Anda di halaman 1dari 6

RESUME JURNAL PENELITIAN CROSS SECTIONAL STUDY

A. Data Jurnal
Nama Jurnal: Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(3). Faktor Risiko Asma Pada Murid SekolaH
Dasar Usia 6-7 Tahun di Kota Padang
Peneliti :
- Afdal
- Finny Fitry Yani
- Darfioes Basir
- Rizanda Machmoed
Metode Penelitian : Cross Sectional Study dengan pembagian kuesioner ISAAC

B. Analisis Jurnal
1. Variabel
a. Variabel Independen :
 status gizi
 jumlah saudara
 pendidikan ibu
 berat badan lahir
 faktor diet berupa konsumsi makanan cepat saji dan kurang makan sayuran,
konsumsi coklat, es dan MSG
 pemberian ASI
 obat, yaitu pemberian parasetamol dengan frekuensi tinggi dan pemberian
antibiotik saat sebelum usia satu tahun
 paparan alergen bulu anjing dalam 12 bulan terakhir dan 12 bulan pertama
kehidupan
 paparan alergen bulu kucing dalam 12 bulan terakhir dan 12 bulan pertama
kehidupan
 kontak dengan unggas dalam 12 bulan terakhir
 kebiasaan orang tua merokok
 olah raga/aktifitas keseharian
 bahan bakar memasak
 faktor lingkungan rumah, yaitu lingkungan dengan paparan lalu lintas,
memakai kipas angin, karpet dan kasur kapuk dalam 12 bulan terakhir
b. Variabel Dependen : kejadian asma
c. Variabel Pengganggu : riwayat atopi pada orang tua
2. Subjek Penelitian
Populasi penelitian adalah semua anak SD usia 6-7 tahun yang bertempat tingal di Kota
Padang dengan orang tua mereka sebagai responden. Sampel penelitian adalah semua
murid kelas I dan II dan berusia 6-7 tahun dari SD terpilih dengan cara simple random
sampling. Kriteria inklusi adalah anak di SD terpilih yang duduk dikelas I dan II dan berusia 6-
7 tahun pada saat penelitian, orang tua hadir pada saat pembagian kuisioner dan bersedia
ikut dalam penelitian.Kriteria eksklusi adalah tidak mengisi kuisioner penelitian secara
lengkap. Jumlah subjek penelitian ada 933 orang dengan 50 orang drop out karena tidak
mengisi kuisoner dengan lengkap, sehingga didapatkan jumlah sampel penelitan sebesar
879 responden dari 20 SD yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
3. Pengukuran Data
Tabel 1. Karakteristik dasar subjek penelitian (n = 879)
Karakteristik Jumlah Persentase
Jenis kelamin
Laki-laki 440 50,1
Perempuan 439 49,9
Status gizi
Underweight 224 25,5
Normal 601 68.4
Overweight 34 3,9
obesitas 20 2,3

Tabel 2. Hubungan faktor riwayat atopi orang tua dengan kejadian asma (n=879)
No Variabel Asma Tidak Asma P OR CI
n % n %
1. Atopi ayah 0,000 3,18 1,72-5,85
Ada 16 18,8 69 81,2 - - -
Tidak 54 6,8 740 93,2 - - -
2. Atopi ibu 0,000 5,22 3,14-8,68
Ada 33 21,9 118 78,1 - - -
Tidak 37 5,1 691 94,9 - - -
3. Atopi ayah 0,000 7,1 4,21-11,96
atau ibu
Ada 46 21,1 172 78,9 - - -
Tidak 24 3,6 637 96,4 - - -
4. Atopi ayah 0,167 - -
dan ibu
Ada 3 16,7 15 83,3 - - -
Tidak 67 7,8 794 92,2 - - -

