Abstrak
Lingkungan adalah pembentuk atau programer bagi diri siswa yang paling berpengaruh.
Misal, suatu ketika seorang siswa tidak dapat mengerjakan PR (pekerjaan rumah) lantas
dimarahi sambil dimaki-maki ”Kamu bodoh!” oleh orang tua, bila kata itu diucapkan
dengan intonasi tepat (seperti mamaki), dalam intensitas emosional yang tinggi dan
ditujukan pada seorang anak, maka si anak mulai membuat makna, mulai membuat
persepsi bahwa dirinya adalah ”anak bodoh”. menjadi ”keyakinan bahwa dirinya benar-
benar bodoh”. Rumusan masalah Apakah pemanfaatan teknologi konseling Neuro
Linguistic Programming dapat mengatasi kesulitan belajar siswa. Adapun tujuan
penelitian antara lain: Menjelaskan bagaimana Pemanfaatan Konseling Neuro Linguistic
Programming Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar (Studi Kasus Di
Konsultan Yoga Atma Psikologi Pekanbaru). Kegunaan Penelitian Memperjelas manfaat
konseling Neuro Linguistic Programming dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengungkapkan
sesuatu apa adanya. Hasil penelitian Yang paling penting dari NLP penggolongan tipe
manusia, tipe manusia menjadi 3 golongan sehigga mampu mengatasi masalah belajar
siswa, yaitu visual, auditory, dan kinestetik yang nantinya digunakan dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa. NLP ini membuat klien marasa di hargai dan konselor menjadi
sangat mengerti apa yang dirasakan klien sehingga kesulitan belajar yang dirasakan yang
dikarenakan pemahaman yang salah terhadap diri mampu dihilangkan. Dalam Nlp juga
konselor penembusan faktor kritis dari pikiran sadar dan diikuti dengan diterimanya suatu
saran tertentu, atau melihat suatu kejadian dengan sudut pandang yang lain atau yang
akrab di sebut reframing. Jadi, konseling yang dilakukan setelah faktor kritis klien berhasil
ditembus atau klien telah masuk ke kondisi rileksasi mental yang dalam
174
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 174-182
”bahwa aku anak bodoh yang tidak mungkin ada untuk menciptakan generasi baru.
mengerjakan soal seperti itu”. Nurul Ramadhamani Makarao (2010:3)
Menurut Nashir (2001: 6) bahwa Otak mengungkapkan bahwa Neuro Linguistic
manusia mempunyai keunggulan dibanding Programming dapat berperan dalam membantu
otak pada mahluk yang lainnya. Salah satu manusia berkomunikasi lebih baik dengan diri
diantaranya, permukaan otak manusia jauh mereka sendiri, mengurangi ketakutan tanpa
lebih luas yaitu sekitar 220.000 meter persegi. alasan, mengontrol emosi negatif dan
Hal ini disebabkan karena otak manusia terdiri kecemasan. NLP berakar dari segala Sesuatu
dari gyrus dan sulcus, sebagian besar dari yang mendasari terjadinya hubungan
permukaan otak manusia yaitu sekitar dua keselarasan dengan siapa saja bahkan dengan
pertiga tersembunyi didalam lekukan-lekukan pribadi-pribadi yang sulit. Selain itu, NLP
otak. Permukaan otak manusia itu sendiri membantu manusia menciptakan tujuan positif
mengandung sinaps sekitar 3 milyar per 2,5 m3 bagi masa depannya, membantu
yang berarti bahwa interkoneksi antara neuron- memformulasikan tujuan khusus dan rencana
neuron begitu besar sehingga memungkinkan yang akan memimpin mereka pada masa depan
terjadinya mekanisme yang rumit, cepat dan yang lebih baik.
tepat. Biasanya persepsi keliru itu terjadi
Neuro mengacu pada pikiran dan dilingkungan, sekolah, keluarga, dan orang-
bagaimana individu mengorganosasikan orang sekitar seperti guru, orang tua dan teman
kehidupan mentalnya. Proses neurologi adalah sebaya yang secara intens mempengaruhinya.
suatu proses tentang bagaimana manusia Lingkungan adalah pembentuk atau programer
melalui mekanisme kerja otak dapat bagi diri siswa yang paling berpengaruh. Misal,
menerjemahkan pengalaman-pengalaman yang suatu ketika seorang siswa tidak dapat
diterima kedalam fungsi fisiologinya. Begitu mengerjakan PR (pekerjaan rumah) lantas
pula dengan bahasa, baik verbal maupun non dimarahi sambil dimaki-maki ”Kamu bodoh!”
