Anda di halaman 1dari 6

Legal Opinion

Studi Kasus: Die Hörfunkrechte (Hak Siar Televisi Pertandingan Liga Nasional)

I. Fakta Dalam Berita


Sonora TV (milik Kompas Gramedia) mengoperasikan sebuah stasiun televisi
swasta di kota Jakarta. Jakarta Sports Club (JKT) adalah klub sepak bola yang diakui
secara nasional dan selalu bermain di divisi utama dalam 3 tahun terakhir.
Berdasarkan akta notaris, JKT didirikan sebagai asosiasi nirlaba (semacam Yayasan).
Pertandingan liga nasional Nusantara diselenggarakan atas nama asosiasi liga
(PSSI). Klub-klub olahraga dan perusahaan yang diwakili oleh tim-tim mereka di
liga-liga lisensi adalah anggota asosiasi liga. Asosiasi Liga juga telah mengalihkan
"hak pemasaran dan penyiaran" kepada penyelenggara pertandingan Bundesliga, yang
pada gilirannya telah dialihkan kepada Asosiasi Liga oleh Asosiasi Sepak Bola
Nasional. Asosiasi Liga dan penyelenggara pertandingan Bundesliga telah bersama-
sama menyepakati konsep pemasaran dan eksploitasi secara keseluruhan dengan
penawaran kontrak yang terstandardisasi, termasuk untuk liputan televisi selama
beberapa musim dalam setahun.
Sonora TV secara teratur melaporkan pertandingan kandang tim JKT sebagai
bagian dari berita utama, tetapi juga dalam program-program lain dengan laporan
langsung singkat atau dengan ringkasan pertandingan terkini dari stadion-stadion di
seluruh Indonesia.
Hingga musim lalu, reporter dan karyawan Sonora TV diberikan akses gratis
ke tribun pers, konferensi pers yang diadakan dan apa yang disebut zona campuran di
sela-sela lapangan sepak bola, di mana perwakilan media utama dapat melakukan
wawancara dengan para pemain dan bintang-bintang papan atas lainnya, untuk tujuan
liputan televisi di berita utama.
Namun, untuk musim baru yang akan datang pada bulan April 2024, JKT -
sesuai dengan konsep pemasaran dan eksploitasi secara keseluruhan - menuntut
remunerasi yang berlebihan dalam bentuk uang dari K dan penyiar televisi swasta
lainnya untuk mendapatkan kesempatan pertama untuk melakukan liputan langsung
dari stadion sepak bola JKT. Sonora TV, di sisi lain, terus menuntut akses gratis ke
stadion dari JKT untuk tujuan pelaporan televisi, termasuk untuk musim baru pada
tahun 2024. Untuk membenarkan permintaannya, Sonora TV menggunakan hak yang
dilindungi secara konstitusional untuk melaporkan acara olahraga berdasarkan
Undang-Undang Dasar 1945. Sebaliknya, JKT menolak argumen Sonora dengan
menyatakan bahwa eksploitasi ekonomi dari pertandingan sepak bola melalui
kemungkinan peliputan di televisi merupakan "hak siar televisi" yang untuknya
sejumlah uang dapat dituntut dari Sonora TV. Sonora TV membantah alasan ini dan
menyatakan bahwa tidak ada dasar hukum apapun yang dapat digunakan oleh JKT
untuk menuntut hak tersebut.
II. Fakta Yang Relevan Menurut Hukum
Fakta-fakta yang relevan menurut hukum dalam kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Sonora TV (milik Kompas Gramedia) adalah sebuah stasiun televisi swasta di
Jakarta.
2. Jakarta Sports Club (JKT) adalah klub sepak bola yang diakui secara nasional
dan selalu bermain di divisi utama dalam 3 tahun terakhir.
3. Pertandingan Liga Nasional Nusantara diselenggarakan atas nama asosiasi liga
(PSSI), dan klub-klub olahraga serta perusahaan yang diwakili oleh tim-tim
mereka di liga-liga lisensi adalah anggota asosiasi liga.
4. Asosiasi Liga telah mengalihkan "hak pemasaran dan penyiaran" kepada
penyelenggara pertandingan Bundesliga, yang kemudian dialihkan kepada
Asosiasi Liga oleh Asosiasi Sepak Bola Nasional.
5. Sonora TV secara rutin melaporkan pertandingan kandang tim JKT sebagai
bagian dari berita utama dan program-program lainnya.
6. Hingga musim lalu, reporter dan karyawan Sonora TV diberikan akses gratis
ke tribun pers, konferensi pers, dan zona campuran di sela-sela lapangan sepak
bola untuk melakukan liputan televisi.
7. Untuk musim baru pada bulan April 2024, JKT menuntut remunerasi yang
berlebihan dari Sonora TV dan penyiar televisi swasta lainnya untuk
mendapatkan kesempatan pertama untuk melakukan liputan langsung dari
stadion JKT.
8. Sonora TV menggunakan hak konstitusional untuk melaporkan acara olahraga
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar untuk menuntut akses
gratis ke stadion JKT.
9. JKT mengklaim bahwa eksploitasi ekonomi dari pertandingan sepak bola
melalui peliputan televisi merupakan "hak siar televisi" yang berhak dikenai
biaya oleh Sonora TV.
10. Sonora TV membantah klaim JKT dan menyatakan bahwa tidak ada dasar
hukum yang mendukung tuntutan hak siar televisi tersebut.
III. Isu Hukum
Isu hak siar televisi menjadi pusat perhatian dalam kasus ini karena
