
suatu ruangan di rumah sakit. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien
masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan
observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya.
3.2. Saran
Diharapkan agar tenaga keperawatan lebih memamahi dan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang peran mahasiswa keperawatan
dalam penanganan pasien kritis di klinik dan tanggap penangan korban akibat bencana
serta menggunakan alat-alat medis yang sesuai kegunaannya dalam membantu atau
menangani pasien kritis.
17
DAFTAR PUSTAKA
Philip Jevon, Beverley Ewens. 2008. Pemantauan Pasien Kritis. Jakarta : Erlangga
Medical Series.
Prof. Dr.H.Tabrani Rab. 2001.Agenda Gawat Darurat. Jilid 1.Bandung :
P.T.Alumni.
https://keperawatankritis.wordpress.com/2008/05/18/perawatan-pasien-dengan-
ventilator/
Seri Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) / General Emergency Life
Support (GELS) : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
Cetakan ketiga. Dirjen Bina Yanmed Depkes RI, 2006.
Musliha,S.Kep.,Ns.2010.Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta : Nusa Medika.
18
SOAL KASUS
1. Seorang bayi berusia 2 bulan mengalami henti nafas, perawat yang ada di tempat itu
segera melakukan tindakan bantuan nafas. keadaan bayi semakin memburukdan
perawat pun melanjutkan tindakannya dengan memberi tindakan resusitasi jantung
paru.tindakan RJP pada bayi dan anak pada dasarnya sam, hanya saja diperlukan
modifikasi beberapa tindakan.pada bayi untuk memeriksa denyut nadi, arteri apakah
yang harus ditekan oleh penolong?
A. Arteri femolaris
B. Arteri carotis
C. Arteri temporalis
D. Arteri apikalis
E. Arteri brakhalis
2. Seorang laki-laki berumur 42 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas dan tidak
sadarkan diri,pasien mengalami perdarahan pada kepala dan terlihat jejas di bagian
dada korban. korban ditemukan henti nafas dan henti jantung. Untuk menyelamatkan
nyawa korban penolong harus melakukan bantuan hidup dasar (basic life support).
Pada pemberian bantuan hidup dasar ada tiga hal utama yang harus diperhatiakan?
A. Airway, expossure, breathing
B. Drugs, evaluation, recovering position
C. Circulation,drugs, exposure
D. Airway, bantuan nafas, circulation
E. Airway, breathing, circulation
3. Seorang anak mengalami kecelakaan saat sedang bermain sepeda, anak tersebut
mengalami trauma abdomen dan oleh keluarga segera dibawa keruamh sakit. Saat
pengkajian ditemukan data : distensi abdomen, nyeri hebat pada pasien,memar
dibagian perut, sianosis, RR : 26x/menit, HR : 115x/menit, TD : 90/70 mmHg dan
pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri. dokter mengatakan bahwa pasien
mengalami pervorasi intestine karena trauma pada saat kecelakaan sepeda. Apakah
tindakan yang harus dilakukan oleh perawat sebelumpasien diberi tindakan
pembedahan?
A. memuasakan pasien dan tidak memberikan apapun lewat oral pasien
19
B. mengobservasi terus keaadaan pasien
C. memberikan obat penenan dan anti nyeri pada pasien
D. mengajarkan pasien teknik distraksi untuk mengalikan perhatian pasien terhadap
nyeri
E. menganjurkan pasien teknik nafas dalam
6. Anda di ruang ICU merawat seorang perempuan umur 38 tahun dengan diagnosa
media: Efusi pleura. Keluhan Utama: Sesak nafas. Data lain: Nyeri dada seperti
ditusuk sebelah kanan, nafas dangkal dan cepat serta ada retraksi dada. Pernafasan:
32x/menit, crakles. Terpasang WSD 2 botol, terpasang O2 3lt/menit.Apakah posisi
yang tepat pada pasien saat terpasang alat pada kasus di atas?
