Memberikan suara, kini diam tanpa beralasan Kini hilang semua harapan tanpa mememberikan Suatu kesan. Kebingungan dunia hampa akan ilmu Tanpamu dunia penuh kebodohan, Tanpamu dunia tak tahu apa itu ilmu Tanpamu ku hanyalah debu yang yang terbang tak berarah Tersapu angin tak tentu arah. Kau tahu potensiku Dan berusaha membantuku berkembang Mendorongku keluar dari zona nyaman Menuju jalan kesuksesan yang lebih besar. Terkadang bibirmu bergetar hebat Menangis karena ketidaktahuanku yang lambat Meski kata-katamu lelah membimbingku Keputusanmu tidak goyah. Ku diarahkan olehmu Dari kegelapan menuju cahaya Dari kebodohan menuju kebijaksanaan, Dari ketakutan menuju keberanian, Dari keputusan menuju harapan. Bukan ajaran basa-basi yang kau beri Tetapi sikap kritis yang kau hadirkan disini Meski kerikip caci maki sering kau temui Kau tak pernah berhenti meski lagi dan lagi. Kau rela menanggung tusukan jarum tajam Dari sang benangnya yang tak bisa menyatu Karena sempitnya pikiran bangsa. Oh Guru ku….. Hadirmu adalah sebuah berkat Meski kau tak ingin disebut pahlawan Tapi kaulah agen pengukir peradapan. Guru….. Aku mencintaimu dengan sederhana Dengan kata-kata isyarat penuh makna Gurutan pengorbananmu membekas pada jiwaku Hanya doa yang tulus dan semangat negeri Sebagai balasanmu Terima kasih atas pengapdianmu.