melibatkan tuntutan remunerasi yang berlebihan dari Jakarta Sports Club (JKT)
terhadap Sonora TV dan penyiar televisi swasta lainnya untuk mendapatkan
kesempatan pertama dalam meliput langsung pertandingan dari stadion JKT.
Pertanyaan muncul mengenai hak-hak dan kewajiban Sonora TV sebagai stasiun
televisi dalam konteks ini. Dalam konteks ini, perlu dipertimbangkan apakah Sonora
TV memiliki hak untuk meliput pertandingan Liga Nasional dari stadion secara gratis
sebagai bagian dari tugas jurnalistiknya atau apakah mereka harus membayar
remunerasi yang diminta oleh JKT. Isu ini menghadirkan konflik antara kepentingan
komersial klub sepak bola dan hak-hak jurnalis dalam meliput acara olahraga, serta
perlunya menjaga keseimbangan antara kebebasan pers dan kepentingan bisnis.
Isu mengenai pembatasan akses Sonora TV ke stadion Jakarta Sports Club
(JKT) menjadi penting dalam konteks hak liputan media. Meskipun sebelumnya
Sonora TV diberikan akses gratis ke berbagai area di stadion untuk meliput
pertandingan, namun pada musim baru tahun 2024, JKT menolak memberikan akses
tersebut tanpa remunerasi yang berlebihan. Hal ini menimbulkan pertanyaan
mengenai kewenangan JKT untuk membatasi akses media ke stadion dan apakah
Sonora TV memiliki hak untuk meminta akses ke lapangan stadion dengan membayar
tiket masuk reguler sebagai penonton. Isu ini menyoroti konflik antara kepentingan
klub sepak bola dalam mendapatkan pendapatan tambahan dari hak siar televisi dan
kebebasan media untuk meliput acara olahraga secara independen. Perlu
dipertimbangkan bagaimana mempertahankan keseimbangan antara kepentingan
bisnis klub sepak bola dan hak-hak jurnalis untuk menjalankan tugas mereka secara
bebas.
IV. Analisis Isu Hukum
Apakah Sonora TV dapat dan mempunyai dasar hukum untuk menuntut Akses tanpa
bayar untuk meliput Pertandingan Liga Nasional secara Live dari Stadion?
Pasal 2 Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999 menyatakan bahwa
kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat yang didasarkan
pada prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum. Dalam konteks ini,
Sonora TV dapat menuntut akses tanpa bayar untuk meliput Pertandingan Liga
Nasional secara live dari stadion dengan mengacu pada prinsip kemerdekaan pers
yang dijamin oleh undang-undang tersebut. Sebagai salah satu bentuk ekspresi dari
kedaulatan rakyat, kemerdekaan pers memberikan hak kepada media untuk
melaporkan acara olahraga secara independen tanpa campur tangan atau pembatasan
yang tidak sah. Oleh karena itu, Sonora TV dapat berargumen bahwa hak mereka
untuk meliput pertandingan secara live dari stadion merupakan bagian dari tugas
jurnalistik mereka dan dijamin oleh prinsip kemerdekaan pers sebagaimana diatur
dalam Pasal 2 Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999.
Namun, pada kasus di atas pihak JKT meminta adanya remunerasi. Remunerasi
merupakan segala bentuk penghargaan yang diterima oleh karyawan sebagai bentuk imbalan
atas kontribusinya terhadap organisasi. Pengaturan mengenai Remunerasi bersifat fleksibel,
dimana Remunerasi dapat diberikan secara rutin atau sesuai dengan oeriode tertentu.
Komponen Remunerasi mencakup: 1) gaji dasar; 2) tunjangan, seperti tunjangan jabatan,
insentif kinerja, tunjangan biaya hidup, tunjangan hari raya, dll; 3) imbalan lainnya .1
JKT (Jakarta Sports Club) berhak atas remunerasi dari Sonora TV berdasarkan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, khususnya Pasal 9 ayat 3 dan
Pasal 12. Pasal 9 ayat 3 mengatur bahwa setiap orang dilarang melakukan
penggandaan dan/atau penggunaan secara komersial ciptaan tanpa izin pencipta atau
pemegang hak cipta. Dalam konteks ini, pertandingan sepak bola yang diadakan oleh
JKT dapat dianggap sebagai ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta, termasuk citra
dan citra visual yang terkait dengan pertandingan tersebut. Sebagai pemilik hak cipta
atas pertandingan dan citra yang dihasilkannya, JKT memiliki hak untuk menentukan
penggunaan komersial dari ciptaannya, termasuk potret dan citra timnya, seperti yang
diatur dalam Pasal 12.
Pasal 12 secara tegas melarang siapapun untuk menggunakan, menggandakan,
mempublikasikan, mendistribusikan, atau berkomunikasi atas potret secara komersial
tanpa izin tertulis dari subjek potret atau ahli warisnya. Dalam kasus ini, JKT
memiliki hak untuk menentukan bagaimana potret tim sepak bola mereka digunakan
secara komersial. Sebagai pemilik potret tersebut, JKT berhak meminta imbalan dari
Sonora TV atas penggunaan potret tim mereka dalam siaran televisi.
Lebih lanjut, Pasal 23 ayat 5 Undang-Undang Hak Cipta memberikan
kelonggaran bagi setiap orang untuk melakukan penggunaan komersial ciptaan dalam

