Anda di halaman 1dari 14

AKTOR CIVIL SOCIETY DALAM TATA KELOLA

PEMERINTAHAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen kepemerintahan
Dosen Pengampu : Imam Sumantri M.A.

Disusun oleh :
Achmad Rofiq Pujiyanto 33030210080
Nidaussa'adah 33030210095
M. Rifqi Madani Rahman 33030210121
Ihdini Inas Mirza Maulina Putri 33030210123

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul “Aktor Civil Society”
ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada suri tauladan umat
islam, yakni baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga kita sebagai umat Islam bisa
merasakan indahnya nikmat iman, islam, dan ihsan.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Imam
Sumantri M.A. pada mata kuliah manajemen kepemerintahan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang aktor civil society bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Imam Sumantri M.A. selaku dosen
mata kuliah manajemen kepemerintahan yang telah memberikan tugas makalah ini. Adanya
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
berbagai pengetahuan sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Salatiga, 04 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I ..................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 1

BAB II .................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN .................................................................................................................... 2

A. Pengertian Civil Society ................................................................................................ 2

B. Bagaimana peranan dari civil society?.........................................................................3

C. Apa saja ciri-ciri civil society? ...................................................................................... 4

D. Apa saja elemen-elemen civil society? .................................................................. …..5

E. Apa unsur-unsur civil society?.....................................................................................7

BAB III ........................................................................................................................................ 9

PENUTUP ............................................................................................................................. 9

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 9

B. Saran ............................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Civil society seringkali diposisikan sebagai pola kehidupan masyarakat yang
ideal. Idealitas konsep masyarakat sipil tidak lain didorong oleh berbagai macam
aspek yang ditonjolkan di antaranya adalah bahwa pola kehidupan bermasyarakat,
berbangsa maupun bernegaranya senantiasa mengacu pada supremasi hukum, hak-
hak asasi manusia, serta menghargai perbedaan dengan segala bentuknya
(pluralisme). Tentu bukan hal yang mudah untuk mewujudkan masyarakat yang
ideal sebagaimana konsep masyarakat sipil. Diperlukan upaya yang serius dan
konsisten dari berbagai pihak dan aspek.

Peran civil society semakin mendapat tempat dalam wacana publik Indonesia.
Terutama di era otonomi daerah yang sedang menuju pada konsep good governance.
Peran aktif civil society sangat dibutuhkan sebagai alternatif saluran partisipasi
untuk mendesakkan kepentingan masyarakat. Partisipasi ini akan menentukan
keberlanjutan dari sebuah proses kebijakan, apakah nantinya kebijakan yang dibuat
tersebut menjadi sebuah kebijakan yang diabdikan untuk kepentingan masyarakat
atau sebaliknya.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian civil society?
2. Bagaimana peranan dari civil society?
3. Apa saja ciri-ciri civil society?
4. Apa saja elemen-elemen civil society ?
5. Apa unsur-unsur civil society?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian civil society
2. Mengetahui peranan dari civil society
3. Mengetahui ciri-ciri civil society
4. Mengetahui elemen-elemen civil society
5. Mengetahui unsur-unsur civil society