Tabel 3. Karakteristik subjek penelitian dihubungkan dengan prevalens asma (n= 879)
No Variabel Asma Tidak asma P OR CI

n % n %
1. Jenis kelamin 0,811 - -
Laki-laki 36 8,2 404 91,8
Perempuan 34 7,7 405 92,3
2. Status gizi
Underweight 18 8 206 92 0,726 - -
Normal 49 8,2 552 91,8
Overweight 1 2,9 33 97,1
Obesitas 2 10 18 90
3. Jumlah saudara
≤2 47 8 541 92 0,963 - -
>2 23 7,9 268 92,1
4. Tk. Pendidikan ibu
Rendah 57 7,5 700 92,5 0,237 - -
Tinggi 13 10,7 109 89,3
5. BBL
<2.500 gram 10 18,5 44 81,5 0,000 2,898 6,04
≥2.500 gram 60 7,3 765 92,7

Tabel 4. Hubungan faktor diet dengan kejadian asma (n=879)


Variabel Asma (n) Asma (%) Tidak Asma (n) Tidak Asma (%)
Konsumsi P = 0,742 OR = - CI= -
makanan cepat
saji
- Ya 17 7,5 211 92,5
- Tidak 53 8,1 598 91,9
Kurang makan 0,017 1,86 1,11- 3,16
sayuran
- Ya 25 11,8 186 88,2
- Tidak 45 6,7 623 93,3
Konsumsi coklat 0,820 - -
- ≥ 3 x/minggu 25 7,7 300 92,3
- < 3 x/minggu 45 8,1 509 91,9
Konsumsi es 0,831 - -
- ≥ 3 x/minggu 31 7,8 369 92,3
- < 3 x/minggu 39 8,1 440 91,9
Konsumsi MSG 0,084 - -
- ≥ 3 x/minggu 34 9,9 308 90,1
- < 3 x/minggu 36 6,7 501 93,3
Pemberian ASI 0,019 0,429 0,21-0,89
- Ya 60 7,4 755 92,6
- Tidak 10 15,6 54 84,4
Pemberian 0,000 2,75 1,67-4,50
parasetamol
- setidaknya 38 13,5 244 86,5
1x/bulan
- setidaknya 32 5,4 565 94,6
1x/th/tidak
Pemberian 0,254 - -
antibiotik
- Ya 48 8,8 499 91,2
- Tidak 22 6,6 310 93,4
Kontak dengan 0,375 - -
anjing 12 bln
terakhir
- Ya 3 5,7 50 94,3
- Tidak 67 8,1 759 91,9
Kontak dengan 0,367 - -
anjing 12 bulan
pertama
kehidupan
- Ya 2 5 38 95
- Tidak 68 8,1 771 91,9
Kontak dengan 0,411 - -
kucing 12 bln
terakhir
- Ya 18 6,8 246 93,2
- Tidak 52 8,5 615 91,5
Kontak dengan 0,844 - -
kucing 12 bulan
pertama
kehidupan
- Ya 14 8,3 154 91,7
- Tidak 56 7,9 655 92,1
Kontak dengan 0,167 - -
unggas 12 bulan
terakhir
- Ya 13 5,8 211 94,2
- Tidak 57 8,7 598 91,3
Kebiasaan 0,746 - -
merokok ayah
- Ya 49 7,8 581 92,2
- Tidak 21 8,4 228 91,6
Kebiasaan 0,032 4,025 1,26 – 12,83
merokok ibu
- Ya 4 25 12 75
- Tidak 66 7,6 797 92,4
Kebiasaan 0,001 3,886 1,69 – 8,94
merokok ibu satu
tahun pertama
- Ya 8 23,5 26 76,5
- Tidak 62 7,3 783 92,7
Aktifitas 0,551 - -
keseharian kurang
- Ya 66 7,9 773 92,1
- Tidak 4 10 36 90
Bahan bakar 0,795 - -
memasak
- Listrik 1 20 4 80

- Gas 18 8,8 187 91,2


- Minyak tanah 44 7,7 529 92,3
Lingkungan 0,260 - -
dilalui truk
- Sering 30 9,3 292 90,7
- Jarang 40 7,2 517 92,8
- Tidak 23 7,5 283 92,5
Memakai kipas 0,720 - -
angin
- Ya 47 8,2 526 91,8
- Tidak 23 7,5 283 92,5
Memakai karpet 0,806 - -
- Ya 29 8,2 323 91,8
- Tidak 41 7,8 486 92,2
Memakai kasur 0,161 - -
kapuk
- Ya 47 7,2 605 92,8
- Tidak 23 10,1 204 89,9

