DISUSUN OLEH :
No Nama NIM
1. Eviliyana Indah Saputri 202305075
2. Indah Nurani 202305077
3. Lia Nur Pratiwi 202305079
4. Yohanna Kurniasari 202305085
Mengobati pegal linu, bahan kimia obat paracetamol yang merupakan salah satu
senyawa yang banyak digunakan dalam pengobatan sering ditambahkan pada obat
tradisional atau herbal. Sudah menjadi rahasia umum bahwa paracetamol bertindak
sebagai analgesik, yang meredakan nyeri, dan antipiretik, yang menurunkan demam.
Paracetamol dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika digunakan dengan
dosis yang tidak terpantau dengan baik, termasuk pendarahan di perut, jantung berdebar,
dan kerusakan hati. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No .007 Tahun
2012 Tentang Registrasi Obat Tradisional, bahwa obat tradisional dilarang mengandung
bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Metode analisis obat yang sedang direkomendasikan oleh Farmakope yaitu
Teknik Kromatografi, metode HPLC merupakan teknik kromatografi cair (LC) yang
digunakan sebagai pemisahan berbagai komponen dalam suatu campuran. HPLC juga
merupakan cara identifikasi dan kuantifikasi senyawa dalam proses pengembangan obat.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah metode HPLC
lebih unggul atau tidak dari pendekatan lain dalam menilai kadar paracetamol dalam
sediaan Jamu Racikan. Manfaat dari penelitian ini berupa informasi dan pengalaman
yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, individu akan dapat
mengkonsumsi berbagai obat herbal, terutama sakit dan nyeri herbal, dengan lebih hati-
hati. Sampel jamu pegal linu didapatkan dari berbagai toko jamu di daerah X. Terdapat
tiga merk jamu pegal linu dalam praktikum ini. Paracetamol dalam jamu pegal linu
tersebut dapat diketahui dengan canggihnya instrumen yang digunakan dalam
menganalisis.
METODE
d. Analisis data
Untuk menganalisis data sampel pada analisis senyawa melalui metode HPLC, berikut
adalah beberapa langkah yang umumnya dilakukan:
1. Identifikasi Senyawa: Pertama-tama, periksa kromatogram yang dihasilkan oleh
detektor HPLC. Identifikasi senyawa yang terdapat dalam sampel dapat dilakukan
dengan membandingkan waktu retensi (RT) dari puncak-puncak yang muncul dalam
kromatogram dengan waktu retensi senyawa standar yang diketahui. Jika waktu
retensi puncak dalam sampel cocok dengan waktu retensi senyawa standar, maka
dapat diasumsikan bahwa senyawa tersebut ada dalam sampel.
2. Integrasi Puncak: Setelah identifikasi senyawa, langkah selanjutnya adalah
melakukan integrasi puncak pada kromatogram. Puncak-puncak yang muncul dalam
kromatogram mewakili masing-masing senyawa yang terpisah dalam sampel.
Integrasi puncak melibatkan pengukuran luas di bawah puncak (area) untuk setiap
senyawa. Luas puncak dapat memberikan informasi tentang jumlah senyawa yang
ada dalam sampel.
3. Analisis Kuantitatif: Jika analisis kuantitatif diperlukan, pengukuran luas puncak
yang diintegrasikan dapat dikorelasikan dengan konsentrasi senyawa dalam sampel
menggunakan kurva kalibrasi yang dibuat dengan menggunakan senyawa standar
dengan konsentrasi yang diketahui. Dengan menggunakan persamaan regresi yang
dihasilkan dari kurva kalibrasi, konsentrasi senyawa dalam sampel dapat dihitung.
4. Verifikasi dan Konfirmasi: Untuk memverifikasi hasil analisis, dapat dilakukan
konfirmasi dengan menggunakan teknik analisis tambahan seperti spektroskopi atau
teknik kromatografi lainnya untuk mengidentifikasi senyawa secara lebih spesifik. Ini
membantu memastikan keakuratan identifikasi dan kuantifikasi senyawa dalam
sampel.
5. Interpretasi Hasil: Interpretasi hasil analisis HPLC melibatkan pemahaman tentang
sifat-sifat senyawa yang dianalisis, termasuk waktu retensi (RT) dan distribusi puncak
dalam kromatogram. Selain itu, penggunaan basis data referensi atau literatur yang
relevan dapat membantu dalam mengidentifikasi senyawa yang terpisah dalam
sampel.
Penting untuk mencatat dan mendokumentasikan hasil pengukuran dengan baik
selama proses analisis. Pengulangan pengukuran dan penggunaan kontrol kualitas
yang tepat juga harus dilakukan untuk memastikan keakuratan dan keandalan hasil.
