Anda di halaman 1dari 2

NAMA : I Wayan Kostiajuna

NPM : 202110121017
MATA KULIAH : HUKUM DAN KEBUDAYAAN
HARI/TANGGAL : Jumat / 5 JANUARI 2022
WAKTU : 09.40 WITA – 10.30 WITA
SEMESTER :5
RUANGAN : DARING
DOSEN : DR. PUTU SUWANTARA.SH.,M.KN

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN 2022/2023

1. Hubungan antara hukum dan kebudayaan dengan manusia terdiri dari ketiga hal yang saling
berkaitan, mempengaruhi dan memperkaitan satu sama lain. Berikut ini adalah beberapa poin
penting yang menjelaskan hubungan antara hukum, manusia, dan kebudayaan:
➢ Manusia sebagai makhluk sosial: Manusia tidak dapat hidup seorang diri dan
memerlukan bantuan orang lain untuk hidup serta berkembangan. Dalam masyarakat,
hukum mempunyai segi dan bentuk yang sangat banyak, yang mencakup aspek
kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.
➢ Ubi societas ibu ius: Adagium ini menunjukkan bahwa manusia dan hukum terkait erat
dan saling mempengaruhi satu sama lain. Hukum membutuhkan manusia untuk mengatur
tata kehidupan sosial, sementara manusia membutuhkan hukum untuk menjaga ketertiban
dan keadilan.
➢ Hubungan antara hukum dan masyarakat: Hubungan antara hukum dan masyarakat
sangat erat, karena hukum senantiasa dipengaruhi oleh proses interaksi sosial. Semakin
tinggi intensitas interaksi dan hubungan sosial, maka semakin tinggi pula tingkat
penggunaan hukum untuk melancarkan proses interaksi sosial.
➢ Kepadatan hukum: Hukum adalah qonditio sine quanon, syarat mutlak bagi masyarakat.
Hukum di dalamnya terdapat unsur-unsur yang merupakan refleksi dari manusia dan
masyarakat, seperti kemakmuran rakyatnya.
➢ Peran hukum dalam masyarakat: Hukum menjamin adanya kepastian hukum dalam
masyarakat dan harus pula bersendikan yaitu asas-asas keadilan dari masyarakat. Hal ini
diungkapkan dalam adagium "ubi societas ibu ius", yang berarti dimana ada masyarakat
disitu ada hukum.
Secara keseluruhan, hubungan antara hukum dan kebudayaan dengan manusia melibatkan
berbagai aspek yang saling mempengaruhi, memperkaitan, dan mempengaruhi satu sama lain.
Manusia membutuhkan hukum untuk mengatur tata kehidupan sosial dan menjaga ketertiban
dan keadilan, sementara hukum membutuhkan manusia untuk berpartisipasi dalam proses
interaksi sosial dan memperkaitan masyarakat dalam menjaga kehidupan bersama.
2. Hukum merupakan salah satu aspek penting dari kebudayaan suatu masyarakat. Hukum
mencerminkan nilai, kepercayaan, dan norma-norma yang dipegang oleh masyarakat tersebut.
Hukum juga mengatur interaksi antarindividu dan lembaga dalam masyarakat. Sebagai bagian
dari kebudayaan, hukum turut membentuk identitas dan pola perilaku suatu masyarakat.
Selain itu, hukum juga memengaruhi perkembangan sosial, ekonomi, dan politik dalam suatu
kebudayaan.
3. Pengaturan bentuk dan unsur kebudayaan adalah bagian dari kebudayaan itu sendiri.
Kebudayaan merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Terdapat 7 unsur kebudayaan yang dianggap
sebagai cultural universal, yaitu bahasa, sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan atau
organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan
kesenian. Selain itu, terdapat tiga wujud kebudayaan menurut J.J. Hoenigman, yakni ide,
aktivitas, dan benda-benda karya manusia. Pengaturan bentuk dan unsur kebudayaan ini dapat
berupa aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan yang diterima atau
ditolak, yang dilarang dan diijinkan.
4. Rekayasa sosial (social engineering) adalah suatu upaya dalam rangka transformasi sosial
dengan menggunakan berbagai alat, termasuk hukum. Fungsi hukum sebagai alat rekayasa
sosial adalah sebagai sarana pembangunan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan
mengendalikan ketertiban sosial. Namun, penggunaan hukum sebagai alat rekayasa sosial
harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merugikan sebagian besar warga masyarakat
lainnya. Dalam menghadapi pandemi COVID-19, konsep "law as a tool of social engineering"
sangat diperlukan agar dapat mengubah perilaku masyarakat dan meminimalisir dampak
pandemi.
5. Fungsi integrasi dan fungsi identitas kebudayaan terhadap hukum adalah penting dalam
menjaga keberlangsungan hukum dan kebudayaan di Indonesia. Integrasi kebudayaan adalah
penyesuaian antara setiap unsur kebudayaan yang berbeda, sehingga bisa mencapai suatu
kesamaan fungsi yang ada di dalam kehidupan masyarakat. Fungsi identitas dan integratif
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Dalam pada itu kemajemukan bangsa pertama-
tama tampak dalam keanekaragaman suku bangsa dan keturunan dan yang masing-masing
memiliki latar belakang kebudayaan setempat yang bermacam-macam. Integrasi hukum
positif dengan budaya daerah adalah kebutuhan dalam praktikal maupun teoritikal. Integrasi
dan identitas kebudayaan dapat membantu menjaga kelestarian nasional dan menghindari
konflik yang disebabkan karena tidak ada perilaku saling menghargai. Sebagai contoh,
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengandung nilai-nilai kebudayaan yang menjadi
identitas bangsa Indonesia dan diintegrasikan ke dalam hukum positif Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai