Anda di halaman 1dari 41

Sejarah Seni Rupa India

Prasejarah
Periodisasi Seni Prasejarah India umumnya serupa dengan Prasejarah di wilayah lain,
yaitu: Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum, Jaman logam.

Peninggalan yang terutama adalah Rock Painting dan Cave


Painting yang ditemukan di wilayah Bhimbetaka, Madya Pradesh.
Peradaban Lembah Indus
• Peradaban kota Harappa dan Mohenjo Daro di
lembah Sungai Indus (sekarang Pakistan).

• Suburnya wilayah tersebut mendukung perkembangan


kebudayaannya. Tata kota sudah maju.

• Suku bangsa yang mendiami wilayah ini dikenal


sebagai suku bangsa Dravida, yang konon berasal dari
wilayah Mesopotamia.

• Kelak bangsa Dravida terdesak oleh bangsa Arya, dari


daerah sekitar Persia, yang kemudian menguasai
wilayah ini dan membawa kebudayaan Veda. Bangsa
Dravida kemudian bermigrasi ke India Selatan.
Harappa dan
Mohenjo Daro

Secara bertahap mengembangkan cara hidup hingga


mencapai Mesir.
Menggunakan teknologi perunggu dan tembaga serta
mendirikan bangunan bertingkat yang terbuat dari batu bata
yang dibakar di sepanjang jalan selebar 40 kaki.
Juga dikembangkan pada sistem drainase yang efisien dan
mengembangkan bahasa tertulis berdasarkan piktogram, atau
simbol gambar.
Bercocok tanam biji-bijian dan sayur-sayuran tetapi yang lain
mencari nafkah dengan berdagang tembikar, patung
perunggu dan batu, dan kapas
Tembikar Harappa Segel Mohenjo Daro Patung raja /dewa Mohenjo Dar

Ditemukan materai berpiktograf yang digunakan baik sebagai


tanda dalam dokumen ataupun properti dari para pedagang.
Kebanyakan melukiskan hewan maupun dewa-dewa dan
tumbuhan yang dianggap suci dengan gaya yang naturalistik.
Periode Veda
Pada masa ini kehidupan aristokrasi dan militer mulai bertumbuh. Suku-suku bangsa yang semula
masih hidup nomaden menemukan tempat menetap dan mulai mengembangkan kemasyarakatannya.

Pada masa ini ajaran filsafat Hindu mulai berkembang (sekitar 1500 SM), dan seni kesusasteraan
memegang peranan penting. Kitab-kitab seperti Veda, Upanisad, Mahabaratha merupakan beberapa
hasilnya. Kehidupan masa ini dipengaruhi ajaran para pendeta dan aturan para bangsawan. Rakyat
mulai menyadari perbedaan kelas yang ditentukan dalam pembagian kasta.

Pada masa ini hampir tidak ditemukan patung ataupun lukisan dewa karena anggapan bahwa sifat
dan keberadaan dewa yang dipuja tidak mungkin diwujudkan dalam bentuk ataupun gambar.
Kebudayaan Maurya
Sampai Pada abad ke-4 SM India diperintah oleh keluarga Maurya
dan Raja Asoka dan dia sangat dipengaruhi oleh agama Buddha.

Diantara kerajaan-kerajaan yang berkuasa, terdapat dinasti yang


menonjol, yaitu Maurya, yang telah bertahta sejak 600 SM. Namun
demikian sejarah keseniannya baru muncul sekitar 300 SM.

Menandai awal dari Hinduisme.

Setelah masa Veda, timbul keinginan untuk menggambarkan ‘yang


dipuja’ dalam bentuk nyata. Ide ini dapat diwujudkan pada masa
perkembangan agama Buddha (540 SM).
Pada sekitar 600 SM terdapat budaya-budaya yang
berpengaruh di India karena faktor politis, antara lain:
Kebudayaan Hindu, yang berkembang dari ajaran
Hinduisme suku bangsa Arya yang awalnya nomaden.

Kebudayaan Parsi. Ekspansi yang dipimpin Raja Cyrus dan


Darius I (600SM) membawa pengaruh Persia dapat dilihat
dari istana Pataliputra yang diinspirasi istana di Persepolis.
Begitu pula dengan tugu dan tiang yang dipengaruhi oleh
bentuk tiang di Persepolis.

Kebudayaan Yunani. Ekspansi yang dipimpin Alexander The


Great (350SM) membawa budaya Helenisme dan memberi
pengaruh penting pada seni patung dan relief India
Dari kiri ke kanan:
Tugu Dharma
Bull Capital, Rampurva
Lion Capital, Sarnath

Peninggalan penting dari raja Asoka adalah:


Tugu Dharma (250 SM), yang pada dinding tiang monolith-nya terukir
ajaran agama Budha. Ia mendirikan sekitar 30 tiang lebih.

Pada mahkota tiang biasanya terdapat patung hewan (singa atau lembu) yang
duduk di atas suatu ornamen bunga lotus ataupun daun. Bagian datar di antara
patung binatang dan bunga disebut Abacus
Stupa (Dagoba), yang merupakan bangunan
penyimpan benda suci Buddha yang kemudian
menjadi tempat pemujaan terhadap Buddha. Stupa
peninggalan masa ini antara lain Stupa Sanchi dan
Stupa Barhut.

Terdiri dari bagian:


• Dasar berbentuk lingkaran, badan stupa (anda)
berbentuk setengah bola dan mahkota bebentuk
payung (chattra) atau tongkat yang dialasi
Harmika.
• Di sekeliling stupa terdapat pagar (vedika) dan
memiliki gerbang (torana). Terdapat pula jalan
perarakan mengelilingi stupa (pradaksinaptha)
Yakhsa dan Yakhsi merupakan arca yang menggambarkan dewa dan dewi kesuburan.
Biasanya berukuran kecil dan bentuknya mendekati naturalistik, sebagai bentuk
pengaruh Hellenisme, walau terlalu menyolok.

Arca Yakhsa, umumnya menggambarkan Dewa Kuwera


Arca Yakhsi yang digambarkan menyentuh tanaman
sehingga tanaman yang disentuh menjadi subur
Caitya Graha merupakan kuil gua yang dibangun dengan
melubangi suatu bukit karang.
Bangunan ini merupakan perkembangan dari bangunan stupa.
Biasanya bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan
ujung yang membentuk setengah lingkaran. Pada bagian
tersebut terdapat stupa. Atap bangunan berbentuk barrel
vault.
Kuil semacam ini mulai dibangun sejak pemerintahan raja
Ashoka.
Yang merupakan peninggalan raja Ashoka antara lain kuil
Lomas Rishi di pegunungan Barabar.
Vihara yang merupakan perkembangan dari Caitya Graha
merupakan tempat tinggal rahib untuk menjalankan
kebaktian agama. Vihara mengandung makna lingkungan
biara, tempat komunitas rahib tinggal.

Bangunan ini biasanya menyatu dengan kuil Buddha (Caitya


Graha). Denah vihara biasanya berbentuk segi empat dengan
taman terbuka di tengah yang dikelilingi bilik-bilik pada
ketiga sisinya. Serupa dengan Caitya Graha, Vihara juga
sering kali dibuat dengan mengeruk bukit karang.

Dalam perkembangannya Vihara dihiasi patung-patung dan


juga difungsikan sebagai tempat pemujaan Buddha.
Kebudayaan Gandhara
Pada masa pemerintahan Dinasti Kushana, Gandhara, yang
sekarang merupakan wilayah Peshawar, Pakistan, menjadi pusat
seni Buddha, dan melahirkan suatu gaya seni yang khas. Masa ini
merupakan masa keemasan seni Gandhara.

Pada masa ini pula agama Buddha bersama seni Gandhara


menyebar luas ke wilayah Cina, dan wilayah dunia lainnya.

Pada awal perkembangan budaya ini, terjadi pergolakan politik di


India. Dengan runtuhnya Dinasti Maurya, berdirilah kekuasaan-
kekuasaan, seperti Graeco-Bactria, Kushana, Skithia dan Parthia.
Faktor yang mempercepat perkembangan budaya ini adalah penyebaran
agama Buddha yang sangat pesat.

Perkembangan seni Gandhara kelak memberi pengaruh kepada seni di daerah


Afganistan, Kashmir, serta Turki dan Asia Timur (Cina, Jepang, Korea). Bahkan
menyebar luas hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Peninggalan seni Gandhara kebanyakan berupa arca Buddha.


Stupa Gandhara
Berbeda dengan stupa Maurya, stupa Gandhara
alasnya bertingkat dan seperti disisipkan pada
tubuh stupa (anda).
Kelak bentuk bersusun seperti ini diterapkan pada
pagoda.
Di tempat-tempat perkembangan agama Buddha
lainnya stupa mengambil bentuk yang bervariasi.
Kebudayaan Gandhara-Mathura
Kota Mathura yang strategis terletak di jalan penghubung
antara Punjab, Gandhara, Afganistan, dan Asia Tengah.

Di kota ini unsur seni Hellenis bertemu dengan budaya lokal


daerah-daerah di india.

Pada kekuasaan Dinasti Kushana pengaruh seni Gandhara


sangat berpengaruh di Mathura.

Mathura juga merupakan tempat berkembangnya berbagai


aliran agama seperti Buddhisme, Hinduisme, Jainisme, yang
juga menghasilkan perkembangan seni budaya sesuai aliran-
aliran tersebut.
Sayangnya arsitektur Mathura tidak banyak
meninggalkan bekas. Deskripsinya hanya dapat
dilihat pada relief-relief candi ataupun model
kecilnya. Sering menggunakan material batu bata
merah.