4. Analisis Data
Selama periode penelitian dari bulan Juni - November 2009 di 20 Sekolah Dasar di Kota
Padang didapatkan subjek penelitian sebanyak 933 orang. Lima puluh empat orang drop out
karena tidak mengisi kuisoner dengan lengkap, sehingga didapatkan jumlah sampel
penelitan sebesar 879 orang.
Persentase jenis kelamin subjek penelitian tidak jauh berbeda antara laki-laki dengan
perempuan (50,1% banding 49,9%). Sebagian besar status gizi subjek penelitian berada pada
kategori normal yaitu sebanyak 601 orang (68,4%).
Hasil penelitian memperlihatkan berdasarkan kuisioner ISAAC didapatkan prevalens
asma sebesar 8,0% (70 dari 879 orang).

Hubungan faktor atopi orang tua dengan kejadian asma


Adanya atopi ayah, atopi ibu, atopi ayah atau ibu merupakan faktor yang bermakna
untuk timbulnya asma (p < 0,05), tetapi adanya atopi pada kedua orang tua (ayah dan ibu)
secara statistik tidak merupakan faktor yang bermakna terhadap kejadian asma (p > 0,05)
(tabel 2)

Hubungan karakteristik subjek penelitian dengan prevalens asma


Karakteristik subjek penelitian berupa berat badan lahir rendah merupakan faktor risiko
untuk timbulnya asma. Kejadian asma pada anak dengan berat badan lahir < 2500 gram
adalah 18,5% lebih besar dibandingkan kejadian asma pada anak dengan berat badan lahir ≥
2500 gram yaitu 5,4%. Perbedaan ini signifikan dengan nilai p<0,05. Karakteristik jenis
kelamin, status gizi, jumlah saudara dan tingkat pendidikan ibu tidak bermakna secara
statistik sebagai faktor risiko asma (p > 0,05) (tabel 3).

Hubungan faktor lingkungan dengan kejadian asma


Kurang mengkonsumsi sayuran merupakan faktor risiko untuk kejadian asma dan
pemberian ASI merupakan faktor protektif untuk timbulnya asma (p < 0,05), sedangkan
konsumsi makanan cepat saji, konsumsi coklat, es dan MSG secara statistik tidak memiliki
hubungan yang bermakna dengan kejadian asma (p < 0,05).
Pemberian parasetamol setidaknya 1 kali per bulan merupakan faktor risiko untuk
kejadian asma (p < 0,05), sedangkan pemberian antibiotik sampai usia 12 bulan secara
statistik tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian asma (p < 0,05).
Adanya kontak dengan anjing, kucing dan unggas dalam 12 bulan terakhir serta
kontak dengan anjing dan kucing dalam 12 bulan pertama kehidupan secara statistik tidak
memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian asma (p > 0,05).
Kebiasaan merokok pada ibu dan kebiasaan merokok pada ibu sebelum anak
berusia 1 tahun merupakan faktor yang bermakna untuk timbunya asma (p < 0,05),
sedangkan kebiasaan merokok pada ayah secara statistik tidak memiliki hubungan yang
bermakna dengan kejadian asma (p > 0,05).
Aktifitas keseharian kurang, bahan bakar memasak, lingkungan dilalui truk, memakai
kipas angin, karpet dan kasur kapuk secara statistik tidak memiliki hubungan yang bermakna
dengan kejadian asma (p > 0,05).
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis multivariat (regresi logistic), terlihat bahwa faktor yang paling
dominan berpengaruh terhadap kejadian asma adalah atopi ayah atau ibu, diikuti faktor berat
badan lahir dan kebiasaan merokok pada ibu serta pemberian obat parasetamol.Sedangkan
pemberian ASI dan paparan terhadap unggas merupakan faktor protektif terhadap kejadian
asma

Anda mungkin juga menyukai