Anda di halaman 1dari 5

1. a.

ARTISTIK
Artistik adalah suatu unsur nilai keindahan yang melekat pada sebuah karya seni hasil cipta kemahiran
seseorang atau sebuah tim. Penciptaan karya seni yang memiliki nilai artistik sangat tergantung kepada
pengalaman artistik penciptanya (Widhiya Wisnuwardhana, 2019). Sedangkan Dalam KBBI artistik/ar·tis·tik/ a
berarti mempunyai nilai seni; bersifat seni; mempunyai bakat dalam kesenian; mempunyai rasa seni. Pada
fungsinya, artistik hanya digunakan sebagai seni yang hasilnya hanya untuk dinikmati oleh seniman itu sendiri
beserta komunitas. Bukan hal yang bersifat komersial atau diperjualbelikan.
b. ESTETIK
Secara etimologis kata nilai estetika pada dasarnya tersusun atas dua suku kata. Estetika berasal dari kata
Yunani yaitu aistetika dan aesthesis. Aistetika artinya hal-hal yang bisa diserap oleh panca indra, sedangkan
aesthesis yaitu penyerapan panca indra atau sense perception.
● Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai
estetis. Ada beberapa aliran dalam filsafat nilai, yaitu:
1. Aliran objektifisme, mengatakan bahwa nilai itu terletak pada objek itu sendiri, sama sekali lepas atau
tidak tergantung dari keinginan subjek atau kesukaan manusia. Nilai itu sudah ada sebelum orang itu
menilai.Jadi nilai itu adanya absolut. (Parmono, 1991:9).
2. Aliran subjektifisme, mengatakan bahwa nilai sama sekali tergantung atau ditentukan oleh subjek.
Edmund Burke mengatakan bahwa keindahan ditentukan oleh selera.Suatu objek baru bernilai apabila
diinginkan atau didambakan oleh subjek. Subjeklah yang memasukkan nilai ke dalam objek, sehingga
objek itu bernilai (Parmono, 1991:10). Subjektifisme memfokuskan pada peranan dan pengaruh subjek
semata.
3. Aliran ketiga adalah aliran yang berprinsip bahwa nilai itu tidak semata-mata terletak pada objek dan
juga tidak terletak pada subjek, artinya hanya kepunyaan dunia batin. Salah seorang tokoh aliran ini,
George Santayana mengatakan keindahan tidak hanya mempunyai nilai, tetapi juga dinikmati oleh
yang melihatnya. Nilai itu merupakan hasil interaksi antara subjek dan objeknya.
4. Aliran Pragmatisme,Sesuatu itu bernilai apabila dapat memberikan manfaat atau kegunaan, misalnya
lembu. Bagi seorang petani lembu mempunyai fungsi sebagai teman bekerja mengerjakan sawah dan
ladangnya. Bagi seorang pedagang, lembu merupakan aset dalam bidang ekonomi. Dan bagi umat
beragama Hindu, lembu menjadi binatang kendaraan dewa Wisnu yang dikeramatkan.
5. Aliran Esensi, sesuatu dikatakan indah, karena hal itu sendiri. Bunga mawar itu indah karena memang
di dalam bendanya itu sendiri mempunyai sifat indah.
● Pengertian Nilai Estetika Menurut Para Ahli
Adapun untuk definisi nilai estetika menurut para ahli, diantaranya
1. Aristoteles, Nilai estetika adalah seni yang bisa memberikan dampak baik melalui ilmu pengetahuan
sehingga dapat diaplikasikannya dan tidak kalah dengan ilmu eksak lain.
2. Agustinus, Nilai estetika adalah suatu hal yang berupa keindahan dengan adanya kesatuan objek atau
unsur seni lain yang sesuai dengan prinsip-prinsip seni serta mengetahui porsinya masing-masing.
3. Earl of Shaftesbury, Nilai estetika adalah keindahan yang diperoleh dari ide murni abadi sehingga bisa
menciptakan suatu hal yang luar biasa, tanpa harus ada campur tangan dari kepentingan pribadi
(selera) karena dengan hal tersebut dapat merusak keindahan murni itu sendiri.
4. Hutcheson, Nilai estetika adalah keindahan yang sifatnya tunggal yaitu kemurnian, serta mempercayai
bahwa manusia dapat menciptakan keindahan tersebut karena dalam diri mereka terdapat
kemampuan dasar yang sifatnya eksternal maupun internal.
● Tanggapan seseorang terhadap benda yang bernilai estetis adalah pengalaman estetis. Ada tiga pengertian
yang dapat dirangkum dari para ahli, diantaranya:
1. Pengalaman estetis terjadi karena adanya penyeimbangan antara dorongan-dorongan hati dalam
menikmati karya seni.
2. Pengalaman estetis adalah suatu keselarasan dinamis dari perenungan yang menyenangkan,
menimbulkan perasaan-perasaan seimbang dan tenang terhadap karya seni yang diamatinya atau
terhadap suatu objek yang dihayatinya,sehingga tidak merasa ada dirinya sendiri. Pengalaman estetis
jenis ini berhubungan dengan pengalaman mistis.
3. Pengalaman estetis adalah suatu pengalaman yang utuh dalam dirinya sendiri tanpa berhubungan
dengan sesuatu diluar dirinya, bersifat tidak berkepentingan (disinterested) dari pengamatan yang
bersangkutan. Pengalaman tersebut adalah pencerapan itu sendiri dan merupakan nilai intrinsik.
2. a. ROMANTISME
○ Romantisme adalah gaya atau aliran seni yang menitikberatkan pada curahan perasaan, reaksi
emosional terhadap fenomena alam, dan penolakan terhadap realisme. Dalam seni lukis gerakan ini
menghasilkan kebebasan baru dalam menata komposisi, melahirkan citra goresan kuas terbuka,
pembaharuan dan tingkatan warna yang lembut. Tokoh romantik yang terkenal dari Perancis adalah
Theodore Gericault (1791-1924) dan Eugene Delacroix (1798-1863).Mereka senatiasa melukiskan
kejadian-kejadian yang dahsyat, kegemilangan sejarah serta peristiwa yang sangat menggugah
perasaan.