Konsentrasi AUC RT
1 194,29 2,78
4 320,14 2,77
6 367,44 2,77
8 435,66 2,76
10 483,13 2,77
Berdasarkan data hasil percobaan diatas, data dapat dihitung menggunakan aplikasi
didapatkan hasil yaitu :
F(X) = Y
35,70 = 33,3124x + 162,424
33.3124x = 35,70-162,424
−126,724
X=
33,312
33.3124x = 2,84 – 162,424
−159,584
X=
33,3124
X = - 4,79
HPLC atau High Performance Liquid Chromatography adalah suatu jenis pemeriksaan
untuk mengidentifikasi secara kualitatif dan kuantitatif suatu molekul dengan cara memisahkan
analit berdasarkan kepolarannya dan kemudian dideteksi dengan menggunakan prinsip
kromatografi (pemisahan) yaitu dengan menggunakan fase gerak cair yang dialirkan melalui
kolom yang merupakan fase diam menuju ke detektor dengan bantuan pompa. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk menentukan kadar paracetamol dalam sampel jamu menggunakan
metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC), baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Sebelum diinjeksikan ke dalam HPLC, baik sampel maupun standar perlu dilakukan
proses degassing untuk menghilangkan gelembung udara. Gelembung udara dapat mengganggu
kondisi HPLC dan memengaruhi hasil kromatogram.
Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi selama percobaan ini antara lain sisa sampel
yang tidak larut sepenuhnya, masih terdapat gelembung udara setelah degassing, atau kesalahan
dalam pengoperasian instrument HPLC yang dapat mempengaruhi hasil analisis.
Hasil kromatografi HPLC disebut kromatogram. sumbu X mewakili waktu retensi atau
Retention Time (RT) sedangkan sumbu Y untuk absorbansi unit. Dari kromatogram akan terlihat
grafik parabola dengan satu atau beberapa puncak atau peak yang menunjukkan adanya suatu
analit yang terdeteksi. Untuk menghitung konsentrasi dapat digunakan luas area di bawah
puncak peak atau ketinggian peak. Namun para ahli menyarankan untuk lebih menggunakan luas
area karena nilainya lebih stabil. Dengan membandingkan luas area absorbansi tiap standart
terhadap konsentrasinya, maka dapat ditentukan korelasi dan persamaannya sehingga dapat
dihitung konsentrasi analit yang sama dalam suatu suatu larutan dengan memasukkan dalam
persamaan tersebut.
Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan kadar paracetamol dan sampel jamu
menggunakan instrument HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography). Prinsip dasar
HPLC yaitu berdasarkan perbedaan distribusi komponen-komponen dalam sampel di antara dua
fase, fase gerak dan fase diam. Fase gerak yang digunakan berupa air suling dan methanol pa
(3:1).
Abdullah, D., Annisa, M. and Dewi, N. (2019) ‘Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Obat Generik di Kecamatan Sepuluh Koto, Nagari Singgalang, Kabupaten
Tanah Datar’, Healt and Medical Journal, 1(2), pp. 39–43.
Ahmad, N.R. and Omar, F.K. (2018) ‘HPLC Method For Determination Of Paracetamol In
Pharmaceutical Formulations And Environmental Water Samples’, World Journal of
Pharmaceutical Research, 7(15). Available at: https://doi.org/10.20959/wjpr201815-
12814.
Arifah Husna, Permatasari Irma, artini siwi, PENGGUNAAN METODE HPCL PADA
ANALISIS JAMU DEPOT YANG MENGANDUNG ANTALGIN. Juni 2023
BPOM RI (2019) ‘Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019
Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik’. BADAN PENGAWAS
OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA.
Available at:
Chawla, G. and Kr. Chaudhary, K. (2019) ‘A review of HPLC technique covering its
pharmaceutical, environmental, forensic, clinical and other applications’, International
Journal of Pharmaceutical Chemistry and Analysis, 6(2), pp. 27–39. Available at:
https://doi.org/10.18231/j.ijpca.2019.006.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (1995) Farmakope Indonesia Edisi IV.
IV. Jakarta: departemen Kesehatan Republik Indonesia.
https://sertifikasicdob.pom.go.id/sertif/docs/1PedomanCDOB.pdf.
Sarmento, Z.L.C. et al. (2020) ‘Penetapan Kadar Parasetamol Dan Kafein Dengan Metode
High Performance Liquid Chromatography (HPLC)’, Cakra Kimia (Indonesian E-
Journal of Applied Chemistry), 8(2), pp. 99–104.
Ulfa, D.M. and Irawan, D. (2019) ‘Assay Of Paracetamol Syrup In Different Storage
Temperatures By High Performance Liquid Chromatography’, SANITAS : Jurnal
Teknologi dan Seni Kesehatan, 10(1), pp. 72–80. Available at:
https://doi.org/10.36525/sanitas.2019.7.
Yanti, D.F.D. and Marini (2019) ‘Profil Peresepan Obat Generik di Apotek X Kabupaten
Indramayu Periode Januari – Maret Tahun 2019’, Jurnal Farmasi Muhammadiyah
Kuningan, 4(1), pp. 14–20.