verbal dan penggunaan bahasa dalam oleh orang tua, saudara dan teman kelasnya,
kehidupan, prosesnya adalah suatu pola kata- maka di situlah mulai bersemi dalam benaknya,
kata yang spesifik yang mana perumusan pola ”bahwa aku anak bodoh!”
tersebut akan digunakan untuk mendskripsikan Kata ”bodoh” itu sendiri netral, dan
tentang suatu hal, kemudian pemprograman hanya lima huruf. Kata itu tidak bernyawa dan
adalah usaha individu untuk belajar bereaksi apa adanya. Namun, bila kata itu diucapkan
pada suatu situasi tertentu dan membangun dengan intonasi tepat (seperti mamaki), dalam
pola-pola otomatis atau program-program yang intensitas emosional yang tinggi dan ditujukan
terjadi pada system neurologi maupun pada pada seorang anak, maka si anak mulai
sistem bahasa. membuat makna, mulai membuat persepsi
NLP mempelajari struktur pengalaman bahwa dirinya adalah ”anak bodoh”. Makian
subyektif dan akan selalu memegang terlalu sering ditambah pengalaman seorang
konsistensi akan maksud dan istilah tersebut. anak yang memang sering salah dalam
Dimana pada awalnya lebih fokus pada mengerjakan PR-nya, maka di situlah muncul
lingkungan, perilaku dan faktor kognitif yang perubahan status ”persepsi bodoh” menjadi
mempengaruhi pencapaian manusia. Seiring ”keyakinan bahwa dirinya benar-benar bodoh”.
dengan berjalannya waktu, NLP terus Apabila persepsi sudah menjadi
bertanggungjawab terhadap perubahan manusia keyakinan (belief system) di batin siswa maka
dan dunia. Selama ada fenomena baru untuk keyakinan inilah yang akan menjerumuskan
dimodel, cakupan NLP akan meningkat dari hidupnya. Kalau seorang anak sudah terlanjur
waktu ke waktu, dan jika cakupannya yakin bahwa dirinya adalah anak bodoh, sudah
meningkat, tentunya tools dan model baru akan memvonis diri bahwa dirinya tidak pantas
175
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 174-182
sukses, ia menjadi anak pesimis atau anak yang bahasa, atau ia sesungguhnya bisa matematika
tidak percaya bahwa dirinya secara potensial itu asal tekun dan sabar, maka persepsi negatif
cerdas. Contoh, bila ada seorang siswa yang tetap terbingkai menjadi keyakinan keliru.
sudah merasa bahwa dirinya tidak bakat Bahasa Singkatnya, guru hendaknya membantu
Inggris, meski diberi kesempatan kursus gratis membingkai ulang agar siswa tidak terjerumus
pun ia akan menolak! dalam persepsi keliru/keyakinan keliru.
Di dalam diri siswa, dalam pikiran bawah NLP membangun keyakinan baru bahwa
sadar siswa banyak bersemayam keyakinan sesungguhnya ia pun cerdas. Bangun
negatif, penghambat kemajuan belajar. Dalam pemahaman baru tentang dirinya bahwa ia
pikiran bawah sadar siswa atau batin siswa bukan anak bodoh agar mulai mucul rasa
banyak file negatif atau virus-virus yang percaya diri. Upayakan ia memiliki prestasi
merusak dan menghambat berkembangnya kecil harian, seperti mampu mngerjakan PR,
potensi diri. Dimulai dari merasa bodoh, merasa mampu tepat waktu, mampu bertanya, mampu
tidak percaya diri, pesimis, hingga muncul rasa menulis karangan kecil, mampu membuat
takut untuk mencoba dan takut bertanya kepada kerajinan, mampu memenangkan lomba-lomba
guru. Apabila virus-virus itu tetap dibiarkan, tingkat kelas dan lain-lain. Demikian juga orang
maka pembodohan Lebih dari itu sesungguhnya tuanya, harus memberikan kesempatan padanya
kenapa seseorang sampai terperangkap dalam untuk berpresatasi kecil di rumah.