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Civil Society


Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat.
Cicero adalah orang Barat yang pertama kali menggunakan kata “societies civilis” dalam
filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai negara (state). Secara
historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan
Hubbes.1 Masyarakat sipil, di kalangan masyarakat Indonesia mulai populer sejak akhir
abad ke XX, dengan tokoh-tokoh terkemukanya seperti Nurcholis Madjid, Amin Rais dan
lain-lain. Menurut Heru Nugroho, pengunaan istilah civil society tersebut pada awalnya
dikenalkan oleh seorang filsuf berkebangsa-an Scotlandia Adam Ferguson.
Secara sederhana Ferguson mendefinisikan istilah civil society sebagai “suatu
masyarakat beradab yang sudah lebih maju dari masyarakat pedalaman”. Sebuah pengertian
yang secara gradual mengacu kepada pengertian “sebuah masyarakat yang terdiri dari
lembaga otonom yang dapat mengimbangi kekuasaan Negara.2 Jika mengacu pada civicus,
yaitu sebuah organisasi internasional pemerhati perkembangan masyarakat sipil di berbagai
negara, civil society didefinisikan sebagai berikut:
“Sebuah arena di luar keluarga, negara, dan pasar, di mana orang-orang berkelompok
untuk mendorong kepentingan bersama”.
Nurcholis Madjid menekankan istilah Civil society sebagai masyarakat madani yang
berasal dari kata madinah, dalam istilah yang modern mengarah pada semangat dan
pengertian Civil society yang berarti masyarakat yang memiliki sopan santun, beradab, dan
teratur yang terbentuk dalam negara yang baik. Di dalam negara ini terdapat kedaulatan
rakyat sebagai prinsip kemanusiaan dan musyawarah, partisipasi aktif dari masyarakat
dalam proses menentukan kehidupan bersama di bidang politik.
Ernest Gellner mengartikan masyarakat sipil atau masyarakat madani ini sebagai
masyarakat yang terbangun atas dasar berbagai No Government Organization (NGO) yang
bersifat otonom dan tangguh untuk menjadi penetral kekuasaan negara. Mereka tidak
tersentuh hierarki politik, ekonomi, ideologi yang tidak menoleransi adanya kompetisi,

1
Sahila Rawani, (2020), Masyarakat Madani, Bengkulu, hal 2.
2
Sufyanto, (2001), Masyarakat Tamaddun: Kritik Hermeneutis Masyarakat Madani Nurcholis Madjid,
(Jogjakarta: Pustaka Pelajar), hal 5.

2
bervisi plural dalam memaknai kebenaran dan menentukan parameter kebenaran secara
bersama-sama. Pemerintah dalam hal ini berfungsi sebagai pencipta dan penjaga
perdamaian diantar berbagai kepentingan.3
Civil society merupakan organisasi yang dibentuk oleh kalangan masyarakat
memiliki sifat mandiri, organisasi seperti ini tidak menggantungkan diri kepada pemerintah,
terutama dalam dukungan finansial dan sarana prasarana. Organisasi ini dibentuk sebagai
perwujudan dari komitmen sejumlah warga negara yang mempunyai keperdulian terhadap
persoalan-persoalan yang muncul, baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun politik.4

B. Peranan civil society dalam pemerintahan


Civil society menghendaki institusi-insitusi non pemerintah berada pada sektor
publik, yang berbentuk forum-forum representatif atau berupa asosiasiasosiasi bersifat
terbuka, inklusif dan menjamin kebebasan bagi masyarakat untuk menyampaikan
keinginannya. Terdapat empat peranan yang dapat dimainkan antara lain:

1. Memonitoring pelaksanaan penyelenggaraan negara, bahkan bila perlu melakukan aksi


protes, hal ini terjadi karena penyalanggunaan kekuasaan yang dilakukan para pejabat
pemerintahan.

2. Katalisasi perubahan sosial, hal ini dilakukan dengan jalan mengangkat sejumlah
masalah yang penting dalam masyarakat, membentuk kesadaran global, melakukan
advokasi demi perubahan kebijakan negara, mengembangkan kemauan rakyat dan
mendorong inisiatif pemerintah.

3. Memfasilitasi rekonsiliasi warga negara dengan lembaga peradilan. Hal ini dilakukan
karena warga mayarakat menjadi korban ketidakadilan, kalangan civil society muncul
secara aktif melakukan pembelaan bagi mereka yang menjadi korban ketidakadilan.

Pada konteks pembangunan demokratisasi di tingkat lokal menurut


Sunyoto Usman civil society memiliki peranan sebagai berikut:

1. Peran pendidikan yang dilakukan oleh ornop melalui pemberian kesadaran

3
Ronny Malelak, (2014), Apa dan Bagaimana Indeks Masyarakat Sipil, (Jakarta Timur: Yappika), hal 1-6.
4
Abdulsyani. (2007). Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. hl 200-202

3
terhadap rakyat tentang proses demokrasi yang tengah berlangsung.

2. Ornop dapat memunculkan isu lingkungan, hak asasi manusia dan kemiskinan
yang nantinya dapat disuarakan kepada pemerintah supaya membuat kebijakan
yang berpihak kepada kepentingan rakyat.