(PERBURUAN BANTENG/RADEN SALEH, 1855))

(WANDERER ABOVE THE SEA FOG/CASPER DAVID F, 1818)


b. DADAISME
● Aliran ini lahir di Jerman pada tahun 1916, dengan maksud sebagai reaksi atas kekejaman perang
dunia pertama yang berakibat keputusasaan pada seniman-seniman Jerman, khususnya dan
kemudian menjalar ke Perancis, bahkan sampai ke Amerika.Aliran ini mengetengahkan lukisan yang
bersifat kekanak-kanakan.Kadang- kadang lucu dan menggelikan, bombastis, naif, tetapi mengandung
keindahan kanak- kanak yang murni.Pelopor aliran ini adalah Picasso.

(CUT WITH THE KITCHEN KNIFE DADA THROUGH THE LAST WEIMAR BEER BELLY CULTURAL
EPOCH OF GERMANY/HANNA HOCH, 1919)
(LHOOQ/MARCHEL DUCHAMP’S, 1919)
c. POP ART
● Seni pop adalah bentuk seni yang menggunakan sesuatu yang populer, baik tema maupun konsep
yang digunakan dalam karyanya. Seperti yang dikatakan Prawira (2016, hlm. 149): “Pop art adalah
Seni rakyat, atau seni yang menggunakan item populer sebagai tema, dan terkait dengan gambar
material di lingkungan sehari-hari. Aliran pop art pertama kali diperkenalkan oleh Lawrence Alloway the
man Lahir di Inggris, dia adalah seorang kurator di N.Y. Museum. Ia menjelaskan bahwa kata pop
digunakan untuk mengekspresikan dalam arti luas yaitu sikap seniman kembali ke budaya massa.

(CRYING GIRL/ROY LICHTENSTEIN, 1963)

(POP SHOP 1, KEITH HARING, 1987)


d. GSRB
● Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia (GSBR) adalah sebuah gerakan yang muncul dari sebuah
keinginan untuk bereksperimen di dunia seni rupa dengan lebih bebas tanpa ikatan baku. Gerakan ini
muncul pada Agustus 1975, delapan bulan setelah Peristiwa Desember Hitam. Hampir semua
pendukung gerakan ini adalah para aktivis mahasiswa dari Yogyakarta dan Bandung. Mereka adalah
Anyool Subroto, Bachtiar Zainoel, Pandu Sudewo, Nanik Mirna, Jim Supangkat, B Munny Ardhy, Hardi,
Ris Purnama, Siti Adiati, Muryotohartoyo dan Harsono. Gerakan Seni Rupa Baru bubar pada tahun
1979. Idealisme gerakan ini dilanjutkan kembali dengan dibantu oleh para pendukung baru. Konsep
pemikirannya disempurnakan kembali dengan manifesto Seni Rupa Baru 1987.
KP Hardi Danuwijoyo
Presiden RI 2001
1979, Cetak saring 25 edisi dipamerkan di TIM

KP Hardi Danuwijoyo
Presiden RI 2001
1979, Cetak saring 25 edisi dipamerkan di TIM
3.

● Penangkapan Pangeran Diponegoro adalah sebuah lukisan 1857 karya Raden Saleh, yang
menggambarkan ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock
pada 28 Maret 1830.
● Seniman: Raden Saleh
● Subjek: Diponegoro
● Lokasi: Museum Kepresidenan, Yogyakarta, Indonesia
● Media: Cat minyak
● Dibuat: 1857
● Genre: Lukisan sejarah, Romantisme
● Ukuran: 112 cm × 178 cm (44 in × 70 in)
● Alasan memilih lukisan tersebut karena lukisan ini cukup kontroversial pada masanya dikarenakan
mirip dengan lukisan salah satu seniman Belanda yaitu Pieneman, namun dalam versi yang berbeda.
Jika Pada lukisan Pieneman dibuat pada tahun 1830 dengan judul Penyerahan “Pangeran
Diponegoro”, sedangkan lukisan Raden Saleh berjudul “Penangkapan Diponegoro”. Dengan jiwa
nasionalismenya ia percaya bahwa apa yang dilukiskan oleh Pieneman tidak sepenuhnya benar dan
cukup tergambar dari pandangan Pangeran Diponegoro yang tidak tunduk saat ditangkap. Lukisan
romantisme ini dilukiskan dengan baik dengan terfokus kepada satu pandangan, serta penggambaran
ekspresi yang sedih mampu menghidupkan suasana sedih. Lukisan ini juga sudah sudah
dimuseumkan di GNI.
DAFTAR PUSAKA
https://sipadu.isi-ska.ac.id/sidos/rpp/20171/rpp_98877.pdf
https://kbbi.web.id/artistik
https://fib.ui.ac.id/2019/11/kuliah-umum-artistika-dan-estetika-dalam-kompleksitas-dinamika-kehidupan-oleh-widhiya-w
isnuwardhana/
https://id.wikipedia.org/wiki/Penangkapan_Pangeran_Diponegoro
Hidayatullah, Riyan. Dkk. 2016. Estetika Seni. Yogyakarta: Arttex
Sumardjo, Jacob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB

Nama: Selva Aleyda Ashwad


Mata Kuliah: Tinjauan Seni
Kelas: A
NIM:225110900111014

Anda mungkin juga menyukai