persepsi negatif Karena ia memaknainya secara Semakin sering seorang anak mampu
negatif. Ia membingkai pengalamannya secara menciptakan prestasi harian, rasa percaya
negatif atau keliru. Kalau segala sesuatunya dirinya naik. Persepsi tentang dirinya bodoh
(objek) adalah netral maka sesungguhnya lambat laun mulai terkikis. Sampai akhirnya ia
seseorang memiliki pilihan: membingkai memiliki persepsi yang benar atas dirinya
persepsinya secara negatif atau positif. Apabila seperti; ”Kalau orang lain bisa aku juga bisa”,
seorang siswa setiap saat mendapatkan ”Aku bisa matematika asal tekun”, ”Aku agak
pengalaman buruk (dimaki bodoh pada saat lambat dalam memahami matematika tetapi
tidak dapat mengerjakan PR) membingkainya cepat dalam pelajaran bahasa” dan lain-lain.
secara negatif maka yang muncul kemudian Pada akhirnya, ia akan berjanji pada dirinya,
adalah keyakinan negatif (dirinya bodoh). ”Aku ingin membuktikan pada dunia bahwa
Sebaliknya apabila ia membingkainya secara aku bisa!”. Optimisme yang dibangun
positif, maka beda hasilnya yakni makian berdasarkan prestasi harian akan mampu
bodoh justru diartikan sebagai pemicu untuk menghancurkan virus-virus penghambat
membuktikan bahwa dirinya adalah anak pintar. kemajuan anak. Melalui prestasi harian itu,
Ia bebas memilih, bingkai mana yang hendak seorang anak akan memiliki keyakinan positif
digunakan. terhadap dirinya.
Meskipun demikian, tidak mudah untuk Untuk itu penulis tertarik mengajukan
memilih bagi seorang anak. Ia cenderung sebagai bahan penelitian dengan mengungkap
membingkai pengalamanya secara negatif saat Pemanfaatan Teknologi Konseling Neuro
dimaki-maki. Sebab, pada umumnya anak-anak Linguistic Programming Dalam Mengatasi
khususnya pada saat masih SD, ketika dimaki Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar . .
secara intens bahwa ia bodoh, ia langsung Rumusan masalah Apakah pemanfaatan
mempercayainya. Pikiran kritisnya belum teknologi konseling Neuro Linguistic
mampu menolak bahwa misalnya, ia memang Programming dapat mengatasi kesulitan belajar
bodoh di bidang matematika, tetapi ia cerdas di siswa?
bidang bahasa, seni atau yang lain. Sepanjang Adapun tujuan penelitian antara lain:
tidak ada orang lain yang memberi tahu bahwa Menjelaskan apakah teknologi konseling Neuro
ia sesungguhnya anak cerdas di bidang seni dan Linguistic Programming dalam mengatasi
176
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 174-182
177
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 174-182
mudah untuk mendapatkannya. Data yang akan yang menonjolkan suara-suara yang merdu
digunakan adalah data siswa, catatan kasus, dalam presentasi pada pelanggan yang bertipe
buku tamu, data perkembangan siswa, hasil ini, tekankan katan-kata yang ingin
belajar siswa, dat guru, dan sebagainya. ditonjolkan.
3. Kinesthetic
3. Hasil dan Pembahasan Siswa yang bertipe kinesthetic adalah
Dari wawancara dengan Wati Metode siswa yang menyukai sesuatu dari apa yang
Ini dipergunakan untuk mempelajari sebagai dirasakan. Dalam berbicara biasanya mereka
modelling (ilmu memodel). Setelah bertahun- akan mengucapkan kata-kata seperti berikut:
tahun memodel, seperangkat teknik mental "Dia tidak bisa bisa merasakan apa yang akan
yang sangat berguna dalam dunia terapi terjadi", "Saya tidak merasakan apa yang
konseling. Yang paling penting dari NLP dikatakannya", "Bapak pasti akan merasakan
penggolongan tipe manusia, tipe manusia manfaatnya". Untuk menjual produk pada
menjadi 3 golongan sehigga mampu mengatasi pelanggan yang bertipe ini, ajaklah agar mereka
masalah belajar siswa, yaitu visual, auditory, merasakan sesuatu yang mereka dapatkan atau
dan kinestetik: keuntungan apa yang dirasakan bila membeli
1. Visual produk yang ditawarkan.
Siswa yang bertipe visual adalah siswa Yang keseluruhan pemahaman akan
yang menyukai dari apa yang tampak oleh tipe ini membantu konselor untuk membuat
indera penglihatan. Siswa yang bertipe visual teknik yang tepat dalam menyelesaikan masalah
ini tampak menonjol bila dilihat dari klien dan tentu juga mempermudah
penampilan mereka, mereka biasanya membangun hubungan yang harmonis
berpakaian rapi dan necis. Dalam berbicara (rapport), sehingga memudah konselor dalam
mereka akan menggunakan kata-kata yang mengkaji serta memahami inti dari masalah
menonjolkan indera penglihatan. Misalnya: klien.