Stupa Mathura umumnya lebih tinggi dari stupa Pra


Gandhara (Maurya), dan bagian tubuh stupa (anda)
bentuknya menyerupai lonceng. Alas stupa sangat
tinggi dan bertingkat dua, masing-masing biasanya
diberi railling (vedika).
Patung Buddha sikap duduk |
gaya Mathura | 100M

Patung penguasa |
gaya awal Mathura | 100M

Seni patung Mathura umumnya masih sangat dipengaruhi oleh seni Gandhara.
Namun demikian gaya lokal Mathura yang cenderung kaku masih tampak.
Bentuk-bentuk yang masih kaku cenderung dibuat lebih luwes.
Gandhara-Amarawati Stupa Amarawati
dalam relief
Amarawati merupakan perkembangan dari
pengaruh Gandhara dan Mathura.
Stupa masih berbentuk lonceng. Umumnya
dilengkapi dengan relief yang rumit.

Rekonstrukis Stupa
Amarawati
Kepala Buddha Amarawati Relief Amaravati Stupa

Penggambaran figur biasanya sangat dinamis, hidup dan cenderung rumit.


Memperlihatkan ketrampilan tingkat tinggi dari senimannya.
Kebudayaan Gupta
Masa kekuasaan Dinasti Gupta merupakan masa kejayaan
kebudayaan dan kesenian. Jaman ini sering disebut sebagai
masa Klasik Seni India.

Seni Gupta merupakan puncak pencapaian seni patung dan


lukis India. Pada akhir masa ini pengaruh seni tersebut telah
berkembang di seluruh India dan AsiaTenggara.

Kesenian berkembang menuju cita rasa tinggi dan rasa


estetika yang mendalam. Merupakan kombinasi ideal antara
keindahan dan nilai-nilai luhur.

The First Sermon|Gupta Style|


Kesenian Gupta pada dasarnya kelanjutan dari seni
sebelumnya yang telah mengalami kematangan
eksplorasi.
Pada seni patung menyelaraskan bentuk, irama
dan menghasilkan image yang lebih tenang dan
meditatif. Detail yang dihasilkan juga makin halus.
Karya patung, relief dan lukisan fresco banyak
ditemukan di kuil gua Ajanta, Ellora, Elephanta dan
Mamallapuram

Bodhisattva Torso|500M Standing Buddha


Flying Apsara playing cymbals Bodhisatwa dengan lotus di tangan
Pada periode akhir Gupta muncul pusat-pusat seni yang bersifat lokal.
Dalam perkembangan yang baru seni-seni lokal ini terbagi menjadi kelompok-kelompok, yaitu:

Nagara > India Utara Dravida > India Selatan


Kandariya Mahadeva Temple, Khajuraho, India Utara
Shiva | Chola Period 1000 M Shiva as King of Dance
Patung ornamen |Kuil Chennakesava , Belur|patung Hoysala
Kebudayaan Mughal
Beberapa karakteristik dari perkembangan arsitektur Islam di India:

• Menggunakan material setempat yang tersedia, misalnya: pasir, granit, marmer,


teracotta. Penggunaan material seperti ini memberikan corak baru pada
perkembangan arsitektur India.

• Gaya bangunan dipengaruhi oleh arsitektur Parsi, dengan kubah dan ragam
pelengkung (arch). Pengaruh Parsi sangat kuat dirasa terutama pada masa
Moghul. Sebelumnya pengaruh Turki sempat berkembang, terutama pada teknik
hias stalaktit pada plafon dan penggunaan hiasan marmer berwarna.

• Beragam ornamen setempat memberi kekayaan pada perkembangan arsitektur


tersebut. Adakalanya pengaruh arsitektur Hindu atau Buddha berpadu dengan
arsitektur Islam Parsi, misalnya pada atap yang bertumpuk.

• Peninggalan arsitektur umumnya berupa masjid dan makam.


Kebudayaan Mughal
Peninggalan lain yang paling menonjol dari kebudayaan Mughal antara lain adalah: beragam
kerajinan, seperti tekstil dan logam.
Selain itu berkembang pula seni Miniatur dan Kaligrafi. Seni miniatur merupakan perkembangan
dari seni iluminasi dan ilustrasi. Sebenarnya seni hias teks ini juga erat kaitannya dengan
perkembangan seni lukis. Seni budaya Parsi memberikan pengaruh yang kuat pada
perkembangan seni Miniatur.
Di India sebelum perkembangan Islam telah mengenal seni lukis yang berkaitan dengan agama,
misalnya lukisan di Gua Ajanta, lukisan pada manuskrip Jain di daun lontar. Lukisan tersebut
umumnya masih terbatas baik dari segi detail, dekorasi, warna. Pada masa Mughal baru terdapat
perkembangan seni miniatur, dengan pengaruh kuat dari seni Parsi dan Hindu.
Subodh Gupta
Spills, 2007
Subodh Gupta,
Very Hungry God, 2006

Anda mungkin juga menyukai