Anda di halaman 1dari 8

ISSN: 1411-8912

http://siar.ums.ac.id/

KAJIAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT PADA PUSAT REHABILITASI


NARKOBA YAYASAN CAHAYA KUSUMA BANGSA
Cantika Putri Yonadia ABSTRAK
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Setia tahunnya masalah penyalahgunaan dan peredaran narkoba di
Universitas Muhammadiyah Surakarta Indonesia terus meningkat termasuk kota Surakarta. Fasilitas
d300190135@student.ums.ac.id Rehabilitas penggunaan narkoba di Kota Surakarta hanya
memfasilitasi rehabilitasi medis. Rehabilitasi medis kurang cukup
Rini Hidayanti
karena penyembuhan kecanduan narkoba membutuhkan rehabilitasi
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta sosial untuk dapat menjalani kehidupan normal dalam
rh215@ums.ac.id bermasyarakat. Sebagai solusi terhadap masalah tersebut, maka
bangunan pusat rehabilitasi hendaknya menerapkan konsep healing
environment sebagai proses penyeimbangan pengobatan medis dan
sosial. Objek bangunan yang diteliti adalah Yayasan Cahaya Kusuma
Bangsa. Metode penelitian yang dipilih adalah metode deskriptif
kualitatif, yang meliputi Langkah-langkah perumusan masalah,
melakukan kajian teori, pengumpukan data, analisis data, dan
penyusunan kesimpulan. Pada penelitian ini penerapan healing
environment menjadi tolak ukur dalam menciptakan kenyamanan
residen pada yayasan ini dan bisa lebih mengoptimalkan healing
environment pada ruang dalam dan luar Yayasan ini. Dari 10 faktor
fisik healing environment ada beberapa faktor fisik yang belum
terpenuhi. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terkait kajian
konsep penerapan healing environment pada Yayasan Cahaya
Kusuma Bangsa, maka diharapkan bangunan bisa menerapkan
semua faktor fisik healing environment agar dapat terciptanya
lingkungan binaan yang memperhatikan aspek alam, fisik dan
psikologi. Sehingga menghadirkan suasana yang nyaman dan tenang
bagi residen.
KEYWORDS:
Narkoba; rehabilitasi; healing environment

PENDAHULUAN memasuki daerah permukiman, sekolah hingga


universitas. Penyalahgunaan narkotika melanda
Narkoba merupakan Narkotika dan Obat- seluruh kalangan umur, mulai anak-anak hingga
obatan yang digunakan pada bidang kesehatan, dewasa dengan profesi yang beragam.
jika tidak digunakan secara tepat maka akan Penyalahgunaan narkoba bukan hanya
menjadi berbahaya dan ketergantungan hingga masalah diwilayah metropolitan tetapi juga
mengakibatkan halusinasi, penurunan kesadaran menjadi masalah di kota kecil maupun di kota
bahkan menyebabkan kematian. Kejahatan yang sedang berkembang. Saat ini Kota Surakarta
narkoba adalah salah satu tindakan kriminal yang berada pada level awas terhadap bahaya narkoba.
sudah menjadi permasalahan global dan dianggap Level awas adalah level tertinggi yang
sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary menandakan situasi yang darurat. Menurut
crime). Di Indonesia peredaran narkotika informasi yang diberikan Badan Narkotika
meningkat setiap tahunnya. Angka prevalensi Nasional (BNN) Kota Surakarta, tingkat peredaran
kasus narkoba pada tahun 2019 adalah 1,80% lalu narkoba di kota tersebut merupakan yang
meningkat menjadi 1,95% pada tahun 2021. tertinggi kedua se-Jawa Tengah. Mengingat
(Pusat Penelitian, 2022) keunggulan Surakarta sebagai tujuan wisata, tidak
Saat ini kasus penyalahgunaan narkoba tidak mengherankan jika pengerdar narkoba sering
berkembang di club malam saja tetapi juga memanfaatkan turis dari luar kota maupun

SIAR IV 2023 : SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 183


Kajian Konsep Healing Environment Pada Pusat Rehabilitasi Narkoba Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa

mancanegara untuk melancarkan aksinya. TINJAUAN PUSTAKA


Peredaran narkoba di Surakarta juga dipengaruhi Narkoba
oleh masuknya mahasiswa luar kota yang Pasal 1 ayat UU Narkotika mendefinisikan
menempuh Pendidikan di universitas negeri dan narkotika sebagai zat yang terbuat dari zat buatan
swasta yang ada di Surakarta. dan tanaman yang dapat menyebabkan
Korban penyalahgunaan narkoba di Surakarta halusinasi, kecanduan, dan penurunan kesadaran.
selama ini dirawat di rumah sakit jiwa, rumah sakit Menurut Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009
umum, dan Yayasan pusat rehabilitasi yang hanya tentang Narkotika terdapat 3 golongan narkoba,
menitikberatkan pada penyembuhan racun yang yaitu golongan I, golongan II, dan golongan III.
ada ditubuh korban atau yang sering disebut Pusat Rehabilitasi Narkoba
sebagai rehabilitasi medis. Rehabilitasi medis ini Pusat rehabilitasi narkoba adalah tempat
dirasa kurang cukup karena penyembuhan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan
kecanduan narkoba juga membutuhkan untuk menjauhkan diri dari narkoba. Korban
rehabilitasi sosial untuk memulihkan stabilitas penyalahgunaan narkoba menjadi fokus program
mental korban pecandu narkoba sehingga mereka rehabilitasi yang dirancang untuk memulihkan
dapat menjalani kehidupan normal dalam atau meningkatkan kemampuan sosial, mental,
bermasyarakat. Para korban pecandu narkoba dan fisik mereka. Selain untuk memulihkan,
juga membutuhkan rehabilitasi tambahan agar rehabilitasi adalah perawatan atau pengobatan
ketika mereka kembali ke masyarakat normal, bagi pecandu narkoba dengan tujuan membantu
para mantan pecandu narkoba ini memiliki pecandu mengatasi kecanduannya terhadap
keterampilan untuk meningkatkan kehidupan narkoba.
mereka dan dapat diterima oleh masyarakat.
Healing Environment
Penerapan konsep healing environment pada
Healing Environment adalah pengaturan
pusat rehabilitasi narkoba dirasa menjadi salah
tubuh dan dibantu dengan dukungan yang dapat
satu solusi untuk menyeimbangi proses
memelihara fisik, intelektual, sosial dan
rehabilitasi secara medis maupun sosial. Healing
kesejahteraan spiritual pasien, keluarga, dan
environment dapat diartikan sebagai lingkungan
pegawai serta membatu mereka untuk mengatasi
penyembuhan yang dapat mengurangi stres dan
stress terhadap penyakit rawat inap (Lidayana,
rasa cemas saat proses penyembuhan residen
Alhamdani, & Pebriano, 2013).
pada pusat rehabilitasi narkoba.
Kesehatan pasien, pengunjung, dan pegawai
Healing environment adalah pendekatan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik
desain lingkungan yang menggabungkan
lingkungan (Bloemberg F. C., et al., 2009). Di
komponen alam, psikologi, dan indra. Indra
bawah ini adalah faktor fisik lingkungan tersebut:
manusia dapat merasakan unsur-unsur alam.
Keindahan alam dapat dilihat, didengar, dan 1. Pencahayaan
dirasakan dengan bantuan panca indera. Hal ini Pencahayaan tidak langsung (indirect
secara tidak langsung berdampak pada psikologi lighting) yang hangat sangat
manusia dalam artian membuat manusia merasa direkomendasikan, indirect lighting bisa
nyaman, tenang, dan aman dalam dirinya sendiri. mengubah lingkungan menjadi terkesan lebih
(Lidayana, Alhamdani, & Pebriano, 2013) menyenangkan dan terkesan alami
Fasilitas rehabilitasi narkoba seharusnya bisa (Bloemberg F. C., et al., 2009)
mengatasi stres yang dialami residen saat 2. Penghawaan
menjalani rehabilitasi. Dalam penelitian ini objek Menurut Bloemberg F. C., et al., 2009
yang diteliti adalah Yayasan Cahaya Kusuma Manfaat kesehatan secara signifikan
Bangsa. Yayasan ini merupakan salah satu pusat dipengaruhi oleh kualitas udara dalam
rehabilitasi narkoba di Surakarta yang saat ini ruangan. Tingkat udara suatu ruang harus
menampung kurang lebih 27 orang pasien disesuaikan setiap satuan waktu. Ventilasi
rehabilitasi narkoba. Yayasan ini dipilih dengan adalah metode paling tepat untuk
tujuan untuk mengetahui apakah bangunan sudah menciptakan udara bersih.
menerapkan konsep healing environment guna 3. Aroma
membantu penyembuhan residen baik fisik, Bau yang tidak sedap bisa menimbulkan rasa
mental maupun sosial. cemas, takut, dan stres, sedangkan aroma
yang wangi dapat memberi kenyamanan dan
184 | SIAR IV 2023 : SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR
Cantika Putri Yonadia, Rini Hidayanti

menyenangkan (Bloemberg F. C., et al., Dekorasi dan seni dapat meningkatkan nilai
2009). estetika lingkungan dan membawa
4. Taman dan Ruang Luar kebahagiaan. Penggunaan gambar wajah
Orang dewasa yang stres atau depresi lebih Bahagia bisa membuat lingkungan terasa
menyukai lingkungan alam daripada ceria (Bloemberg, et al., 2009).
lingkungan perkotaan. Misalnya, pergi keluar 10. Warna
ke tempat yang alami dapat membantu orang Penggunaan warna cerah dapat
merasa lebih baik (Bloemberg F. C., et al., meningkatkan suasana hati menjadi lebih
2009) positif. Menggunakan warna primer bisa
5. Alam pada Ruang Dalam menenangkan dan membantu seseorang
Aquarium atau tanaman merupakan elemen untuk memperbaiki pola istirahat mereka
alam yang bisa digunakan untuk (Bloemberg, et al., 2009).
menghadirkan nuansa alam pada ruangan.
Menurut Bloemberg, dkk (2009) tanaman METODE PENELITIAN
dalam ruangan tidak hanya mengubah Metode penelitian yang dipilih dalam
kualitas udara, tetapi juga mekanisme
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
kesehatan psikologis termasuk mood dan
tingkat stres dan rasa sakit. Dengan menggunakan metode kualitatif data dan
6. Kebisingan, ketenangan dan musik informasi didapat secara mendalam mengenai
Bloemberg, dkk (2009) mengemukakan obyek penelitian, baik yang dapat dilihat oleh
bahwa suara yang lebih keras dari 60 desibel panca indra maupun yang tidak dapat dilihat,
memiliki efek buruk pada pola istirahat dan seperti perasaan manusia. Pada penelitian ini
pola tidur residen sehingga kebisingan teknik pengumpulan data yang digunakan berupa
mampu mempengaruhi suasana hati.
studi pustaka, observasi, wawancara, tinjauan
7. Tata Ruang
Bloemberg, dkk (2009) mengungkapkan dokumentasi dan metode survey literatur untuk
bahwa pasien seharusnya tidak mengalami mendukung paparan deskriptif. Data-data yang
banyak kesulitan dalam menavigasi jalan diambil dalam penelitian ini berdasarkan survei
mereka, karena kecemasan akan timbul literatur yang digunakan untuk paparan deskriptif
ketika pasien tersesat. Tata letak ruangan dengan menelaah faktor fisik healing environment
biasanya ditentukan oleh zona dan yang diterapkan pada Yayasan Cahaya Kusuma
kedekatannya dengan ruang lain. Zonasi
Bangsa. Analisis data yang dilakukan pada
adalah proses membagi suatu ruang menjadi
beberapa zona berdasarkan fungsi dan penelitian ini dilakukan dengan mengkaji temuan
karakteristik ruang tersebut. Kedekatan data lapangan yang kemudian ditarik menjadi
antar ruang dapat ditentukan dengan poin-poin analisis (iduktif). Poin analisis yang
menganalisis suatu aktivitas pada ruang didapat selanjutnya dikomprasikan dengan
dengan ruang lainnya. semakin dekat literatur.
hubungannya, semakin dekat pula ruang
yang dibutuhkan untuk memberi kemudahan
aksesibilitas dan memberi kenyamanan pada ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
ruang. Kedekatan ruang akan menghasilkan
sirkulasi ruang serta organisasi dan hubungan
antar ruang yang terlibat.
8. Suasana yang Seperti Rumah
Sangat penting untuk mendesain lingkungan
rumah sakit dengan suasana yang seperti
rumah dan akrab sehingga pasien bisa
mengubah persepsi bahwa mereka Gambar 1. Kondisi Ruang Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa
sebenarnya berada di rumah sakit dan (Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2022)
merasa lebih nyaman (Bloemberg, et al.,
2009). Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa (YCKB)
9. Seni dan Selingan Positif terletak di Jl. Wijaya Kusuma No 1 RT 4 RW 4,
SIAR IV 2023 : SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 185
Kajian Konsep Healing Environment Pada Pusat Rehabilitasi Narkoba Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa

Kauman, Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah. juga tertutup dengan pagar tinggi dan menghadap
Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa merupakan ke barat sehingga pencahayaan pada pagi hari
Yayasan yang bergerak secara intens dalam sangat kurang.
pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat Sedangkan pada lantai 2 bangunan ini
yang bernilai dalam komunitas masyarakat itu memiliki persentase bukaan sebesar 50% yang
sendiri. Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa adalah dihasilkan dari Jendela, pintu dan skylight. Hal ini
Lembaga rehabilitasi yang fokus pada upaya menandakan pada lantai 2 bangunan ini tidak
pemberdayaan manusia khususnya para pecandu hanya mengandalkan pencahayaan buatan tetapi
/korban penyalahgunaan narkoba di Provinsi Jawa lebih mengandalkan pencahayaan alami.
Tengah khususnya di Kota Surakarta. Keuntungan utama skylight adalah mampu
Tujuan Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa memberikan ilusi ruang yang lebih besar dan
secara umum adalah ikut serta dan mendorong dapat memaksimalkan cahaya alami masuk 5x
terciptanya generasi muda sebagai penerus lebih banyak daripada jendela konvensional.
perjuangan bangsa yang sehat, cerdas, beretika Cahaya matahari adalah pusat kesehatan. Secara
dan berakhlak mulia sehingga menjadi generasi fisiologis sinar matahari mempercepat eliminasi
muda yang berdaya saing kuat menuju racun. Cahaya matahari penting untuk asimilasi
modernisasi dunia dalam Membangun kalsium, produksi vitamin D dan proses kerja hati
pertahanan yang kokoh pada generasi muda, bagi residen (Day, 2003). Bangunan ini dirasa
bangsa dan negara terhadap ancaman baik sudah bisa memenuhi faktor fisik healing
dibidang sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, environment yang pertama, yaitu pencahayaan
hukum, seni dan budaya dari pengaruh asing. dengan pemanfaatan pencahayaan alami dan
Yayasan ini memiliki fasilitas berupa ruang buatan.
pendaftaran, ruang tunggu, ruang konseling,
ruang staf, ruang isolasi, ruang inap residen, ruang
lemari obat, ruang detoksifikasi, ruang terpai
bersama, kamar mandi dan taman.
Konsep healing environment merupakan Gambar 2. Bukaan yang terdapat pada bangunan
salah satu konsep cara untuk membantu (Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2022)
pemulihan pecandu narkoba, dan salah menjadi 2. Penghawaan
salah satu pendekatan yang menciptakan Bangunan ini tidak mengandalkan
lingkungan dengan menggabungkan unsur-unsur penghawaan alami karna bentuk bangunan yang
alam, fisik dan psikologi. Arsitektur memiliki dirancang tertutup mengakibatkan proses
peranan dalam membentuk lingkungan binaan penghawaan alami sulit didapatkan. Sirkulasi dan
yang tepat untuk pusat rehabilitasi narkoba. kualitas udara di dalam bangunan ini diatur oleh
Di bawah ini merupakan data yang diperoleh Air Conditioner (AC) Split Wall. Prinsip kerja unit
dari hasil kajian dengan membandingkan antara penanganan udara ini adalah menyerap panas
teori penerapan faktor fisik healing environment udara yang ada di dalam ruangan kemudian
dengan data yang diperoleh di Yayasan Cahaya didinginkan. AC jenis ini juga dapat mengatur suhu
Kusuma Bangsa: ruangan sesuai dengan keinginan pengguna
1. Pencahayaan ruang. AC split mendaur ulang udara ruangan yang
Pencahayaan pada bangunan ini bersumber basi sepanjang waktu. Karena itu, karbon dioksida
dari pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. dan emisi tubuh manusia secara bertahap
Pencahayaan alami berasal dari cahaya matahari, menumpuk di udara sepanjang waktu. AC yang
sedangkan pencahayaan buatan berasal dari bola dinyalakan terus-menerus juga bisa
lampu dan jenis penerangan lainnya. Bangunan ini menghilangkan kelembapan dari udara. Selain itu,
memiliki persentase bukaan sebesar 30% pada kualitas udara dalam ruangan mengacu pada
lantai 1 yang ditunjukkan dengan memaksimalkan kualitas udara yang memenuhi syarat
pencahayaan buatan di bandingkan dengan kenyamanan pengguna di dalam bangunan.
pencahayaan alami. Pada lantai 1 pencahayaan Ventilasi yang seharusnya dirancang untuk
alami masuk melalui bukaan berupa jendela dan memberikan kualitas udara baik dalam ruangan,
pintu. Cahaya yang masuk melalui kaca dan namun pada bangunan ini ventilasi di tutup rapat
jendela terbilang sangat sedikit karna selain dari karna penggunaan AC. hal ini dapat memberi
jumlahnya yang sedikit, bentuk bangunan ini pun dampak buruk pada pengguna bangunan.
186 | SIAR IV 2023 : SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR
Cantika Putri Yonadia, Rini Hidayanti

