B. Tujuan Praktek
Agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran antropometri di Posyandu dan
dapat melihat perkembangan bayi dan balita di daerah dengan menerapkan apa
yang sudah diajarkan dosen.
C. Hari/Tgl/Thn/Jam
Senin,13 Juni 2023. 08.00-Selesai
D. Kelompok
1 (Satu)
E. Tinjauan Literatur
Antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsung menilai status
gizi, khusunya keadaan energi dan protein tubuh seseorang.Dengan demikian,
antropometri merupakan khusus indikator gizi yanag berkaitan dengan masalah
kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP. Antropometri dipengaruhi
oleh faktor genentik dan faktor lingkungan.konsumsi makanan dan kesehatan (adanya
infeksi) merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi antropometri keunggulan
antropometri antara lain prosedurnya sederhana ,aman, dan dapat dilakukan dalam
jumlah sampel yang besar.relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.alatnya murah,mudah
dibawa,tahan lama,dapat dipesan dan dibuat didaerah disetempat.tepat dan akurat
karena dapat dilakukan,dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi
sedang,kurang dan buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas.dapat
mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu atau dari satu generasi
berikutnya.Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan gizi kelemahan
antropometri antara lain yaitu tidak sensitive,artinya tidak dapat mendeteksi status gizi
dalam waktu singkat.faktor diluar gizi(penyakit,genetic dan penurunan penggunaan
energi)dapat menurunkan spesifikasi dan menurunkan spesifikasi dan sensitivitas
pengukuran antropometri.kesalahan yang terjadi pada saat kesalahan ini terjadi pada
saat pengukuran dapat dipengaruhi presisi,akuarsi dan validitas pengukuran
antropometri.kesalahan ini terjadi karena Latihan petugas yang tidak cukup,kesalahan
yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,akurasi dan validitas
pengukuran anropometri antara lain yaitu sensitive,artinya tidak dapat mendeteksi
status gizi dalam waktu singkat.faktor diluar gizi (penyakit,genetik dan penurunan
penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensivitas pengukuran
antropometri.kesalahan ini terjadi karena Latihan petugas yang tidak cukup,kesalahan
alat atau kesulitan pengukuran dibandingkan dengan metode lainya,pengukuran
antropometri lebih praktis untuk menilai status gizi ( khususnya KEP)
dimasyarakat .ukuran tubuh yang biasanya dipakai untuk melihat perumbuhan fisik
adalah berat badan(BB),tingi badan (TB) lingkar lengan atas(LILA).
Bahan :
Responden bayi
Responden balita
G. Hasil Praktikum
1. Pengukuran Berat Badan,Tinggi Badan,dan LILA Balita
No. Nama Balita Umur Berat Badan (kg) Tinggi LILA (cm) /
Balita Badan (cm) Interpretasi
1. Abdullah Alifa.A 8bln 7,8 71 45 (normal)
2. Salsabila Putri 4thn 9bln 22,4 105 50,3
(normal)
3. Izzatul Chamila 1bln 4,1 54,5 34,6
(normal)
4. M. Mahsus 3thn 12,6 89 47,7 (kurang
normal)
5. Roni 2thn 6bln 15,1 101,6 49,5
(normal)
6. Syarif ridzwan A 1thn 6bln 11,9 92,5 48,2
(normal)
7. Fatiah Ulfa 3thn 5bln 16 96,2 55 (normal)
8. Winda Oktavia 3thn 11bln 13,5 89 48 (normal)
9. Desiana Putri 3thn 6bln 10,1 86,2 45,7 (kurang
normal)
10. M.Asrofi 1thn 8bln 12,3 81,5 40,8 (kurang
normal)
11. Arsy 2bln 4,2 56 36 (kurang
normal)
12. Latifah Khumairo 2thn 9,8 77,9 45 (normal )