3. Memobilisasi rakyat untuk memaksa pemerintahan supaya lebih transparan dalam


menjalankan pemerintahan.

4. Melakukan pemantauan terhadap implementasi serta akibat kebijakan yang diambil


ditingkat global, organisasi masyarakat sipil dapat mendorong otoritas di tingkat
global agar lebih bertanggungjawab terhadap publik atas tindakan serta kebijakan
yang telah diambilnya.5

Dalam konteks politik lokal kehadiran civil society berperan penting menjadi
penyeimbang atas dominasi pemerintah daerah, kekuataan masyarakat sipil ini harus
mampu melakukan pengawalan serta pengontrolan terhadap setiap kebijakan yang
diputuskan pemerintah. Peran dalam dinamika politik lokal mengambil posisi berada di
tengah, diantara sektor negara, pasar dan masyarakat. Civil society menempati posisi di
tengah, sebagai pihak yang netral dalam mendorong proses perubahan.

C. Ciri-Ciri Masyarakat Madani (Civil Society)

Secara umum ciri-ciri yang dimiliki oleh civil society yaitu seperti hidup mandiri,
memiliki rasa toleransi yang tinggi, berpartisipasi aktif dalam segala pembentukan
kebijakan publik, bekerja sama secara sukarela, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan
dan kejujuran, mengakui dan menghargai perbedaan, memiliki integritas nasional yang
kokoh, menjunjung tinggi HAM dan supremasi hukumserta terbuka dan transparan.
Dari keseluruhan ciri-ciri tersebut, setidaknya terdapat lima point penting dalam civil
society, yaitu sebagai berikut :
1. Partisipasi rakyat. Rakyat dalam sebuah masyarakat madani tidak bergantung secara
penuh terhadap negara, tetapi ia berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan
dirinya secara mandiri.

5
Nandani, Nanda. (2017). Peranan Civil Society dalam Pelaksanaan Perlindungan Konsumen
terhadap Makanan Kadaluarsa di Kota Bandarlampung. Lampung: Universitas Lampung. hl 21

4
2. Otonom. Masyarakat sipil atau masyarakat madani diartikan sebagai masyarakat yang
berupaya memenuhi kebutuhannya sendiri, selalu mengembangkan daya kreatifitas
untuk memperoleh kebahagiaan dan memenuhi tuntutan hidup secara bebas dan
mandiri, dengan tetap mengacu pada perundangan dan hukum yang berlaku.
3. Tidak bebas nilai. Masyarakat madani sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan agar hal-hal yang dikerjakan selalu berada dalam jalur kebajikan dan
menghasilan dampak positif yang dirinya (masyarakat) secara umum.
4. Menjunjung tinggi rasa saling menghargai, menghormati, dan menerima segala
bentuk perbedaan sehingga dalam kedamaian sosial yang dibangun terpancar
keindahan ragam perbedaan yang memperkaya budaya dan menjadi nilai lebih yang
positif. Masyarakat madani harus meletakkan permasalahan di atas perbedaan
sehingga tidak ditemui pertikaian antar kelompok yang berbau SARA.
5. Terwujudnya dalam badan organisasi yang rapi dan modern dalam upaya penciptaan
hubungan stabil antar elemen masyarakat.6

D. Elemen – Elemen Masyarakat Madani (Civil Society)

Elemen-elemen masyarakat madani merupakan perwujudan dari civil society itu


sendiri. Elemen-elemen ini merupakan pilar penegak dari masyarakat madani yang
tergabung dalam institusi-institusi yang menjadi bagian dari social control yang
berfungsi untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang diskriminatif serta
mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas. Elemen-elemen tersebut
adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM), pers,supremasi hukum, perguruan tinggi
dan partai politik.
1. Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga swadaya Masyarakat -disingkat LSM- adalah salah satu elemen dari
masyarakat sipil (Civil Society) yang termasuk dalam kategori Non-Government
Organization (NGO), yaitu sebuah organisasi yang tidak mencari keuntungan materi.
LSM didirikan secara sukarela oleh masyarakat dengan skala lokal maupun
internasional, dan bertujuan dengan mengangkat kesejahteraan masyarakat.LSM juga
dapat berperan sebagai media analisis dan konsultasi bagi warga atau anggotanya
terkait dengan persoalan-persoalan ekonomi, sosial atau politik serta berperan sebagai
pemberi peringatan dini kepada pemerintah jika ada indikasi penyelewengan