Salah satu cara untuk mendapatkan udara


yang baik yaitu dengan tanaman. Tanaman tidak
hanya fotosintesis CO2 dan memberikan O2,
namun tanaman juga dapat secara efektif
membersihkan udara dari bahan kimia tertentu.
Pada bangunan ini tidak ditemui satu pun
tanaman yang dapat memperbaiki penghawaan Gambar 4. Taman halaman belakang
dalam ruangan. Disamping menyuplai udara segar (Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2022)
untuk pernafasan dan metabolisme tubuh, 5. Alam pada Ruang Dalam
penghawaan yang baik juga berhubungan dengan Bangunan ini tidak memiliki faktor alam pada
terciptanya suhu ruang yang kondusif bagi tubuh, ruang dalam, tidak ada tanaman atau aquarium
sehingga energi dari dalam tubuh tidak akan yang menghiasi ruang. Hal ini sangat berpengaruh
terkuras untuk beradaptasi dengan perbedaan pada kualitas udara dalam ruang, tanaman bisa
suhu ruang (Santosa, 2007). berpengaruh pada kesehatan mekanisme
psikologi, seperti membuat residen merasa lebih
baik atau membuat mereka tidak terlalu stres
selama proses rehabilitasi (Pradana & Lissimia,
2021).
6. Kebisingan, Ketenangan, dan Musik
Pada saat melakukan observasi di bangunan
ini, kebisingan yang ditimbulkan di bangunan ini
tidak berlebihan. Suara bising yang lebih dominan
sering terdengar dari ruang terapi bersama karena
Gambar 3. AC sebagai sumber bukaan pada bangunan pada saat terapi para residen terkadang
(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2022) mengeluarkan suara yang keras atau teriakan.
3. Aroma Terdapat beberapa ruang di bangunan ini yang
Aroma yang hadir di dalam ruang pada memiliki suara yang lebih tenang dari yang lain.
bangunan ini dihasilkan oleh pengharum ruangan Hal ini dikarenakan beberapa ruangan lebih
yang disemprotkan ketika dibutuhkan. Hal ini tertutup dan tidak menggunakan peralatan
dilakukan agar tiap ruang memiliki aroma yang elektronik yang banyak. Selain itu, juga terlihat
enak untuk dihirup dan dirasakan, sehingga para bahwa para pegawai di bangunan ini berusaha
pengguna ruang mendapatkan perasaan yang untuk berkomunikasi dengan suara yang relatif
menyenangkan saat melakukan aktivitas. Aroma pelan. Ini bertujuan untuk menjaga kebisingan di
yang dipilih untuk pengharum ruangan adalah bangunan ini tetap rendah dan merasa nyaman
Lavender, roma lavender memiliki bau yang kuat bagi para residen di dalamnya.
dan harum. Dipakai untuk memudahkan tidur, Pada bangunan ini tidak diperdengarkan
membantu mengatur detak jantung, dan musik menggunakan speaker. Bagi pegawai yang
insomnia. ingin mendengarkan musik, maka mereka hanya
4. Taman dan Ruang Luar memutarnya menggunakan computer dan
Pada area luar bangunan ini terdapat satu handphone dengan suara yang relatif rendah atau
taman di halaman belakang yang belum selesai melalui headphone/earphone. Tingkat kebisingan
pengerjaannya. Nantinya taman ini akan di tanami di bangunan ini sangat rendah sehingga residen
beberapa macam tumbuhan dan diberi furnitur tidak merasa terganggu saat melakukan aktivitas
taman, seperti kursi taman dan gazebo. Taman dan tidak mempengaruhi perasaan maupun pola
tersebut lebih dari sekedar tempat untuk melepas istirahat mereka.
lelah dan bersantai, taman juga memiliki efek 7. Tata Ruang
positif pada Kesehatan fisik, juga dapat membantu Pada Analisa tatanan ruang dalam pada
penghuni rehabilitasi narkoba menstabilkan bangunan ini didapatkan bahwa penataan ruang
keadaan psikologis mereka, dan dapat dilakukan berdasarkan pengelompokan zona.
mengurangi tingkat stres selama dan setelah Zona yang terdapat pada bangunan rehabilitasi ini
kegiatan rehabilitasi. akibatnya, penghuni dapat terdiri dari 3 zona, yaitu zona pelayanan medik,
merasa lebih baik dan sembuh lebih cepat ketika zona operasional dan zona administrasi. Dari
mereka melepas lelah dan bersantai di taman. ketiga zona tersebut yang paling utama adalah
SIAR IV 2023 : SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 187
Kajian Konsep Healing Environment Pada Pusat Rehabilitasi Narkoba Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa

zona pelayanan medik dimana pasien tinggal rasa damai dan tenang. Penggunaan warna putih
untuk di rawat inap. Penataan zona tersebut harus primer di bangunan ini dapat menciptakan
dibuat menjauh dari sumber gangguan seperti ketenangan serta dapat membantu memperbaiki
bising. Penataan berdasarkan zoning ini juga pola tidur residen. Penggunaan warna warm yang
mempermudah akses dan sirkulasi bagi para tidak mencolok dan terlalu terang pada interior
residen. Untuk menuju ruang rawat inap residen bangunan dapat meredam perasaan depresi para
yang berada di lantai 2, hanya perlu melewati residen ketika dalam proses rehabilitasi. (Nugroho
pintu utama dan menggunakan tangga untuk , Farkhan, & Wibowo, 2019)
langsung ke ruang yang dituju. Pada bangunan ini
tidak terdapat penanda pada setiap ruang sebagai
penunjuk fungsi dan nama ruangan tersebut.
Sehingga para penggunaan bangunan
mendapatkan kesulitan untuk menemukan
ruangan yang dituju.
8. Suasana yang Seperti Rumah
Suasana bangunan sangat harmonis sehingga
Gambar 5. Warna yang digunakan pada bangunan
memberikan kesan keterkaitan antara keluarga (Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2022)
dan lingkungan tempat tinggal untuk proses
penyembuhan residen pecandu narkoba di Tabel 1. Tabel penerapan faktor fisik healing environment
Yayasan ini. Harmoni tersebut diwujudkan dengan pada tiap ruang
lingkungan yang homie atau perasaan seperti
dalam rumah atau dalam keluarga di lingkungan
yang menyatu dengan keadaan alam sekitar.
Ruang inap residen yang berukuran tidak terlalu
besar dan letaknya yang berdekatan
memungkinkan para residen dapat berinteraksi
dengan sesama. Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa
telah memenuhi faktor fisik healing environment
dengan menciptakan suasana yang seperti rumah Hasil penelitian ini diketahui bahwa ruang
9. Seni dan Selingan Positif terapi bersama, ruang pendaftaran, dan taman
Pada Yayasan ini tidak mengaplikasikan telah menerapkan faktor fisik healing environment
faktor fisik healing environment berupa selingan terbanyak dibandingkan dengan ruang lainnya.
positif dan seni yang diterapkan oleh komponen Adanya penerapan keterkaitan dengan alam dan
dekorasi dan seni, dimana hal inilah yang kondisi ruang yang berhubungan langsung dengan
mencerminkan keindahan pada suatu bangunan. lingkungan alam membuat ruang ini berbeda
Selain untuk meningkatkan nilai estetika, Seni dan dengan ruang lainnya. Menurut hasil penelitian,
dekorasi juga dapat menimbulkan keceriaan pada kenyamanan termal dan pencahayaan dalam
saat residen melakukan kegiatan karena persepsi ruangan pada studi kasus ini dicapai dengan
penghuni terhadap karya seni dan dekorasi dapat penggunaan AC dan cahaya buatan seperti lampu
berfungsi sebagai pengalih perhatian yang dan penerangan lainnya.
bermanfaat yang membantu stabilisasi emosi Berdasarkan observasi di lapangan dan
(Pradana & Lissimia, 2021). wawancara pada studi kasus Pusat Rehabilitasi
10. Warna Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa dari faktor udara
Biru cerah mendominasi skema warna yang dalam ruangan, terdapat beberapa ruangan yang
digunakan pada eksterior bangunan. Sedangkan memiliki ventilasi namun ditutup karena
warna coklat hangat dan putih primer dan bangunan ini memberikan kenyamanan termal
digunakan untuk dekorasi interior di gedung ini. yang berasal dari penghawaan buatan seperti AC
Psikologi dan keadaan batin seseorang dapat dan kipas angin. Berdasarkan hubungan visual
dipengaruhi oleh warna. Pemilihan warna pada dengan faktor alam dapat diketahui bahwa masih
bangunan memiliki potensi untuk ada ruang yang tidak memiliki koneksi langsung
menggambarkan dampak positif dan negatif bagi dengan ruang luar, hal ini akan menimbulkan rasa
pengguna ruangan. Warna biru pada bangunan ini kurang nyaman pada pengguna baik itu residen
melambangkan ketenangan, dapat memberikan maupun pegawai yang bekerja di Yayasan
188 | SIAR IV 2023 : SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR
Cantika Putri Yonadia, Rini Hidayanti