A. Fowler
20
B. Squating
C. Kneechest
D. Semi fowler
E. Tendelemburg
8. Seorang pasien di ICU mengalami keadaan pernafasan yang sangat buruk, pasien tidak
dapat melakukan pernapasan secara normal sehingga dokter menyarankan untuk
melakukan pemasangan ventilator. pasien tersebut secara terus menerus membutuhkan
bantuan pernapasan, dan pernapasaannya masih sangat tidak lemah. pada pasien
tersebut mode ventilator apakah yang harus dipasang perawat?
A. Mode Control
B. Mode Cpab
C. Mode Campuran Tapi Dalam Pengawasan
D. Mode Asb
E. Mode Inttermitten Mandatory
9. Seorang pasien tidak sadarkan diri dibawa ke ICU untuk mendapatkan tindakan
perawatan. saat pengumpulan data ditemukan Pa2O < 50 mmHg dengan FiO2 > 0,60
dengan PH < 7,25 kapasitas vital < 2 kalivolume tidal, dorongan inspirasi negative
kurang dari 25 cm, frekuensi pernapasan > 35 x/menit. bantuan apakah yang dapat
diberikan perawat dalam mempertahankan ventilasi pasien secara terus menerus?
A. Pemberian bantuan nafas
B. Pemasangan alat ventilator
21
C. Melakukan tindakan rjp
D. Memberikan oksigen melalui nasal kanul
E. Memberikan masker oksigen
10. Seorang pasien yang tidak sadar sudah dirawat selama tujuh hari diruang ICU. pasien
tersebut menggunakan alat bantu ventilator. selama pemasangan ventilator secret
menumpuk disaluran pernapasan pasien akibat pembentukan lender berkaitan dengan
ventilator mekanik. apakah diagnose keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Ketidakefektifan pola napas b/d alat bantu ventilator
B. Ketidakefektifan komunikasi verbal b/d pemasangan alat bantu ventilator
C. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penumoukan secret
D. Ketidakefektifan berssihan jalan nafas b/d pembentukan lender yang
berkaitan dengan alat ventilator
E. Gangguan pertukaran gas b/d kerusakan saluran pernapasan
11. Tn.A menjalani tindakan pembedahan dan harus mendpatkan anastesi umum. setelah
tindakan pembedahan pasien dirawat diruang ruang perawtaan dalam keadaan masih
belum sadar. oleh dokter pasien disarankan memakai alat abntu ventilator. Apakah
yang menyebabkan yang harus menggunakan ventilator?
A. Karna pasien belum sadar
B. Setiap pasien post op harus menggunakan alat vemtilator
C. Anastesi dapat mengakibatkan distrees pernapasan
D. Untuk mengurangi kelelahan pasien setelah operasi
E. Karena pasien post op selalu mengalami gagal nafas
12. Seorang pasien ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri, tidak ditemukan jejas
pada tubuh korban. seorang penolong mengobservasi kedaan korban dan menemukan
korban henti nafas dan henti jantung, penolong tersebut kemudian melakukan
resusitasi jantung paru hingga akhirnya keadaan pasien kembali sadar. pada tindakan
RJP berapakah perbandingan kompresi dada dan venrtilasi?
A. 15/1
B. 30/3
C. 30/2
D. 40/3
E. 10/1
22
13. Tn. Z telah mengalami henti nafas dan henti jantung. Oleh penolong pasien tersebut
dilakukan tindakan RJP, setelah beberapa saat pasien kembali bernafas spontan dan
sadarkan diri. apakah tindakan yang harus dilakukan oleh penolong setelah pasien
kembali sadar?
A. Menunggu pertolongan datang
B. Melakukan tindakan recovering position
C. Tetap memberikan bantuan nafas
D. Meninggalkan korban karna sudah sadar
E. Mengajak korbanberbicara untuk memastikan kesadaran korban
23