6
Haniah Hanifie dan Ana Sabhana Azmy, Kekuatan-kekuatan Politik. (Depok: Rajawali Pers, 2018). Hal. 38.

5
kekuasaan. Baik itu dalam pembuatan kebijakan atau pada saat kebijakan telah di
implementasikan.
2. Pers dan Media Massa
Pers dan media massa merupakan salah satu institusi yang menjadi bagian dari social
control. Pers dan media massa mampu menyediakan informasi kepada masyarakat
secara cepat, khususnya terkait dengan informasi kebijakan pemerintah. Pers juga
menjadi salah satu sarana komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat dan antara
masyarakat dengan masyarakat. Bagi pemerintah,pers akan melakukan pengontrolan
atau pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah di lakukan, sehingga
pemerintah akan berupaya melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.
3. Supremasi Hukum
Supremasi hukum menjadi salah satu elemen penting dan juga sebagai salah satu pilar
penegaknya masyarakat madani, karena salah satu ciri dari masyarakat madani adalah
keadilan sosial. Supremasi hukum memberikan jaminan dan perlindungan terhadap
segala bentuk penindasan terhadap individu ataupun kelompok. Dengan adanya
supremasi hukum maka memberikan jaminan terciptanya keadilan.
4. Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan sebuah instansi atau lembaga pendidikan yang mampu
menciptakan aktivis-aktivis ataupun pemuda-pemudi golongan intelektual. Perguruan
tinggi mempunyai perannya tersendiri sebagai agen social control melalui
mahasiswanya. Dengan kemampuan akademik yang dimiliki oleh mahasiswa dan juga
berstatus sebagai agent of change diharapkan mampu memberikan masukan dan juga
kritik terhadap pemerintah dalam upaya mendorong pemerintah untuk menciptakan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance).
5. Partai Politik
Partai politik merupakan sebuah kendaraan politik dimana dalam elemen masyarakat
sipil mempunyai kontrol sosial sebagai penyalur aspirasi masyarakat. Partai politik
mempunyai fungsi sebagai wadah pengartikulasian dan pengagregasian kepentingan
masyarakat. Selain itu, partai politik adalah salah satu struktur politik yang berada di
posisi input dan sangat berperan dalam menggerakkan sistem politik 7

7
Ibid 48

6
E. Unsur-unsur civil society
a. Wilayah Publik
Wilayah publik yang Bebas Wilayah publik yang bebas adalah ruang publik yang bebas
sebagai sarana mengemukakan pendapat. Di ruang publik, semua warga negara
memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial atau politik tanpa
merasa terancam. Semua warga negara memiliki akses penuh dalam kegiatan yang
bersifat publik. Hilangnya wilayah publik yang bebas membuat negara dapat
mengontrol warga negara dalam menyalurkan pandangan sosial politiknya.
b. Demokrasi
Demokrasi adalah syarat mutlak bagi keberadaan masyarakat madani yang murni atau
genuine. Tanpa demokrasi, masyarakat madani tidak dapat terwujud. Kembali kepada
hakikat demokrasi di mana tatanan sosial politik bersumber dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk seluruh rakyat.
c. Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan. Toleranis
menghasilkan adanya tata cara pergaulan yang menyenangkan antara berbagai
kelompok yang berbeda. Toleransi bukan menjadi tuntutan sosial masyarakat saja,
tetapi menjadi bagian penting dalam pelaksanaan ajaran moral. Menciptakan kehidupan
yang berkualitas dan beradab, masyarakat madani menghajatkan sikap toleransi yaitu
kesediaan individu menerima beragam perbedaan pandangan.
d. Kemajemukan
Kemajemukan atau pluralisme tidak hanya mengakui keberagaman sosial saja, tetapi
harus disertai dengan sikap tulus menerima perbedaan sebagai seusatu yang alamiah
dan bernilai positif bagi kehidupan masyarakat. Pluralisme memiliki satu ikatan tak
terbantahkan dengan semboyan bangsa Bhineka Tunggal Ika. Pluralisme menjadi
keharusan bagi kemakmuran rakyat melalui mekanisme pengawasan dan
pengimbangan atau check and balance. Kemajemukan harus dijaga dalam rangka
menguatkan masyarakat madani untuk selalu bisa menyelesaikan masalah publik secara
damai dan demokratis.
e. Keadilan sosial
Keadilan social adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional atas hak dan
kewajiban setiap warga negara. Keadilan sosial mencakup seluruh aspek kehidupan
yaitu ekonomi, politik, pegetahuan, dan kesempatan. Dalam tatanan pemerintahan yang
demokratis, komponen masyarakat madani harus memperoleh peran yang utama.