1
Zulaika, S. (2016). Sistem Remunerasi Berbasis Kinerja dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kecamatan
Sukmajaya Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Jurnal Wahana Bhakti Praja, 6(1), 38.
suatu pertunjukan tanpa izin terlebih dahulu kepada pencipta, dengan syarat
pembayaran imbalan kepada pencipta melalui lembaga manajemen kolektif. Dalam
hal ini, Sonora TV dapat dianggap sebagai pihak yang melakukan penggunaan
komersial ciptaan JKT, yaitu pertandingan sepak bola dan citra timnya, dalam
pertunjukan televisi. Oleh karena itu, sebagai kompensasi atas penggunaan komersial
tersebut, JKT berhak untuk meminta remunerasi dari Sonora TV.
V. Kesimpulan
Dalam kasus ini, Sonora TV tidak memiliki dasar hukum untuk menuntut
akses tanpa bayar untuk meliput Pertandingan Liga Nasional secara live dari stadion
tanpa membayar hak remunerasi kepada JKT. Meskipun prinsip kemerdekaan pers
dijamin oleh Pasal 2 Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999, JKT memiliki hak atas
remunerasi berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
Sebagai pemilik hak cipta atas pertandingan dan citra timnya, JKT memiliki hak
untuk menuntut remunerasi dari Sonora TV atas penggunaan komersial dari
ciptaannya dalam liputan televisi. Oleh karena itu, Sonora TV harus
mempertimbangkan pembayaran hak remunerasi kepada JKT sebagai syarat untuk
mendapatkan akses meliput pertandingan secara live dari stadion.
Dalam hal ini, Sonora TV tidak dapat meminta akses ke lapangan stadion
untuk mewawancarai para pemain dan tokoh penting lainnya hanya dengan membayar
tiket masuk regular sebagai penonton. Pasal 12 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta mengatur bahwa setiap orang dilarang melakukan penggunaan
secara komersial, penggandaan, pengumuman, pendistribusian, dan/atau komunikasi
atas potret yang dibuatnya guna kepentingan reklame atau periklanan secara
komersial tanpa persetujuan tertulis dari orang yang dipotret atau ahli warisnya.
Dalam konteks ini, JKT memiliki hak untuk menentukan penggunaan komersial dari
potret timnya, termasuk penggunaan potret untuk tujuan wawancara dalam liputan
televisi. Oleh karena itu, Sonora TV harus mendapatkan persetujuan tertulis dari JKT
atau ahli warisnya sebelum melakukan wawancara dengan para pemain dan tokoh
penting lainnya di lapangan stadion. Membayar tiket masuk regular sebagai penonton
tidak memberikan hak Sonora TV untuk menggunakan potret tim JKT secara
komersial tanpa persetujuan tertulis yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
Hak Cipta.
VI. Referensi atau Sumber
Undang-Undang (UU) No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
Zulaika, S. (2016). Sistem Remunerasi Berbasis Kinerja dalam Meningkatkan Kinerja
Pegawai di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Jurnal Wahana
Bhakti Praja, 6(1), 38.

Anda mungkin juga menyukai