tersebut. Bangunan ini memiliki site yang masih environment menjadi tolak ukur dalam
luas sehingga masih bisa dioptimalkan penerapan menciptakan kenyamanan residen pada yayasan
healing environment. Dari segi pencahayaan, ini dan bisa lebih mengoptimalkan healing
terdapat beberapa ruangan pada bangunan yang environment pada ruang dalam dan luar Yayasan
tidak memiliki bukaan untuk pencahayaan alami ini. Dari 10 faktor fisik healing environment ada
tetapi hal ini masih bisa diatasi dengan banyaknya beberapa faktor fisik yang belum terpenuhi.
penggunaan lampu pada tiap ruang sebagai Faktor fisik healing environment yang sudah
pencahayaan buatan. Pada bangunan ini tidak diterapkan pada bangunan ini adalah
terdapat suasana alam di dalam ruang yang menghadirkan aroma yang menyegarkan,
menjadi salah satu faktor kenyamanan bagi mengurangi kebisingan untuk meningkatkan
residen yang menjalani rehabilitasi. Faktor lain ketenangan, memilih warna yang dapat
seperti aroma, warna, suara suasana yang seperti menciptakan ketenangan, adanya taman di ruang
rumah, tata ruang, dan taman masih dirasa luar, tata ruang yang cukup efisien dan suasana
nyaman oleh pengguna penggunaan. Bangunan ini yang seperti rumah. Sedangkan faktor fisik lain
memiliki site yang masih luas sehingga masih bisa yang belum di terapkan adalah memaksimalkan
dioptimalkan penerapan healing environment. pencahayaan dan penghawaan alami pada
Alam sangat penting bagi keberadaan dan bangunan, menghadirkan suasana alam pada
pertumbuhan manusia karena manusia dan alam ruang dalam, serta menghadirkan seni dan
memiliki hubungan timbal balik yang dapat selingan positif di dalam bangunan.
menguntungkan satu sama lain. Alam
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
membutuhkan manusia untuk menjaga
terkait kajian konsep penerapan healing
kelestariannya sedangkan manusia membutuhkan
environment pada Yayasan Cahaya Kusuma
alam sebagai tempat tinggal dan berkembang.
Bangsa, maka diharapkan bangunan Yayasan
Manusia harus memiliki kesadaran yang tinggi
Cahaya Kusuma Bangsa bisa menerapkan semua
akan pentingnya alam karena hal ini dapat
faktor fisik healing environment agar dapat
menyadarkan manusia untuk selalu dekat dan
terciptanya lingkungan binaan yang
menjaga alam sebagai aspek kehidupan
memperhatikan aspek alam, fisik dan psikologi.
Menurut temuan penelitian ini, orang merasa
Sehingga menghadirkan suasana yang nyaman,
lebih nyaman ketika faktor lingkungan
ketenangan, dan lingkungan sehat yang mampu
dimasukkan ke dalam desain interior sebuah
memberikan dampak positif bagi residen.
bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
tersebut tidak lepas dari keterikatan manusia
terhadap lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Aspirani, M., Hadiansyah, M. N., & Haristianti, V.
Menurut penelitian ini penerapan healing
environment diketahui sangat berperan penting (2020). Peran Healing Environment dalam
dalam meningkatkan tingkat kenyamanan residen Mencapai Kenyamanan Ruang. Jurnal
pada pusat rehabilitasi Yayasan Cahaya Kusuma Ilmiah Desain Interior Volume 6 Nomor 2.
Bangsa. Hal ini juga memiliki potensi untuk
diimplementasikan secara lebih efektif baik di area Aziza, M. N., Yuliarso, H., & Hardiyanti. (2019).
indoor maupun outdoor dari fasilitas yang dimiliki Penerapan Konsep Healing Environment
oleh Yayasan. Ruangan yang bisa dimaksimalkan pada Strategi Perancangan Pusat
penerapan healing environment pada fasilitas Pelayanan Lanjut Usia di Surakarta.
Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa adalah ruang inap Arsitektura Volume 17 Issue 2.
residen dan ruang terapi bersama. Cahaya dan
kenyamanan termal yang menjadi salah satu Bloemberg, F. C., Juritsjeva, A., Leenders, S.,
faktor fisik healing environment tidak sebanding Scheltus, L., Schwarzin, L., Su, A., &
dengan penggunaan ventilasi atau bukaan alami Wijnen, L. (2009). Healing Environments In
pada bangunan ini karena bangunan ini dirasa
Radiotherapy. Wegeningen: Produced by
masih dapat dikondisikan kenyamanannya dengan
menggunakan pencahayaan dan penghawaan students of Wageningen University as part
buatan. Pada penelitian ini penerapan healing of their MSc-programme.
SIAR IV 2023 : SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 189
Kajian Konsep Healing Environment Pada Pusat Rehabilitasi Narkoba Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa

BNN. (2010). Buku P4GN (Pedoman Pencegahan


Penyalahgunaan Narkoba). Jakarta:
Badan Narkotika Nasional.
Kurniawati, F. (2007). Peran Healing Environment
Terhadap Proses Penyembuhan.
Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur, FT-
UGM.
Lidayana, V., Alhamdani, M. R., & Pebriano, V.
(2013). Konsep Aplikasi Healing
Environment dalam Fasilitas Rumah Sakit.
Teknik Sipil UNTAN / Volume 13 No 2, 418.
Mustika, A., & Nuffida, N. E. (2017). Aspek Alam
sebagai Bagian Therapeutic Architecture
pada Rumah Sakit Ketergantungan Obat.
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6 No 1.
Pusat Penelitian, D. d. (2022). Indonesia Drugs
Report Tahun 2022. Jakarta Timur: Badan
Narkotika Nasional Republik Indonesia.
Putri, D. H., Widihardjo, & Wibisono, A. (2013).
Relasi Penerapan Elemen Interior Healing
Environment Pada Ruang Rawat Inap
dalam Mereduksi Stress Psikis Pasien
(Studi Kasus: RSUD. Kanjuruhan,
Kabupaten Malang) . Jurnal Teknik Sipil
Vol 13 No 02.
Putri, D. H., Widihardjo, & Wibisono, A. (2013).
Relasi Penerapan Elemen Interior Healing
Environment Pada Ruang Rawat Inap
dalam Mereduksi Stress Psikis Pasien
(Studi Kasus: RSUD. Kanjuruhan,
Kabupaten Malang) . ITB Journal of Visual
Art and Design.
UU Narkotika Pasal 1 Ayat 1. (2009).
UU Narkotika Pasal 1 Ayat 1. (2099).
UU No 35 Tentang Narkotika. (2009).

190 | SIAR IV 2023 : SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR

Anda mungkin juga menyukai