Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TUHAN YANG MAHA ESA


Dosen Pengampuh : Ida Bagus Putra ManikAryana, S.S., M.Si.

KELOMPOK 01
ROMBEL:08

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. Ni Putu Ayu Kusuma Dewi/2315091015
2. I Made Bagus Suwidya Putra/2316011140
3. I Komang Agus Murdana Yasa/2314101070

MATA KULIAH PANCASILA


UNIVERSITASA PENDIDIKAN GANESHA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Agama Hindu yang membahas mengenai Ketuhanan Yang
Maha Esa. Tidak lupa kita mengucapkan terima kasih atas pihak-pihak yang
berkontribusi dalam menyumbangkan ide dan juga waktu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami juga menyadari bawasannya makalah yang kami buat tentu jauh dari
kata sempurna, baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Maka dari itu, kami
berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna
memperbaiki isi dan penulisan makalah ini. Besar harapan kami agar makalah ini
dapat berguna bagi seluruh pihak pembaca.

Singaraja, 18 Maret 2024

Penulis
DAFTRA ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam agama hindu terdapat sradha yang menjadi pedoman dalam
kehidupan umat hindu,. Sradha berarti keyakinan, keyakinan ini harus dipegang
teguh demi mencapai tujuan kehidupan. Sebagai umat hindu yang menganut
sradha, keberadaan Tuhan harus kita percayai, dan juga percaya terhadap atma
yang selalu ada dan senantiasa mendampingi dan menghidupi kita sebagai
makhluk hidup, serta percaya terhadap adanya hukum karma phala yang berlaku
bagi semua orang baik yang percaya maupun yang tidak percaya. Selain itu,
adanya reinkarnasi dan moksa yang merupakan kondisi jiwa yang tidak terikat
yang harus kita percayai dan kita capai baik di dunia ini maupun moksa setelah
mati.
Jadi, sraddha atau keyakinan dalam umat hindu sangat;ah penting
diwujudkan dalam kehidupan ini khususnya dengan jalan beragama. Akan tetapi
pelaksanaan Sraddha tidak akan cukup jika tanpa dibarengi dengan kebaktian dan
menyerahkan diri sepenuhnya. Oleh karena itu, pelaksanaan sradha yang
dilakukan oleh umat beragama dinilai kurang baik atau kurang sempurna padahal
dengan melakukan perbuatan yang dibekali dengan sraddha seseorang bisa
memperoleh kedamaian dan mendapat apa yang diinginkannya. Hal tersebut
tercantum dalam sloka bhagavad gita (VII.22) yang mengatakan bahwa ”sa taya
shraddhaya yuktas tasyaradhanam ihate labhate ca tatah Kaman mayaiva vihitan
hi tan”. Sloka tersebut memiliki arti bahwa dibekali dengan keyakinan itu, ia
mencari kedamaian dari keyakinan tersebut dan dari sana ia memperoleh
keinginannya, manfaat yang hanya diputuskan oleh-Ku saja. Dari sloka tersebut
dapat kita maknai yaitu, kehidupan yang berpedoman pada sradha (keyakinan)
dan beriman dengan jalan berbakti kepada-Nya maka akan keyakinan seseorang
akan sangat dihargai karena pada hakikatnya dengan berbhakti keinginan
seseorang akan dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sraddha dan Bhakti ?
2. Apa yang dimaksud dengan Brahmavidya ?
3. apa saja usaha dan sarana dalam memuja Tuhan ?
4. Bagaimana pengimplementasian dari pelaksanaan Sraddha dan Bhakti,
Brahmavidya, serta Usaha dan Sarana dalam memuja Tuhan dalam
kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan Sraddha dan Bhakti
2. Dapat menjelaskan Apa yang dimaksud dengan Brahmavidya
3. Dapat memahami usaha dan sarana dalam memuja Tuhan
4. Dapat mengetahui serta memahami pengimplementasian dari pelaksanaan
Sraddha dan Bhakti, Brahmavidya, serta Usaha dan Sarana dalam memuja
Tuhan dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sradda Tattwa
Sraddha merupakan suatu keyakinan yang dimiliki oleh umat Hindu
mengenai tentang tujuan hidupnya sebagai manusia, yang dimana Sraddha adalah
suatu disiplin yang harus dipraktekkan untuk mencapainya. Dalam ajaran agama
khususnya umat Hindu mengenal yang namanya lima dasar keyakinan yang
disebut dengan Panca Sraddha. Panca Sraddha sendiri berasal dari bahasa
sansekerta yang terdiri dari kata “srad”. Lalu diadopsi menjadi Sraddha dalam
bahasa Kawi atau bahasa Jawa Kuno. Sraddha dalam hal ini berarti keyakinan
yang kuat.
Ada 5 sraddha yang menjadi pedoman, motivasi, dan pegangan hidup
dalam menjalani kehidupan dalam ajaran agama Hindu disebut dengan Panca
Sraddha. Adapun kelima bagian Panca Sraddha yang wajib untuk diyakini oleh
umat Hindu, yaitu sebagai berikut;
2.1.1 Widhi Tattwa (Brahman)
Widhi Tattwa (Brahman) adalah keyakinan terhadap keberadaan Tuhan
dengan segala sifat-sifat dan kemahakuasaan-Nya. Tuhan disebut juga Sang
Hyang Widhi Ida Sang Hyang Widhi memiliki salah satu sifat yaitu Mahima yang
berarti maha besar. Selain itu, Tuhan itu hanya tunggal, satu adanya. Hal tersebut
sesuai dengan bait salah satu sloka yang terdapat dalam Weda yang mengatakan
bahwa “Ekam Eva Advityam Brahman” yang berarti Tuhan itu hanya satu, tiada
duanya. Brahman adalah asal dari semua makhluk, dan kepada-Nya pula semua
makhluk kembali sehingga beliau disebut Sang Sangkan Paraning Dumadi.
2.1.2 Atma Tattwa (Atman)
Atman adalah keyakinan terhadap adanya energi terkecil dari Brahman
yang ada di dalam setiap makhluk hidup. Atman menyebabkan semua makhluk
bisa lahir, hidup, berkembang, dan mati. Atman juga merupakan sumber hidup
dari semua makhluk yang ada di Bumi ini.
2.1.3 Karma Pala Tattwa(Karmaphala)
Karmaphala berasal dari bahasa sansekerta dan secara etimologi dibagi
menjadi dua kata yaitu “karma” dan “phala”. “Karma” berarti perbuatan dan
“phala” yang berarti hasil atau buah dari perbuatan. Karmaphala merupakan
keyakinan atau kepercayaan terhadap adanya hukum karma. Hukum Karmaphala
disebut sebagai hukum yang mutlak yang berlaku bagi setiap makhluk dan segala
sesuatu yang ada di dunia ini.
2.1.4 Samsara Tattwa (Punarbhawa)
Samsara Tattwa (Punarbhawa) merupakan keyakinan atau kepercayaan
terhadap adanya kelahiran yang berulang-ulang (reinkarnasi) sesuai dengan karma
wasana. Karma wesana merupakan sisa-sisa perbuatan yang diperbuat selama
masa hidupnya yang melekat pada suksma sarira dan anta karana sarira. Atman
dikatakan bebas dari punarbhawa jika atman tersebut dapat menyatu dengan
Brahman dan tidak lagi mengalami samsara atau kelahiran yang berulang-ulang.
2.1.5 Moksa Tattwa
Moksa adalah keyakinan akan adanya kebahagiaan abadi, bersatunya
Atman dengan Brahman, sehingga terbebas dari pengaruh punarbawa dan hukum
karmaphala.

Anda mungkin juga menyukai