13. Rifki ramadan 3bln 4,2 55,5 37,2 (kurang
normal)
14. Syafira 4thn 13,5 95 48,8
(normal)
15. Syafina.A 1th 9bln 8,9 74 40,6 (kurang
normal)
16. Raiyan Izra.M 3thn 13,1 95,3 50 (normal)
17. M.Alfatih 4thn 5bln 15,3 105,2 50,1
(normal)
2. Pengukuran Status Gizi berdasarkan Z-Score balita
H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami terjun langsung dan di dampingi oleh instruktur untuk
melakukan kegiatan belajar lapangan tepat nya di posyandu waduk permai untuk
melakukan pengukuran terhadap bayi dan balita, jumlah anak yang datang ke
posyandu sekitar 30 lebih anak,di sini ibu-ibu sangat antusias untuk memposyandukan
anak-anak nya, yang arti nya mereka sangat perduli atas pertumbuhan dan
perkembangan terhadap anak nya masing-masing, mereka juga mengikuti prosedur
yang telah di tetapkan di dalam posyandu, sebelum di lakukan nya pengukuran ibu
akan mendaftarkan nama anak nya terlebih dahulu ke pada kader kemudian
menunggu panggilan untuk di lakukan pengukuran.Sebelum kami melakukan
pengukuran,kami melakukan kalibrasi alat ternyata pada alat microtoise di tempelkan
pada tiang tetapi bidang bawahnya tidak datar, sehingga selama ini anak-anak yang
diukur berada diatas bidang yang melengkung. Setelah melakukan kalibrasi semua
alat kami melakukan pengukuran berat badan terhadap balita, balita tersebut takut dan
tidak mau menginjak timbangan, pada akhirnya balita dan ibunya menimbang berat
badan secara bersamaan dan hasil nya berat badan ibu di kurangi berat badan ibu dan
anak, banyak sekali hal-hal yang kami dapatkan pada praktek belajar lapangan kali ini.
Selain merasakan langsung terjun ke lapangan untuk melakukan pengukuran kami
juga di kelilingi kader-kader yang sangat baik dan sangat membantu dalam melakukan
proses pengukuran.
I. Kesimpulan
Dalam kegiatan praktek belajar lapangan ini kami di dampingi langsung oleh
instruktur dan kami terjun langsung ke posyandu waduk permai untuk melakukan
pengukuran antropometri terhadap bayi dan balita pengukuran yang kami lakukan
meliputi berat badan, tinggi badan, panjang badan serta lingkar kepala, kemudian
kader mencatat hasil pengukuran ke dalam kms dan mencatat status gizi balita dalam
suatu balok SKDN ,banyak sekali hal hal yang harus di perhatikan dalam proses
pengukuran ini karena masing-masing alat antropometri mempunyai prinsip yang
berbeda-beda sesuai dengan fungsi nya masing-masing, dan alat alat antropometri
juga harus di sesuaikan dengan jenis kelamin maupun usia, demikian di harapkan
seluruh mahasiswa dapat melakukan pengukuran dengan baik dan benar dengan
prosedur-prosedur yang telah ada
J. Saran
Di harapakan kader lebih teliti terhadap pemasangan alat-alat antropometri sesuai
dengan prosedur yang sudah berlaku dengan mengecek lagi sebelum melakukan
pengukuran dengan kalibrasi alat agar saat pengukuran tidak salah, dan ibu-ibu lebih
semangat lagi untuk datang ke posyandu setiap bulan nya, tidak hanya itu peran kader
sangat penting untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu bahwa betapa penting nya
kegiatan posyandu bagi bayi dan balita
K. Daftar Pustaka
Kemenkes RI. Standard Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. 2010.
Supriasa, I.D. Nyoman., Bachyar Bakri. IF. Penilaian Status Gizi. Jakarta:EGC; 2012.
Widyastuti, Daris, Retno W. Panduan Perkembangan Anak 0 Sampai 1 Tahun.
Jakarta:
Puspa Suara; 2010.
L. Dokumentasi