DI SMK N 6 MANADO
FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
1
DAFTAR ISI
Ringkasan ................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
3.1 Strategi...............................................................................................................................12
3.3 Keberlanjutan.....................................................................................................................12
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..14
2
RINGKASAN KEGIATAN
Relaksasi adalah suatu keadaaan dimana seseorang bisa merasakan kebebasan mental secara
fisik dari ketegangan maupun stress.
Relaksasi Autogenik merupakan contoh teknik relaksasi berdasarkan konsentrasi pasif yang
menggunakan presepsi tubuh melalui sugesti diri sendiri(Setter,2002).
Relaksasi Progresif merupakan teknik relaksasi terhadap otot dalam yang tidak memerlukan
imajinasi,ketekunan,bahkan sugesti(Edmun Jacobson,1929).
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan ini akan dilaksanakan di SMK N 6 Manado dengan konsep penyuluhan kesehatan
“Terapi Relaksasi Autogenik dan Relaksasi Progresif”
4
Gambaran umum masyarakat sasaran :
Kegiatan ini dilakasanakan di SMK N 6 Manado. SMKN 6 MANADO adalah salah satu
satuan pendidikan dengan jenjang SMK di Bumi Nyiur, Kec. Wanea, Kota Manado, Sulawesi
Utara. Dalam menjalankan kegiatannya, SMKN 6 MANADO berada di bawah naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Relaksasi autogenik dan relaksasi progresif merupakan terapi komplementer teknik mind-
body dimana mahasiswa perlu contoh nyata dalam belajar. Mahasiswa keperawatan dituntut
tidak hanya memberikan meteri dengan teori-teori yang disampaikan secara lisan
(ceramah) saja tetapi contoh praktik dibantu dengan sebuah media pengabdian kepeda
masyarakat. Kondisi lingkungan asrama mendukung dalam kegiatan ini. Maka dengan
menerapkan“relaksasi autogenik dan relaksasi progresif” dapat membantu jika di butuhkan
pengobatan ini,mahasiswa di asrama ini dapat menegetahui walupun bukan dari mahasiwa
keperawatan. Sehingga mahasiswa akan lebih tertarik dan bersemangat dalam proses
perkuliahan karena kegiatan ini menambah wawasan. Disamping itu “relaksasi autogenik
dan relaksasi progresif” merupakan upaya untuk media pembelajaran.
5
1.4. Luaran
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fokus terapi komplementer adalah memandang manusia sebagai makhluk holistik (dilihat
dari segi biologi, psikologi, sosial dan spiri tual). Keberadaan terapi komplementer adalah
terapi yang digunakan bersamaan dengan terapi lain bukan untuk mengganti terapi medis
yang telah ada. Menurut Spaber (2005), terapi komplementer dapat digunakan sebagai single
therapy ketika digunakan untuk mening katkan kesehatan.
Praktik pengobatan tradisional telah digali dan digunakan oleh masyarakat pada abad ke-20
terutama oleh masyarakat di kultur barat. Hingga sekarang semakin banyak konsumen yang
meminta untuk menggunakan atau menambahkan terapi komplementer dalam pen gobatan
yang sedang dijalani. Misalnya saja, peningkatan pendidikan di bidang kesehatan masyarakat
yang terjadi di Amerika secara tidak langsung meningkatkan kesadaran masyarakat akan
tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri. Bahkan, mereka rela untuk meng ubah pola
7
kehidupan sehari-hari. Di sana masyarakat mengambil keputusan beralih ke pengobatan
komplementer dikarenakan adanya kegagalan yang dilakukan oleh pengobatan konvensional,
kemuda han untuk mengakses informasi tentang pengobatan komplementer serta biaya yang
lebih murah dibanding dengan pengobatan konven sional. Selain itu juga pengobatan
komplementer memiliki efek samping yang rendah serta adanya kedekatan kontak psikologi
antara pem beri terapi dengan pasien.
Terapi komplementer ada yang invasif dan non-invasif. Contoh terapi komplementer invasif
adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam
pengobatannya. Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi energy (reiki, chikung, tai chi,
prana, terapi suara), terapi biologis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi
urin, hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki,
rolfing, dan terapi lainnya (Hitchcock et al.,1999).
Jenis terapi komplementer banyak sehingga seorang perawat perlu mengetahui pentingnya
terapi komplementer. Perawat perlu mengetahui terapi komplementer diantaranya untuk
membantu mengkaji riwayat kesehatan dan kondisi klien, menjawab pertanyaan dasar tentang
terapi komplementer dan merujuk klien untuk mendapatkan informasi yang reliabel, memberi
rujukan terapis yang kompeten, ataupun memberi sejumlah terapi komplementer (Snyder &
Lindquis, 2002). Selain itu, perawat juga harus membuka diri untuk perubahan dalam
mencapai tujuan perawatan integratif (Fontaine, 2005).
Relaksasi autogenik
Relaksasi autogenik adalah jenis psychophysiologikal psikoterapi berdasarkan
sugesti yaitu relaksasi yang bersumber dari diri sendiri berupa kata - kata atau
kalimat pendek atau pikiran yang bisa membuat pikiran tentram. Autogenik
8
adalah pengaturan diri atau pembentukan diri sendiri, kata ini juga dapat
berarti tindakan yang dilakukan diri sendiri. Melalui relaksasi autogenik
Seseorang tidak bergantung kepada terapisnya tetapi melalui tehnik sugesti
diri (auto suggestive), seseorang dapat melakukan sendiri perubahan dalam
dirinya sendiri,dan juga dapat mengatur pemunculan emosinya.
1. Meningkatkan gelombang alfa otak
2. Menurunkan frekuensi jantung
3. Menurunkan frekuensi nafas
4. Menurunkan tekanan darah
5. Menurunkan frekuensi nadi
Relaksasi progresif
Terapi relaksasi progresif adalah suatu cara untuk melemaskan ketegangan
otot yang dimulai dari kelompok otot kaki dan paha, kelompok otot
pergelangan tangan, kelompok otot lengan bawah, kelompok otot siku dan
lengan atas, kelompok otot perut, kelompok otot dada, kelompok otot
punggung, kelompok otot bahu, kelompok otot kepala dan leher dan kelompok
otot wajah.
Manfaat dari relaksasi otot progresif ini adalah untuk mengatasi berbagai
macam yaitu:
1. Stress
2. Kecemasan
3. Insomnia
4. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
5. Membangun emosi positif dari emosi negatif
9
BAB III
3.1 Strategi
Sebelum kegiatan dimulai akan diadakan briefing/persiapan bagi setiap pemberi materi untuk
menyamakan persepsi terkait materi penkes yang akan disampaikan sehingga semua peserta
penkes mendapatkan perlakuan yang sama. Tim tidak dibagi-bagi karena akan dilakukan
secara bersama-sama. Strategi awal adalah mengumpulkan peserta dan kemudian langsung
memberikan penkes.
3.3 Keberlanjutan
10
BAB IV
Ketua pelaksana :
Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat akan dilakukan dengan cara memberikan materi dan
mendemonstrasikan mengenai terapi komplementer, dilaksanakan di SMKN 6 MANADO
beralamat di JLN. GUNUNG KERINCI BUMI NYIUR, Bumi Nyiur, Kec. Wanea, Kota
Manado, Sulawesi Utara. Pada hari/tanggal Kamis. 2 Desember 2021, dimulai pada jam
12.00 WITA s/d selesai. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatannya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penyuluhan Kesehatan di SMKN 6 MANADO beralamat di JLN.
GUNUNG KERINCI BUMI NYIUR, Bumi Nyiur, Kec. Wanea, Kota Manado, Sulawesi
Utara.
11
Ilmu Keperawatan)
4 12.25 – 12.40 Sesi 2 : Presentasi Relaksasi Tim
Autogenik
5 12.40 – 12.55 Sesi 3 : Presentasi Relaksasi Otot Tim
Progresif
6 12.55 – 13.05 Sesi 4 : Tanya-Jawab (diskusi) Tim & Peserta
7 13.05 – 13.15 Pembagian snack
8 13.15 – 13.20 Doa penutup (Lasallian Prayer) MC
DAFTAR PUSTAKA
TERAPI KOMPLEMENTER
12
Pokok Bahasa : Terapi Komplementer ( Terapi Autogoneik dan Terapi Progresif)
1. Terapi Komplementer
2. Terapi autogenik
3. Terapi progresif
III. Metode
1. Ceramah
2. Video
3. Peragakan langsung terapi autogenik dan progresif
4. Tanya jawab
IV. Media
1. Laptop
2. LCD
3. Leaflet
13
V. Proses Kegiatan Penyuluhan
3. Penutupan :
1. Tanya -Jawab 1. Menanyakan hal-hal yang
2. Menyimpulkan hasil penyuluhan dirasa belum jelas
3. Memberikan salam penutup dan doa 2. Mendengarkan dengan penuh
penutup peratihan 15 menit
3. Membalas salam
VI. Evaluasi
Dilakukan kegiatan tanya jawab
14
15