7
Berdasarkan prinsip demokrasi bahwa kekuasaan berada di tangan rakyat. Demikian
juga peran sektor swasta guna menjaga keseimbangan kekuasaan dalam tata
pemerintahan. Keseimbangan komponen negara, masyarakat, dan swasta merupakan
kunci terlaksananya demokrasi dan terciptanya masyarakat madani yang utuh.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana Ferguson mendefinisikan istilah civil society sebagai “suatu
masyarakat beradab yang sudah lebih maju dari masyarakat pedalaman”. Sebuah
pengertian yang secara gradual mengacu kepada pengertian “sebuah masyarakat yang
terdiri dari lembaga otonom yang dapat mengimbangi kekuasaan Negara.8 Jika mengacu
pada civicus, yaitu sebuah organisasi internasional pemerhati perkembangan masyarakat
sipil di berbagai negara, civil society didefinisikan sebagai “Sebuah arena di luar
keluarga, negara, dan pasar, di mana orang-orang berkelompok untuk mendorong
kepentingan bersama”.
Nurcholis Madjid menekankan istilah Civil society sebagai masyarakat madani yang
berasal dari kata madinah, dalam istilah yang modern mengarah pada semangat dan
pengertian Civil society yang berarti masyarakat yang memiliki sopan santun, beradab,
dan teratur yang terbentuk dalam negara yang baik. Di dalam negara ini terdapat
kedaulatan rakyat sebagai prinsip kemanusiaan dan musyawarah, partisipasi aktif dari
masyarakat dalam proses menentukan kehidupan bersama di bidang politik.
Civil society menghendaki institusi-insitusi non pemerintah berada pada sektor
publik, yang berbentuk forum-forum representatif atau berupa asosiasiasosiasi bersifat
terbuka, inklusif dan menjamin kebebasan bagi masyarakat untuk menyampaikan
keinginannya.
Elemen-elemen masyarakat madani merupakan perwujudan dari civil society itu
sendiri. Elemen-elemen ini merupakan pilar penegak dari masyarakat madani yang
tergabung dalam institusi-institusi yang menjadi bagian dari social control yang
berfungsi untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang diskriminatif serta
mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas. Elemen-elemen tersebut
adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM), pers,supremasi hukum, perguruan tinggi
dan partai politik.

8
Sufyanto, (2001), Masyarakat Tamaddun: Kritik Hermeneutis Masyarakat Madani Nurcholis Madjid,
(Jogjakarta: Pustaka Pelajar), hal 5.

9
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
saran dan kritik yang membangun sangat penulis nantikan demi perbaikan di lain waktu
agar makalah ini bisa lebih hidup dan menjadi lebih bermanfaat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. (2007). sosilogi,Skematika,Teori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara.


Azmy, H. H. (2018). Kekuatan-Kekuatan Politik. Depok: Rajawali Pers.
Malelak, R. (2014). Apa dan Bagaiman Indeks Masyarakat Sipil. Jakarta Timur: Yappika.
Nandani, N. (2017). Peranan Civil society dalam Pelaksanaan perlindungan Konsumen
terhadap Makanan. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Rawani, S. (2020). Masyarakat Madani. Bengkulu: Works press.
Sufyanto. (2001). Masyarakat Tamaddun : Kritik Hermeneutis Masyarakat Madani.
Jogjakarta : Pustaka Pelajar.

11

Anda mungkin juga menyukai