"Ketika dia melihat masa depannya, tidak Peneliti menganalisa bahwa yang di
jelas", "Saya tidak dapat melihat kata-katanya berdayakan para konselor Yoga Atma adalah
dalam pikiran saya", "Bapak pasti dapat melihat pengembangan dari client-centered konseling
berbagai kemudahan maupun kualitasnya". Bila melaui NLP. Pemahaman dan pemaknaannya
ingin menjual produk pada pelanggan yang juga bisa berbeda bergantung pada masing-
bertipe visual maka dalam presentasi masing individu. Yang menjadi tokoh utama
pergunakanlah gambar-gambar dan warna- adalah Carl Rogers, ini di tandai dengan
warna yang menarik. banyaknya pemahaman pacing dan leading
2. Auditory dengan mengutamakan penyamaan (maching)
Siswa yang bertipe auditory adalah kepada klien artinya semua berpusat pada klien.
siswa yang menyukai sesuatu dari apa yang Teknik NLP ini membuat klien marasa di
mereka dengar. Waktu belajar mereka membaca hargai dan konselor menjadi sangat mengerti
buku yang dibacanya dengan keras agar dapat apa yang dirasakan klien sehingga kesulitan
lebih mudah untuk memahami apa yang mereka belajar yang dirasakan yang dikarenakan
pelajari. Dalam berbicara mereka biasanya akan pemahaman yang salah terhadap diri mampu
menggunakan kata-kata yang menonjolkan dihilangkan. Dalam Nlp juga konselor
indera pendengaran. Misalnya: "Dia tidak bisa penembusan faktor kritis dari pikiran sadar dan
mendengarkan masa depannya", "Saya tidak diikuti dengan diterimanya suatu saran tertentu,
dapat mendengar kata-katanya dengan baik", atau melihat suatu kejadian dengan sudut
"Sudah banyak yang mengatakan bahwa produk pandang yang lain atau yang akrab di sebut
kami memberikan kepuasan dalam reframing. Jadi, konseling yang dilakukan
memakainya". Gunakan musik atau sesuatu setelah faktor kritis klien berhasil ditembus atau
178
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 174-182
179
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 174-182
180
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 174-182
masalah yang mau disasar, dan mengikuti suatu sangat berguna agar permasalahan yang di
alur tertentu yang akan menuntun pendengarnya hadapi klien bisa cepat teratasi. Rapport secara
mengalami peristiwa “aha”. singakat di jelaskan Ade sebagai prosedur
Peristiwa ini terjadi karena pendengar untuk membangun keakraban dalam proses
mencari makna “apa dari kisah itu yang relevan komunikasi agar baik sender maupun receiver
baginya” dengan cara menerjemahkan kisah itu memiliki pandangan yang sama tentang hal
di bawah sadar. Akhirnya kisah itu akan yang dikomunikasikan sehingga proses
membawa pengaruh yang kuat untuk komunikasi pun berjalan dengan efektif.
memfasilitasi perubahan. Demikianlah, Melengkapi definisi ini, NLP mengajarkan
beberapa hal penting dalam NLP yang perlu di bahwa rapport adalah proses connection
lakukan agar klien bisa bebas dari maslah yang building agar antara pihak yang berkomunikasi
dihadapinya. berada dalam „gelombang‟ yang sama. Tanpa
Anita dan Yosi yang merupakan orang rapport, konselor ibarat seseorang yang
tua siswa mengatakan konseling dengan memiliki keinginan untuk mencapai sebuah
pendekatan ini tergantung dalam kata-kata yang tempat di seberang sungai besar tanpa ada
baik akan menghasilkan sebuah kalimat yang jembatan yang menjadi penghubung.
baik, kalimat yang baik akan menghasilkan Memahami dan mengaplikasikan rapport akan
makna yang baik, makna yang baik ibarat benih menjadikan Anda seorang komunikator handal
pohon yang baik dan kuat, yang siap berbuah dengan hambatan resistensi minimal, dan apa
pada sepanjang musim. Sebaliknya kata dan yang konselor sarankan kepada klien bisa di
kalimat yang buruk akan menghasilkan makna terima dengan baik oleh klien. Rapport
dan buah (ide) yang buruk pula. Bila ide buruk sebenarnya berada pada level unconscious.
tertanam dalam pikiran bawah sadar seseorang Konselor melakukan matching dan
secara kokoh maka perilaku buruk yang mirroring mulai dari me-match dan mirror
diperoleh. Ibarat, pikirannya terserang fisiologi, suara, posisi tubuh, gerakan tubuh,
virus/kangker yang hasilnya (buah) tidak dapat ekspresi wajah, gerakan mata, kata-kata,
diharapkan. Bila itu diibaratkan sebuah pohon, gerakan kepala, dan lain-lain. Ketika klien
maka pohon yang demikian itu seperti pohon berbicara dengan suara rendah, misalnya,
yang telah dicabut akar-akarnya alias mati sesuaikan suara konselor dengan nada suaranya
sehingga masalah siswa dapat dituntaskan. klien. Pada saat ia bercerita dengan
Apa yang konselor katakan pada klien bersemangat dengan nada tinggi, respon lah
adalah benih yang ditaburkan di benak klien. dengan nada yang sama. Begitu pun dengan
Bila yang konselor katakan adalah benih unggul gerakan tubuhnya. Jika klien menggerakkan
maka akan berbuah (karya) unggul bagi kepala ke kanan ketika berbicara mengenai
kehidupannya. Oleh karena itu Herlina sesuatu hal, sesuaikan lah gerakan kepala pada
mengatakan ”berkatalah yang baik karena kata- arah yang sama dengan klien. Dan yang harus
kata ibarat benih yang mampu menegakkan di peratikan konselor ketika melakukan match
pohon pikiran berbuah (karya) sepanjang dan mirror gerakan tubuh: lakukanlah hanya
masa”. Bila ini dilakukan niscaya pahala yang ketika sedang merespon dan jangan ketika
mengalir sampai akhir hayat. Klien sedang berbicara. Dengan cara ini, match
Herlina menjelaskan Ini adalah skill, dan mirror konselor akan lebih alami smooth.
yang terpenting dala NLP adalah membangun
Rapport dengan klien agar masalah apa saja 4. Kesimpulan
yang di rasakan klien bisa dikatakan dengan Neuro Linguistic Programming dalam
mudah karena konselor bisa membangun pelaksanaan konseling di Yoga Atma dapat
hubungan yang baik dan sehingga timbul mengendalikan dan membentuk pola pikir yang
kepercyaan klien kepada konselor dan ini pada akhirnya dapat menyelesaikan kesulitan
181
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 174-182
Daftar Kepustakaan
Abdul basith, 2012 Beyond Success Inspiration,
Jakarta: Noura Books,.
Ariesandi Setyono, 2009. Hynoparenting,
Jakarta: Gramedia.
Andrie Gunawan, 2010. Menguak Rahasia
Hipnosis, Yogyakarta: Tiara Pustaka.
A. Muri Yusuf. 1995. Program Pengembangan
Profesionalisme Petugas Bimbingan Di
Sekolah. Tesis PPs IKIP Bandung.
Hisyam A. Fachri, 2010. The Real Art
Hypnosis, Jakarta: Gagas Media.
Makoto Shichida, 2009. The Mystery of the
Right Brain, Jakarta: Media Komputindo.
MJA Nashir, 2001. Membela Anak,
Yogyakarta: Kepel Press.
Nurul Ramadhamani Makarao, 2010. NLP
Komunilasi Konseling, ( Bandung:CV.
AlfaBeta.
Nana Sudjana. 2005. Metoda Statistika.
Bandung: Tarsito
Rosmita, 2008. Pelaksanaan Konseling Islam,
Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau.
Sofian S. Willis, 2004. Konseling Individual,
Bandung: Alfabeta.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Administrasi.
Bandung: CV Alfabeta.
Teddi Prasetya, 2010. NLP The Art Of Enjoying
Life, Jakarta: Gramedia.
TB. Arief Hendrawan, 2007. Psychotronica,
Jakarta: Edsamahkota.
182