Cognitive Science
Kognisi adalah istilah yang mengelompokkan mental proses seperti memahami,
menggali, memahami, menilai dan menalar. Cognitive science berfokus pada bagaimana
manusia (dan hewan) menyusun pengalaman mereka, bagaimana memahaminya dan
bagaimana menghubungkan pengalaman saat ini dengan pengalaman masa lalu yang telah
disimpan dalam memori. Ilmuan kognitif menganggap orang sebagai penafsir aktif dari suatu
situasi, dengan pengetahuan masa lalu orang memaksakan saluran persepsi pada pengalaman.
Skema adalah ketika seseorang memasukan informasi baru ke dalam jaringan
terorganisir dari pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Informasi baru mungkin sesuai
dengan skema, jika tidak maka orang tersebut akan mengatur ulang skema agar sesuai dengan
informasi atau menafsirkan informasi sedemikian rupa agar sesuai dengan skema. Skema dapat
mengubah cara informasi diproses dan diingat.
Contohnya ada kutipan bacaan
seorang laki-laki berdiri di depan cermin, menyisir rambutnya. Dia memeriksa wajahnya dengan
hati-hati untuk melihat apakah ada bagian yang terlewatkan untuk dicukur dan kemudian dia
memutuskan untuk mengenakan dasi kuno. Saat sarapan dia membaca koran dengan seksama dan
sambil meminum segalas kopi, mendisukusikan kemungkinan untuk membeli mesin cuci baru untuk
istrinya. Kemudian dia beberapa kali menelpon. Saat dia meninggalkan rumah dia memikirkan bahwa
anak-anaknya mungkin ingin pergi lagi ke kamping pribadi saat musim panas. Ketika mobilnya tidak bisa
dinyalakan, dia keluar dari mobil, membanting pintunya dan berjalan ke perhentian bus dalam suasana
hati yang sangat marah. Dia akan terlambat sekarang.
Baca lagi kutipan di atas dengan menambahkan kata pengangguran setelah kata laki-laki,
setelah selesai baca sekali lagi dengan menggantikan investor banker untuk kata laki-laki
Perhatikan betapa bedanya anda dapat memahami bagian itu. Jika ditanya menggunakan
kuesioner untuk me-recall informasi ini tanpa melihat kutipan cerita tersebut, mungkin anda
akan menjawab “iklan yang diinginkan” untuk laki-laki yang pengangguran dan “halaman
keuangan” untuk investor banker. Karena bagian koran mana yang dibaca tidak diberitahu
secara spesifik, maka jawaban-jawaban ini salah, tetapi dapat diprediksi.
Kontribusi lain yang penting dalam cognitive science termasuk mempelajari tentang
perhatian. salah satu cara peneliti mempelajarinya adalah dengan tugas stroop (stroop task).
Dalam tugas ini, partisipan melihat satu set nama warna yang dicetak dengan warna tinta yang
berbeda, kemudian partisipan harus secepat mungkin membaca warna tinta dari setiap kata.
Contohnya kata biru ditulis dengan tinta berwarna hijau. Partisipan diinstruksikan untuk
menyebut nama tinta tersebut, yaitu hijau. Tugas ini menjadi sulit karena akan untuk
mengatakan hijau dan “menghambat” kecenderungan alami untuk mengatakan biru.
Interferensi (gangguan) diukur sebagai perpanjangan waktu dalam merespons. Kata-kata lebih
“menarik perhatian” dibanding dengan warna tinta.
Tugas Stroop telah dimodifikasi untuk fokus pada emosi daripada warna. Pada tugas
stroop emosi ini, partisipan dinstruksikan untuk menyebutkan warna tinta daripada
mengucapkan kata. Namun, daftar kata sekarang berisi kata-kata emosi, seperti ancaman,
bahaya, Bahagia atau cemas ditulis dengan warna tinta yang berbeda. Individu dengan
gangguan kecemasan menemukan bahwa beberapa kata emosi sangat menarik perhatian
sehingga dorongan untuk megucapkan kata itu sangat kuat. Seperti pada tugas stroop yang
versi sebelumya, semakin kata-kata itu menarik perhatian, maka akan menimbulkan banyak
gangguan yang mengakibatkan semakin lambat responsnya. Peneliti menunjukkan bahwa orang
yang memiliki kecemasan akan lebih menunjukkan banyak gangguan pada kata-kata yang
mengancam dibanding dengan yang tidak mengancam.
Konsep skema dan perhatian saling terkait satu sama lain. Jika seseorang memiliki
skema tentang dunia, misalnya dunia ini berbahaya. Orang yang memiliki skema ini akan lebih
memerhatikan hal-hal yang mengancam atau berbahaya di lingkungan. Sebagai contoh ada
orang asing yang berdiri di teras rumah, ini dapat diartikan sebagai bahaya. Namun bagi orang
yang tidak memiliki skema itu akan beranggapan bahwa orang asing itu adalah orang yang
tinggal di rumah itu. Pandangan yang dianut secara luas tentang depresi, misalnya pada
individu yang memiliki rasa putus asa yang berlebihan. Banyak orang yang mengalami depresi
memiliki pemikiran bahwa nasib mereka sudah ditentukan dan mereka berharap masa depan
mereka negative. Jika depresi berkembang dari rasa putus asa, maka fakta ini berimplikasi pada
bagaimana dokter menangani gangguan tersebut.
https://docs.google.com/document/d/1LQO1NDc-nfC4oS6VTyf5hz5Q3L_1GOkHvDRxlxcXrlY/
edit